Anda di halaman 1dari 6

Awal Mula Agama Kong Hu Cu

Cina adalah sebuah negara yang mempunyai sejarah yang cukup


panjang, yang konon telah dimulai sekitar 2700 SM. Pada waktu itu
tradisi dan lembaga-lembaga di Cina sudah di bakukan, sudah
membudaya dan tersusun secara rapi. Sekalipun demikian, tidak
diketahui secara pasti bagaimana itu semua terjadi. Salah satu
agama yang ada di Cina ialah agama Khong Hu Cu. Agama Khong
Hu Cu  atau sering disebut Ru Jiao telah ada 2000 tahun pra
kelahiran Nabi Khong Hu Cu. Agama ini yang sejumlah besar
penganutnya saat ini berada di Tiongkok. Agama Khong Hu Cu
lahir dari sebuah pandangan hidup yang diajarkan oleh putra yang
paling bungsu dari keluarga Shu Lieng He, yang bernama Khong
Hu Cu. Khong Hu Chu lahir pada abad ke-6 sampai pada abad ke-5
SM, tepatnya pada tahun 551 SM di negeri Lu, kota Zou Yi (kini
jazirah Shandong, kota Qu Fu). Konon kelahirannya diiringi oleh
peristiwa-peristiwa ajaib, dan pada tubuhnya juga tampak tanda-
tanda yang luar biasa. Namun pada masa kecilnya ia telah ditinggal
oleh ayahnya yang meninngal ketika ia baru berumur 3 tahun. Pada
usia 19 tahun dia menikah dengan putri negeri Song yang
bermarga Yian Guan. Dari pernikahan ini ia mendapat seorang
putra yang diberi nama Li, dan mendapat dua orang putri. Kariernya
dimulai sebagai pengawas lumbung padi di daerah asalnya, dan
akhirnya diserahi tanggungjawab urusan pekerjaan umum. Saat itu
ia berumur 20 tahun.
Pada tahun 528 SM. Khong Hu Cu berhenti dari pekerjaannya
karena kematian ibunya. Selama periode berduka cita lebih kurang
tiga tahun, ia mengasingkan diri untuk belajar dan melakukan
meditasi. Akhirnya ia muncul dari pengasingannya sebagai seorang
guru dan berhasil menarik sejumlah besar murid yang setia. Tak
lama berselang kemasyhurannya yang membuatnya semakin
dikenal oleh masyarakat disekitar. Pada usia 50 tahun ia mencoba
untuk terjun langsung dan memasuki wilayah masyarakat umum.
Dan ia pun ditunjuk menjadi kepala hakim di kota Chung Tu, dan
segera pula diangkat menjadi menteri pekerjaan dan masyarakat
umum. Jabatan-jabatan tersebut telah memberikan kesempatan
kepadanya untuk praktek mengajar dan menyelenggarakan suatu
sistem administrasi yang teratur. Ia berhasil membuat negara
menjadi tentram dan adil, sehingga kejahatan dan kerusakan
akhlak menjadi hilang. Keadilan yang diterapkannya secara tegas
menyebabkan musuh-musuh atau lawan-lawannya berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk menjatuhkannya. Pada tahun 497
SM, Khong Hu Cu terpaksa meninggalkan negerinya dan pergi
megembara. Selama 14 tahun, bersama-sama dengan kelompok
kecil dan muridnya yang setia, ia pergi dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Ada yang mengatakan ia pergi meninggalkan negeri Lu
dan memulai pengembaraannya ke berbagai negeri sebagai Tian
Zhi Mu Duo (Genta Rohani Tuhan). Thian (Tuhan Yang Maha Esa)
tekah mengutusnya sebagai seorang Nabi Segala Masa, Yang
Lengkap, Besar, dan Sempurna (Yi Da Cheng).
Ketika ia diizinkan untuk kembali ke negerinya, ia sudah berumur
68 tahun. Disisa waktu hidupnya ia habiskan untuk mengajarkan
pahamnya, di tempat pendidikan yang ia dirikan sebelumnya di
negerinya Lu tersebut. Setelah para murid itu pandai, maka banyak
juga yang mendirikan sekolah untuk meneruskan ajaran Nabi
Khong Hu Cu. Namun, ada juga murid yang mendirikan sekolah
dengan aliran lain. Pada waktu itu muncullah bermacam-macam
alirang di Tiongkok, bahkan ada aliran yang bertentangan dengan
ajaran Nabi Khong Hu Cu tersebut, antara lain ialah aliran Mohist
yang didirikan oleh Mo Zi.Terlepas dari pertentangan ajaran
tersebut selain dari mengajar ia juga meneliti warisan-warisan lama
sehingga pada akhirnya ia menghasilkan sebuah karya dengan
judul Chun-tsin.
Dengan konsepsinya itu ia pun berusaha memperbaiki tradisi lama
yang telah mengalami keruntuhan pada saat itu. Tradisi kerajaan
dan masyarakat dipandang sebagai suatu yang ideal. Gambaran
mengenai kepribadian Nabi Khong Hu Cu dan cara hidupnya
terdapat dalam laporan-laporan para muridnya yang dihimpun
dalam Lun Yu (Annalekta kehidupan Khong Hu Cu), yang mana
disebutkan bahwa Nabi Khong Hu Cu adalah orang yang mudah
bergaul selalu tampak gembira, halus dan teliti, hormat,
menghargai orang lain, sederhana, dan bersungguh-sungguh,
berbicara hati-hati, ramah, sopan, dan sebagainya. Ajaran tersebut
sangat relevan dengan tradisi kerajaan dan rakyat pada waktu itu.
Usaha-usaha untuk menyebarkan ajarannya itu mengalami
kesuksesan ketika raja-raja dinasti Han berkuasa pada tahun 206
SM karena raja-raja tersebut menjadikan ajaran-ajarannya sebagai
falsafah hidup kenegaraan. Pandangan Khong Hu Cu akhirnya
meluas karena disebarkan oleh Meng Tse (tahun 372-288 SM) dan
Syuun Tse (tahun 300-235 SM). Bahkan pengaruh ajarannya
sangat dirasakan sampai ke negeri-negeri yang berada
disekitarnya, seperti Kore, Jepang, dan sebagainya.
Doktrin-Doktrin Agama Kong Hu Cu:

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa


Beriman bahwa hidupnya (oleh dan) mengemban firman Tuhan
Beriman bahwa firman Tuhan itu menjadi tugas suci yang wajib
dipertanggungjawabkan dam sekaligus menjadi rahmat dan
kemampuan didalam hidupnya.
Beriman bahwa hidupnya mampu mengikuti, tepat, selaras, serasi
dan seimbang dengan watak sejati itu
Beriman bahwa agama merupakan karunia bimbingan Tuhan Yang
Maha Esa untuk membina diri menempuh jalan kebenaran (suci) itu
Beriman bahwa jalan suci itu menghendaki hidup memahami,
menhayati, mengembangkan, menggemilangkan kebajikan benih
kesucian dalam watak sejatinya
Beriman bahwa kesetiaan menggemilangkan kebajikan itu wajib
diamalkan dengan mencintai sesama manusia, sesama makhluk
dan menyayangi lingkungan
Beriman bahwa kewajiban suci adalah menggemilangkan kebajikan
dan mengamalkanya sampai puncak baik
 Beriman hanya di dalam kebajikan itu Tuhan berkenan, hidup itu
bermakna apabila dapat setia kepada Khaliknya dan saudara sejati
kepada sesamanya.
Beriman bahwa kebajiakn itulah jalan, keselamatan, kebahagiaa
tertinggi di dalam harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
termulia ciptaan Tuhan.
Menurut pandangan Konfusianisme, segala sesuatu di alam
semesta ini terdiri dari dua prinsip yang saling berlawanan, yaitu
Yin (prinsip feminim) Yang (prinsip maskulin). Sifat feminism adalah
hal-hal yang bersifat menerima dan menghasilkan, sedangkan sifat
maskulin adalah hal-hal yang bersifat aktif dank eras hati. Untuk
kesenangan pribadi dan sosial, unsur-unsur ini harus dijaga
keseimbangannya. Jika seorang kaisar menghormati leluhurnya
yang berada disurga dan mendapatkan restu dari mereka, secara
otomatis ia akan memelihara keseimbangan antara Ying dan Yang
didalam kekaisarannya. Sebagai imbalannya akan dihasilkan panen
yang bagus, kemakmuran yang merata, dan kebahagiaan yang
meluas.

Peninggalannya[sunting | sunting sumber]
Karya-karya dari Kong dapat dibedakan menjadi dua pengelompokkan, pertama merupakan
hasil suntingan terhadap beberapa karya-karya dari periode-periode sebelumnya. Kedua, yang
berisi tentang ujaran-ujaran Kong kepada murid-muridnya.
Berikut ini penjelasan dari masing-masing yang termasuk dalam kelompok pertama, yaitu :

 Shi Jing (Kitab Nyanyian).


Merupakan kumpulan tulisan yang terdiri dari 305 puji-pujian dalam berbagai bahasan, dan
didalamnya terdapat 6 yang mempergunakan musik dan judul tanpa teks. Kumpulan tulisan ini
umumnya berasal dari masa awal dinasti Zhou, sebelum Kong Zi

 Shu Jing (Buku tentang Sejarah)


Merupakan kumpulan dokumen sejarah yang dimulai dari proklamasi raja Yao yang
agung (2757 – 2258 SM) hingga Bangsawan Mu dari Chi (659 – 621 SM)

 Yi Li (Buku tentang Upacara)


Merupakan buku yang berisi kumpulan upacara-upacara dan peraturan-peraturan yang
harus dipatuhi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dimasa feodal.

 YI Jing (Buku tentang Perubahan)


Merupakan kumpulan tulisan yang menerangkan tentang prinsip-prinsip kosmis dan
evolusi sosial yang didasarkan atas ramalan dengan menggunakan Oktogram.

 Yue Jing (Buku tentang Musik)


Merupakan kumpulan tulisan yang dikumpulkan pada masa sebelum Dinasti Han, namun
pada masa perkembangannya ada beberapa bab yang hilang, dan lebih dikenal sebagai
Li Chi.

 Ch’un Ch’iu (Musim Semi dan Gugur)


Merupakan kritik sejarah tentang politik selama pemerintahan 12 Bangsawan dari negara
Lu.
Dan karya-karya yang tergolong dalam kelompok kedua adalah sebagai
berikut :

 Lun Yu (Analek)
Merupakan kumpulan catatan percakapan antara Kung Fu Tze dengan murid-muridnya.

 Zong Yong (Doktrin tentang Ajaran Jalan Tengah)


Merupakan kumpulan ujaran Kung Fu Tze mengenai jalan tengah (Tao). Tao merupakan
inti pokok dari semua pemikiran Cina. Kitab ini disusun oleh Tzu Ssu (492 – 431 SM)
yang merupakan cucu dari Kung Fu Tze

 Da Xue (Ajaran Agung)


Berisi tentang Ajaran-ajaran Agung Kung Fu Tze. Kitab ini disusun oleh Tseng Tzu (505-
436 SM), dari Tseng Tzu inilah terus berkelanjutan ke murid lainnya, termasuk Tzu Ssu
(492-431 SM) turut andil dalam menulis ujaran Kung Fu Tze yang juga merupakan guru
dari Meng Tzu.

Anda mungkin juga menyukai