NIM : 151734006
Prodi : D4 – Teknik Konservasi Energi
Tugas : Audit Energi
TRANSFORMATOR
Objek : Transformator 1 Fasa Step - Down
1. TEKNOLOGI
Transformator atau trafo merupakan alat yang dipakai untuk mengubah tegangan AC
dari suatu sumber menjadi suatu harga yang diinginkan. Trafo dirancang untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak balik. Trafo terdiri atas dua kumparan kawat berpenyekat, yang
disebut kumparan primer dan kumparan sekunder, dililitkan mengelilingi teras besi yang sama.
Kumparan primer adalah kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan,
sedangkan kumparan sekunder adalah kumparan yang dihubungkan dengan beban. Daya akan
mengalir dari sisi primer ke sisi sekunder dengan prinsip induksi elektromagnetik.
Transformator step-down adalah transformator yang berfungsi sebagai penurun
tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada gardu induk sebagai penurun tegangan dari
system transmisi jarak jauh yang biasanya memiliki tegangan yang tinggi. Penggunaan
transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan
ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam
pengiriman daya jarak jauh. Ciri dari transformer ini adalah lilitan sekunder lebih sedikit
daripada lilitan primernya.
2. PRINSIP KERJA
Skema prinsip kerja :
Tegangan Input sisi Ada arus di belitan Ada fluksi di inti besi
Primer (AC) primer (AC) beban primer
Keterangan :
E = Gaya gerak listrik (Volt)
N = Jumlah lilitan
dφ
= Perubahan fluks magnet (Weber/detik)
𝑑𝑡
Rugi Panas
4. DATA
Jika kita masukan persamaan 1.4 ke persamaan 1.3 maka akan didapatkan :
Pi = (Ke x f + Kh x f2 )x ((5,024 x 10−4 x I1’ ) / d)2…………....................(Persamaan 1.5)
(Ke x f + Kh x f^2 ) 𝑥 (5,024 𝑥 10−4 )^2
Atau Pi = x (I1’) 2
𝑑^2
Sehingga dapat dilihat bahwa hubungan rugi inti besi dengan arus sekunder adalah
kuadratik.
Atau dapat dituliskan bahwa pengaruh rugi inti besi (Pi) terhadap arus sekunder adalah :
Pi x 𝑑^2
I1’ = ( )0.5
(Ke x f + Kh x f^2 ) 𝑥 (5,024 𝑥 10−4 )^2
Pi x 𝑑^2
=(
(Ke + Kh x 50 ) 𝑥 50 𝑥 (5,024 𝑥 10−4 )^2
)0.5
Pi x 𝑑^2
=(
(Ke + Kh x 50 ) 𝑥 2,51 𝑥 10^−6
)0.5
Atau, dapat ditulis pengaruh rugi inti besi terhadap arus sekunder adalah :
I1’ ≈ √𝐾𝑖 x I1
Lalu didapat persamaannya adalah I1 = (I1 – I1’) = (I1 - √𝐾𝑖 x I1) = I1 x (1 - √𝐾𝑖 )
I1 = I1 x (1 - √𝐾𝑖 ) ………………………………...…………....................(Persamaan 1.6)
Dimana,
Pi x 𝑑^2
Ki = Konstanta rugi inti besi = ( )
(Ke + Kh x 50 ) 𝑥 2,51 𝑥 10^−6
Dimana :
ρ = Resisitivitas (Ωm) L = Panjang kawat (m)
A = Luas penampang kawat (m2)
Lalu dapat diketahui bahwa ρ = f (suhu) , L = f (suhu) , dan A = f (suhu)
Dimana :
ρ = ρ o + δρo(T-To) ……………………………………………………….(Persamaan 1.10)
L = Lo + αLo(T-To) …………………………………………………….....(Persamaan 1.11)
