Anda di halaman 1dari 14

KEPERCAYAAN BATAK PAKPAK DAN PENDEKATAN PI

____________________

Tugas ini

Diserahkan kepada Dosen

Ibu.Berta br. Tarigan, M.Th

Sebagai Bagian dari Ujian dalam Matakuliah

Teologi Agama-agama

____________________

Oleh:

Mestiani Gea

NIM: 2017159PDK

Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia

Medan

OKTOBER 2019
BAB I

PENDAHULUAN
China adalah sebuah peradaban besar yang sudah ada semenjak
ribuan tahun sebelum masehi, terbukti dengan banyak etnis china atau
pecihnan yang tersebar diseluruh dunia. Agama China purba dan konfusius
atau yang sering disebut khong hu chu, agama ini kononnya adalah agama
yang tertua namun bukan satu – satunya yang berada di China.
Dalam sebuah pepatah cina menyatakan bahwa cina memiliki
tiga agama yang dimaksud yaitu : konfusianisme, taosme, dan buddha.
Dalam artian bahwa ketiga agama tersebut saling mempengaruhi satu
sama lain sehingga sulit untuk membicarakan salah satunya tanpa
mengaitkan yang lain. Khong hu chu merupakan salah satu ajaran yang
bersumber pada kitab – kitab klasik yang di populerkan oleh konfisius dan
para penganutnya dalam istilah cina agama ini menunjuk pada dua hal ; ju
chiao dan ju chia. Ju chiao berasal dari sudut pandang chiao ( budisme )
dan tao chiao ( taoisme ), sudut pandang tersebut mengkaji tentang
filsafat, budaya, dan ilmu pengetahuan .
Meskipun demikian, pada bagian ini saya akan berusaha untuk
mengkaji bagaimana proses muculnya kepercayaan cina dan
perkembangannya begitu juga dengan bagaimana kita bisa melakukan
pendekatan PI terhadap kepercayaan ini. Dari latar belakang diatas, dapat
kita rumuskan bahwa sangat berkembangnya kepercayaan china ini dan
akan menjadi focus kita untuk pembahasan makalah ini.
BAB II

KEPERCAYAAN CHINA / SUKU TIONGHOA

Masyarakat Tiongkok tradisional percaya bahwa alam adalah


sesuatu yang berpengaruh dalam kehidupan mereka, dan mereka membagi
alam menjadi tiga, yang mereka kenal dengan konsep tiga alam yang
menjadi inti kepercayaan masyarakat Tiongkok Kuno, tiga alam yang
dimaksud adalah :
Alam langit ( Tian Jie ) adalah menunjuk pada alam sesuatu
yang didiami dan menjadi tempat kegiatan para raja – raja langit ( Tian
Wang ) dan dewa – dewi langit ( Tian Shen ). Alam ini dianggap sebagai
pusat pemerintahan alam semesta, yang mengatur seluruh kehidupan di
alam bumi. Orang – orang besar yang berjasa di bidangnya masing –
masing terhadap masyarakat Tionghoa di zamannya dapat naik menjadi
dewa – dewi di alam langit.
Alam Bumi ( Ming Jie ) adalah menunjuk pada bumi tempat
kita berada, yang menjadi tempat tinggal dan kegiatan dari seluruh
mahluk hidup. Dewa – dewi dan pejabat di alam langit bertangung jawab
melaksanakan pemerintahan mereka di alam Bumi. Juga disebut Yang Jian
ataupun Ren Jian.
Alam Baka ( You Jie ) adalah menunjuk pada alam di bawah
bumi ataupun alam sesudah kematian, yaitu alam yang menjadi tempat
domisili dan kegiatan dari roh – roh ( Ling ) dan hantu ( Gui ) dari
manusia setelah meninggal dunia.
Di alam ini, ada sekelompok dewa dan pejabat alam yang
khusus memerintah di alam ini. Dalam kepercayaan tradisional, leluhur
orang tiongkok mempercayai bahwa kehidupan setelah meninggal adalah
lebih kurang sama dengan kehidupan manusia di dunia ini. Di alam ini
setiap orang akan menjalani pengadilan yang akan membawa kepada
hadiah maupun hukuman dari dewa dan pejabat di alam ini. Alam baka
keseluruhan berjumlah 10 istana Yan Luo ( Shi Dian Yan Luo ) dan 18
tingkat Neraka ( Shi Ba Ceng Di Yu ). Jadi Tuhan disini bersifat
Teisme, menciptakan dan berperan penting terhadap alam.

