Anda di halaman 1dari 5

Nama : Adi Ito Wijaya

NPM : 2211010235
Kelas :G
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin Sukarame Bandar LampunTelp. (0721)-780887

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


MATA KULIAH : Pengantar Studi Qur’an dan Hadist
DOSEN : M. Indra Saputra, M.Pd.I

Petunjuk Pengerjaan soal:


1. Semua jawaban dari setiap pertanyaan harus di sertakan dengan refrensi atau sumber
2. Refrensi hanya boleh dari buku, jurnal dan kitab2
3. Dikerjakan dengan diketik di kertas A4 Margin kiri 3,atas 3,kanan 2,bawah 2 dan spasi 1,5
4. Dilarang copy paste, bila terjadi maka dianggap gagal keduanya
5. Dikumpulkan dalam bentuk print out dan di serahkan 1 Hari setelah soal ini di berikan
Soal :
1. Jelaskan Makna hadist ini bawah ini :

a. AL-Quran Sebagai Hukum dan sumber Ajaran


b. Hadist Sebagai Hukum dan sumber Ajaran
c. Hubungan AL-Qur’an dengan Sunnah
2. Jelaskan tahapan-tahapan dalam kodifikasi hadist dan sejarah

a. Hadist pada Masa Rosulullah


b. Hadist padaMasa Khulafa' Rosydin
c. Hadist pada Masa Ta'biin

3. Jelaskan Hadist-hadist dilihat dari :


a. Berdasarkan Tingkat Keaslian Hadist
b. Berdasarkan Ujung sanad
c. Berdasarkan Keutuhan Rantai Sanad
d. Berdasarkan Jumlah penuturnya
4. Jelaskan :
a. Rijalul Hadist
b. Mustholahul hadist
c. Berikan contoh dan tujuan dari keduanya
5. Jelaskan :
a. Syarat seorang menjadi perowi hadist
b. Proses tranformasi
JAWABAN

1. Makna dari hadis tersebut adalah Rasulullah bersabda” Aku tinggalkan dua pusaka
untukmu sekalian, yang kalian tidak aka tersesat selagi kamu berpegang teguh pda
keduanya, yaitu Alqu’an dan Sunnah Rasul-Nya. Jadi kita harus berpegang teguh pada
alqur’an dan sunnah karena kita tidak akan terssat jika berpegang teguh kepda keduanya.1

a. Alquran merupakan kitab yang berisikan kalamullah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang di dalamnya berisikan petunjuk –
petunjuk kepada seluruh umat manusia dan sebagai sumber hukum ajaran islam
karena Al-Qur’an Mengandung materi tentang hukum-hukum Islam.2

b. Hadis dalam Islam menempati posisi yang kedua sebagai sumber hukum setelah al-
Qur’an. Rasulullah saw. adalah orang yang diberikan amanah oleh Allah swt untuk
menyampaikan syariat yang diturunkannya untuk umat manusia, dan beliau tidak
menyampaikan sesuatu terutama dalam bidang agama, kecuali bersumber dari wahyu.
Oleh karenanya kerasulan beliau wajibnya setiap umat Islam untuk berpegang teguh
kepada hadis Nabi saw.3

c. Alquran dan Sunnah/Hadis sebagai pedoman hidup dan sumber ajaran Islam, antara
satu dengan yang lainnya jelas tidak dapat dipisahkan. Alquran sebagai sumber
pertama memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum, yang perlu dijelaskan lebih lanjut
dan terperinci. Jadi Sunnah Nabi saw menjadi penjelas bagi Alquran.4

2. Sejarah Hadis Pada Masa

a. Rosulullah

Hadis pada waktu periode Nabi Muhammad SAW. Umumnya hanya di hafal
dan diingat oleh mereka, tidak di tulis seperti Alqur’an ketika di sampaikan Nabi
SAW. Karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Secara resmi nabi
memang melarang menulis hadis bagi umum karena khawatir bercampur antara hais
dan Alqur’an.5

b. Khulafa' Rosydin

Berlangsung sekitar tahun 11H sampai dengan 40 H. Masa ini juga disebut
dengan masa sahabat besar. Pesan-pesan rasul SAW. sangat mendalam pengaruhnya
kepada para sahabat, sehingga segalaperhatian yang tercurah semata-mata untuk

