Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR ILMU FALAK

MAKALAH
disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Ilmu Falak

Oleh :
Firda Nisa Syafithri
1173010057

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL SYAKHSIYAH)


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Pengantar Ilmu Falak” dengan hadirnya
makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca mengenai ilmu falak.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian Akhir
Semester mata kuliah Ilmu Falak yang diamanatkan oleh Ibu Nurul Hasana, S.Ag.,
M.A. Makalah ini saya buat berdasarkan buku penunjang yang di miliki dan untuk
mempermudahnya kami juga menyertai berhubungan dengan kemajuan kedepan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini  banyak sekali
kekurangannya baik dalam cara penulisan  maupun dalam isi.
Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.  Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang membuat dan umumnya
bagi yang membaca makalah  ini. Aamiin

Bandung, 5 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………...………………..................... ii


DAFTAR ISI ……………………………………………....……………................... iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………....…………................ 1
A. Latar Belakang ...............................................…….……….................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................……..................... 1
C. Tujuan ................….........................………......................................... 1
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI ILMU FALAK ............................. 2
A. Pengertian Ilmu Falak ........................................................................... 2
B. Ruang Lingkup Ilmu Falak ................................................................... 2
C. Faedah Ilmu Falak ................................................................................. 3
D. Hukum Mempelajari Ilmu Falak ........................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN PENGANTAR ILMU FALAK .................................. 4
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Falak ..................................................... 4
B. Rotasi dan Revolusi Bumi ..................................................................... 5
C. Hisab Waktu Sholat .............................................................................. 6
1. Waktu Sholat Shubuh .................................................................... 6
2. Waktu Sholat Dzuhur ..................................................................... 6
3. Waktu Sholat Ashar ....................................................................... 6
4. Waktu Sholat Maghrib ................................................................... 6
5. Waktu Sholat Isya .......................................................................... 6
D. Tata Koordinat Bumi ............................................................................ 7
E. Arah Kiblat ............................................................................................ 8
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ........................................................................................... 9
B. Saran ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Falak atau Ilmu astronomi ialah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
lintasan benda-benda langit seperti Matahari, Bulan, Bintangbintang dan benda-benda
langit lainnya dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-benda langit itu
serta kedudukannya secara akurat (pasti) dari benda-benda langit lainnya.1 Dalam
bahasa Inggris disebut Practical Astronomi.
Ilmu ini kemudian di adopsi oleh ilmuwan muslim dan di kembangkan dalam
dunia Islam karena sangat berperan dalam penentuan-penentuan ibadah. Karena
penentuan waktu ibadah umat Islam memerlukan pengetahuan posisi matahari dan
letak posisi geografis di bumi. Hal ini untuk menentukan awal shalat lima waktu, dan
penentuan arah kiblat. Selain kedua posisi tersebut posisi bulan juga diperlukan untuk
penetapan jadwal tahunan (tahun hijriyah) seperti ibadah puasa Ramadhan dan Ibadah
Haji. Ketika Rasulullah Isra’ Mi’raj telah diperintah oleh Allah swt untuk shalat,
kemudian Rasulullah menyampikan kepada sahabat dan pengikutnya. Karena ibadah
shalat adalah amalan yang akan pertama kali di hisab di hari akhir.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar-dasar ilmu falak serta sejarah perkembangannya ?
2. Bagaimana rotasi, revolusi dan tata surya bumi ?
3. Bagaimana menghitung waktu sholat, menghitung arah dan bayangan
kiblat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dasar-dasar ilmu falak serta sejarah perkembangannya ?
2. Untuk mengetahui rotasi, revolusi dan tata surya bumi ?
3. Untuk mengetahui menghitung waktu sholat, menghitung arah dan bayangan
kiblat ?

