Aspek Keagamaan
Khonghucu
di Indonesia (1)
Week 11
STIKIN
Evi Sutrisno
Definisi Agama menurut Pemerintah RI
Tidak ada definisi formal dari negara, tetapi Departemen Agama mengeluarkan ciri-ciri
agama:
1. Mengakui atau mengadjarkan kepertjajaan akan adanja Tuhan Jang Maha Esa
2. Mempunjai kitab sutji sendiri jang dianggap sebagai kumpulan wahju berasal dari Tuhan
3. Mempunjai Rasul atau utusan jang membawakan wahju itu jang diterimanya melalui Malaikat
4. Merupakan way of life jang mempunjai hukum-hukum dan peraturan-peraturan sendiri untuk
mengatur kehidupan para ummatnja. (Kertorahardjo 1980, h. 59)
Kriteria ini digunakan oleh Badan Pengawasan Kegiatan Keagamaan dan Aliran2/Faham2
(Bakorpakem)
Mendefinisikan Tian
Semenjak awal THHK telah mendapatkan response keraguan dari para missionaris
tentang dimensi eschatology dari agama Khonghucu → definisi tentang Tian
“Khong Hoe Tjoe ada pertjaja, bahoewa ada satoe Roh Agoeng jang soetji, jang memerintah
dan memegang koewasa dengan sampoerna di boewana dan di boemi. Roh Agoeng itu
diseboetnja “Thian” (= Jang Agoeng), dianggep ada taoe seantiasa segala hal, baik jang lahir,
baik jang batin, dan ada hidoep salamanja.
Dengan bersembahjang, Khong Hoe Tjoe sendiri ada sembahken hormatnja dan soekoernja
kepada Thian, tatkala baroe seleseh ija karang kitab “Tjhoen Tjioe.”
Berdoa, memoehoenken Thian poenja koernia atawa pertoeloengan, itoelah boleh djoega
dilakoeken, kerna panjtas adanja dan ada djadi pengiboer hati di dalam kasoesahan. Tapi, di
dalam hal jang terseboet itoe, haroeslah kita beringat: pertama, bahoewa kaadilan dan
katjintaan jang sampoerna, senantiasa ada pada Thian maha koewasa dan soetji, dan satoe apa
poen, baik jang lahir, baik jang batin tida ada jang tersemboenji di hadepannja; kadoewa,
kalakoean dan perboewatan jang baik, itoelah haroes dianggep ada djadi perkataan jang
berharga besar aken berdoa kapada Thian.” (Nio 1940, h. 215)
Beberapa Perbedaan (1)
“Di dalam Kitab Sabda Suci, Konfucius dikatakan dengan khusuk memohon
pertolongan dengan Tuhan YME, pada saat-saat menderita, kesukaran dan
kegawatan, misalnya, waktu pengikutNya terkasih mangkat, sebagai sumber dan azas
kebajikan serta tugas, sebagai kesaksian tentang ketulusan hati dan Tindakan, serta
sebagai kekuatan gaib yang menguasai hidup dan takdir. Teologi Jawa juga
menganjurkan berdoa:
“Gusti iku sambaten naliko sira lagi nandhang kasangsaraan. Ujinen yen sira lagi
nampa kanugrahaning Gusti.”
Superior tetapi dapat Superior tetapi dapat Superior dan tidak dapat
ditiru ditiru ditiru
Tiga aliran berpikir di China:
Zuo
Rasional, berbasis fakta
Gongyang
Spiritual, metaphysical,
berhubungan dengan Tuhan
Guliang
Dimensi moralistic dalam
kejadian politis atau alam
Figur Khonghucu:
Perbandingan antara Aliran Zuo & Gongyang
Aliran Zuo (Old Text):
Menelusur sejarah keluarga dan leluhur sebelum Khonghucu
Menekankan kejadian-kejadian penting pada masa kecil, remaja, dewasa
dan tua
Menceritakan interaksi antara Khonghucu dan raja dan para pejabat
pemerintahan
Mencatat percakapan Khonghucu dan murid
“Djikaloe kita beringat kapada radja-radja agama, jang boleh dikataken bahoewa tangannja
jang kiri ada memegang kitab agama, tangannja jang kanan ada memegang pedang, dan
hatinja tida merasa ada sangkoetan di dalam hal toempahken darahnja manoesia aken
gemoeki tanah di mana ija hendak sebar pengadjarannja, - haroeslah kita berkata, bahoewa
Khonghoetjoe ada lain sekali. Khonghoetjoe tida sekali kalihatan ada ampoenja kahendak aken
agoengken diri sendiri di antara sasamanja manoesia, djoega tida sekali ija tambahi
pengaroehnja ija poenja kitab-kitab, dengan lantaran mengataken toelisan itoe ada beratsal
dari Toehan Maha Koewasa; telah didatangken ka doenia oleh tangan malaikat, atawa dengan
lantaran lain-lain sabaginja itoe.” (Lie Kim Hok, 1887, h. 3-4)
Buku gambar I
Mengadopsi
sepenuhnya
Gongyang
Drama kelahiran Nabi Khonghucu –
Boen Bio 2010
Pelajaran yang bisa dipetik:
Konsep agama, termasuk theology dan eschatology tidak pernah lepas
dari dimensi politik
Posisi Nabi, Filosofer, Guru Agung adalah konstruksi politik dan agama
Siapa pun Khonghucu (atau seseorang) dan apa pun gelarnya, selama ia
memiliki sikap dan pandangan yang baik, pelajari dan teladanilah
Menimbang agama adalah konstruksi politik, sejarah dan budaya, mari
kita hargai kelompok yang memilih dimensi keagamaan yang berbeda
dengan versi yang kita yakini, termasuk Sam Kauw, Buddhisme atau
agama rakyat.