Anda di halaman 1dari 14

dan matannya untuk kemudian dilakukan penelitian martabat (validitas)-nya jika memang masih diperlukan.

Salah satu di anrara sederetan musibah atau fitnah besar yang pernah menimpa umat Islam sejak abad pertama hijriah adalah tersebarnya hadits-hadits dha'if dan maudhu, di kalangan umar. Hal itu juga menimpa para ulama kecuali sederetan pakar hadis dan kritikus yang Allah seperti Imam Ahmad, Bukhari, Ibnu Muin, Abi Hatim ar-Razi, dan lain-lain. Tersebarnva hadits-hadits semacam itu di seluruh wilayah Islam telah meninggalkan dampak negatif yang luar biasa. Di anraranya adalah terjadinya perusakan segi akidah terhadap hal-hal gaib, segi syariat, dan sebagainya.1 Untuk hadis-hadis yang periwayatannya secara mutawtir, setelah jelas kesahihannya, maka diperlukan pemaknaan yang tepat, proporsional dan representatif terhadap hadis tersebut melalui beberapa kajian, di antaranya kajian linguistik,2

kajian tematis komprehensif,3 kajian konfirmatif4 dan kajian-kajian lainnya dalam rangka pemahaman teks hadis tersebut.5 Asbbul wurd hadis akan mengantarkan pada pemahaman hadis secara kontekstual, namun tidak semua hadis terdapat asbbul wurdnya. Pengetahuan akan konteks suatu hadis, tidak bisa menjamin adanya persamaan pemahaman pada setiap pemerhati hadis. Menurut Komaruddin Hidayat, hal ini disebabkan oleh
1 Nahiruddin al-Albai. Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah Sayyi' fi l-Ummah. Maktabah al-Maarif. Riyadh, 1408 H wal-Maudhu'ah wa Atsaruhas-

2 Penggunaan prosedur-prosedur gramatikal bahasa Arab mutlak diperlukan dalam kajian ini, karena setiap teks hadis harus ditafsirkan dalam bahasa aslinya. 3 Mempertimbangkan teks-teks hadis lain yang memiliki tema yang sama dengan tema hadis yang dikaji untuk memperoleh pemahaman yang tepat, komprehensif dan representatif. 4 Konfirmasi makna yang diperoleh dengan petunjuk - petunjuk al-Quran. 5 Kajian kajian lanjutan seperti kajian atas realitas, situasi, problem historis makro atau mikro, pemahaman universal dan pemaknaan hadis dengan pertimbangan realitas kekinian dengan pertimbangan metode yang ditawarkan Syuhudi Ismail, Yusuf Qardhawi dan Musahadi HAM.

keadaan hadis yang pada umumnya merupakan penafsiran kontekstual dan situasional atas ayat-ayat al-Quran dalam merespons pertanyaan sahabat. Oleh karena itu, menurutnya pemahaman ulama yang mengetahui sejarah hidup Rasul akan berbeda dengan yang tidak mengetahuinya.6 Di samping itu muatan sejarah secara detail telah banyak tereduksi, sehingga dalam sejarah pun sering didapatkan perbedaan informasi. Permasalahan makna adalah konsekuensi logis dari adanya jarak yang begitu jauh antara pengarang, dalam hal ini Rasulullah dengan pembaca, yaitu umatnya, yang kemudian dihubungkan oleh sebuah teks yaitu hadis. Dengan terpisahnya teks dan pengarangnya serta dari situasi sosial yang melahirkannya maka implikasinya lebih jauh yaitu sebuah teks bisa tidak komunikatif lagi dengan realitas sosial yang melingkupi pihak pembaca. Di samping itu adanya jarak, perbedaan bahasa, tradisi dan cara berpikir antara teks dan pembaca, merupakan problematika tersendiri bagi penafsiran teks, karena bahasa dan muatannya tidak bisa dilepaskan dari kultural.7 Hadis yang disebut sebagai sumber hukum yang kedua setelah al-Quran telah mengalami perjalanan yang panjang, bukan hanya dalam kodifikasi dan penelitian validitasnya, tapi juga berkembang pada pemaknaan yang tepat untuk sebuah matan hadis yang dapat membumikan keuniversalan ajaran Islam. Pemaknaan hadis merupakan probematika yang rumit. Pemaknaan hadis dilakukan terhadap hadis yang telah jelas validitasnya minimal hadis-hadis yang dikategorikan bersanad hasan.8 Memahami hadis itu tidak mudah khususnya jika terdapat hadis-hadis yang dhaif, maudhu dan saling bertentangan. Terhadap problem yang demikian, para
6 Ibid., hlm. 12. 7 Yunahar Ilyas, M. Masudi (ed), Pengembangan Pemikiran Terhadap Hadis (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam LPPI, 1996), hlm. 133-134. 8 M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), hlm. 89.