1
BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI ILMU FALAK
A. Pengertian Ilmu Falak
Kata falak berasal dari bahasa Arab yang mempunyai persamaan dengan kata
madar yang dalam bahsa Inggris disebut “orbit”. 1 Yang bisa diartikan dengan
lingkaran langit atau cakrawala. Kata Falak terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak
dua kali yaitu yaakni dalam surat Al-Anbiya’: 33 dan Yasin: 40.
Sedangkan secara terminology dapat dirumuskan antara lain.
1. Menurut Kamus Besar BahasaIndonesia, mengartikan bahwa ilmu falak
adalah ilmu pengetahuan mengenai keadaan, peredaran, perhitungan dan
sebagainya,bintang-bintang di langit.2
2. Sedangkan menurut Badan Hisab Rukyat Departemen Agama dalam bukunya
Almanak Hisab Rukyat menyebutkan ilmu falak adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari lintasan benda-benda langit seperti matahari, bulan dan
bintang-bintang serta benda-benda langit lainnya dengan tujuan mengetahui
posisi benda-benda langit itu serta kedudukanya dari benda langit lainya.
B. Ruang Lingkup Ilmu Falak
Ilmu falak atau ilmu hisab pada garis besarnya ada dua macam, yaitu ‘ilmi
dan ‘amali.3
Ilmu falak ‘ilmi} adalah ilmu yang membahas teori dan konsep benda-benda
langit, misalnya dari segi asal mula kejadiannya (cosmogoni), bentuk dan tata-
himpunannya (cosmologi), jumlah anggotanya (cosmografi), ukuran dan
jaraknya (astrometrik), gerak dan gaya tariknya (astromekanik), dan kandungan
unsur-unsurnya (astrofisika). Ilmu falak yang demikian ini disebut theoretical
astronomy.

1
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab-Indonesian, (Surabaya: Pustaka Progressif),2002,
h.1072
2
Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta: PT. Media
Pustaka Phoenix), 2008, h.238
3
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004),
4.
2
Sedangkan ilmu falak ‘amali> adalah ilmu yang membahas perhitungan untuk
mengetahui posisi dan kedudukan benda-benda langit antara satu dengan lainnya.
Ilmu falak ‘amali ini disebut practical astronomy. Ilmu falak ‘amali inilah yang
oleh masyarakat umum dikenal dengan ilmu falak atau ilmu hisab dalam
pemahaman saat ini. Dan hanya bagian inilah saat ini yang dipelajari umat Islam,
sebagai akibat dari pragmatisme pemikiran dan ortodoksi keilmuan. Sehingga
ilmu falak yang dipelajari dalam Islam rata-rata hanya berkisar pada 4 hal: (1)
arah kiblat , (2) waktu-waktu shalat , (3) awal bulan , (4) gerhana.
C. Faedah Ilmu Falak
Dengan mempelari ilmu falak atau ilmu hisab, kita dapat memastikan ke arah
mana kiblat suatu tempat di permukaan bumi. Kita juga dapat memastikan waktu
shalat telah tiba atau matahari sudah terbenam untuk berbuka puasa. Dengan
ilmu ini pula orang yang melakukan rukyatul hilal dapat mengarahkan
pandangannya dengan tepat ke posisi hilal, bahkan kita juga dapat mengetahui
akan terjadinya peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan berpuluh bahkan
beratus tahun yang akan dating.
Dengan demikian, ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan keyakinan
dalam melakukan ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu’. Nabi SAW
bersabda :  “Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang selalu
memperhatikan matahari dan bulan untuk mengiungat Allah” (HR. Thabrani)
D. Hukum Mempelajari Ilmu Falak
Mengingat betapa besar manfaat ilmu falak sebagaimana diterangkan di atas,
lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pelaksanaan ibadah, maka mempelajari ilmu
falak atau ilmu hisab itu hukumnya wajib, sebagaimana dikatakan oleh Abdullah
bin Husain : “Mempelajari ilmu falak itu wajib, bahkan diperintahkan untuk
mempelajarinya, karena ilmu falak itu mencakup pengetahuan tentang kiblat
dan hal-hal yang berhubungan dengan penanggalan, misalnya puasa. Lebih-
lebih pada masa sekarang ini, karena ketidaktahuannya para hakim (akan ilmu
falak), sikap mempermudah serta kecerobohan mereka, sehingga mereka
menerima kesaksian (hilal) seseorang yang mestinya tidak dapat diterima”.

3
Para ulama, misalnya Ibnu Hajar dan ar-Ramli berkata bahwa bagi orang yang
hidup dalam kesendirian, maka mempelajari ilmu falak itu fardlu ‘ain baginya.
Sedangkan bagi masyarakat banyak hukumnya fardlu kifayah.