A = Ao + βAo(T-To) = Ao + 2αAo(T-To) …………………..……………..(Persamaan 1.12)
Ket :
δ = koefisien resitivitas α = koefisien muai panjang
β = 2α = koefisien muai luas
Karena fluksi di primer dan sekunder terhubung oleh inti besi yang sama maka Φ2 = Φ1,
dan nilai fluksi dapat dicari disisi primer Φ2 = Φ1 = β1 x A1
Sehingga sesuai dengan persamaan 1.4, maka
2,512 x 10−4 x I2x A2
Φ2 = =
𝑑
Persamaan tersebut dimasukan pada persamaan 2.6 sehingga didapat :
A2
E2 = 15,775 x I2 x …………………….............…………………….......(Persamaan 2.8)
𝑑
Kita masukan persamaan 2.8 ke persamaan 2.2 Sehingga didapatkan persamaan tegangan
sisi sekunder setelah pengaruh faktor-faktor adalah :
A2
V2 = [15,775 x I2 x ] – [I2 x {Ro + α’Ro(T-To)}] ……..............................(Persamaan 2.9)
𝑑
Jika dimasukan pada persamaan 1.1 , 1.2 dan 1.5 maka akan didapatkan perhitungan
15,775 x I2 x A2 15,775 x A2
Φ2’ = Φ1 – ΦL = ( 𝑑
) - (PN2)I2 = I2 x [ ( ) – (PN1)]
𝑑
15,775 x A2
Lalu karena Φ2’ = I2’ x ( 𝑑
) , maka :
Φ2’ = Φ2 – ΦL
15,775 x A2 15,775 x A2
I2’x (
𝑑
) = I2 x [ ( ) – (PN2)]
𝑑
15,775 x A2 15,775 x A2
Sehingga : I2’ = I2 x [ ( ) – (PN2)] / ( 𝑑
)
𝑑
Parameter Φ2’ dan I2’ , merupakan parameter fluksi dan arus pada belitan sekunder yang
telah di pengaruhi oleh rugi fluksi bocor.
C. Efisiensi Trafo
Efisiensi Transormator memiliki persamaan seperti berikut :
Pout V1 x I1 x cosØ1
Efisiensi Trafo (ƞ) = =
Pin V2 x I2 x cosØ2
Apabila di masukan persamaan 1.14 dan 2.16 pada persamaan efisiensi, maka didapatkan
A2
([15,775 x {I2 x (1 − ά)} x ] ] – [{I2 x (1 − ά)} x {Ro + α’Ro(T−To)}]) x [I2 x (1 − ά)] x cosØ2
𝑑
ƞ=
[V1 x {I1 x (1 − √𝐾𝑖 )} x cosØ1] – [{I1 x (1 − √𝐾𝑖 )}2 x {Ro + α’Ro(T−To)}]
2. Perhitungan Pout
A2
Pout = ([15,775 x{I2 x (1 - ά)} x ] – [{I2 x (1 - ά)} x {Ro + α’Ro(T-To)}]) x [I2 x (1 -
𝑑
ά)] x cosØ2
Asumsi :
cosØ2 = 1
T-To dan α sangat kecil sehingga R1 dianggap konstan terhadap perubahan suhu
Nilai ά = 0,00342
A2
Nilai = 1,26
𝑑
Pout = ([15,775 x{5,5 x (1 – 0,0042)} x 1,26] – [{5,5 x (1 – 0,0042} x 0,5]) x [5,5 x
(1 – 0,0042] x 1
= 582,036 Watt
3. Perhitungan Efisiensi
A2
([15,775 x {I2 x (1 − ά)} x ] ] – [{I2 x (1 − ά)} x {Ro + α’Ro(T−To)}]) x [I2 x (1 − ά)] x cosØ2
𝑑
ƞ=
[V1 x {I1 x (1 − √𝐾𝑖 )} x cosØ1] – [{I1 x (1 − √𝐾𝑖 )}2 x {Ro + α’Ro(T−To)}]
Asumsi – asumsi telah dimasukan di perhitungan Pin dan Pout, dan nilai Pin dan Pout
sudah diketahui, sehingga
582,36 Watt
ƞ= = 0,9239 , atau dapat ditulis 92,39%
631,095 Watt
4. Kesimpulan Data
Data Pin, Pout dan ƞ yang diperoleh berdasarkan rumus yang dibuat berdasarkan
parameter yang berpengaruh dan asumsi – asumsi yang dibuat mendapatkan hasil
yang sesuai dengan data. Dimana Pin = 631,095 W = 631, Pout = 582,036, dan ƞ =
92,39 %.