Sikap Terhadap Alam

Alam bagi masyarakat Tiongkok Kuno adalah sesuatu yang patut


dihormati, ini dikarenakan bagi leluhur Tiongkok dizaman dulu alam menjadi
tantangan untuk bertahan hidup. Menurut mereka dialam ini ada yang
menguasainya, yang mereka kenal dengan dewa – dewi. Seperti Yu Huang Da
Di ( Raja Langit ), merupakan bentuk penghormatan pada langit dan bentuk
penghormatan ini adalah penghormatan paling tua, karena penghormatan
terhadap alam sudah ada sebelum penghormatan terhadap yang lainnya.
Tentang hormat menghormati ini juga tidak terlepas dan
Konfusinaisme yang sangat menekankan pentingnya menghormati para leluhur
terutama yang berjasa dan berkontribusi bagi orang banyak. Bentuk
penghormatan terdiri dari tokoh – tokoh mitologi yang dianggap sebagai leluhur
jauh maupun dekat, bila diperhatikan maka hampir semua dari dewa – dewi
yang ditinggikan didalam kepercayaan tradisional ini adalah dimanusiakan tanpa
memandang bentuk asalnya. Ini terutama terlihat dalam bentuk yang
ditunjukkan ( patung, papan nama penghormatan dll ), yang dipuja dan
dihormati tentu bukan bentuk real darinya. Jadi yang dilakukan dalam
kepercayaan tradisional ini bukanlah memuja sang patung ataupun papan tadi,
namun memuja dan menghormati dewa – dewi yang bersangkutan.

SISTEM KALENDER, UPACARA, DAN KORBAN


Peradaban China sudah memliki system kalender yang koperhensif.
System kalender china menggabungkan berbagai elemen yang dipadukan
secara komperhensif seperti :\
 Elemen Matahari
 Elemen Bulan
 Elemen Shio ( rasi binatang )
 Elemen Energi ( Yin dan Yang )
 Karakteristik Alam
Untuk mensingkronkan keempat elemen tersebut system penanggalan
China memiliki autokoreksi yakni dengan munculnya lun gwe atau tahun
kabisat China yang terjadi antara dua atau tiga tahun sekali, berselang
satu kali musim. Sistem kalender China memiliki system hari, bulan,
tahun, periode 12 tahun dan 60 tahun .
Periode 60 tahun diperoleh dari kombinasi tiga faktor ( 12 shio [ Tikus,
Kerbau, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Kera, Ayam,
Anjing, dan Babi], 5 unsur [ Kayu, Api, Tanah/Bumi, Logam, dan Air ],
2 energi [ Yin dan Yang ], ini artinya hanya setahun dalam enam puluh
tahun tikus api 1936 akan terulang kembali pada tahun 1996 ( 60 Tahun
kemudian ))
Selain itu bangsa Tiongkok selalu mengadakan upacara upacara
dengan tujuan untuk menghormati dewa – dewi. Upacara selalu ditetapkan
pada saat yang khusu dalam kehidupan manusia, sikap pemujaan ini
menimbulkan hal yang tabu dan sacral dalam kehidupan masyarakat
dengan kata lain kehidupan masyarakat Tiongkok baik dalam kalangan
bangsawan maupun rakyat jelata selalu diikat dengan peraturan yang
bertujuan mempertahankan harmonisasi antara yang satu dengan yang
lain, antara manusia denga mahluk lainya, antara bawahan dan atasan,
antara susunan yang didunia dengan susunan yang dilangit, dan antara
manusia dengan sekitarnnya. Harmonisasi ini juga dianut oleh
konfusianisme Tiongkok sebagai keseimbangan.
BAB III
KONFUSIANISME
BIOGRAFI KONFUSIUS DAN PEMUJAAN ATAS DIRINYA