1
Saputra, Munzier, ILMU HADIS, ( Jakarta: PT.RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 53-54
2
Thahir, M. (2021). Kajian Alquran Sebagai Sumber Hukum. AL-Fathonah, 1(1), 215-226.
3
Jaya, S. A. F. (2019). Al-Qur’an dan hadis sebagai sumber hukum islam. Jurnal Indo-Islamika, 9(2), 204-216.
4
Sulidar, S. (2013). URGENSI KEDUDUKAN HADIS TERHADAP ALQURAN DAN KEHUJJAHANNYA DALAM
AJARAN ISLAM. Journal Analytica Islamica, 2(2), 335-351.
5
Khon, Abdul Majid, Ulumul Hadis, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012), hal. 46-52
melaksanakan dan memelihara pesan-pesannya6

c. Tabi’in

Pada masa ini di sebut masa pengodifikasian Hadis, Khalifah Ummar bin Abdul
Aziz yang hidup pada akhir abd 1H menganggap perlu adanya penghimpunan dan
pembukun hadis, karena beliau khawatir lenyapnya ajaran ajaran nabi SAW. Setelah
wafatnya para Ulama, baik dikalangan sahabat maupun tabi’in. Jadi beliau
mengintrusikan kepda para gubernur diseluruh wilayah negri Islam agar para Ulama
dan ahli ilmu untuk menghimpun dan membukukan hadis, pendapat yang paling
populer dalah pendapat dari Muhammad bin Muslim bin Asy-Syihab Az-Zuhri, Az-
Zuhri dinilai sebgai orang pertama yang mengodefisikan hadis dari khalifah Umar bin
Aziz pada awal tahun 100 H di bawah khalifah Umar bin Aziz.7

3. Hadist-hadist dilihat dari:

a. Berdasarkan Tingkat keaslian Hadis

Berdasarkan tingkat keasliannya, hadits dapat dibagi menjadi 4 macam hadits, yaitu:

1.Hadits Sahih – Merupakan hadits yang sanadnya bersambung, paling diakui tingkat
keasliannya dan paling banyak diterima oleh kelompok ulamah.

2.Hadits Hasan – Merupakan hadits yang sanadnya bersambung, namun


diriwayatkan oleh rawi yang tidak sempurna ingatannya.

3.Hadits Dhaif – Merupakan hadits yang sanadnya tidak bersambung atau pun
diriwayatkan oleh rawi yang tidak kuat ingatannya / tidak adil.

4.Hadits Maudlu’ – Merupakan hadits yang dicurigai palsu atau pun karangan
manusia.8

b. Berdasarkan Ujung Sanad

1.Hadits Marfu’ adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi
Muhammad

2.Hadits Mauquf adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa
ada tanda-tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan
derajat marfu'.

c. Berdasarkan keutuhan rantai sanad

Hadits terbagi menjadi beberapa golongan yakni:

1.Hadits Musnad. Sebuah hadits tergolong musnad apabila urutan sanad yang
6
Khon, Abdul Majid, Ulumul Hadis, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012), hal. 52-54
7
Khon, Abdul Majid, Ulumul Hadis, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012), hal. 59-60
8
Azzuhri, M., Farmawati, C., Amalia, Z. P., & Syaefudin, M. (2017). Hadits-Hadits Problematik (Analisis Linguistik
Pragmatik).
dimiliki hadits tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu. Urut-urutan penutur
memungkinkan terjadinya penyampaian hadits berdasarkan waktu dan kondisi,
yakni rawi-rawi itu memang diyakini telah saling bertemu dan menyampaikan
hadits. Hadits ini juga dinamakan muttashilus sanad atau maushul.

2.Hadits Mursal, bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi'in
menisbatkan langsung kepada Rasulullah.

