TRITUNGGAL TRINITAS
lebih lengkap karena menunjuk kpd 3 tanpa
indikasi kpd kesatuan
menyebut 3 dan
satu/tunggal/kesatuan
ada satu Allah yg benar
dan satu2nya tetapi di
dlm keesaan itu ada 3
WARFILD pribadi yg sama kekal,
sama hakekat dan
sepadan.
H. VORGRIMLER
1. Ke arah monotheisme: perjuangan para
penyembah Yahwe untuk melawan allah Baal
dimulai oleh nabi Elia (pem. Ahab – 874-
853) lalu dilanjutkan oleh elisa, yg menuntut
agar para peneyembah Baal dibinasakan –>
hanya Yahwe saja yg dihormati sbg Allah.
Gerakan ‘hanya Yahwe’ ini tak diketahui sebab
mengapa ia muncul dan mengapa berhasil.
2. Perjuangan nabi HOSEA – 740 BC: Orang Israel harus
menyembah/menghormati hanya Yahwe saja semua allah lain
harus ditolak. Hubungan Yhw dgn Israel dilukiskan sbg hub. Suami –
isteri.
Setia,
Istimewa
berdaulat
Membebaskan,
memihak
Mencintai
Menghargai BAPA
man PENCIPTA
F. Gambaran P L tentang
TRITUNGGAL
• Allah PB adlh Allah yang esa, sebagaimana dianut oleh agama Yahudi
monoteisme Yahudi dan Kristen.
• Selain percaya kepada Allah/Yahwe (Allah Abraham/Isak/Yakob) orang
kristen juga percaya kepada YK. Berkat peristiwa Yesus dalam sejarah
manusia, maka kita diperkenalkan dgn peristiwa AT. Pendorong utama
iman ini adalah kebangkitan Yesus. Hanya dlm rangka kepercayaan akan
allah, Bapa maka pengalaman iman akan YK memperoleh bobot (Ia yg
bakgit itu dikenal sbg Allah – Rom 1:4). Dlm Yesus itu logos ilahi yg pd
mulanya bersama Allah menjelma. Dan pemahaman umat purba akan
YK dimungkinkan oleh RK. Bagi Paulus, Kristus yg dimuliakan dn Roh yg
berkarya dlm jemaat, hampir sama sprt dua hal yg tertindih tepat. Roh
hanya didekati melalui Kristus, dan Kristus hanya dpt didekati melalui
Roh.
• Krn itu RK tidak bisa disamakan saja dgn Bapa
atau dgn Putera. Dialah kehadiran Allah di dlm
manusia dan dlm Gereja, yg meneruskan karya
penebusan YK. Karena itu beberapa hal
mendasar yang dibawa Gereja sejak awal
adalah:
Allah itu Esa; Allah yang esa itu mewahyukan
diri dengan cara triganda sbg Bapa – Putera –
Roh Kudus; Sang Bapa dan Sang Putera tidak
dpt disamakan satu sama lain sedemikian
rupa shg perbedaan keduanya hilang.
2.2 Abad 2 - 5
2.2.1. Inkulturasi ke dalam dunia Helenis.
• Pandangan Agust ini sgt luas: hdp ilahi yg berlangsung dlm diri Allah
sendiri, diperluas masuk ke dlm dunia ciptaan, khususnya penciptaan
man, sej. penebusan, dan pengudusan org beriman dan dlm Gereja.
2. Anselmus dari Canterbury
Ia mengembangkan pandangan Agustinus.
• Sebelum segala sesuatu Allah sudah berpikir dan berbicara dalam diriNya
sendiri. Berpikir dan berbicara dlama diri sendiri ini tdk berbeda dgn
hakekat Allah melainkan identik dgn hakekatNya itu. Bila Allah berbicara,
Ia tidak menyampaikan banyak informasi melainkan hanya mengucapkan
satu Sabda, dlmnya substansi tertinggi itu mengungkapkan diri. Karena
itu Sabda yg satu itu dpt dipandang sbg Putera Tunggal dari substansi
tertinggi. Substansi tertingi dan Sabda itu saling mencintai. Cinta itu
berasal dari keduanya, dan cinta itu tidak lebih kecil dpd substansi
tertinggi itu. Karena cinta itu menghubungkan Bapa dan Putera, maka ia
tdk bisa dipikirkan sbg diperanak melainkan sbg berasal dari Bapa dan
Putera. Seturut hakekatnya, cinta itu sama dgn Bapa dan Putera, maka
cinta itu sama dgn Allah, Ia adlh Allah. Dlm why cinta ini disbt RK.
3. Ajaran Skolastik AT
Memakai paham “pribadi” dlm arti modern yaitu subjek yg mampu akan
tindakan, keputusan dan menyadari diri yg tak tergantikan
• Schoonenberg: pribadi ilahi yg satu itu menjadi antara pribadi dgn bergerak
menuju makhluk2 insani. ‘Pribadi’ bila dikenakan pada Allah, berlaku utk Allah
yg disbt ‘Bapa’; sedangkan sang Putera dan Roh Kudus, hanya secara ekonomis
saja menjadi pribadi, berkat pergerakan diri Allah menuju manusia. Walau
secara imanen tdpt satu pribadi dgn dua pancara (yakni Sabda dan Roh)
namun secara ekonomis (sejak inkarnasi) tdpt interpersonalitas yg sungguh2.
Dkl, pribadi Bapa mempribadikan SabdaNya menjadi Putera (dlm YK), dan
rohNya menjadi Roh Putera. Dgn demikian Bapa mempribadikan diriNya
sendiri. Proses pergerakan diri Allah ini bersifat abadi dan dikehendakiNya dgn
bebas. Proses ini berlangsung dlm hakekat Allah karena diri Allah sendirilah yg
dipribadikanNya dlm kontak dgn makhluk ciptaanNya.
Von Balthasar: seorang makhluk insani dpt menjadi seorang
‘pribadi’ (person) dgn memperoleh suatu derajat/martabat yg
melebihi individualitas dan subjektivitas mental yg
menghindarkannya dari jatuh ke dlm individualisme dan
kolektivisme, dlm animalisme, rasionalisme atau
voluntarisme.
Pangkal ajaran xten ttg AT adlh pengal. Umat Israel yg percaya kpd
satu Allah, tempat mereka berlindung dn merasa aman. Dan iman
patriarkal menyapa Allah dgn Bapa.
Mereka berceritera ttg pengal. Allah yg mengambil insiatif tertentu utk
mengarahkan sejarahnya, yg melindungi dan membimbing, tp jga bisa
marah dan menghukum; bagaimana Allah bertindak di tengah dunia
dan sej. Man. Dg membatalkan hukum alam dan mengadakan tanda2
agung yg mengejutkan. Tapi makin lama mereka alami bhw Allah itu
makin jauh, tak dpt ditemui, yg diungkapkannya dgn doa2 yg berisi
keluhan, seruan2, dll..
• Dan sudah sejak zaman PL juga, pewarisan trad. ini mulai
diambil alih oleh ahli2 yg berpendidikan khusus. Rakyat
biasa menghidupi trad lewat liturgi dan doa2, namun
refleksi ttg gambaran Allah dan penjelasan kpd org luar
dipercayakan kpd para ahli itu. Dlm penjelasan itu,
mereka menggunakan gagasan dari luar agar bisa
dimengerti. Maka muncul pelbagai teori, teologi, suatu
pembicaraan ttg Allah. Dan setelah zaman PB, ketika
Gereja perdana bertemu/masuk ke dlm duia helenis,
terbentuklah sebuah ajaran xten ttg Allah, yg di satu
pihak mempertahankan kesaksian para leluhur ttg Allah
yg hdp dan dialaminya, namun di lain pihak menjelaskan
gambaran ttg Allah dgn gunakan gagasan yunani ttg Allah
yg ilahi dan hakekatNya.
• Dan pimpinan Gereja akan berikan reaksi bila
gambaran tertentu diragukan atau
mengancam ajarannya. Reaksi ini dituangkan
dlm cara pikir fils Yun. Lama kelamaan
terbentuklah ajaran resmi ttg Allah Esa dan
Tritunggal. Dan usaha2 menggambarkan
gambaran xten secara teologis hrs
memperhatikan bagaimana terbentuknya
gambaran itu yg tdpt dlm syahadat2, di
samping hrs menjelaskan arti yg benar dari
rumusan2 resmi itu seturut maksud aslinya.
Traktat kita mulai
dgn gambaran KS
mengenai Allah
Tritunggal, iman para Dan refleksi ttg Allah yg Esa dan Tritunggal
leluhur ttg Allah, lalu ini, tdk pernah selesai. Karena itu org tdk bisa
refleksi atas pengal. merasa puas saja dgn mempelajari apa yg
Dlm terang konsili2, diajarkan oleh otoritas Gereja dan para
Diteruskan dgn usaha2 teolog, tp harus menghadapi pelbagai
teologis sepanjang kesulitan khususnya zaman ini, dan mencari
sejarah utk jalan bagaimana ia bisa berbicara ttg Allah
memperdalam dan sedemikian shg org dibantu dlm hdp
memperjelas. imannya. Satu tantangan dewasa ini dtg dari
pandangan sekular ttg dunia, yg merasa asing
dgn pengalaman Allah zaman dahulu dimana
orang mendengar suara, mengalami
campurtangan langsung dari allah, lewat
gejalah alam, dst…
Mengalami Allah sbg DIA yg jauh,
tersembunyi, diam dan tdk menjawab
Banyak orang seruannya; atau Dia yg sulit dimengerti.
dewasa ini Pengalaman ini tentu akan bertentangan dgn
(masy. Industri kepercayaan total dilaksanakan YK dan
dan teknologi) dituntut dari para muridNya: menjadi sprt
anak kecil yg menyerahkan segalanya pd
penyelenggaraan
• Keesaan Allah itu bukan sbg identitas satu subjek yg tunggal melainkan sbg persatuan tiga
priadi, suatu komunitas. Untuk Trinitas yg bertindak dlm sej. keselamatan makin jelas
kelihatan tiga subjek yg saling berhubungan secara intim. Memang ada ketegangan antara
pribadi2 ekonomis yg dilukiskan dlm istilah yg ckp modern dgn pribadi2 imanen yg
dilukiskan dgn cara tradisional. Proses2 imanen dlm Trinitas bersfat adikodrati, kekal dan
niscaya; sedangkan perutusan ekonomis bsft sukarela, temporal, bebas (Moltmann)
• Kalau hubungan Trinitas antara Bapa, Putera dan roh Kudus itu berupa diferensiasi timbal
balik, hubungan itu tdk dpt diartikan sbg cuma cara berada yg berlainan saja dari subjek
ilahi yg tunggal, tetapi hanya dpt dimengerti sbg proses kehidupan dari tiga pusat kehidupan
yg independen. Bapa, Putera dan Roh Kudus adlh tiga penamaan dari satu medan dan
kekuatan yg diidentifikasikan sbg cintakasih. Daya cintalah yg mendorong pribadi2 utk
keluar dari diri sendiri bgt rupa shg mereka menghayati hidupnya bukan dari diri mereka
sendiri menuju yg lain, tetapi dari yg lain menuju diri mereka sendiri (Pannenberg).
Posisi Tengah
• pribadi ilahi yg satu itu menjadi antara pribadi dgn bergerak menuju
makhluk2 insani. ‘Pribadi’ bila dikenakan pada Allah, berlaku utk Allah yg
disbt ‘Bapa’; sedangkan sang Putera dan Roh Kudus, hanya secara ekonomis
saja menjadi pribadi, berkat pergerakan diri Allah menuju manusia. Walau
secara imanen tdpt satu pribadi dgn dua pancara (yakni Sabda dan Roh)
namun secara ekonomis (sejak inkarnasi) tdpt interpersonalitas yg sungguh2.
Dkl, pribadi Bapa mempribadikan SabdaNya menjadi Putera (dlm YK), dan
rohNya menjadi Roh Putera. Dgn demikian Bapa mempribadikan diriNya
sendiri. Proses pergerakan diri Allah ini bersifat abadi dan dikehendakiNya
dgn bebas. Proses ini berlangsung dlm hakekat Allah karena diri Allah
sendirilah yg dipribadikanNya dlm kontak dgn makhluk ciptaanNya
(Schoonenger)
END