Anda di halaman 1dari 10

Daftar Urut

Kepangkatan (DUK)
Pengertian DUK atau Daftar Urut Kepangkatan (DUK) pegawai negeri sipil adalah suatu
daftar yang di dalamnya memuat nama pegawai sipil dan satuan organisasi Negara yang
disusun menurut tingkat kepangkatannya.
Daftar Urut Kepangkatan yang telah ditetapkan, diumumkan dengan cara yang jelas
sedemikian rupa, sehingga PNS yang bersangkutan dapat dengan mudah membaca.
Nama Pegawai Negeri Sipil di dalam DUK juga dapat dihapus. Nama PNS dihapus dalam
DUK, apabila :
1) Diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil;
2) Meninggal dunia
3) Pindah instansi
Daftar urut kepangkatan disusun secara berurutan berdasarkan:
1.       Pangkat
2.       Jabatan
3.       Masa kerja
4.       Latihan jabatan
5.       Pendidikan
6.       Usia
Fungsi DUK
DUK berfungsi sebagai salah satu bahan objektif untuk melaksanakan pembinaan karir para
pegawai negeri sipil yang didasarkan pada sistem karir dan sistem prestasi kerja. Karena
dibuat untuk pembinaan karir dan prestasi, maka DUK perlu dibuat dan dipertahankan secara
terus-menerus.
Daftar urut kepangkatan ini dibuat setiap tahun secara rutin. Tiap tahunnya, DUK harus
sudah selesai dibuat pada setiap akhir bulan Desember.
Pengertian Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan adalah surat dari seseorang yang memerlukan pekerjaan kepada
orang atau pejabat yang dapat memberikan pekerjaan atau jabatan. Melalui surat lamaran,
pelamar meminta agar ia diberi pekerjaan. Surat lamaran pekerjaan dapat juga diartikan
sebagai surat dari calon karyawan kepada calon majikan yang berisi permintaan agar
karyawan diberi pekerjaan oleh calon majikan. Surat lamaran pekerjaan biasanya bersifat
formal atau resmi, misalnya surat untuk melamar pekerjaan menjadi karyawan ataupun
jabatan tertentu sesuai dengan iklan yang ditawarkan. Dalam hal ini, pelamar dalam surat
lamarannya perlu menyebutkan sumber lamaran tersebut pada alinea atau paragraf pembuka.
Jika lamaran itu tidak berdasarkan pada suatu sumber, tentu tidak diperlukan penyebutan
sumber pada alinea pembuka.
PENGERTIAN
Kartu Peserta Taspen merupakan kartu identitas / bukti diri yang wajib dimiliki setiap
PNS dan merupakan jenis asuransi sosial pada PT. Taspen (Persero) yang memberikan
jaminan keuangan bagi PNS pada saat pensiun atau kepada alih waris apabila peserta
meninggal dunia.
DASAR HUKUM
- PP No. 25 Tahun 1981
- PP No. 26 Tahun 1981 
PERSYARATAN
a. Untuk Katu Peserta Taspen baru
- Surat usulan dari SKPD/Unit Kerja
- Fotokopi SK CPNS 
- Fotokopi Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT)
- Surat Keterangan Untuk Mendapatkan pembayara Tunjangan Keluarga / KP4
b. Untuk penggantian Katu Peserta Taspen yang hilang
- Surat pengantar dari SKPD/Unit Kerja
- Fotokopi Kartu Taspen yang hilang
- Surat Keterangan Kehilangan dari pihak Kepolisian
PENGERTIAN :
Kepada setiap isteri Pegawai Negeri Sipil diberikan Kartu Isteri, disingkat KARIS, dan
kepada setiap suami Pegawai Negeri Sipil diberikan Kartu Suami, disingkat KARSU;

KARIS/KARSU, adalah kartu identitas isteri/suami Pegawai Negeri Sipil dalam arti bahwa
pemegangnya adalah isteri / suami sah dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan;

KARIS/KARSU berlaku selama yang bersangkutan menjadi isteri/suami sah dari Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan;

