Oleh;
Muhammad Ali
Dosen Pemandu;
Prof. Dr. Hj. Andi Rasdiyanah
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag
Pendahuluan
Muhammad saw merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-
Salah satu isu krusial dewasa ini yang menjadi perbincangan publik
adalah masalah nepotisme yang merupakan persoalan moral dan budaya yang
tumbuh dan berkembang dihampir semua sistem birokrasi suatu lembaga, baik
1
Taqrir adalah masdar dari kata qarrara. Menurut bahasa, berarti
penetapan, pengakuan atau persetujuan. Lihat Muhammad bin Mukarram
bin Mansur, Lisan Arab (Mesir : Dar al Misriyah, t.th), h.394, menurut istilah
ilmu hadis. Taqrir berarti perbuatan sahabat Nabi yang ternyata dibenarkan
atau tidak dikoreksi oleh Nabi. Lihat Muhammad al-Sabbaq, al-Hadis al-
Nabawiy (t.tp: Maktab al-Islamy, 1972), h. 14.
2
Lihat QS Al-Nisa (4) :59
3
Lihat Subhiy al-Salih, Mabahis fiy ulum al-Hadis (Bairut : Dar al-Ilm li
al-Malayin, 1977), h. 146-147.
4
Lihat Faturrahman Djamil, “KKN dalam Perspektif Hukum dan Moral
Islam” dalam Mimbar Hukum, Edisi Mei-Juni, No. 42 (Jakarta: Al-Hikmah,
1999), h. 63.
bermoral) dalam arti merugikan pihak lain, dan melanggar HAM (tidak
reformasi iman dan moral kedua komponen tersebut (Islah al-ra’i wa al-
lain yang mungkin dapat dikemukakan adalah tidak terdapatnya kesamaan visi
dan persepsi antara para pihak dalam memaknai gagasan tersebut. Upaya
membangun kerja sama atas dasar nilai-nilai luhur ajaran Islam, pada tataran
kondusif bagi terwujudnya iklim kehidupan yang lebih sehat, serasi dan
seimbang.
antara penguasa dan rakyat semakin tidak terakomodir. Dalam situasi seperti
itu, apakah kemudian rakyat diberi kebebasan berbeda pendapat dan menentang
5
Lihat misalnya QS Al-Nisa (4) : 29-30, QS. Al-Maidah (5) : 2. Demikian
pula dalam berbagai hadis Rasulullah, seperti sabda Nabi: Allah Mengutuk
penyuap dan yang menerima suap.
6
Lihat Faturrahman Djamil, op.cit, 57
dzalim.7
عععن أسعيد بعنِ حضععي رضعي الع تعععال عنهمعا أن رجل معن النأصععاري تلخععي برسعول الع صععلخى الع
فقععال أل تسععتعملخن كمععا إسععتعملخت فلنأععا أنأكععم سععتلخقون بعععدي أثععرة فاصععبوا حععت:علخيععه وسععلخم
.تلخقون علخى الوض
Artinya:
“Dari Usaid bin Hudaeri R.a, seorang sahabat dari Anshar berkata
kepada Rasulullah saw : Tidaklah engkau ankat aku sebagai amil
sebagaimana si fulan? Rasul menjawab “Kalian akan jumpai sepeninggalku
tindakan mengutamakan kepentingan sendiri (sikap nepotisme), maka
sabarlah kalian sampai bertemu denganku di telaga al-Kawsar (di hari
kiamat).8
Membahas hadis tersebut terasa lebih mendesak dan urgen, ketika
menyadari seolah-olah kandungannya kontradiktif dengan bagian Islam lainnya,
padahal diyakini bahwa keseluruhan ajaran Islam (baik Al-Qur’an dan Sunnah)
tidak mungkin tumpang tindih kandungannya, dan satu sam lain terjadi
7
Lihat Taqiy al-Din Abu al-Abbas bin Taimiyah, al-Siyasah al-Syariyyah
Fiy Islah al-Ra’I Wa Raiyyah ( Bearut : Dar al-Afaq al-Jadidah, 1988), h. 139-
140.
8
Lihat SalimBahreisy, Terjemahan al-lu’lu wa al-Marjan, Juz II (Surabaya
: Bina Ilmu, t.th), h.717.
daripada orang lain. Terbukti bahwa disatu sisi hadis yang tersebut di atas
menganjurkan.
