Anda di halaman 1dari 14

Jariyah, Indah, Lucy

PENJELASAN HADITS TENTANG


KUALITAS

Jariyah1, Sri Indah Lestari Siregar2, Lucki


Hernandes3
Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary
Padangdidimpuan
e-mail: 1jariyahnatal19@gmail.com ; 2hernandeslucy29@gmail.com
; 3serisiregar81@gmail.com

Abstract
Dalam makalah ini pemateri mempressentasikan materi dengan tema hadis ditinjua dari segi
kuantitasnya hadis memiliki pengertian arti Hadits adalah keseluruhan perbuatan Nabi Muhammad
SAW dalam bentuk perkataan, perbuatan dan ketetapan. Hadits Nabi juga merupakan sumber islam
yang salah satunyamemiliki bertugas dalam membangun islam yang kuat dan kokoh kukum hukum
yang tidak terdapat di alquran bisa ditemukan diHadits dan hukum lainnya semisal qiyas,ijma dan
pendapat para ulama
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ilmu hadis dan hadis ditinjau dari segi kualitasnya ,
Hadits maqbool dan Hadits mardud. Hadits maqbul sendiri adalalah hadis yang lengkap padanya, syarat
syarat penerimaannyaa sedangkan hadis mardud ialah hadis yang tidak memenuhi syarat syarat atau
sebagian syarat hadis maqbul.diajarkan dengan menggunakan sumber hukum islam? Dan bagaimana
contoh contohnya data dapat dipahami melalui studi keperpustakaan.
Terakhir , pembagian Hadits ditengok dari diterima atau tidaknya dibagi menjadi dua bagian
yakni :hadis shahih hasan dan dhaif shahih
Pembagian hadis ke dalam tiga golongan ini baru diketahui pada pertengahan abad ketiga hijriyah yakni
masa hidup para imam keempat mazhab (malik,abu hanafi dan syafii dan ahmad hambali )
Kata Kunci: maqbul dan mardud

Abstrak

in this paper, the presenter presents material with the theme of hadith,reviewed
in trems of quantity.the meaning of the hadith as awhole of the actions of the propet Muhamad
SAW in the form of words, actions and decrees.The hadith of the prohet is also a source of
islam, in from which is responsible for building a firm and solid islam. Laws that are not found
in the Koran can be found in hadith and other laws such and qiyas, ijma and the opinions of
ulama. The aim of this research is to find out the science of hadith and traditions in trems of
their quality, maqbul hadith and mardud hadith a maqbul hadid itself hadit the requirement or
some conditions for a maqbul hadith. Isit taughtusing Islamic legal source? And how for
example,data can be understood througt library studies.in the end the division of hadiths based
on whetherthey are accepted or not is divided into two namely:authentic hasan and dhaif
hadiths.the division of hadith into these three groups was actually not known in the third middle
ages of the hijriyah, namely the time of the lives of priests of the four school of thought (imam
malik, abu hanafi and ulama syafi i and ahmad hambali)
Keyword: hadits, maqbul dan mardud
Jariyah, Indah, Lucy

PENDAHULUAN
Sebelum kami membahas pembagian hadis menurut kuantitas ,ada baiknya kami
menyampaikan defenisi dan maksud dari hadis. Makna hadits dalam ilmu ulumul hadits
diartikan sebagai sebuah berita yang datang dari Nabi Muhammad SAW. Berita yang
diperoleh tersebut dapat dilihat dari perkataan, perkataan (qauliyah), perbuatan (fi’liyah) dan
segala ketetapan Nabi semasa hidupnya (taqrir). Taqrir adalah membenarkan (bukan
mengingkari) apa yang dilakukan atau dilaporkan oleh sahabat (pengikut syara’) ke pada
Nabi atau diberitakan kepada beliau, lalu beliau tidak membantah atau tidak menyalahkan
serta menunjukkan bahwa beliau menyetujuinya.

Namun masalanya ialah bahwa untuk memahami suatu hadis dengan baik, tidaklah
gampang karena itu sangat diperlukan metodologi dalam memahami hadits.salah satu cara
menelusuri kontekssosio -histori yang melatarbelakangi munculnya suatu hadis .