4
BAB III
PEMBAHASAN PENGANTAR ILMU FALAK
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Falak
Dalam melihat sejarah ilmu falak maka dapat diklasikasikan sebagai berikut:
1. Ilmu falak sebelum islam.
Dahulu, pada umumnya manusia memahami seluk beluk alam semesta
hanyalah seperti apa yang mereka lihat, bahkan sering ditambah dengan
macam-macam tahayul yang bersifat fantastis. Menurut mereka, bumi
merupakan pusat alam semesta. Setiap hari, matahari, bulan, dan bintang-
bintang dengan sangat tertib mengelilinhi bumi.
Sekalipun demikian, ada di antara mereka yang memahami alam raya
ini dengan akal rasiaonya. Para ilmuan yang ada pada saat itu, salah satunya
adalah: Aristoteles, dia berpendapat bahwa pusat jagad raya adalah bumi
sedangkan bumi dalam keadaan tenang, tidak bergrak dan tidak berputar.
Semua gerak benda-benda angkasa mengitari bumi. Lintasan masing-masing
benda angkasa berbentuk lingkaran. Sedangkan peristiwa gerhana misalnya
tidak lagi dipandang sebagai adanya raksasa penelan bulan, melainkan
merupakan peristiwa alam. Pandangan manusia terhadap jagad raya mulai saat
itu umumnya mengikuti pandangan aritoteles yaitu: geosentris  yakni bumi
sebagai pusat peredaran benda-benda langit.
2. Ilmu falak dalam peradaban islam
Sekitar tiga ratus tahun setelah wafatnya nabi Muahamad SAW,
negara-negara islam telah memiliki kkebudayaan dan pengetahuan tinggi.
Banyak sekali ilmuan muslim bemunculan dengan hasil karyannya yang
gemilang. Pada thn 773 M, seorang pengembara India menyerahkan sebuah
buku data astronomis berjudul “Sindbind” atau “Sidbanta” kepada kerajaan
islam di Baghdad. Oleh khalifah Abu ja’far al-mansur, diperintahkan agar
buku itu diterjemahkan kedalam bahasa arab. Perintah ini di lakukan oleh
Muhammad Ibn Ibrahim al-Fazari. Atas usahanya inilah Al-Fazari dikenal
sebagai ahli ilmu falaq yang pertama di dunia islam.

5
B. Rotasi dan Revolusi Bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Sedangkan revolusi bumi
merupakan perputaran bumi terhadap matahari.
Istilah 'rotasi' diartikan sebagai pergerakan suatu benda secara melingkar di
sekitar titik tertentu, yaitu berputar pada porosnya. Ada garis imajiner yang
dikenal sebagai sumbu rotasi di mana objek tiga dimensi berputar. Pergerakan
rotasi bumi menyebabkan adanya siang dan malam. Bagian bumi yang berhadapan
dengan matahari akan mendapatkan sinar dan kemudian disebut siang hari.
Sebaliknya, bagian bumi yang membelakangi matahari tidak mendapatkan sinar
yang kemudian disebut malam hari.
Sedangkan Istilah 'revolusi' digunakan untuk menggambarkan sebuah gerakan
di mana sebuah benda bergerak dalam arah melingkar di sekitar sebuah benda atau
pusat dalam jalur atau orbit tetap. Revolusi bumi sendiri adalah perputaran bumi
terhadap matahari. Saat berevolusi, bumi bisa berada di titik apotema ataupun
hipotema. Apotema adalah titik terjauh bumi dengan matahari. Sedangkan
hipotema adalah titik terdekat bumi dengan matahari. Revolusi menyebabkan
sumbu bumi miring 23,5 derajat terhadap garis tegak lurus pada ekliptika. Ini
membuat belahan utara dan selatan punya waktu siang dan malam yang cenderung
berbeda. Perbedaan utama antara rotasi dan revolusi bumi bisa dilihat dari
berbagai aspek. Untuk lebih jelasnya simak tabel berikut :