3.Hadits Munqathi’, bila sanad putus pada salah satu penutur, atau pada dua penutur
yang tidak berturutan, selain shahabi.

4.Hadits Mu’dlal, bila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-turut.

5.Hadits Mu’allaq, bila sanad terputus pada penutur 5 hingga penutur 1, alias tidak
ada sanadnya.9

d. Berdasarkan jumlah penuturnya

Berdasarkan Jumlah penuturnya, hadits dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis


hadits, yaitu:

a). Hadits Mutawatir – Merupakan hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok


orang yang sudah sepakat untuk saling mempercayai

b). Hadits Ahad – Merupakan hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang
yang belum mencapai tingkatan mutawatir. Hadits Ahad sendiri dapat
dikelompokkan ke dalam tida macam hadits yaitu Gharib, Aziz, dan Mansyur.10

4. Maksud dari

a. Rijalul Hadis

Rijal al-Hadis merupakan ilmu yang sangat penting posisinya dalam


mengetahui kondisi para rawi, karena dalam ilmu ini dijelaskan riwayat hidup perawi,
mazhab yang dipegangi serta keadaan para perawi dalam menerima hadis.11

b. Mustholahul Hadist

Ilmu tentang prinsip-prinsip dan kaidah kaidah yang digunakan untuk


mengetahui keadaan sanad dan matan dari segi penerimaan dan penolakan.12

c. Contoh Rijalul hadis dan Mustholahul Hadist

1. Rijalul Hadis:

9
Deslianti, D., & Muttaqin, I. (2016). Aplikasi Kumpulan Hadits Nabi Muhammad Saw Berbasis Android Menggunakan
Algoritma Merge Sort. Pseudocode, 3(1), 26-28.
10
Azzuhri, M., Farmawati, C., Amalia, Z. P., & Syaefudin, M. (2017). Hadits-Hadits Problematik (Analisis Linguistik
Pragmatik).
11
SADIQ, S. J. PENELITIAN RIJAL AL HADIS (Revisi).
12
Atthahhan, Mahmud. MUSTHALAHUL HADITS. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2022), hal. 16
a). Karya tulis yan di tulis oleh Al-Laits bin Saad (At-Tarikh)

b). Kitab Tarikh yang disusun oleh Imam Abdullah bin Mubarak

2. Mustholahul Hadist:

a). Penghimpunan ulumul hadis secra khusus dan diberi catatan dan penjelasan.

b). Kitab yang di tulis oleh Abu Muhammad Al-Hasan Al-Ramahurmuzi yang di
beri nama al-muhaddis al-fashil bayn al-rawi wa al wa’i.13
d. Tujuan dari Rijalul Hadis dan Mustholahul Hadist
a). Rijalul Hadis
Tujuan Rijalul hadis adalah untuk mengetahui bersambung(muttasil)
atau tidaknya sanad suatu hadits. Maksud persaambungan sanad adalah
petemuan langsung apakah perawi berita itu bertemu langsung dengan gurunya
atau pembawa berita ataukah tidak atau hanya pengakuan saja.
b). Mustholahul Hadist
Tujuan Mustholahul hadis adalah untuk membedakan hadist yang
shohih dan hadis hadis yang lemah.14

5. Penjelasan Tentang:

a. Syarat menjadi Perawi hadis yaitu:

1. Kesinambungan periwayatan

2. Perawi harus Adil

3. Perawi harus Dhabith

4. Bebas dari syudzudz

5. Bebas dari ‘illat15

b. Proses Tranformasi

Proses transformasi penjelasan mengenai cara-cara menerima atau mendapatkan


hadis dan bagaimana cara menyampaikannya16

13
Al-Qaththan, Manna’. Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
14 Atthahhan, Mahmud. MUSTHALAHUL HADITS. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2022), hal. 16
15
Amin, Kamaruddin. Metode Kritik Hadis. (Jakarta: PT Mizan Publika, 2009), hal. 21-35
16
Dra.Hj. Umi Sumbulah, M.Ag. hal. 64

Anda mungkin juga menyukai