Permasalahan ini sering kali muncul pada saat ini ,itulah sebabnya kita membahas
tentang pembagian yang terdapat dalam hadits terbagi berapa bagian hadis tersebut dan
bagaimana cara kita mengggunakannya dalam kehidupan kita sehari –hari.Kedudukan hadits
dalam islam sama pentingnya dalam kedudukan al-quran walaupun hadits sumber kedua
setelah al-quran dalam islam. Keberadaanya dalam agama islam adalah penjelasan atas apa
yang tertulis didalam al-quran . hadits dapat dijadikan sumber hukum dasar bagi teks agama
apabila tidak ada ketentuan dalam ayat al quran.selain itu, hadits juga diamalkan dan perbarui
dalam kehidupan sehari hari.Ada banyak metode yang terima dikalangan orang-orang Arab
yang bodoh ketika islam pertama kali.
Jariyah, Indah, Lucy

Allah SWT menganugerahkan kepada orang –orang sebelum mereka ,saw yang selalu berpegang
pada al quran dan Hadits Nabi bahwa mereka adalah orang orang yang baik dan jujur yang
menepati janji amanahnya.Dan separuhnya lagi focus untuk selalu mewariskan hadits Nabi saw
beserta hadis hadisnya dan generasi lampau ke generasi berikutnya. Hadis mempunyai pengaruh
yang besar terhadap islam
Jariyah, Indah, Lucy

METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini, kami menggunakan metode survei
literatur.pengertian metode perpustakaan mencakup berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
pengumpulan data perpustakaan membaca dan mencatat serta bagaimana bahan penelitian
diolah. Adapun pengertian dari metode kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta
mengolah bahan penelitian. Studi ini juga merupakan kegiatan mmenghimpun berbagai
informasi yang sistematis dengan topic masalah yang menjadi objekatu topic cerita yang
diambil dalam karya tulis non fiksi misalnya novel cerpen ilmiah, tesis, disertasi atau
tulisan-tulisan didalam karya ilmiah masih merupakan tulisan fiksi seperti buku atau artikel.

Terhindar dari apapun yang ditinjau, studi pustaka seharusnya dapat memberikan
pembacanya mengenai gambaran umum dari pengetahuan, isi dari karya yang diagnosis dan
juga menjawab pertanyaan dasar dari sebuah teori yang menjadi latar belakang studi pustaka.
Seseorang yang melakukan aktivitas studi pustaka dengan baik dapat memastikan bahwa
mereka telah mengajukan pertanyaan dasar dengan tepat, serta menunjukkan bahwa mereka
sudah memilih kerangka teori atau metodologi penelitian dengan tepat.

Agar dapat memahami pentingnya survei literature hal ini memerlukan pengetahuan
dasar pada topik yang dipilih’ menentukan apakah subjek tersebut kekurangan teori,dan
mengadaptasi karya akademis seseorang dengan karya akademis orang lain,judul literature
yang relevan harus disediakan.
Jariyah, Indah, Lucy

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HADIS

Kata hadits atau al-hadits tergantung pada bahasanya berarti al-jadid ( yang
baru), dan bukan al-qadim (yang lama). Kata hadis juga berarti al-habbar (pesan)

, yaitu yang diucapkan atau disampaikan dari seseorang ke orang lain. Bentuk jamak dari
kata ini adalah al-Ahadits. Dari segi terminologi, para ahli hadits dan ahli ushr berbeda
argumen mengenai pengertian hadis.
Bahkan Di kalangan ulama hadits sendiri terdapat beberapa definisi yang sedikit
berbeda satu sama lain . Ada pula yang mendefinisikan hadits, sebagai : "Segala
perkataan perbuatan Nabi SAW, ketetapan , dan hal ihwalnya". Para ahli hadits
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan "hal ", mencakup segala beritaan tentang
Nabi SAW, sepertiberita tentang nabi sa, ciri-cirinya, kisah kelahiranya,kebiasaaanya dan
sebagainya .
Para ahli hadits lainnya merangkum makna hadits tersebut sebagai berikut
”Segala sesuatu yang datang dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir,
dan sebagainya.”

sifatnya. Para Ulama hadis lainnya juga mendefiniskan hadis sebagai berikut:berdasarkan
didasarkan kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, tingkah laku ataupun
kebiasaanya.
Jariyah, Indah, Lucy