Apabila seorang Pegawai Negeri Sipil berhenti sebagai Pegawai Negeri Sipil tanpa hak
pensiun, maka KARIS /KARSU yang telah diberikan kepada isteri/suaminya dengan
sendirinya tidak berlaku lagi;
Apabila seorang isteri/suami Pegawai Negeri Sipil bercerai, maka KARIS/KARSI yang telah
diberikan kepadanya, dengan sendirinya tidak berlaku lagi tetapi apabila ia rujuk/kawin
kembali dengan bekas suami/istrinya, maka KARIS/KARSU tersebut dengan sendirinya
berlaku kembali;
Apabila Pegawai Negeri Sipil berhenti dengan hormat dengan hak pensiun, maka
KARIS/KARSU yang telah diberikan kepada isteri / suaminya tetap berlaku, begitu juga
apabila Pegawai Negeri Sipil atau pensiunan Pegawai Negeri Sipil meninggal dunia, maka
KARIS/KARSU tetap berlaku selama masih ada janda / duda / anak yang berhak atas
pensiun.

 SYARAT-SYARAT :
Usul dan Surat Pengantar dari Instansi yg bersangkutan;Photo Copy Legalisir SK CAPEG &
PNS;Photo Copy Legalisir SK Pangkat Terakhir;
Photo Copy Surat Nikah Legalisir KUA setempat;
Pasphoto Ukuran 2x3 sebanyak 3 lembar (Hitam Putih);Mengisi Formulir I.A surat
edaran BKN No. 08/SE/1983(Bagi PNS yg menikah tahun 1983 keatas).
DP3 digunakan  sebagai  bahan  dalam  melaksanakan  pembinaan  atau pengembangan  karis
PNS antara lain:  dalam  mempertimbangkan  kenaikan pangkat, penempatan dalam jabatan,
pemindahan dan lain-lain. Nilai dalam DP3 digunakan sebagai bahan pertimbanan untuk
menetapkan suatu  mutasi  kepegawaian dalam  tahun  berikutnya  kecuali  ada  perbuatan
tercela yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan yang dapat mengurangi atau meniadakan
nilai tersebut.

Nama : UMI DESSY SAFITRI


No absen : 35
Kelas : XI AP 2
Mapel : Adm. Keuangan
N o Permasalahan Negara lain yang terlibat p e n y e l e s a i a n
1 . Kasus Pulau Sipandan M a l a y s i a . Mahkamah Internasional memutuska n
dan Lingitan. Pulau Sipandan dan Lingitan menjadi bagian
wilayah Malaysia.

2 . Kasus Pulau Simakau. Singapura. Melakukan klarifikasi bahwa pulau


Yang dimaksud adalah pulau Simakau milik
Singapura.Jadi, terdapat dua pulau yang
Bersama-sama yang dimiliki Indonesia dan
Singapura.

3 . Kasus Pulau Batik. Timor Leste. Pemangku adat antara wilayah Perbatasa n
Amyoung dan Ambenu, ingin menyelesaikan
Titik batas dan meminta izin pemerintah
Pusat untuk memfasilitasi tersebut. Kedua
Negara belum diperbolehkan beraktivitas
diDaerah perbatasan tersebut.

4 . Kasus Pulau Miangas. F i l i p i n a . Dinyatakan lebih lanjut dalam


Protocol perjanjian ekstradis iIndonesia–
Filiphina mengenai definisi wilayah Indonesia
Yang menegaskan Pulau Miangas adalah Milik
Indonesia atas dasar putusan Mahkamah
Arbitrase Internasional 4 April 1928.

5 . Kasus Pulau Nipa. Singapura. Kementrian Pertahanan Mengkampanyekan


Untuk Mereklamasi Pulau Nipa karena pada
Tahun 2004 sampai 2008 penduduk menjual
Pasir pantai Pulau Nipa kepada Singapura.
Langkah KemHan ini menghabiskan dana
Lebih dari 300 Milyar Rupiah.

A. Kuitansi.
B. Nota Kontan.

C. Faktur Tagihan.

D. Nota Kredit.

E. Nota Debet.
F.

G. Rekening.

H. Bilyet Giro.

I. Memo
J. Bukti Setor Bank.

K. Bukti Kas Masuk.

Anda mungkin juga menyukai