6
C. Hisab Waktu Sholat
Kata hisab berasal dari bahasa arab yaitu 62‫ حسب‬,‫ب‬NN‫یحس‬,‫ابا‬NN‫ حس‬yang artinya
menghitung. Dalam bahasa Inggris, kata hisab disebut arithmatic yaitu ilmu
pengetahuan yang membahas tentang seluk beluk perhitungan.4
1. Waktu Sholat Shubuh
Waktu shalat subuh masuk setelah terbitnya fajar shadiq hingga terbit
matahari. Pertanda masuknya fajar shadiq dengan adanya sinar putih yang
terbentang di ufuk timur. Fajar inilah yang di jadikan patokan beberapa ritus
ibadah, seperti dimulainya waktu subuh, berkhirnya waktu shalat isya dan
dimulainya imsak (menahan dari) dari segala yang membatalkan puasa
2. Waktu Sholat Dzuhur
Shalat zhuhur waktunya dimulai sejak bermula dari tergelincirnya matahari
dari tengah-tengah langit dan berlangsung sampai bayangan sesuatu itu sama
panjang dengan selain bayangan sewaktu tergelincir. 5 Waktu Zhuhur masuk
ketika tergelincir matahari sampai pada saat bayang-bayang benda sama
dengan bendanya.
3. Waktu Sholat Ashar
Shalat asar dimulai sejak berakhirnya waktu zhuhur, yaitu ketika bayang-
bayang suatu benda dua kali panjang dengan bendanya.Shalat waktunya
beberapa saat sebelum matahari menguning.
4. Waktu Sholat Maghrib
Waktu shalat magrib masuk ketika matahari terbenam yakni terbenam
seluruh bentuk piringannya sehingga tidak terlihat sedikit pun darinya, baik
dari daerah yang datar maupun dari daerah yang tinggi atau pegunungan dan
berakhir saat warna merah di ufuk barat hilang.
5. Waktu Sholat Isya
Shalat isya waktunya di mulai dari habisnya waktu shalat magrib, yakni
dengan hilangnya mega merah dan terbentang hingga menjelang terbitnya
fajar shadiq
4
Abdul Karim dan M. Rifa Jamaluddin Nasir, Mengenal Ilmu Falak (Teori dan
Implementasinya), (Yokyakarta: Qudsi Media), 2012, h. 54
5
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Bandung: PT. AlMaarif), 1973, h. 230
7
D. Tata Koordinat Bumi
Ilmu tentang tata koordinat bumi sangat penting dalam pembuatan peta. 
Istilah koordinat merupakan titik temu dari kedua ordinat yang terdiri dari garis
bujur dan garis lintang. Garis-garis ini adalah garis-garis khayal untuk
memudahkan penggambaran posisi suatu tempat di muka bumi pada Peta.
1. Garis Lintang
Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik
dengan garis katulistiwa. Titik di Utara garis katulistiwa dinamakan Lintang
6
Utara sedangkan titik di Selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.
Jarak antara katulistiwa atau equator sampai garis lintang diukur sepanjang
garis meridian disebut Lintang Tempat atau Lintang Geografis atau “Urdl al-
Balad yang dalam astronomi dilambangkan dengan φ (phi). 7 Harga Lintang
Tempat Utara adalah 0 sampai 90 , yakni 0 bagi tempat (kota) yang tepat di
equator sedangkan 90 tepat di titik kutub Utara. Sedangkan harga Lintang
Tempat Selatan adalah 0o sampai -90 ,
2. Garis Bujur
Garis Bujur adalah garis yang membentang dari utara ke selatan dan
menunjukkan jarak antara barat dan timur. Garis bujur disebut juga
dengan garis meridian atau altitude. Garis bujur 0o melewati kota Greenwich,
Inggris. Garis 180o BB (Bujur barat) berhimpit dengan 180o BT (Bujur timur)
dan dinamakan dengan batas tanggal internasional yang terletak di samudera
pasifik (membentang dari utara/kutub, sampai selatan/kutub). Setiap 1o jarak
dua garis bujur menunjukkan perbedaan waktu selama 4 menit atau setiap
15o jarak garis bujur menunjukkan perbedaan waktu selama  60 menit atau 1
jam. Dengan dasar inilah diadakan pembagian waktu di dunia. Pada seluruh
permukaan bumi secara umum terbagi menjadi 24 daerah waktu. Setiap
daerah waktu yang berdampingan mempunyai selisih waktu satu jam. Zona-
zona waktu di seluruh dunia berpangkal pada waktu meridian 0 o yang lebih di
6
Slamet Hambali, Pengantar Ilmu Falak (Menyimak Proses Pembentukan Alam Semesta),
(Banyuwangi: Bismillah Publisher, 2012), hal. 298.
7
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Buana Pustaka,
2008), hal. 40.
8
kenal dengan Greenwich Meridian time (GMT). Indonesia yang terletak pada
95o BT – 141o BT terbagi atas daerah waktu yaitu WIB (Waktu Indonesia
Barat) dengan GMT + 7 jam, WITA (Waktu Indonesia Bagian Tengah)
dengan GMT + 8 jam, dan WIT (Waktu Indonesia Bagian Timur) dengan
GMT + 9 jam.  Bujur barat merupakan posisi tempat yang terletak pada
meridian di sebelah barat Greenwich, begitu juga bujur timur terletak pada
meridian di sebelah timur Greenwich.
E. Arah Kiblat
Kiblat adalah bagunan berbentuk kubus terletak di jantung kota Mekkah
merupakan tempat yang dituju kaum muslimin ketika melaksanakan shalat.
Menghadap kiblat merupakan satu kemestian (syarat) untuk syahnya shalat. 8
Secara bahasa Kiblat adalah Arah, Jihat, Syathrah, yang dimaksud adalah
Ka’bah.Menurut Ulama Fiqh Kiblat adalah arah atau Wujudul Ka’bah.Orang
yang berada di dekat Ka’bah wajid menghadap Ain Ka’bah, dan orang yang
berada jauh dari Ka’bah (tidak melihat) maka mereka berjihad menghadap
kearah Ka’bah.9 Rumus penentuan arah kiblat menurut Buku Departemen Agama
RI, sebagai berikut: Cotg b x Sin _ Cos a x Cotg c Sin c Alat yang di perlukan
dalam penentuan arah kiblat dengan perhitungan adalah Kolkulator Standart,
Daftar Logaritma (4 desimal), dan Rol Busur.Menentukan arah kiblat dengan
perhitungan harusterlebih dahulu diketahui data Lintang Daerah yang akan
dihisab, Bujur daearah, Lintang Mekkah (210 23’) dan Bujur Mekkah (390 50’)10