A. HADIS DITINJAU SEGI KUALITAS

Umat islam mengangap hadis sebagai sumber utama ajaran islam setelah
Al-quran .Hadis dapat digunakan sebagai hujjah keagamaan dalam kehidupan
sehari-hari dalam memiliki peran penting dalam studi islam.hadis sebagai sumber
utuma ajaran islam setelah al-quran bersipat global. Artinya ,jika al-quran tidak
menjelaskan semua masalah hidup ,kita harus merujuk pada ,hadis adalah yang
paling penting karna memiliki otoritas dalam penetapan hokum untuk menetapkan
hukum yang tidak ditemukan dalam al-quran 1
Hadis ini disecara segi diterima dan ditolak,dirangkum kepada dua bagian:
a. Maqbool,yaitu semua hadist yang diterima ,dapat dijadikan dalil
b. Mardoud, yaitu semua hadis yang ditolak,tidak dapat dijadikan dalil dan harus
disangkal

1 Hadis maqbool
Maqbul menurut bahsa berarti” mak’huz’ (yang dapat diterima )dan
“mushaddaq” (apa yang dibenarkan ataupun diterima) sedangkan menurut istilah
adalah
“hadis yang telah sempurna padanya, syarat –syarat penerimanya
Syarat syarat penerimaaan suatu hadis menjadi hadis yang maqbul berkaitan
dengan sanadnya, yaitu sanadnya bersambung diriwayatkan oleh rawi yang adil lagi
dhabit,dan juga berkaitan dengan matannya tidak syadz dan tidak ber ‘illat.2
Dalam pada itu, tidak semua hadis maqbul boleh diamalkan ,akan tetapi ada
juga yang tidak boleh di amal kan. Dengan kata lain ,hadis maqbul ada yang
ma’mulun bih yakni hadis yang bisa diamalkan dan ada yang ghairma’mulin bih
yakni hadis yang tidak bisa diamalkan .
Dilihat dari ketentuan ketentuan hadis maqbul seperti yang di uraikan di
atas , maka hadis maqbul dapat di golongkan menjadi 2, yaitu hadis shahih dan
hasan.

2
Ajjah Al-Khathib,op.cit.,hlm.303.
Jariyah, Indah, Lucy

2.hadis mardud
Mardud menurut bahasa berarti” yang di tolak “atau “yang diterima”.sedangkan mardud
menurut istilah adalah hadis yang tidak memenuhi pesyaratan atau sebagian syarat hadis maqbool.
Kegagalan untuk memenuhi persyartan ini dapat mengakibatkan sanad dan matan tidak
bersambung Para ulama mengelompokkkan hadis jenis ini menjadi dua bagian golongan yaitu
hadis dha’if dan hadis maudu’.
teraakhir, pembagian hadis dilihat dari segi diterima tidaknya dirangkum menjadi tiga,
yaitu:hadis shahih ,hasan dan dha’if .pembagian hadis kedalam tiga golongan tersebut ini
sebenarnya belum diketahui pada pertengahan hijriyah ketiga (yakni pada masa hidup para ulama
empat madzhab ‘. Malik , abu hanifah, syafi’i,dan ahmad). Karena pembagian ini muncul pada
masa sesudahnya .
Imam ahmad ibn hanbal hanya membagi hadis menjadi dua bagian yaitu hadis shahih yang
di terima (maqbul)dan hadis dha’if yang ditolak (mardud). Pendapat ibnu taymiyah , ulama yang
membagi hadis menjadi tiga kelompok ini mulai di perkenalkan oleh abu isa Al Tirmidzi, karna
beliau banyak meriwayatkan hadits dan memberikan penjelasan terhadap riwayatnya dengan
menggunakan kata –kata seperti hadis “shahih hasan gharib”.
A. tafsir hadis sahih
1.penegrtian hadis shahih
Shahih merupakan kebalikan dari kata saqim (penyakit).kata shahih juga sudah masuk dalam
kosakata bahasa indonesia dengan arti (sah )’. Benar ,sempurna sehat (tidak semua );pasti.3
Penafsiran pasti terhadap hadis shahih belum dapat menjeskan secara definitive belum dinyatakan
oleh ahli hadis dan masa pemerintahan al-muttaqaddim.
Pada masa pemerintahan al muttaqaddim (sampa abad ketiga masehi) penjelaskan mengenai
makna hadis shahi menjadi sangat jelas ketika imam syafii memberikan ketentuan bahwa kisah
hadis dapat dijadikan dalil dalam hal hal berikut
a. Sebuah pengalaman keagaam diceritakan oleh seorang perawi yang bisa dihandalkan
pengalaman agamanya ; dikenal sebagai orang yang jujur memahami hadis sebagaimana yang
diriwayatkan dan menegetahui bahwa makna hadis berubah seiring perubahan
pengucapkannya;mampu meriwayatkan hadis secara lafazh, dan penghapalkan bunyi bunyi
hadits pada saat membaca hadis secara lafaz ,bila meriwayatkan hadis secara lafazh ,