ulama hadis menggunakan metode al-jamu, al-tarjh, al-nsikh wa al-manskh, atau al-tawaqquf.9 Dari berbagai problem-problem pemahaman hadis secara global tersebut, maka penulis meneliti dan mengkaji pemaknaan dan pemahaman yang tepat terhadap hadis-hadis dhaif dan maudhu yang tercatat dalam kitab Dhurratun Nasihin. Dengan demikian, problem yang paling urgen adalah bahwa secara sekilas terdapat banyak hadis dhaif bahkan maudhu dalam kitab Dhurratun Nasihin. Dengan demikian, bagaimana seharusnya kitab tersebut dipahami secara tekstual atau kontekstual dan kitab tersebut bersifat temporal, lokal atau universal. Hal yang lebih fatal lagi adalah adanya anggapan bahwa kitab Dhurratun Nasihin tidak boleh dijadikan sebagai rujukan. Hal inilah keunikan dari interpretasi kitab tersebut sehingga perlu dikaji ulang dan mendalam, karena hadis dhaif

sebenarnya memiliki syarat untuk bias diamalakan. Dengan melihat kondisi kekinian dengan adanya majlis talim telah diterapkan konsep pengajian kitab dhurratun nasihin. Mengapa pengamalan kitab tersebut dapat berimplikasi besar dalam pelaksanaan aktivitas ibadah. Di samping itu adanya perbedaan pemahaman pendapat yang memperbolehkan bahkan melarang keras menurut criteria hadis dan menurut hadis-hadis tersebut. Inilah kemudian menjadikan kitab tersebut perlu dikaji ulang untuk mencapai pemahaman yang tepat. Maka disini akan timbul pertanyaan Bagaimana pandangan syara atas para dai, penasihat, khathib, dan ulama yang banyak menyampaikan hadits-hadits dhaif, dan orang awam dari kalangan penuntut ilmu pemula yang tidak memahami kelemahannya, dan tidak tahu kesungguhan para ulama hadits. Jika mereka diingkari,
9 Mahmud al-Tahhn, Taisr Mustalaha al-hads (Beirt: Dr al-Fikr, t.th), hlm. 46-47.

mereka menjawab; hadits dhaif boleh diamalkan untuk Fadhaiul Amal, juga dalam pelajaran, dan targhib (kabar gembira) dan tarhib (ancaman). Melihat realita yang terjadi mengenai aktivitas ibadah yang dilakukan jamaah setelah mengikuti pengajian kitab Dhurratun Nasihin yang didalamnya terdapat banyak hadis Dhaif bahkan Maudhudi Majlis Talim Raudhatul Huda Gempol Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan yang terjadi yaitu mengenai dampak dan pengamalan serta aktivitas ibadah yang dihasilkan setelah mengikuti pengajian kitab Dhurratun Nasihin, dengan tujuan untuk membuktikan seberapa besar Pengaruh Pengajaran kitab Dhurratun Nasihin Terhadap aktifitas Ibadah Majlis Talim Raudhatul Huda Gempol Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. B. Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang masalah di atas dapat diketahui bahwa kitab tersebut perlu penjelasan yang lebih tepat. Oleh karena itu, sekiranya dapat dirumuskan beberapa permasalahan dari penelitian kitab tersebut : Bagaimana hadis-hadis tentang Ibadah dalam kitab Dhurratun Nasihin tersebut dipahami? Apakah hadis-hadis tersebut dapat dipahami secara tekstual dan atau kontekstual, dan apakah kandungan hadis-hadis tersebut bersifat universal, temporal atau lokal ? Bagaimana hukum mengajarkan dan mengamalkan kitab Dhurratun Nasihin dalam tinjauan Hadis dhaif dan maudhu? Bagaimana implikasi kitab tersebut terhadap aktivitas ibadah bagi jamaah majlis Talim Raudhatul Huda dalam kehidupan sehari-hari ? Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan : Untuk memperoleh pemahaman yang tepat terhadap kitab Dhurratun Nasihin tentang hadis dhaif, maudhu serta pengamalannya dan juga mengetahui kandungan kitab tersebut bersifat universal, temporal atau lokal. Untuk mengetahui boleh atau tidaknya mengajarkan dan mengamalkan hadishadis tentang ibadah yang terdapat dalam kitab Dhurratun Nasihin. Untuk mengetahui implikasi kitab tersebut terhadap ritual ibadah jamaah majlis Talim Raudhatul Huda sehingga penulis mendeskripsikan pemaknaan hadishadis yang terdapat dalam kitab tersebut untuk memperoleh pemaknaan yang tepat, apresiatif dan akomodatif terhadap perkembangan zaman. Adapun kegunaan penelitian ini adalah : Secara akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan pemikiran wacana keagamaan dan menambah khazanah literatur studi hadis di Indonesia. Secara sosial, penelitian ini diharapkan berguna bagi pelaksanaan ibadah umat Islam sehingga dapat melaksanakan ibadah sesuai ketentuan syariat. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka ini dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan ilmiah untuk memberikan kejelasan tentang informasi yang digunakan melalui khazanah pustaka, yang relevan dengan tema yang terkait. Hadis-hadis dhaif dan maudhu yang terdapat dalam kitab dhurratun nasihin tentang ibadah dimuat dan dibahas di berbagai buku, tulisan dan situs internet diantaranya : Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, oleh Hartono Ahmad Jaiz, Pustaka AlKautsar, Jakarta.