Konfusius adalah nama lain dari K’ung Tzu atau Kong Hu Tsu
atau K’Urng dilahirkan dinegri Lu, yang sekarang adalah provinsi
shantung pada tahun 551 S.M dari sebuah keluarga yang sederhana, jujur
dan setia bakti kepada tian. Konon kelahirannya di iringi dengan
peristiwa ajaib dan pada tubuhnnya Nampak tanda – tanda yang luar biasa.
Ayahnya meninggal ketika berusia 3 tahun, selama berdukacita dia
mengasingkan diri untuk belajar dan bermeditasi dan dia pun muncul dari
pengasingan sebagai seorang guru, dan berhasil menarik jumlah besar
murid yang setia.
Pada usianya 50 tahun ia memasuki kehidupan masyarakat umurm
dan ditunjuk sebagai kepala hakim di kota Chung-tu dan segera diangkat
menjadi mentri pekerjaan dan pengadilan, jabatan tersebut sangat memberi
kontribusi terhadapnya untuk melakukan praktik mengajar dan
menyelenggarakan system administrasi yang teratur dan dia berhasil
menjadikan sebuah negara yang tentram dan adil, sehingga kejahatan dan
kerusakan akhlak menjadi hilang.
Keadilan yang pernah di terapkan ketika beliau menjadi pejabat
mengundang musuh untuk menjatuhkannya, tahun 497 S.M pada zaman
tersebut para pejabat sangat takut dengan keterusterangan dan ketulusan
konfusius sehingga tidak mau mengangkatnya dalam jabatan yang
memikili kekuasaan. Setelah itu beliau mengunakan waktu kurang lebih
13 tahun untuk merenungkan masa lampau nya , beliau berkeliling dari
satu negara ke negara lain, menawarkan nasihat yang diminta para
penguasa mengenai cara memperbaiki pemerintahannya. Beliau
menghabiskan waktunya selama 5 tahun dengan mengajar dan menyunting
kitab klasik dengan tenang, didalam usianya yang ke 73 tahun beliau
meninggal dunia.
Setelah wafatnya konfusius para muridnya melanjutkan ajaran
konfusius, akan tetapi dianatara muridnya terjadi beberapa perbedaan pola
pikir dan pandangan tentang ajaran konfusius. Satu golongan mengatakan
konfusius adalah Tuhan penyelamat sedangkan kelompok yang lain
mengatakan dan mempertahankan bahwa konfusius hanyalah seorang
Nabi/Guru.
Namun, pada masa dinasti Han pandangan yang paling berpengaruh
ialah pandangan yang menyaakan bahwa konfusius adalah Tuhan
penyelamat. Sehingga ditahun 59M ditetapkanlah acara-acara memuja
Konfusius, termasuk memberiikan korban kepadanya disemua Lembaga
Pendidikan yang dikelola oleh pemerintah. Lambat waktu konfusius ini
dikenal sebagai Dewa Pendidikan bagi bangsa China waktu itu. Disinilah
bermula pemujaan terhadap diri konfusius kemudia dibangunlah kuil-kuil
untuk memuja Dewa Konfusius diseluruh wilayah kekaisaran, dan
puncaknya pada dinasti Tag pada abad 7 M.

KITAB SUCI KONFUSIUS


Kitab – kitab yang dihasilkan baik itu oleh konfusius sendiri atau yang
dihasilkan oleh murid – muridnya sebenarnya banyak sekali. Namun yang
diimani oleh umat Konfusiusan dan sudah diberlakukan hingga saat ini
ialah :
 Ngo King ( Kitab Suci Yang Lima )
Kitab Ngo King ini adalah kitab yang menjadi dasar ajaran agama
Konfusius Ngo King sendiri terdiri atas beberapa kitab, yaitu :
 Si King ( Kitab Sajak ), berisi kumpulan sajak dari berbagai negri,
sehingga ia juga disebut sebagai Kok Hong ( adat istiadat berbagai negri
), dan sifatnya lagu puja atau siong yang mengiringi berbagai upacara
sembhayang. Sajak yang tertua berasal dari dinasti Siang atau IEN ( 1766
S M - 1222 SM )
 Su King ( Kitab Dokumen Sejarah ), yang berisi sejarah agama
Konfusianime yang tertua berasal dari abad ke 2 3 S M dan terakhir
berasal dari abad 7 S M

 Yak King ( Kitab Wahyu Tentang Perubahan ) , isinya mengungkapkan


kejadian, perubahan dan segala sesuatu tentang semesta alam, hidup
manusia dan segala peristiwanya.

 Lee King ( Kitab Suci Tentang Susila dan Peribadahan )

 Chun Chiu King ( Kitab Sejarah Zaman Chun Chiu )

 Su Si ( Kitab yang Empat ) terdiri atas :


 Thai Hak ( Kitab Ajaran Besar ), berisi ajaran yang memberi tuntunan
dan membina diri, dimulai dari yang terdalamdiri sendiri sampai kepada
hal rumah tangga, masyarakat, Negara, Dunia.
 Tiong Yong ( Kitab Tengah Sempurna ), merupakan ajaran keimanan
yang memberikan tuntunan bagaimana cara manusia beriman kepada
Thians serta tanggung jawabnya sebagai pengembang firman Tuhan dan
bagaimana mampu membangun watak dan sikap agar mampu bertinak
tengah – tempat dan dalam pelaksanaannya dapat menciptakan susasana
yang harmonis.
 Lun Gi ( Kitab Suci ), kitab ini terdiri dari 20 jilid, berisi sabda – sabda
konfusius, atau perbincangan konfius dengan murid – muridnya dan orang
– orang pada zaman itu.
 Bingcu ( Kitab Meng Zi atau Mencius ), Kitab ini ditulis oleh Meng Zi
murid konfuisus yang bertujuan untuk meluruskan ajaran Konfusius dari
penyimpangan akibat munculnya beberapa aliran

Pokok – Pokok keimanan konfusius sama halnya dengan aliran keagamaan


yang lain, konfusianisme juga memiliki pokok – pokok keimanan yang
menjadi tolak ukur bagi konfusian untuk mencapai tujuannya dalam
beragama yaitu :
1. Percaya kepada satu Tuhan yang maha Esa, pencipta alam semesta, yang
mereka sebut sebagai Thian. Dalam kepercayaan mereka dilambangkan
dengan ciri – ciri berikut
o Yuan ( Yang Selalu Hadir )
o Heng ( Yang selalu Berhasil )
o Li ( Yang Selalu Membawa Berkah ) \
o Zhen ( Yang selalu Adil )

2. Xing adalah jati diri manusia, kodrat, perwujudan firman tuhan dalam diri
manusia
3. Ren ialah perikermanusiaan yang terbagi menjadi 2 :
o Zhong ( Setia )
o Shu ( Seolidaritas )

BAB IV
BUDDHISME

Sejarah Agama Buddha mulai dari abad ke- 6 SM sampai sekarang


dari lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Dengan ini, adalah salah
satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Selama masa ini, agama
ini sementara berkembang, unsur kebudayaan india, ditambah dengan
unsur – unsur kebudayaan Helenistik ( Yunani ), Asia Tengah, Asia
Timur, Asia Tenggara. Dalam proses perkembangannya ini, agama ini
praktis telah menyentuh hamper seluruh benua Asia.

ASAL – USUL AGAMA BUDDHA


Agama Buddha lahir dan berkembang pada abad ke 6 SM, agama
ini beroleh dari Nama panggilannya yang diberikan kepada
pembangunannya yang mula – mula, Sidharta Gautama yang di panggilikan
Buddha
Buddha bukan nama orang melainkan gelar, Sidartha Gautama
dilahirkan dari seseorang raja Sudhodana di Kapilwatsu, sebelah utara
Benares di daerah Nepal sekarang, dilereng pegunungan Himalaya pada
tahun 566 SM. Di waktu beliau dilahirkan oleh beberapa Brahmana
pandai, dan diramalkan bahwa anak itu akan meninggalkan keratin dan
menjadi biksu yakni seorang padre yang hidupnya mengemis.
Gautama Buddha nama aslinya pangeran Siddartha pendiri agama
Buddha dibesarkan didalam istana mewah, tetapi dia tidak betah dengan
hidup enak berleha - leha dan dirundung rasa tidak puas yang amat.
Ketika dia berumur dua puluh Sembilan tahun Gautama mengambil
keputusan utuk meninggalkan kehidupan istananya dan menghambarkan
diri kepada upaya untuk mencari kebenaran sejati yang bukan sepuhan.
Langkah pertama yang ia lakukan ialah menuntut ilmu dari berbagai
orang – orang bijak yang ada saat itu.
Dalam ajaran agama Buddha, Sang Buddha bukanlah Tuhan dalam
agama Buddha yang bersifat non – etis ( Yakni, pada umumnya tidak
mengajarkan keberadaan Tuhan sang pencitpta atau bergantung kepada
Tuhan Sang Pencipta demi dalam usaha mencapai pencerahan, Sang
Buddha adalah pembimbing atau guru yang menunjukan jalan meuju
Nirwana ). Pandangan umum tentang Tuhan menjelaskan sesuatu
keberadaan yang tidak hanya memimpin tetapi juga menciptakan alam
semesta. Pemikiran dan konsep tentang inilah yang sering diperdebatka
oleh banyak Buddhis dalam perpecahan Agama Buddha
Ajaran agama Buddha bersumber pada kitab Tripitaka yang artinya
tiga keranjang atau tiga kelompok. Kitab ini merupakan kumpulan
Khotbah, keterangan, Perumpamaan, dan percakapan yang pernah
dilakukan Sang Buddha dengan para siswa dan pengikutnya dengan
demika isi kitab tersebut semuanya tidak berasal dari kata – kata sang
Buddha sendiri, melainkan juga kata – kata dan komentar siswannya. Kitab
tersebut terbagi menjadi 3 kelompok yaitu :
o Sutta Pitaka, berisi khutbah – khutbah atau ajaran Buddha kepada
pengikutnya
o Vinaya Pitaka, berisi peraturan – peraturan yang mengatur kehidupan
Sangha dan para penganutnya
o Abhidharma Pitaka, berisi ajaran ilmu jiwa dan metafisika agama
Buddha

Sekte – sekte Agama Buddha

1. Aliran Hinayana
Aliran Hinayana ( Kendaraan Kecil ) adalah aliran yang
mempertahankan keasliannya ajaran agama Buddha. Sesuai dengan ajaran asli
Buddha Gautama, aliran Hinayana tidak mengajarkan penyembahan kepada
Tuhan melainakan yang sangat terpenting ialah melaksanakan ajaran moral yang
diajarkan oleh gurunya itu. Buku – buku ajarannya banyak menggunakan Bahasa
Pali. Tujuan dalam aliran ini ialah menjadi arahat yaitu seorang yang benar –
benar telah lenyap dari nafsunya, sehingga ia dapat mencapai Nirwana dan
dengan demikian terbebaslah dari penderitaan. Aliran ini menitikberatkan pada
kelepasan individual, artinya tiap – tiap orang berusaha melepasakan dirinya
masing – masing dari penderitaan hidup.
Dalam aliran Hinayana beranggapan bahwa segala sesuatu dalam
alam semesta ini berwujud dalam suatu ketika saja. Segala sesuatu selalu
dalam perubahan, selalu dalam proses, hanya saja mata manusia tak
mampu mengamatinya contohnya sungai yang mengalir, mata kita melihat
adanya air terbentang dihadapan kita seolah – olah kita melihat suatu
wujud benda yang tetap padahal air tersebut sebetulnya berdiri dari
rangkaian titik – titik air yang berganti terus – menerus
2. Aliran Mahayana
Aliran Mahayana ( Kendaraan Besar ) adalah aliran yang
mengadakan pembaharuan terhadap ajaran Buddha yang asli, ciri yang
menonjol dari aliran ini adalah timbulnya upacara penyembahan kepada
Tuhan dalam agama Buddha. Buku – buku ajaannya banyak menggunakan
Bahasa Sansekerta sedangkan penganutnya banyak terdapat di negara
India, Nepal, Tibet, Mongolia, Tiongkok, Korea, Jepang, Indonesia.
Tujuan dalam aliran ini bukan menjadi Arahat, tetapi menjadi
Boddhisatva. Seorang Boddhistva sebenarnya bisa langsung menikmatu
kebahagiaan Nirwana, tetapi ia belum mau menetap di Nirwana,
melainkan masih ingin turun ke dunia guna menyelamatkan umat manusia
yang percayaan dari penderitaan.
Dari tujuan tersebut, aliran Mahayana bukanlah kelepasan
individual, melainkan kelepasan Bersama – Bersama orang banyak
sehingga aliran ini diberi nama kendaraan besar karna mempunyai
jangkauan untuk menyelamatkan lebih banyak manusia.

PENDEKATAN PI
Menurut saya meberitakan injil Kristus terhadap ajaran –
ajaran Agama ataupun kepercayaan China kita harus bisa meyakinkan
bahwa Yesus Kristus lah penolong yang sejati karna injil itu telah
dijanjikan – Nya sebelumnya dengan peranteraan nabi – nabi – Nya dalam
kitab – kitab suci ( Rom 1 : 2 ) terlebih lagi menurut saya masyarata
tionghua yang berada disekitar kita tidak terlalu fanatic mengenai agama,
jadi kita harus bisa meyakinkan mereka dan tidak meninggalkan hakekat
agama / kepercayaan mereka sendiri. Pengalaman saya dulu ketika smp
saya bersekolah yang mayoritas tionghoa, sewaktu ketika kelas kami
ditunjuk untuk mengisi pujian ke Gereja dan respond mereka sangat baik
dan mau ikut berpartisipasi mungkin dari situ awal kita sebagai umat
Kristen bisa memberitakan injil.
Benang Merah atau hal yang bisa menjembatani dalam
Pendekata PI ialah melalui kata Keberadaan Pencipta masyarakat China
atau yang meyakini kepercayaan China ini kurang percaya dalam
keberadaan Tuhan atau Kehebatannya mereka cuman menganggap Tuhan
itu sekadar hanya kuat dalam melampaui kekuatan manusia dari situ kita
bisa menyatakan bahwa Tuhan itu tidak terbatas dan bisa melampaui
apapun karna dialah yang mencipta alam semesta ini pikiran kita,
kemurnian kita, tidak bisa melampui DIA.
BAB V

KESIMPULAN

Dari berbagai uraian diatas dapat kita ambil beberapa kesimpulan


diantaranya ialah bahwa peradaban China juga sangatlah penting dalam
kontribusinnya dalam menyumbangkan ilmu pengetahuan yang luas serta
peran konfusius dalam bidang filsafat, moral, etika.
Kita juga sebagai umat Kristen banyak bisa mengetahui tentang
sejarahnya agama yang berada di China dan kita juga menghormati dan
menghargai kepercayaan agama tersebut dan bisa mengambil sisi yang
baik dalam ajaran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai