Anda di halaman 1dari 32

Konsep Agama

Islam
Erman Adiakusumah. M.Hum
Pengertian Dan Sumber Ajaran Islam
religion dan ad-din. Ada tiga pendapat istilah religion,
1) religion berasal dari kata Latin relegere atau religere berar ti mengumpulkan, mengikat, menemukan kembali.
2) Sementara istilah Ad-din ada dua pendapat, 1) menurut ulama Islam kata ad-din adalah kata bahasa Arab masdhar dari
kata kerja daana-yadienu yang berar ti taat dan balasan. Adapula berarti adat, pahala, ibadah, ketentuan, paksaan,
perjalan hidup, tunduk. 2) Menurut Sarjana Barat kata ad-din berasal dari kata aramy (Yahudi) berarti hukum, kata Arab
berarti adat dan kebiasaan kata Parsi berarti agama.

Menurut Ahli
1. B. Taylor (Antroplog), agama adalah kepercayaan kepada ba rang yang ghaib. (religion is the belief in spiritual being)
2. Emile Durkheim, agama adalah sesuatu keseluruhan yang ba gian-bagiannya saling berkaitan yang satu dengan yang
lainnya, terdiri dari kepercayaan dan penyembahan, yang semuanya di hubungkan dengan hal-hal yang suci dan
mengikat pengikutnya dalam suatu masyarakat.
3. Hasbi Ash Shiddiqi, Agama adalah undang-undang (duster) ilahi yang didatangkan Allah buat menjadi pedoman hidup
dan ke hidupan manusia di alam dunia untuk mencapai kejayaan dunia dan akherat.
4. Djarnawi Hadikusuma, agama ialah tuntunan Allah kepada ma nusia untuk berbakti dan menyembah kepada Tuhan
secara ber buat kebajikan di atas unia.
Bagaimana Dengan
Islam?
Istilah Kata islām berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti
semantik sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istasla ma),
berserah diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a),
menunaikan, menyampaikan (addā), masuk dalam keda maian,
keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-salām).
Dari istilah-istilah lain yang akar katanya sama, “islām” ber hubungan erat
dengan makna keselamatan, kedamaian, dan kemurnian.
Sarjana Islam

01 02 03
Harun Nasution Maulana Muhammad Ali Zakky Mubarak
Islam adalah agama yang ajaran-ajaranya Islam adalah agama perdamaian Islam adalah peraturan Allah yang
di wahyukan oleh Allah SWT kepada dan dua ajaran pokoknya yaitu ke- diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya
Manusia melalui Nabi Mu hammad SAW Esaan Allah dan kesatuan atau sebagai petunjuk bagi umat manu sia
sebagai rasul persaudaran umat manusia. agar mencapai kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.
Sumber Ajaran
Islam
Sumber Al Qur’an

Pengertian al-Qur’an secara bahasa (etimologi) berasal dari


bahasa Arab, yakni bentuk jamak dari kata benda atau masdar
dari kata kerja qara’a, yaqra’u, qur’anan yang artinya adalah
“bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Secara
Istilah (terminology) al-Qur’an berarti kitab suci umat Islam
yang di dalamnya berisi firman-firman Al lah SWT yang
diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai mukjizat. Al Qur’an
disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah SWT dengan
perantara malaikat jibril kepada nabi Muhammad SAW dan
memba canya bernilai ibadah
Menurut Sarjana Islam

Dr. Subhi as-Salih Syekh Muhammad


Al Qur’an adalah kalam Allah SWT Khudari Beik
yang merupakan sebuah mukjizat yang Al Qur’an merupakan firman Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad bernahasa Arab, diturunkan kepada Nabi
SAW, di tulis dalam mushaf dan Muhammad SAW untuk dipahami isinya,
diriwayatkan se cara mutawatir, serta disampaikan kepada kita dengan cara
membacanya adalah termasuk ibadah. mutawatir, ditulis dalam mushaf yang
dimulai dari surat Al Fatihah dan diakhiri
dengan surat An Nas.
Kedudukan Al-
Qur’an

Al-quran merupakan kitab suci umat Islam


dan juga merupakan Dasar Hukum Islam dan
Sumber utama Syariat Islam yang memi liki
banyak manfaat bagi umat manusia. Dalam
buku Ushul Fikih 1, kedudukan Al Quran
dalam Islam adalah sebagai sumber hukum
umat Islam dari segala sumber hukum yang
ada di bumi.
Isi dan Fungsi Al-Qur’an

Dr. Kaelany
al-Quran memuat antara lain tentang: pokok pokok keimanan, prinsip-prinsip syariah,
janji atau kabar gembira bagi yang berbuat baik dan ancaman siksa bagi yang berbuat
dosa, ki sah-kisah sejarah nabi, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan.

Adapun fungsi al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia melalui
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rasul yang dipercaya menerima
mukjizat Al-quran, Nabi Mu hammad SAW menjadi penyampai, pengamal, serta penafsir
pertama dari Al-Quran. Fungsi al-Qur’an dalam agama Islam adalah sebagai: petunjuk
(al-Huda), pembeda (al-furqan), obat (as-Syifa’), nasehat (al Mau’izah). Fungsi al-Qur’an
bagi kehidupan manusia, sebagai petunjuk yang lurus, merupakan mukjizat Nabi
Muhammad SAW, menjelaskan perbedaan manusia dengan makhluk lainya,
penyempurna Kitab-Kitab sebelumnya dan tuntunan dan hukum dalam menjalani
kehidupan.
Hadis/As-Sunnah

Apa itu Hadis?


Pengertian
Hadis
Secara bahasa (etimologi), arti hadis berasal dari bahasa Arab yaitu
dari kata “al-hadits” yang artinya adalah perkataan, percakapan atau
pun berbicara. Jika diartikan dari kata dasarnya, maka pengertian
had its adalah setiap tulisan yang berasal dari perkataan atau pun
percaka pan Rasulullah Muhammad SAW. Secara istilah
(terminology) hadis merupakan setiap tulisan yang melaporkan
atau pun mencatat seluruh perkataan (Qauli), perbuatan (Fi’li) dan
tingkah laku Sahabat yang ditetapkan (Taqriri) Nabi Muhammad
SAW.
Bagaimana Kedudukan Hadis?

Hadis

Hadits merupakan salah satu panduan yang digunakan oleh umat


Islam dalam melaksanakan berbagai macam aktivitas baik yang ber kaitan
dengan urusan dunia maupun aktivitas yang berkaitan dengan urusan
akhirat. Hadits merupakan sumber hukum agama Islam yang kedua setelah
kitab suci Al–Qur’an. Jika suatu perkara tidak dijelas kan di dalam Al–Qur’an,
maka umat Islam akan menggunakan sumber yang kedua yaitu Hadits
Istilah Hadis

Sanad Rawi
Matan 2019
Hadis Hadis
Apa itu Matan?
Matan ialah redaksi dari hadis.) Terkait dengan matan atau redaksi, maka
yang perlu dicermati da lam mamahami hadis ialah:

a. Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi


Muhammad atau bukan.

b. Matan hadis itu sendiri dalam hubungannya dengan hadis lain yang
lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan)
dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran (apa kah ada yang bertolak
belakang).
Sanad Hadis.
Sanad ialah rantai penutur/rawi (periwayat) hadis. Rawi adalah masing
masing orang yang menyampaikan hadis tersebut (dalam contoh di atas:
Bukhari, Musaddad, Yahya, Syu’bah, Qatadah dan Anas). Awal sanad ialah
orang yang mencatat hadis tersebut dalam bukunya (kitab hadis); orang
ini disebut mudawwin atau mukharrij. Sanad merupakan rangkaian
seluruh penutur itu mulai dari mudawwin hingga mencapai Rasulullah.
Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat.

Contoh sanad hadis adalah:


• Al-Bukhari --> Musaddad --> Yahya --> Syu’bah --> Qatadah --> Anas --> Nabi
Muhammad SAW
Rawi Hadis
Rawi adalah orang-orang yang menyampaikan suatu hadis. Sifat-si fat rawi yang ideal
adalah: a) Buk serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yang mencacat kan
hadis (’illat).
2. Hadis Hasan, bila hadis yang tersebut sanadnya bersambung, tetapi ada sedikit
kelemahan pada rawi(-rawi)nya; misalnya diriwayatkan oleh rawi yang adil namun tidak
sempurna ingatannya. Namun matannya tidak syadz atau cacat.
3. Hadis Dhaif (lemah), ialah hadis yangan pendusta atau tidak dituduh sebagai
pendusta, b) Tidak banyak salahnya, c) Teliti, d) Tidak fasik, e) Tidak dikenal sebagai
orang yang ragu-ragu (peragu), f) Bukan ahli bid’ah, g) Kuat ingatannya (hafalannya),
Tidak sering bertentangan dengan rawi-rawi yang kuat.
Sekurangnya dikenal oleh dua orang ahli hadis pada jamannya. Si fat-sifat para rawi ini
telah dicatat dari zaman ke zaman oleh ahli-ahli hadis yang semasa, dan disalin dan
dipelajari oleh ahli-ahli hadis pada masa-masa yang berikutnya hingga ke masa
sekarang. Rawi yang ti dak ada catatannya dinamakan maj’hul, dan hadis yang
diriwayatkan nya tidak boleh diterima. Dalam buku terjemahan bahasa indonesia
sering dijumpai singkatan HR yang merupakan kepanjangan dari Hadis Riwayat.
Sehingga HR. Bukhari bermakna hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Keaslian Hadis

Hadis Sahih

Hadis Hasan

Hadis Dhaif

Hadis Maudlu
Hadis Sahih

yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadis. Hadis


shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Sanadnya bersambung (lihat Hadis Musnad di atas),
b) diriwayatkan oleh para penutur/rawi yang adil, memiliki
sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga
muruah(kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya.,
c) Pada saat menerima hadis, masing-masing rawi telah cukup
umur (baligh) dan beragama Islam, d) Matannya tidak
mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak
ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yang mencacatkan
hadis (’illat).
Hadis Hasan

bila hadis yang tersebut sanadnya bersambung, tetapi ada


sedikit kelemahan pada rawi(-rawi)nya; misalnya diriwayatkan
oleh rawi yang adil namun tidak sempurna ingatannya. Namun
matannya tidak syadz atau cacat.
Hadis Dhaif

ialah hadis yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa


hadis mauquf, maqthu’, mursal, mu’allaq, mudallas, munqathi’
atau mu’dlal), atau diriwayatkan oleh orang yang tidak adil
atau tidak kuat ingatannya, atau mengandung kejanggalan atau
cacat
Hadis Maudlu

bila hadis dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai


sanadnya dijumpai penutur yang dikenal sebagai pendusta
Ijtihad
Ijtihad (bahasa Arab: ‫( اجتهاد‬adalah sebuah usaha yang sungguhsungguh, yang
sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari
ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran
maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan
matang. Namun, pada perkembangan selanjutnya diputuskan bahwa ijtihad
sebaiknya hanya dilakukan para ahli agama Islam. Tujuan ijtihad adalah untuk
memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah
kepada Allah di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu. Orang
yang melakukan ijtihad disebut mujtahid.
Fungsi dan Kedudukan
Ijtihad
Sumber ajaran Islam yang ketiga adalah ijtihad. Ijtihad
berarti penggunaan rasio atau akal semaksimal mungkin
guna menemukan sesuatu ketetapan hukum tertentu yang
tidak ditetapkan secara tegas dalam Al-Quran dan Hadis.
Ijtihad dilakukan oleh para imam,para kepala pemerintah,
para hakim, dan oleh para panglima perang untuk
menemukan solusi dari permasalahan yang berkembang
dikalangan mereka berdasarkan bidang mereka masing-
masing.
Meski Al Quran sudah diturunkan secara sempurna dan lengkap, t
semua hal dalam kehidupan manusia diatur secara detail oleh al-Q
Hadis. Selain itu ada perbedaan keadaan pada saat turunnya al-Qu
kehidupan modern. Sehingga setiap saat masalah baru akan terus b
dan diperlukan aturan-aturan turunan dalam melaksanakan Ajaran
kehidupan beragama sehari-hari. Jika terjadi persoalan baru bagi k

Lanjutan Islam di suatu tempat tertentu atau di suatu masa waktu tertentu m
tersebut dikaji apakah perkara yang dipersoalkan itu sudah ada da
ketentuannya dalam al-Quran dan Hadis. Sekiranya sudah ada mak
tersebut harus mengikuti ketentuan yang ada sebagaimana disebut
Quran atau Al Hadits itu. Namun jika persoalan tersebut merupaka
yang tidak jelas atau tidak ada ketentuannya dalam al-Quran dan H
saat itulah maka umat Islam memerlukan ketetapan Ijtihad. Tapi y
membuat Ijtihad adalah mereka yang mengerti dan paham al-Qura
Jenis-Jenis Ijtihad
1.IJMA
2.QIYAS
artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama
dalam menetapkan suatu hukum-hukum dalam
agama berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits dalam
IJMA suatu perkara yang terjadi. Adalah keputusan
bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan
cara ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan
disepakati. Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu
keputusan bersama para ulama dan ahli agama
yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
adalah menggabungkan atau menyamakan artinya
menetapkan suatu hukum atau suatu perkara yang
baru yang belum ada pada masa sebelumnya
QIYAS namun memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat,
bahaya dan berbagai aspek dengan perkara
terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam Islam,
Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila memang
terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan
pada masa-masa sebelumnya. Beberapa definisi
qiyâs (analogi)
a. Menyimpulkan hukum dari yang asal menuju kepada
cabangnya, berdasarkan titik persamaan di antara keduanya.
b. Membuktikan hukum definitif untuk yang definitif lainnya,
melalui suatu persamaan di antaranya.
What setsc.us Tindakan menganalogikan hukum yang sudah ada penjelasan
di dalam [Al-Qur’an] atau [Hadis] dengan kasus baru yang
apart? d. memiliki persamaan sebab (iladh).
Menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu hal yg belum di
terangkan oleh al-qur’an dan hadits.
Urf
Adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan
kebiasaan masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan
dengan aturan-aturan prinsipal dalam Alquran dan Hadis.

Maslahah Mursalah
adalah tindakan memutuskan masalah yang tidak ada naskahnya dengan
pertimbangan kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip menarik manfaat
dan menghindari kemudharatan.
Istihsan
a) Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang fâqih (ahli fikih), hanya karena dia
merasa hal itu adalah benar, b) Argumentasi dalam pikiran seorang fâqih tanpa
bisa diekspresikan secara lisan olehnya, c) Mengganti argumen dengan fakta
yang dapat diterima, untuk maslahat orang banyak, d) Tindakan memutuskan
suatu perkara untuk mencegah kemudharatan, e) Tindakan menganalogikan
suatu perkara di masyarakat terhadap perkara yang ada sebelumnya..
THANK’S

Anda mungkin juga menyukai