3
W.J.S.poewodorminto, kamus umum bahasa indonesia yang diolah kembali oleh pusat pembinaan dan pengembangan
pusat bahasa departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakartab:Balai Pustaka,1985),hlm.849.
Jariyah, Indah, Lucy

b rangkaian riwayatnnya bersambung sampe kepada nabi SAW, atau dapat juga tidak sampai W
kepada Nabi.

2.Syarat-syarat hadis shahih


Berdasrkan beberapa penegrtian hadis shahih yang disebutkan diatas, maka ,dapat
dikemukakan bahwa syarat-syarat hadis shahih ialah :
a. Sanadnya bersifat kontiniu (ittishal al-sanad)
Rantai transisi yang berkesinambuangn artinya setiap perawi dalam rantai hadis
menerima hadis dari perawi terdekat sebelumnya.4
b. Perawinya lagi adlu
Kata adilmenurut bahasa umum berarti lurus ,tidak memihak ,tidak kejam ,tidak
menyimpang , ikhlas , dan jujur .5
c. Perawinya dapat diandalkan ( dhabit)
Kata “dhabth”secara bahasa ialah yang tegas yang kuat yang teguh , ,yang hapal
dengan sempurna .seorang perawi dikatakan dhabit apabila perawinya mampu meingat
dengan sempurna terhadap hadis yang diriwayatkannya.6
d. Tidak syaz (tidak nyaman )
Arti kata syadz atau syudzuz (jama’dari syadz),disi adalah hadis yang tertentang dengan
hadis lain yang lebih kuat atau lebih tsiqqah. Pemahaman ini adalah yang dipengang oleh Al-
syafi’i dan sebagian besar para ulama lainnya menganutnya.
Melihat arti kata atau syaz di atas,maka dapat di pahami , bahwa hadits yang bukan
syadz (ghair syadz ), adalah hadis yangmaknanya tidak tertentang dengan hadis lain yang lebih
kuat atau lebih tsiqqah.7
e. Tidak ber-illat (ghair mu’allal)
Kata illat dari bentuk jamaknya ‘ilal atau al-ilal, menurut bahasanya artinya cacat,
penyakit, keburukan dan salah paham .menurut pengertian ini , hadis yang mengandung
kesalahan atau penyakit disebut hadis berillat.
istilah, ‘illat berarti sebab yang tersembunyi atau tidak jelas , sehingga dapat
melemahkan ke absahan hadis.dikatakan tidak jelas karena dari sudut pandang zahir itu
hadis tersebut terkesan shahih terdapat ambiguitas dalam kesahihan hadisyang
mengarah .pada nialai kualitatifnya. Dengan demikian , maka yang di maksud hadis yang
tidak berillat , ialah hadis- hadis yang di dalamnya tidak terdapat kejelasnya atau keragu-
4
Ajjaj al – khathib, op. cit hlm. 305
5
W.J S. poerwodarminto, o. hlm 16
6
Ibnu hajar AL asqalani, Nushat al- nasar, op. cit. hlm 13
7
Al-Hakim,op cit. hlm 119
Jariyah, Indah, Lucy

raguan.

