Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arimbi Aulia Walidani

Kelas : 1E

PAI

Soal :

1. Jelaskan as-sunah Dan al-hadist


2. Unsur pokok hadist sanad, Matan hadist , rowi.
3. Contoh ijtihad selain yg ada di buku
4. Apa ijtihad itu , jelaskan, landasan, dan syarat” nya

Jawab :

1.) As-sunnah adalah :


Ditinjau dari segi bahasa, sunnah berarti cara, jalan, kebiasaan dan tradisi. Kata sunnah di
dalam Al-Qur'an terulang 16 kali pada 11 surat. Penyebutan kata sunnah dalam Al-Qur'an
pada umumnya merujuk kepada pengertian bahasa, yakni cara atau tradisi.
Makna sunnah secara terminologi menurut Muhammad "Ajaj Al-Khatib (1975) identik
dengan hadis, yaitu informasi yang disandarkan kepada Rasulullah SAW baik berupa
perkataan, perbuatan maupun takrir (keizinan).

Al-hadist adalah :
Menurui istilah (terminology) para ahli mendefinisikan hadis adalah segala sesuatu yang
bersumber dari Nabi Muhammad saw, baik ucapan, perbuatan, maupun ketetapan
berhubungan dengan hukum Allah yang disyariatkan kepada manusia.

2.) Unsur Pokok Hadist


- Sanad
Secara bahasa sanad berarti jalan atau sandaran, maksudnya jalan yang dapat
menyambungkan matnul hadits (isi hadis) kepada junjungan kita Nabi Muhammad
saw. Dalam bidang ilmu hadits sanad itu merupakan neraca untuk menimbang shahih
atau dhaifnya. Andai kata salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang
tertuduh dusta atau jika setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak
bertemu langsung (muttashil), maka hadits tersebut dhaif sehingga tidak dapat
dijadikan hujjah. Demikian sebaliknya jika para pembawa hadits tersebut orang-orang
yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga
kehormatan diri (muru'ah), dan memilikim daya ingat yang kredibel, sanadnya
bersambung dari satu periwayat ke periwayat lain sampai pada sumber berita pertama,
maka haditsnya dinilai shahih.

- Matan Hadis
Kata matan menurut bahasa berarti: keras, kuat, suatu yang nampak dan yang asli.
Dalam perkembangan karya penulisan ada matan dan syarah. Matan dalam konteks
hadits berarti isi atau muatan yang terkandung dalam sebuah hadis. Matan hadis dalam
kitab hadis biasanya diberikan syaralı atau penjelasan yang luas oleh para ulama.
Misalnya Shahih Bukhari disyarahkan oleh Al-Asqolani dengan nama Fath al-Bari'
dan lain-lain.
- Rowi
Rawi adalah orang menyampaikan atau menuliskan hadis dalam suatu kitab hadis.
Bentuk jamaknya ruwah dan perbuatannya menyampaikan hadis tersebut dinamakan
merawi (meriwayatkan hadis). Seorang penyusun atau pengarang, bila hendak
menguatkan suatu hadis yang ditakhrijkan dari suatu kitab hadis pada umumnya
membubuhkan nama rawi (terakhirnya) yakni salah satunya Imam Muslim, Imam
Bukhari, Abu Daud, Ibnu Mazah, dan lain sebagainya, pada akhir matnul hadis.

3.) Al-Ijtihad al-Istislah (filosofis)


Yakni menyelesaikan hukum baru yang tidak terdapat dalam dua sumber pokok Al-Qur'an
dan Hadits. Dengan cara penalaran dengan memperhatikan nilai-nilai maslahat.
Istishlah yang berarti mencari yang maslahat, lawannya istifad yang berarti sesuatu yang
mengakibatkan kebaikan atau keuntungan. Suatu pekerjaan yang mendatangkan manfaat
untuk diri dan kelompoknya yang dilakukan oleh seseorang.

4.) • Ijtihad merupakan derivasi dari kata jalada artinya berusaha sungguh-sungguh. Dalam
terminologi hukum ijtihad adalah menggunakan seluruh kesanggupan berpikir untuk
menetapkan hukum syara' dengan cara istimbath dari Al- Qur'an dan Sunnah. Lapangan
ijtihad adalah pada persoalan persoalan yang tidak dijelaskan secara tuntas oleh Al-Qur'an
dan Sunnah terutama menyangkut perkembangan ilmu dan peradaban umat manusia.
Disepakati para ulama bahwa ijtihad tidak boleh merambah pada dimensi ibadah mahdlah
seperti shalat, puasa dan lainnya.
Ijtihad merupakan dinaika Islam untuk menjawab tantangan zaman. Ia adalah semangat
rasionalitas Islam dalam konteks kehidupan modern yang kian kompleks permasa- lahannya.
Banyak permasalahan baru yang tidak ada pada masa hidup Nabi Muhammad SAW.

• Landasan Ijtihad :
Kebolehan ijtihad sebagai sumber hukum Islam ketiga diindikasikan dalam sebuah hadis
Riwayat Tarmizi dan Abu Daud yang berisi dialog antara Nabi Muhammad SAW dan Mu'adz
bin Jabal yang diangkat sebaai gubernur Yaman.
Ijtihad bisa dipandang sebagai salah satu metode penggali sumber hukum. Dasar -dasar
ijtihad atau dasar hukum ijtihad ialah al-Qur'an dan sunnah.

• Syarat Syarat Ijtihad :


1. Masalah-masalah baru, yang hukumnya belum ditegaskan dalam Al-Qur`an atau As-
Sunnah secara jelas.
2. Masalah-masalah baru, yang hukumnya belum diijma`i oleh para ulama atau aimmatul
mujtahidin.
3. Nash-nash zhanni dan dalil-dalil hukum yang diperselisihkan.

Orang yang malakukan ijtihad dinamakan Mujtahid. Adapun syarat-sayarat seorang mujtahid
adalah:

1. Islam
2. Menguasai al-Qur'an dan ilmu-ilmunya
3. Memahami hadis dan ilmunya
4. Memahami kaedah bahasa Arab
5. Memiliki ilmu-ilmu yang terkait dengan masalah yang bahas

Anda mungkin juga menyukai