8
Marzuki dan Muhammad Abdi Almaktsur, Ilmu Falak (Suatu Pengantar), (Pekanbaru: Suska
Pers), 2011, h. 75
9
Hajar Hasan, Menentukan arah Kiblat dan Aplikasinya, TP. Th. 2007, h.1
10
Hajar Hasan, Menentukan arah Kiblat dan Aplikasinya, TP. Th. 2007, h.1
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mempelajari suatu disiplin ilmu tentu ada suatu tujuan, begitu juga
ketika kita mempelajari ilmu falak mempunyai suat tujuan ang sangat jelas,
selain hukumnya Wajib Kifayah,berdasarkan kaidah Ushul “ Tidak sempurna
suatu kewajiban jika tidak ada sesuatu, maka sesuatu tersebut, menjadi wajib
hukumnya”, juga ada maksud lain, yaitu dengan mempelari ilmu falak atau
ilmu hisab, kita dapat memastikan ke arah mana kiblat suatu tempat di
permukaan bumi. Kita juga dapat memastikan waktu shalat telah tiba atau
matahari sudah terbenam untuk berbuka puasa. Dengan ilmu ini pula orang
yang melakukan rukyatul hilal dapat mengarahkan pandangannya dengan
tepat ke posisi hilal, bahkan kita juga dapat mengetahui akan terjadinya
peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan berpuluh bahkan beratus tahun
yang akan datang.
B. Saran
Ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan keyakinan dalam
melakukan ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu. Adapun cara
memperdalamnya, hampir sama dengan ilmu pengetauan lain yaitu harus
mengusai standar kompetensi dan kompetensi dari ilmu falak, sedangkan
peran As-Sunah dalam ilmu falak ini sebagai landasan teologi yang melandasi
semua bagian-bagian dari bahasan ilmu falak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim dan M. Rifa Jamaluddin Nasir, 2012. Mengenal Ilmu Falak (Teori dan
Implementasinya), (Yokyakarta: Qudsi Media)
Ahmad Warson Munawwir, ,2002, Kamus Arab-Indonesian, (Surabaya: Pustaka
Progressif)
Hajar Hasan, 2007. Menentukan arah Kiblat dan Aplikasinya. TP. Th.
Marzuki dan Muhammad Abdi Almaktsur, 2011, Ilmu Falak (Suatu Pengantar,,
(Pekanbaru: Suska Pers)
Muhyiddin Khazin, 2004. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik (Yogyakarta: Buana
Pustaka,
Sayyid Sabiq, 1973. Fiqh Sunnah, (Bandung: PT. AlMaarif),
Slamet Hambali, 2012. Pengantar Ilmu Falak (Menyimak Proses Pembentukan Alam
Semesta), (Banyuwangi: Bismillah Publisher)
Team Pustaka Phoenix, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta:
PT. Media Pustaka Phoenix)

11

Anda mungkin juga menyukai