Majalah PANJI MASYARAKAT, Kolom AGAMA / PANJI NO. 32 TH III. 24 NOVEMBER 1999. Sumber: Kajian Hadis dalam Kitab Durratun Nashihin] Hadits-hadits Palsu dalam Kitab Durratun Nashihin. Dr. Ahmad Lutfi Fathullah, MA. Penerbit Darus Sunnah Press.

http://www.abuayaz.co.cc/2011/08/kedudukan-kitab-durratun-nashihin.html Buku-buku di atas belum cukup memadai, walaupun penulis sendiri mengakui bahwa masing-masing saling melengkapi dalam memberikan informasi dalam penelitian ini. Sementara, sejauh penelusuran dari berbagai literatur, belum terdapat karya tulis yang khusus membahas kitab dhurratun Nasihin di atas dengan kajian hadis dhaif dan maudhu dan menjelaskan pengamalan dan pengajaran hadis-hadis dalam kitab tersebut. Dengan demikian, penulis mengadakan penelitian hadis yang dituangkan dalam karya tulis yang khusus membahas hadis-hadis dalam kitab dhurratun Nasihin dengan studi kritis pengamalan dan pengajaran kitab tersebut. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan dan kepustakaan (library research) dengan menggunakan penelitian lapangan dan sumber-sumber data dari bahan-bahan tertulis dalam bentuk kitab, buku, majalah dan lain-lain yang relevan dengan topik pembahasan. Sumber utama penelitian ini adalah Kitab ulumul Hadis, Kutub al-Tis'ah dan kitab Dhurratun Nasihin yang memuat hadis-hadis dhaif dan maudhu mengenai ibadah tersebut dengan penjelasannya. Dalam pelacakan dan penelusuran hadis tersebut dalam Kutub al-Tisah, penulis menggunakan metode search hadis dengan menggunakan kamus hadis melalui petunjuk lafal hadis dengan kitab al-Mujam alMufahras li Alfz al-Hads dan kata kunci (tema) hadis dengan kitab Mifth Kunz al-Sunnah. Di samping itu, digunakan juga jasa komputer dengan program CD Mausah al-Hads al-Syarf yang mampu mengakses sembilan kitab sumber primer hadis. Sedangkan sumber penunjangnya adalah kitab-kitab dan buku-buku

