Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ferdian Hardi Nugraha

Kelas ; 1F

NIM :2209007

Mata Kuliah : PAI

HADITS

1. Pengertian

Secara istilah, hadits adalah segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik
berupa perkuatan, perbuatan maupun persetujuan beliau.

Hadits yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan dan dipindahkan dari seseorang ke
orang lain.

Hadits terbagi dalam tiga jenis perkataan (qauli), perbuatan (fi’li), dan pembiaran (taqri).

2. Hubungan antara Hadits dengan Al-Quran sebagai Sumber Ajaran Islam

a. Hadits berfungsi sebagai penguat, tercantum dalam Q.S. Al-Hajj ayat 30.

b. Hadits berfungsi sebagai penjelas, tercantum dalam Q.S. An-Nahl ayat 64.

c. Hadits sebagai musyri, yaitu penetap dan pembuat hukum syari’at.

3. Ilmu Hadits

Ilmu hadits adalah ilmu yang berisi kaidah-kaidah pengetahauan keadaan perawi dan matan
hadits.

a. Ilmu Riwayah

Padanan katanya adalah An-Naql. Karena inti dari ilmu ini adalah pemindahan riwayat,
penuklikan riwayat, baik secara lisan maupun tulisan.
Secara lisan berarti periwayat memindahkan riwayatnya dari hapalan sang guru lalu
disampaikan kembali melalui hapalannya.

Secara terminologi berarti ilmu yang mempelajari tentang periwayatan hadits.

b. Ilmu Dirayah

Ilmu diarayah adalah ilmu yang mempelajarai tentang hakikat, syarat, macam dan hukum
periwatan, serta keadaan para perawi, syarat-syarat mereka dan hal-hal yang berkaitan
dengannya.

4. Proses Periwayatan Hadits

Alur periwayatan hadits:

Nabi Muhammad SAW –Sahabat ra. – Tabi’in – Tabi’it-Tabi/in – Rawi-rawi lain –


Muddawin.

a. Tadwin. Pembukuan hadits.

b. Rawi. Orang yang meriwayatkan hadits.

c. Sanad. Sandaran hadits yaitu rangkaian periwayat hadits.

d. Matan. Isi hadits.

e. Mudawin. Orang yang mencatat atau membukukan hadits.

5. Jenis dan Tingkatan Hadits

a. Hadits Mutawatir

Hadits mutawatir adalah hadits hasil tanggapan dari panca indra, yang diriwayatkan oleh
sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan
bersepakata untuk melakukan dusta.
b. Hadits Ahad

Hadits Ahad adalah hadits yang bernilai zhanni (kemungkinan), oleh sebab itu hadits ini
dapat menjadi rujukan dan sumber ajaran apabila sudah disaring oleh ilmu hadits.

6. Tingkatan Kualitas Hadits

a. Hadits Shahih

Hadits dimana sanadnya bersambung daripada riwayat perawi yang adil tanpa ada
kejanggalan atau kecacatan.

b. Hadits Hasan

Hadits yang sanadnya berkesinambungan tanpa putus, disampaikan oleh para periwayat
yang adil, tetapi diantaranya kurang kedhabitan (hapalannya).

c. Hadits Dho’If

Hadits yang tidak memnuhi kriteri hadits shahih dan hasan, baik dalam sanad ataupun
rawinya dan dipandang cacat dan bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat.

7. Kitab-Kitab Kumpulan Hadits

a. Kitab Shahih Bukhari

b. Kitab Shahih Muslim

c. Kitab Sunan Abu Daud

d. Kitab Jami At-Tirmidzi

e. Kitab Sunan An-Nasa’i

f. Kitab Sunan Ibnu Majah


IJTIHAD

1. Pengertian

Berasal dari kata “jahada” berarti berusaha sungguh-sungguh. Ijtihad adalah usaha
memahami masalah dengan maksimal sesuai penilaian berdasarkan Al-Quran dan Hadits.

2. Urgensi Ijtihad

Urgensi perlunya ijtihad dapat diklasifikasikan dari fungsinya yang terbagi menjadi 3, yaitu:

a. Al-Ruju’ atau Al-I’dah (kembali). Ijtihad berfungsi mengembalikan ajaran islam di segala
interpretasinya yang dianggap kurang relevan kepada sumber pokok, yaitu Al-Quran dan
Hadits.

b. Al-Ihya’ (kehidupan). Islam dijadikan sebagai nilai dan semangat yang membantu
menjawab tantangan zaman, islam sebagai furqon, hudan dan rahmatil lil’alamin.

c. Al-Inabah (pembenahan). Pembenahan ajaran islam yang mungkin terjadi kesalahan


konteks zaman dan tempat yang dihadapi yang telah di-ijtihad oleh ulama terdahulu.

3. Syariah, Fiqih dan Hukum Islam

Hukum islam dipahami sebagai istilah tapi tidak dapat dipisahkan, oleh sebab itu dapat
dikatakan hukum islam mencakup syariah dan fiqih.

Syariah adalah hukum islam yang sumbernya berasal dari Al-Quran dan Hadits yang belum
tercampur dengan penalaran (ijtihad). Syariah menunjukkan kesatuan dalam islam.

Fiqih adalah hukum islam yang sumbernya berasal dari pemahaman terhadap syariah atau
pemahaman nash, yaitu pemahaman terhadap Al-Quran atau Hadits. Fiqih menunjukkan
keberagaman dalam islam.
4. Sumber Hukum Islam dan Metode Ijtihad

Ijtihad merupakan sumber hukum islam setalah Al-Quran dan Hadits, dimana dalam
melakukannya tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber pokok sebelumnya.

Metode Ijtihad:

a. Qiyas. Penyesuaian hukum mengenai permasalahan dengan menyelasaikannya berdasrkan


ketentuan dalam Al-Quran dan Hadits.

Contoh qiyas adalah penenteuan zakat.

b. Ijma’. Penyesuain para ahli dengan menyepakati satu pendapat mengenai suatu hal yang
tidak teratur.

Contoh ijma’ adalah penyelesaian keluarga berencana.

c. Istihsan. Penyelesain masalah dengan melakukan penyimpangan demi keadilan dan


kepentingan sosial sesuai keadaan.

Contoh istihsan adalah tidak dilakukannya hukum potong tangan pada masa paceklik.

d. Maslahat Al-Mursalat. Penyelasain masalah berdasarkan kepentingan umum sesuai dengan


tujuan hukum syara’.

Contoh maslahat al’mursalat adalah larangan khamr, walaupun bermanfaat tapi lebih banyak
bahayanya.

5. Perbedaan dalam Hukum Islam

Sebab-sebab perbedaan pendapat

- Beragam arti dalam lafadzh bahasa Arab

- Perbedaan dalam masalah Hadits

- Perbedaan dalam masalah penggunaan metode penggalian.


Ar-Razi dalam Al-Mashlul berkata objek ijtihad yaitu setiap hukum syara’ yang tidak
memiliki dalil qath’iy (pasti). Berarti, hal yang bisa diijtihadi adalah hal yang bersifat
dhanniy yang memiliki dua kemungkinan.

Ad-Dahlawi dalam Al-Insaf berkata sebab perbedaan para ahli fiqih mengenai ketersediaan
hadits yang di dapat mujtahid.

Anda mungkin juga menyukai