3 segala .macam hadits shahih


Para ahli hadis membagi hadis shahih ini di bagi menjadi dua bagian ya itu:
a. Shahih li dzatihi
berarti sebuah hadis yang secara lengkap mencapai syarat-syarat atau ciri ciri suatu hadsi
yang shahi hadis maqbul secara lengkap yakni lima syarat. Bila hadis tersebut memenuhi
kelima hadis shahih dengan lengkap dalam bentuk rantai yang bersambung sempurna
maka perawi dhabit ,adil per yang benar bukanlah syaz perawi dan tidak memiliki illah. 8
Misalnya “Abdullah bin yusuf , iamenceritakan kepada kami , ‘ katanya malik
menceritakan kepada kami ats wewenang ibnu syahib ats wewenang muhamad bin jubair
bin muthim atas wewenang ayahnya ia berkata; “ aku mendeangar rasullah membaca
dalam magrib “Ath-Thur.
b. Shahih li ghairihi, yaitu hadis belum mencapai sepenuhnya standar tertinggi syarat-syarat
dari sifat sebuah hadis maqbul (a’la sifat al-qubul).
Menyangkut hal ini terjadi karna ada beberapa bagian , misalnya saja perawinya
sudah diketahui adil tapi dari sisi lainnya dingagap cacat atau kurang. Hadis ini menjadi
shahih karna ada hadis hadis yang serupa dan sepadan ( serupa) yang diriwayatkan yang
tingkatanya atau lebih shahih diriwayatkan melalui saluran kemudian karna hadirnya
mata rantai kedua itu memperkuatnya dan mengangkatnya dari tingkat jadi perbedaan
kedua bagian hadis ini terletak pada kehandalan perawinya dalam shahih li dzatihi ingatan
perawi sempurna sedangkan dalam shahi li ghairi hadist ingtanya tidak memadai misalnya
abu kuraib meriwayatkan sebuah hadits,dia berkata bahwa dia menyampai kepada kami
sebuah subahad ,ats wewenang Abdah bin Sulaiman Muhamad bin abdul ats wewenang
abu sulaiman Abu hurairah dia berkata “ rasulullah”tuhan memberkati dan nabi saw
bersabda “jika tidak memberatkan umat ku aku perintahkan kamu melakukan siwak setiap
kali shalat “(HR Tirmizhi

B.Hadis hasan
8
Lihat dalam Jus 1,kitab Al-jum’at Bab Al-Siwak fi Yaum Al-jum’at ,dalam Imam Al-
Bukhari ,op .cit,Jilid1,hlm .241,atau hadis nomor 887.
Jariyah, Indah, Lucy

Hasan menurut bahasa artinya suatu yang menyenangkan dan yang dicenderungkan hawa
nafsu. Walaupun menurut ungkapannya, para ulama berbeda argumen para ulama dalam
pengertian hadis hasan ini. Perbedaan pendapat tersebut ini bisa terjadi di sebabkan karena
sebagian dari mereka mengklasifikasikan hadis lemah yang dapat dijadikan dalil. memang benar,
imam tirmizhi ,menurut sejarah ilmiah,adlah orang yang pertama kali menciptakan istilah ‘hasan”
untuk jenis hadis yang terisollisasi. Jadi Al tirmidzhi versi syadz adalah seseorang perawi yang
meriwayatkan suatu hadis terhadap orang yang lebih hafalannya suatu hadis terhadap orang yang
lebih hafalnnya darinya atau lebih banyak jumlahnya.
Contoh hadis hasan

2.ciri ciri terpenuhi hadis hasan


Secara rinci syarat hadis hasan adalah sebagai berikut:
a. Sanadnya bersifat kontiniou
b. Perawinya adil
c. Perawinya dhabit , tetapi ke-dhabit -annya lebih rendah dibandingkan dengan riwayat hadis
yang shahih
d. Tidak ada kecanggungan atau syadz dan
e. Tidak ber’illat.
3.macam- macam hadis hasan
Para ulama ahli hadis membagi hadis hasan menjadi dua bagian , yaitu :
a. Hadis hasan li dzatih
Pengertian hadis hasan li dzatih sebagaimana pengertian diatas yaitu hadis yang sanadnya
bersambung dengan periwayatan yang adil,dhabit meskipun tidak sempurna,dari awal sanad
hingga akhir sanad tampa ada keganjilan(syadz) dan cacat(illat) yang merusak.
b. Hadis li ghairihi
Secara singkat, hasan li ghairihi ini terjadi dari hadis dhaif jika banyak
periwayatannya, sementara para perawinya tidak diketahui keahliannya dalam
meriwayatkan hadis. Akan tetapi mereka tidak sampai kepada derajat fasik atau tertuduh
suka berbohong atau sifat sifat jelek lainnya. Begitulah para ulama memberikan batasan
hadis jeneis ini,termasuk Ibnu Al Shalah.
Jariyah, Indah, Lucy

Contoh hadis hasan:


Dari ja’far bin sulaiman dari abu imron al -jauni dari abu bakar bin abi musa al -A sya’ari
berkata :’aku mendengar ayahku berkata mengenai sabda rasullullah ketika musuh
datang :sesungguhnya pintu surga dibawah bayangan pedang HR.Tirmidzi
C.Hadis dha’if
1.defenisi dha’if
Kata dha’if secara bahasa ,bukan berrti kuat ,melainkan lemah .maka sebelum hadis
dha’if ,secara harfiah berarti hadis yang lemah atau hadis yang tidak kuat.secara
terminologi,para ulama mempunya perbedaan rumusan dalam mendefinisikan hadis dha’if
ini. Namun pada prinsipnya, tidak perberbeda isi dan maknanya.
Defenisi ini secara spesifik menyebutkan bahwa tidak adnya syarat apapun ( dari
syarat hadis shahih atau hasan)berarti hadis tersebut dinyatakan sebagai hadis daif. Begitu
juga jiak ad dua atau tiga syarat yang hilang smisalnya perawi tidak adil tidak emeiliki adat
istiadat atau matan tidak mempunyai kelainan.Hadits seperti ini bisa dikatan sangat lemah.
Alasan mengapa hadis hadis lemah ditolak
2.sebab -sebab hadis lemah dha’if tertolak
Para ahli hadis mengatakan bahwa alas an penolakan hadis ini jelas karena dua alas an
utama yakni
a. Sanad hadis
Jika dilihat dari rantai ketersambungangnya hadis ini diuraikan kedalam dua bagian :
1.ada kejangglan pada cerita baik meliputi baik dari segi keadilan maupun
kejujurannya.
2.sanadnya tidak nyambung .
Jariyah, Indah, Lucy

3.macam -macam hadis lemah (dhaif)


Berdasarkan alas an alasannya di atas maka jenis jenis hadits dha’if ataun hadis lemah ini
adsalah sebagai berikut :
1. Dha’if karna tidak bersambung sanadnya
a. Hadis munqthi
Ini Adalah hadis yang menghilangkan satu sanadnya atau lebih yang sanadnya
menyebutkan nama seseorang yang tidak diketahui namanya .
b. Mu’allaq
Ini Adalah hadis yang kisahnya disampaikan nsilih berganti oelh satu orng atau
lebih pada awal rangkaian t .9
c. Hadis mursal
Ini Adalah hadis yang didalam hadits ini para tabiin bergantung langsung kepada
rasulullah kedua kata tersebut tindakan perkataaan perbuatan dan taqrirnya.kedua
mencakup perjalannan kecil da besar para sahabatdan rasul10
d. Hadis mu’dhal
Adalah hadis yang mana dua sanad atau lebih satu demi satu secara berturut-turut .
e. Hadis mudallas
Ini Adalah hadis yang diriwayatkan dengan cara yang di pikirkan bahwa hadis itu
tidak tercemar .

9
Ajjaj Al-Khathib ,op.cit.,hlm.357
10
Al-Hakim ,op.cit.,hlm.25
Jariyah, Indah, Lucy

KESIMPULAN

Pembahasan penggolongan hadits menurut kulialitasnya tidak terlepas dari pembahasan


penggolongan hadists menurut kualitasnya. Yaitui pembagian menjadi hadis mutawatir
dan hadits ahad
Dari permasalahn inilah para ulama hadis kemudian membagidari bebrapa
hadis kualitasnya menajadi dua yaitu hadis maqbul dan mardud .maqbul adalah hadis yang telah
sempurna padanya syarat-syarat penerimaan. Dapat tengok dari ketentuan hadis maqbul seperti di
perinci diatas, maka hadis maqbul dapat diklarifikasikan menajdi dua yaitu hadis shahi dan hasan
.
Hadis mardud adalah hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat atau bagian syarat hadis
maqbul .menurut Ibn Taymiyah ulama hadis yang membagi hadis menjadi tiga bagian ini mulai di
perkenalkan oleh abu isa Al-Tarmidzi karna beliau banyak meriwayatkan hadis dan memberikan
keterangan periwayatan dengan kata misalnya hadis shahih ,hasan,gharib.
Jariyah, Indah, Lucy

REFERENSI

Suparta, Munazier. Ilmu Hadis. Jakarta Raja Grafindo persada 2013


Tirmidzi, Al abu Isa Muhamad ibn Isa, Sunan Al tirmidzi
Beirut: Dar Al- Fikr, 1980
W,J.S. porwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta Balai Pustaka, 1985
Zarqani,al-,syarh Al-zarqani ‘ala al-baiquniyah ,Kairo :Musthafa Al-Baby Al-
Halaby,1949

Anda mungkin juga menyukai