yang relevan dengan kajian ini. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif-analitis, yaitu sebuah metode yang bertujuan memecahkan permasalahan yang ada, dengan menggunakan teknik deskriptif yakni penelitian, analisa dan klasifikasi.10 Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosial, pendekatan historis, dengan melihat kondisi pada saat kitab itu muncul, dan pendekatan sosiologis, dengan analisis hadis shohih. Dalam proses pelaksanaannya, dengan menggunakan langkah kerja, yaitu11: Kritik Historis, menentukan validitas dan otentisitas kitab dengan menggunakan kaedah kesahihan dari ulama-ulama kritikus hadis. Kritik Eidetis, pemaknaan hadis dengan mengadakan berbagai analisis, yakni: Analisis Isi, muatan makna kitab melalui kajian linguistik, kajian tematiskomprehensif12 dan kajian konfirmatif.13 Analisis Realitas Historis, pemahaman terhadap makna hadis dari problem historis ketika kitab Dhurratun Nasihin muncul, baik makro maupun mikro. Analisis Generalisasi, pemahaman terhadap makna universal dari teks
10 Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1994), hlm. 138139. 11 Langkah-langkah ini adalah metodologi sistematis yang merupakan hasil akumulasi dari metode pemahaman hadis yang ditawarkan oleh Musahadi HAM, Yusuf Qardhawi dan Syuhudi Ismail. Kemudian kami analisis metode-metode tersebut sehingga hadis dapat dipahami secara tepat, proporsional dan komprehensif. 12 Mempertimbangkan hadis-hadis lain yang memiliki tema yang sama dengan tema hadis yang dikaji untuk memperoleh pemahaman yang tepat, komprehensif dan representatif. 13 Konfirmasi dengan petunjuk-petunjuk al-Quran sebagaimana metode yang diajukan Yusuf Qardhawi.

hadis. Kritik Praksis, pengubahan makna hadis yang dihasilkan dari proses generalisasi alam realitas kehidupan kekinian sehingga maknanya praksis bagi problematika hukum dan kemasyarakatan masa sekarang. Sistematika Pembahasan Bahasan studi ini, disusun dalam bab dan sub bab. Adapun sistematika pembahasan penelitian ini sebagai berikut : Bab Pertama, Pendahuluan. Dalam bab ini dipaparkan latar belakang masalah, sebagai ungkapan inspirasi awal dari penelitian, kemudian pembatasan terhadap masalah yang tertuang dalam rumusan masalah. Langkah berikutnya menentukan tujuan dan kegunaan penelitian, kemudian dijelaskan pula tinjauan

pustaka sebagai acuan untuk membedakan penelitian ini dengan kajian yang serupa. Selanjutnya dijelaskan metode yang digunakan dalam penelitian hadis ini dan diakhiri dengan rangkaian sistematika pembahasan. Bab Kedua, Tinjauan umum tentang kitab dhurratun Nasihin, yang memaparkan seputar hadis Dhaif dan Mudhu yang meliputi syarat dan hokum pengajaran dan pengamalan. Pada sub bab kedua dijelaskan hal-hal yang dapat membolehkan mengajarkan dan mengamalakn hadis Dhaif. Pada bab ini akan dijelaskan hadis sesuai ketentuan ilmu hadis. pemaparan redaksional hadis-hadis yang variatif dengan mengkategorisasikan berdasarkan perbedaan redaksional dan juga mengungkap kritik historis, untuk menentukan validitas dan otentisitas hadis tersebut. Di samping itu, akan dijelaskan kritik Eidetis yang mencakup kajian linguistik, kajian tematik-komprehensif dan kajian konfirmatif. Pada sub bab ketiga dipaparkan analisis hadis, yang meliputi analisis pemaknaan hadis, analisis historis dan analisis

generalisasi. BAB III adalah Metodologi Penelitian Majlis Talim Raudhatul Huda Gempol Kabupaten Cirebon, yang terdiri dari Tempat dan Waktu Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian (Paradigma Penelitian), Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, Teknik Analisis Data, dan Hipotesis Statistik. Bab Keempat, Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang terdiri dari Pelaksanaan Pengajian Kitab Dhurratun Nasihin, aktivitas Ibadah Jamaah Majlis Talim Raudhatl Huda . kontekstualisasi hadis sesuai konteks ilmu hadis terhadap kondisi kekinian dengan kajian linguistik, tematik-komprehensif, konfirmatif dan generalisasi makna hadis. Selanjutnya merelevansikan teks dan konteks hadis tersebut pada realitas kehidupan kekinian. Bab kelima, Penutup adalah bagian akhir penelitian ini yang berisi

kesimpulan, saran-saran dan kata penutup dari pembahasan-pembahasan sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA Adlabi, Sholehuddin, Manhaj Naqd al-Matan. Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah, 1983 Faiz, Fakhruddin, Hermeneutika Qurani: Antara Teks, Konteks dan Kontekstualisasi. Yogyakarta: Qalam, 2002 Ghazali, Muhammad, Studi Kritis atas Hadis Nabi SAW., antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual. Bandung: Mizan, 1993 HAM, Musahadi, Evolusi Konsep Sunnah: Implikasi Pada Perkembangan Hukum Islam. Semarang: Aneka Ilmu,2000 Hidayat, Komaruddin, Memahami Bahasa Agama. Jakarta: Paramadina, 1996 ILyas, Yunahar, Pengembangan Pemikiran Terhadap Hadis. Yogyakarta: Lembaga

Pengajian dan Pengalaman Islam LPPI,1996 Ismail, M. Syuhudi, Metodologi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang,1992 Ismail, M. Syuhudi, Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: Bulan Bintang, 1994 Munawwir, Achmad Warson, al-Munawwir, Kamus Arab Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif,1997 Qardhawi, Yusuf, Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW. Terj. Muhammad alBaqir. Bandung: Karisma, 1995 Salih, Subhi, Ulum al-Hadis Wa Mustalahuhu. Beirut: Dar al-Um al-Malayin,1997 Surahmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1994 Tahhan, Mahmud, Taisir Musthala al-Hadis. Beirut: Dar al-Fikhr, t.th Wensick, A. J., Mujam Mufahras Li alfadhil Hadis al-Nabawi Juz V. Leiden: E.J. Brill,1965 Wensick, A.J., Miftah Kunuz as-Sunah, Mesir: Maktabah al-Misriyyah, 1924 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO PERSEMBAHAN SISTEM TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan dan Kegunaan penelitian Telaah Pustaka Metode Penelitian Sistemtaika Pembahasan BAB II LANDASAN TEORI Seputar Tentang Kitab Dhurratun Nasihin Data Kitab Dhurratun Nasihin Seputar Tentang hadis Dhaif dan Maudhu, sebagai pengaruh ritual ibadah jamaah Majlis Talim Raudhatul Huda Hukum Mengamalkan hadis Dhaif dan Maudhu Syarat-syarat mengamalkan hadis Dhaif Pengaruh pengajaran kitab Dhurratun Nasihin Terhadap aktifitas ibadah jamaah Majlis Talim Raudhatul Huda Redaksi Hadis dalam Kitab Dhurratun Nasihin tentang Ibadah Redaksi hadis dalam kitab Dhurratun Nasihin tentang ibadah Pendapat ulama tentang Pengajaran dan pengamalan hadis dhaif dan maudhu Pemaknaan Hadis dalam Kitab Dhurratun Nasihin Tentang Ibadah Analisa Hadis Dhaif Dan Maudhu Analisa Fungsi hadis Nabi Analisa hadis-hadis yang bertentangan

Analisa Generalisasi Tinjauan Redaksional Hadis Tentang Ibadah dalam Kitab Dhurratun Nasihin Analisa Hadis Dhaif Dan Maudhu Analisa Fungsi hadis Nabi Analisa hadis-hadis yang bertentangan Analisa Generalisasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Kondisi Objektif Populasi dan Sampel Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Pengajaran kitab Dhuraratun Nasihin terhadap Aktivitas Ibadah Jamaah Majlis Talim Raudhatul Huda Aktivitas Ibadah Majlis Talim Raudhatul Huda Setelah mengikuti pengajian kitab Dhurratun Nasihin Pengaruh Pengajaran kitab Dhuraratun Nasihin terhadap Aktivitas Ibadah Jamaah Majlis Talim Raudhatul Huda Analisis Data Analisis Hadis-Hadis tentang Relevansi Teks dan Konteks

Kontekstualisasi hadis dengan kondisi kekinian Implikasi Hadis terhadap aktivitas Ibadah Jamaah Majlis Talim Raudhatul Huda BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN CURRICULUM VITAE

JADWAL PENYELESAIAN PENELITIAN No. Konsultasi Materi 1 2 3 4 5 6 7 Memulai menyusun proposal skripsi Menyerahkan peroposal skripsi Menyerahkan Bab II (landasan Teori) Menyerahkan Bab III Menyerahkan Bab IV Menyerahkan Bab V Revisi Penyempurnaan Tanggal Penyelesaian 05 Juni 2013 07 Juni 2013 23 Juni 2013 03 Juli 2013 15 Juli 2013 25 Juli 2013 14 Agustus 2013

Anda mungkin juga menyukai