Anda di halaman 1dari 9

ISLAM DAN DEMOKRASI

Tiara Rahmawati
195221080
01
Pengertian Demokrasi.

02
Wacana Islam Dan Demokrasi

03
Demokrasi Dalam Islam

04
Ciri-ciri Demokrasi Dalam Islam
PENGERTIAN DEMOKRASI


Demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan cratos yang
berarti kekuatan atau kekuasaan. Maka kata demokrasi berarti kekuasaan
yang ada pada tangan rakyat. Disebut juga bahwa demokrasi adalah“
sistem dimana kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat. Demokrasi
adalah bentuk politik dimana rakyat sendiri memiliki dan mejalankan
seluruh kekuasaan politik.
Secara garis besar wacana Islam dan Demokrasi
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok pemikiran :
Wacana
Islam Dan
Islam dan Demokrasi adalah dua sistem politik yang berbeda. Islam tidak Demokrasi
bisa disubordinatkan dengan demokrasi. Islam merupakan sistem politik
yang mandiri (self-sufficient). Hubungan keduanya bersifat saling
menguntungkan secara eksklusif (mutually exclusive). Islam dipandang
sebagai sistem alternatif terhadap demokrasi. Dengan demikian Islam
dan Demokrasi adalah dua hal yang berbeda, karena itu demokrasi
sebagai konsep Barat tidak tetap untuk dijadikan sebagai acuan dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Islam tidak dapat
dipadukan dengan demokrasi. Sementara Islam sebagai agama yang
kaffah (sempurna) tidak saja mengatur persoalan keimanan (‘akidah) dan
ibadah, melainkan mengatur segala aspek kehidupan umat manusia.
Pandangan ini didukung oleh kalangan cendekiawan Muslim seperti
Sayyid Qutb, Syekh Fadhallah Nuri, Thabathaibai, al-Sya’rawi dan Ali
Benhadj, Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi.
Secara garis besar wacana Islam dan Demokrasi
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok pemikiran :
Wacana
Islam Dan
Islam berbeda dengan demokrasi apabila demokrasi didefinisikan
secara prosedual seperti dipahami dan dipraktikan di Negara-negara Demokrasi
Barat. Kelompok kedua ini menyetujui adanya prinsip-prinsip
demokrasi dalam Islam. Prinsip Demokrasi dalam umumnya sistem
pemerintahan dapat dipadankan dengan prinsip musyawarah yang
ditawarkan Islam. Tetapi juga mengakui adanya perbedaan antara
Islam dan Demokrasi. Sebaliknya Islam merupakan system politik
demokratis kalau demokrasi didefinisikan secara substansif, yakni
kedaulatan di tangan rakyat dan Negara merupakan terjemahan dari
kedaulatan rakyat ini. Dengan demikian dalam pandangan kelompok
ini, Demokrasi adalah konsep yang sejalan dengan Islam setelah
diadakan penyesuaian penafsiran terhadap konsep demokrasi itu
sendiri. Diantara tokoh dari kelompok ini adalah Al-Maududi, Rasyid
al-Ghanaoushi, Abdul Fattah Morou dan Taufiq Asy-Syawi. Di
Indonesia diwakili oleh Moh.Natsir dan Jalaluddin Rahmat.
Secara garis besar wacana Islam dan Demokrasi
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok pemikiran :
Wacana
Islam Dan
Islam adalah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem Demokrasi
politik demokrasi seperti yang dipraktikkan Negara-negara maju.
Islam di dalam dirinya demokratis tidak hanya karena prinsip syura
(musyawarah), tetapi juga karena adanya konsep ijtihad dan ijma
(consensus). Seperti dinyatakan oleh pakar ilmu politik R. William
Liddle dan Saeful Mujani, di Indonesia pandangan yang ketiga
tampaknya yang lebih dominan karena demokrasi sudah menjadi
bagian integral system pemerintahan Indonesia dan Negara-negara
Muslim lainnya. Di antara tokoh Muslim yang mendukung pandangan
ini adalah Fahmi Huwaidi, Al-‘Aqqad, M. Husain Haekal, Zakaria
Abdul Mun’im Ibrahim, Hamid Enayat, Muhammad Abduh dan
Jamaluddin Al-Afghani. Di Indonesia diwakili oleh Nurcholish Madjid,
Amin Rais, Munawir Syadzali, Ahmad Syafi’i Ma’arif, dan
Abdurrahman Wahid.
Demokrasi Dalam Islam

Adakah demokrasi dalam Islam ? Jawabannya tidaklah mudah, sebab konsep demokrasi
berkembang seiring dengan perkembangan sejarah. Negeri-negeri Muslim, baik di Timur
Tengah maupun di belahan bumi lainnya mengakui keberadaannya sebagai negara
demokrasi. Ini berimplikasi bahwa umat Islam mengakui adanya demokrasi meskipun
dengan catatan bahwa demokrasi dalam Islam bukanlah demokrasi ala Barat. Demokrasi
sebagai sistem pemerintahan memiliki perbedaan antara demokrasi ala Islam dan
demokrasi ala barat. Perbedaan tersebut antara lain :

Tujuan demokrasi ala barat adalah semata-mata


01 keduniaan atau material belaka, sementara demokrasi
ala Islam mencakup kepentingan dunia dan akhirat.

Kekuasaan rakyat dalam demokrasi barat adalah


02 mutlak. Dalam Islam kekuasaan rakyat tidaklah mutlak
melainkan dibatasi oleh syariat, sehingga rakyat tidak
boleh bertindak menyalahi Al-Qur’an dan sunnah atau
sumber-sumber hukum Islam lainnya.
Ciri-ciri Demokrasi Dalam Islam

Demokrasi harus berada di bawah payung


Suara mayoritas tidaklah agama Allah, yakni Agama Islam.
bersifat mutlak meskipun
tetap menjadi pertimbangan
utama dalam musyawarah.
Boleh minoritas juga, Yang Rakyat diberi kebebasan untuk
terpenting disini adalah menyuarakan aspirasinya yang
bahwa dari hasil musyawarah tentunya sesuai dengan nilai-nilai
tidak boleh melenceng dari Islam
nilai-nilai Islam dan hasil
tersebut sangat berdampak
positif bagi kepentingan dan
kemaslahatan ummat.

Musyawarah atau voting hanya


Pengambilan keputusan berlaku pada persoalan ijtihadi;
senantiasa dilakukan dengan manusia hanya boleh membahas
musyawarah. mengenai masalah-masalah yang
bersifat teknis saja, bukan pada
persoalan yang sudah ditetapkan
secara jelas oleh Alquran dan Sunah.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai