NPM : 2211010235
Kelas :G
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin Sukarame Bandar LampunTelp. (0721)-780887
1. Makna dari hadis tersebut adalah Rasulullah bersabda” Aku tinggalkan dua pusaka
untukmu sekalian, yang kalian tidak aka tersesat selagi kamu berpegang teguh pda
keduanya, yaitu Alqu’an dan Sunnah Rasul-Nya. Jadi kita harus berpegang teguh pada
alqur’an dan sunnah karena kita tidak akan terssat jika berpegang teguh kepda keduanya.1
a. Alquran merupakan kitab yang berisikan kalamullah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang di dalamnya berisikan petunjuk –
petunjuk kepada seluruh umat manusia dan sebagai sumber hukum ajaran islam
karena Al-Qur’an Mengandung materi tentang hukum-hukum Islam.2
b. Hadis dalam Islam menempati posisi yang kedua sebagai sumber hukum setelah al-
Qur’an. Rasulullah saw. adalah orang yang diberikan amanah oleh Allah swt untuk
menyampaikan syariat yang diturunkannya untuk umat manusia, dan beliau tidak
menyampaikan sesuatu terutama dalam bidang agama, kecuali bersumber dari wahyu.
Oleh karenanya kerasulan beliau wajibnya setiap umat Islam untuk berpegang teguh
kepada hadis Nabi saw.3
c. Alquran dan Sunnah/Hadis sebagai pedoman hidup dan sumber ajaran Islam, antara
satu dengan yang lainnya jelas tidak dapat dipisahkan. Alquran sebagai sumber
pertama memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum, yang perlu dijelaskan lebih lanjut
dan terperinci. Jadi Sunnah Nabi saw menjadi penjelas bagi Alquran.4
a. Rosulullah
Hadis pada waktu periode Nabi Muhammad SAW. Umumnya hanya di hafal
dan diingat oleh mereka, tidak di tulis seperti Alqur’an ketika di sampaikan Nabi
SAW. Karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Secara resmi nabi
memang melarang menulis hadis bagi umum karena khawatir bercampur antara hais
dan Alqur’an.5
b. Khulafa' Rosydin
Berlangsung sekitar tahun 11H sampai dengan 40 H. Masa ini juga disebut
dengan masa sahabat besar. Pesan-pesan rasul SAW. sangat mendalam pengaruhnya
kepada para sahabat, sehingga segalaperhatian yang tercurah semata-mata untuk
1
Saputra, Munzier, ILMU HADIS, ( Jakarta: PT.RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 53-54
2
Thahir, M. (2021). Kajian Alquran Sebagai Sumber Hukum. AL-Fathonah, 1(1), 215-226.
3
Jaya, S. A. F. (2019). Al-Qur’an dan hadis sebagai sumber hukum islam. Jurnal Indo-Islamika, 9(2), 204-216.
4
Sulidar, S. (2013). URGENSI KEDUDUKAN HADIS TERHADAP ALQURAN DAN KEHUJJAHANNYA DALAM
AJARAN ISLAM. Journal Analytica Islamica, 2(2), 335-351.
5
Khon, Abdul Majid, Ulumul Hadis, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012), hal. 46-52
melaksanakan dan memelihara pesan-pesannya6
c. Tabi’in
Pada masa ini di sebut masa pengodifikasian Hadis, Khalifah Ummar bin Abdul
Aziz yang hidup pada akhir abd 1H menganggap perlu adanya penghimpunan dan
pembukun hadis, karena beliau khawatir lenyapnya ajaran ajaran nabi SAW. Setelah
wafatnya para Ulama, baik dikalangan sahabat maupun tabi’in. Jadi beliau
mengintrusikan kepda para gubernur diseluruh wilayah negri Islam agar para Ulama
dan ahli ilmu untuk menghimpun dan membukukan hadis, pendapat yang paling
populer dalah pendapat dari Muhammad bin Muslim bin Asy-Syihab Az-Zuhri, Az-
Zuhri dinilai sebgai orang pertama yang mengodefisikan hadis dari khalifah Umar bin
Aziz pada awal tahun 100 H di bawah khalifah Umar bin Aziz.7
Berdasarkan tingkat keasliannya, hadits dapat dibagi menjadi 4 macam hadits, yaitu:
1.Hadits Sahih – Merupakan hadits yang sanadnya bersambung, paling diakui tingkat
keasliannya dan paling banyak diterima oleh kelompok ulamah.
3.Hadits Dhaif – Merupakan hadits yang sanadnya tidak bersambung atau pun
diriwayatkan oleh rawi yang tidak kuat ingatannya / tidak adil.
4.Hadits Maudlu’ – Merupakan hadits yang dicurigai palsu atau pun karangan
manusia.8
1.Hadits Marfu’ adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi
Muhammad
2.Hadits Mauquf adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa
ada tanda-tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan
derajat marfu'.
1.Hadits Musnad. Sebuah hadits tergolong musnad apabila urutan sanad yang
6
Khon, Abdul Majid, Ulumul Hadis, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012), hal. 52-54
7
Khon, Abdul Majid, Ulumul Hadis, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012), hal. 59-60
8
Azzuhri, M., Farmawati, C., Amalia, Z. P., & Syaefudin, M. (2017). Hadits-Hadits Problematik (Analisis Linguistik
Pragmatik).
dimiliki hadits tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu. Urut-urutan penutur
memungkinkan terjadinya penyampaian hadits berdasarkan waktu dan kondisi,
yakni rawi-rawi itu memang diyakini telah saling bertemu dan menyampaikan
hadits. Hadits ini juga dinamakan muttashilus sanad atau maushul.
2.Hadits Mursal, bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi'in
menisbatkan langsung kepada Rasulullah.
3.Hadits Munqathi’, bila sanad putus pada salah satu penutur, atau pada dua penutur
yang tidak berturutan, selain shahabi.
4.Hadits Mu’dlal, bila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-turut.
5.Hadits Mu’allaq, bila sanad terputus pada penutur 5 hingga penutur 1, alias tidak
ada sanadnya.9
b). Hadits Ahad – Merupakan hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang
yang belum mencapai tingkatan mutawatir. Hadits Ahad sendiri dapat
dikelompokkan ke dalam tida macam hadits yaitu Gharib, Aziz, dan Mansyur.10
4. Maksud dari
a. Rijalul Hadis
b. Mustholahul Hadist
1. Rijalul Hadis:
9
Deslianti, D., & Muttaqin, I. (2016). Aplikasi Kumpulan Hadits Nabi Muhammad Saw Berbasis Android Menggunakan
Algoritma Merge Sort. Pseudocode, 3(1), 26-28.
10
Azzuhri, M., Farmawati, C., Amalia, Z. P., & Syaefudin, M. (2017). Hadits-Hadits Problematik (Analisis Linguistik
Pragmatik).
11
SADIQ, S. J. PENELITIAN RIJAL AL HADIS (Revisi).
12
Atthahhan, Mahmud. MUSTHALAHUL HADITS. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2022), hal. 16
a). Karya tulis yan di tulis oleh Al-Laits bin Saad (At-Tarikh)
b). Kitab Tarikh yang disusun oleh Imam Abdullah bin Mubarak
2. Mustholahul Hadist:
a). Penghimpunan ulumul hadis secra khusus dan diberi catatan dan penjelasan.
b). Kitab yang di tulis oleh Abu Muhammad Al-Hasan Al-Ramahurmuzi yang di
beri nama al-muhaddis al-fashil bayn al-rawi wa al wa’i.13
d. Tujuan dari Rijalul Hadis dan Mustholahul Hadist
a). Rijalul Hadis
Tujuan Rijalul hadis adalah untuk mengetahui bersambung(muttasil)
atau tidaknya sanad suatu hadits. Maksud persaambungan sanad adalah
petemuan langsung apakah perawi berita itu bertemu langsung dengan gurunya
atau pembawa berita ataukah tidak atau hanya pengakuan saja.
b). Mustholahul Hadist
Tujuan Mustholahul hadis adalah untuk membedakan hadist yang
shohih dan hadis hadis yang lemah.14
5. Penjelasan Tentang:
1. Kesinambungan periwayatan
b. Proses Tranformasi
13
Al-Qaththan, Manna’. Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
14 Atthahhan, Mahmud. MUSTHALAHUL HADITS. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2022), hal. 16
15
Amin, Kamaruddin. Metode Kritik Hadis. (Jakarta: PT Mizan Publika, 2009), hal. 21-35
16
Dra.Hj. Umi Sumbulah, M.Ag. hal. 64