B. Permasalahan
kualitas hadis mengenai nepotisme dilihat dari kritik sanad matan dan upaya
analisis pemaknaannya?”.
hadis tersebut?
golongan?
jabatan?
4. Bagaimana kandungan hadis dan analisis kontekstualnya?
dilakukan adalah; (1) kegiatan Takhrij al-Hadis10 (2) i’tibar al-sanad11 (3) naq
al-sanad12 (4) naq al-matan13 (5) natijah14. Para peneliti hadis sepakat bahwa
Kegiatan ini berorientasi pada pengungkapan hadis (sanad dan matan) secara
keseluruhan. Obyek yang akan dikaji pada sanad adalah para periwat yang
terlibat di dalamnya.16
9
Penelitian hadis dimaksudkan untuk mengetahui validitas hadis-hadis
yang terdapat dalam kitab atau yang tersebar di tengah umat Islam.
Sebuah hadis, baik yang termaktub dalam kitabnya maupun yang sering
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari belium tentu terjamin otentitasnya.
Tidak terjaminnya otentitas hadis, terutama sekali disebabkan oleh adanya
tenggang waktu yang lama antara kelahiran hadis dengan pembukuannya,
yaitu sekitar seratus tahun. Dalam jarak waktu tersebut terjadi berbagai hal
yang dapat menyebabkan berbagai riwayat hadis menyimpang dari aslinya
sebagaiman berasal dari Nabi. M. Syuhudi Imail Metodologi Penelitian
Hadis Nabi (Jakarata : Bulan Bintang, 1992), h.4.
10
Takhrij al-hadis adalah kegiatan penelusuran atau pencarian hadis
pada berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan. Di
dalam kitab sumber tersebut dikemukakan secara lengkap sanad dan
matan hadis. Lihat M. Syuhudi Ismail, ibid.,h.43.
11
Dari segi bahasa, i’tibar berarti menunjukkan sesuatu terhadap yang
lain. Lihat Ibnu Manzur al-Anshari Lisan al-Arab, Juz VI (Mesir al-Muassasah
al-Misriyah, t.th), h.202. sedangkan menurut istilah i’tibar adalah
menyertakan sanad-sanad yang lain untuk hadis tertentu sehingga nampak
adanya periwayat lain untuk sanad tertentu atau tidak ada. Uraian lebih
lanjut lihat M. Syuhudi Ismail, ibid, h. 64-65.
12
Naqd al-sanad adalah pemberian penilaian terhadap periwayat dari
tabaqat ke tabaqat dengan cara men-tajrih atau men-ta’dil. Lihat ibid, h.51.
13
Naqd al-matan adalah penelitian terhadap teks hadis mengenai
susunan lafal dan kandungan matan. Uraian lebih lanjut lihat ibid, h. 131-
135.
14
Natijah adalah menarik suatu kesimpulan pada hasil penelitian sanad
dan matan hadis. Uraian lebih lanjut lihat ibid, h. 145-146.
15
Lihat Mahmud at-Tahhan, Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid (T.t:
Matba’ah al-Arabiyah, 1938 H/1978M), h.9-10.
16
Kajian sanad dapat diistilahkan kritk sumber. Kaitannya dengan
kesahihan sanad, maka unsur-unsur yang dikaji di dalamnya adalah
sanadnya bersambung (ittisal al-sanad) dan periwayatnya siqah.
Urainannya lebih lanjut
adalah metode yang pertama dan kedua, karena keseluruhan matan dalam hadis
tersebut sudah diketahui. Teks hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
عن سعيد بن حضي رضي ال عنهما قال أن رجل عن النأصار تلخي برسول ال صعلخى الع علخيععه
فقععال ألتسععتعملخن كمععا إسععتعملخت فلنأععا قععال أنأكععم سع عتلخقون بعععدي أثععرة فاصععبوا حععت:وسععلخم
.تلخقون علخى الوض
Artinya:
Dari Usaid bin Hudaer radhiallahu anhu., seorang sahabat dari kaum
Anshar berkata kepada Rasulullah saw.: Tidaklah engkau angkat aku sebagai
amil sebagaimana si Fulan? Rasul menjawab: “kalian akan menjumpai
sepeninggalanku tindakan mengutamakan diri sendiri (sikap nepotisme), maka
sabarlah kalian sampai bertemu denganku di telaga al-Kautsar (di hari
kiamat).18
Berdasarkan teks hadis di atas, maka ada empat lafaz yang dijadikan
dasar untuk mencari hadis dalam Mu’jam yaitu عمل ، لقي، أثرة,الوض،.
17
Lihat Mahmud al-Tahhan, op, cit, Abu Muhammad Abdul Hadi bin
Abdul Qadir bin Abdul Hadi, “Turuuq Takhrij al-hadis Rasulullah saw”
diterjemahkan oleh H. S. Aqil Husein al-Munawwar dengan judul Metode
Takhrij al-Hadis (Cet. I; Semarang: Dina Utama, 1994), h. 16 dst.,
bandingkan dengan metode yang dikemukakan oleh M. Syuhudi Ismail yang
hanya mencakup dua metode yaitu metode Takhrij bi alfaz dan metode
takhrij bi al-maudu’ . Lihat M. Syuhudi Ismail, op.cit, h. 46-49.
18
Lihat Salim Bahresy, Terjemahan al lu’lu wa al-Marjan, Juz II
(Surabaya: Bina Ilmu, t.th.), h.717
diketahui bahwa hadis yang dimaksud terdapat pada beberapa kitab hadis yaitu:
terdapat dalam:
a. Sahih al-Bukhari pada ; (1) Kitab al-Fitan, nomor urut bab 1 dan 3; (2)
kitab al-Janiz, nomor urut bab 37; (3) Kitab Khamas, nomor urut bab
19; (4) Kitab Manaqib al-Anshar, nomor urut bab 8; (6) Kitab
Maqaziy, nomor urut bab 52; (7) Kitab Riqaq, nomor urut bab 8 dan
(8) Kitab Ta’bir, nomor urut bab 30; dan (9) Kitab Tawhid, nomor urut
bab 24.
b. Sahih Muslim pada; (1) Kitab Zakat, nomor urut bab 122; (2) Kitab
Imarah, nomor urut bab 45, dan (3) Kitab Fadhail, nomor urut bab 37
dan 38.
19
Arnol John Wensick, et al, Corcordance et Indices DeEla tradition
Musulmanne, ditrjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Muhammad Fu’ad
Abd. Baqy dengan judul al-Mu’jam Mufahras al-hadis al-nabawy, jilid I
(Leiden : E.J.Brill, 1936), h. 537.
c. Sunan al-Turmuziy pada; (1) Kitab Qiyamah, nomor urut bab 9; (2)
e. Musnad Ahmad bin Hanbal pada (1) juz III, halaman 166, 176, 178,
a. Sahih al-Bukhari pada; (1) Kitab Manaqib al-Anshar, nomor urut bab
8; (2) Kitab Riqaq, nomor urut bab 53; dan (3) Kitab Fitan, nomor urut
bab 2.
b. Sahih Muslim pada bab Kitab Imarah, nomor urut bab 48.
20
Ibid, Juz VI; 13
21
Ibid Juz IV; 389
b. Sahih Muslim pada Kitab al-Imarah, nomor urut bab 12 dan 48.
c. Musnad Ahmad bin Hanbal pada juz IV, halaman 351 dan 352.
b. Sahih Muslim pada kitab Imarah, nomor urut bab 45 dan 48.
berikut ini dikemukakan salah contoh hadis secara lengkap (sanad dan matan).
حدثنا موسى بن إساعيل حدثنا وهيب حدثنا عمرو بن ييح عن عباد بن تيم عن
عبد ال بن زيد بن عاصم قال لا أفاء ال علخى رسوله صلخى ال علخيه وسلخم يوم حني قسم
ف الناس ف الؤملفة قلخوبم ول يعط النأصار شيئا فكأنم وجدوا إذ ل يصبهم ما أصاب
الناس فخطبهم فقال يا معشر النأصار أل أجدكم ضلل فهداكم ال ب وكنتم متفرقي
فألفكم ال ب وعالة فأغناكم ال ب كلخما قال شيئا قالوا ال ورسوله أمن قال ما ينعكم أن
تيبوا رسول ال صلخى ال علخيه وسلخم قال كلخما قال شيئا قالوا ال ورسوله أمن قال لو شئتم
قلختم جئتنا كذا وكذا أترضون أن يذهب الناس بالشاة والبعي وتذهبون بالنب صلخى ال علخيه
وسلخم إل رحالكم لول الجهرة لكنت امرأ من النأصار ولو سلخك الناس واديا وشعبا لسلخكت
22
Ibid., juz I; h. 14.
وادي النأصار وشعبها النأصار شعار والناس دثار إنأكم ستلخقون بعدي أثرة فاصبوا حت
23
تلخقون علخى الوض
2. Hadis tentang Sikap Nepotisme terhadap Minta Jabatan?
حدثنا ممد بن بشار حدثنا غندر حدثنا شعبة قال سعت قتادة عن أنأسم بن مالك
عن أسيد بن حضي رضي ال عنهم أن رجل من النأصار قال يا رسول ال أل تستعملخن
24
كما استعملخت فلنأا قال ستلخقون بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
3. I’tibar dan Pembuatan Skema Sanad Hadis
Kata i’tibar bersal dari kata i’tibar yang berarti peninjauan terhadap
berbagai hal dengan maksud untuk dapat diketahui sesuai yang sejenis.25
yang lain untuk suatu hadis tertentu, yang hadis itu pada bagian sanadnya
tampak hanya terdapat seorang rawi saja. Penyertaan sanad-sanad lain tersebut
menyebabkan dapat diketahui apakah ada rawi yang lain atau tidak untuk
sanad, nama-nama rawinya dan metode penyampaian hadis oleh guru kepada
muridnya. Karena metode penyampaian hadis dapat diketahui, maka unsur yang
langsung yang didapat dari kegiatan i’tibar adalah ada atau tidak adanya syahid
dan mutabi’-Nya.
pembuatan skema sanad, ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu : 1) jalur
harus jelas garis-garisnya sehingga dapat dibedakan antara jalur sanad yang satu
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada skema sanad berikut ini. Yakni,
skema masing masing mukharrij (skema persanad) dan skema untuk seluruh
27
Lihat M. Syuhudi Ismail, Metodologo...op. cit, h. 51-52.
Dari skema gabungan sanad hadis tentang sikap nepotisme terhadap satu
golongan, dapat dijelaskan bahwa; hadis tersebut ditakhrij oleh tiga imam hadis
yakni; Bukhariy, Muslim dan Ahmad bin Hambal. Pada jalur sanad Bukhariy
terdapat dua sanad hadis tentang sikap simpatik terhadap kaum Ansar dan
sanad hadis tentang simpatik terhadap kaum mu’allaf. Sedangkan pada jalur
Muslim dan Ahmad bin Hambal , keduanya menerangkan tentang sanad hadis
tentang simpatik terhadap kaum mu’allaf. Akan tetapi, kedua jalur sanad yang
terakhir disebut di atas memiliki jumlah sanad yang berbeda. Yakni, riwayat
Muslim hanya terdiri atas satu jalur sanad hadis, sedangkan riwayat Ahmad bin
Syahid dan mutabi’ yang terdapat dalam sanad hadis, di atas dapat
1. Tentang Syahid
Jika hadis yang teliti melalui jalur sanad Bukhariy, maka Abu Sa’id al-
Khudry dan beberapa sahabat.50 lainnya termasuk La’ab bin ‘Ujrah menjadi
syahid bagi Anas dan Abdullah bin Zaid bin ‘Asim. Dengan demikian, pada
jalur sanad Bukhary ini terdapat dua sahabat pada tabaqah awal (pertama).
Jika hadis yang diteliti melalui jalur sanad Muslim, maka Anas dan Abu
Sa’id al-Khudry serta beberapa sahabat La’ab bin ‘Ujrah menjadi syahid bagi
‘Abdullah bin Zaid bin ‘Asim. Dengan demikian, pada jalur sanad Muslim ini
Jika hadis yang diteliti melalui jalur sanad Ahmad bin Hambal, maka
Anas menjadi syahid bagi’Abdullah bin ‘Asim dan Abu Sa’id al-Khudry serta
beberapa sahabat termasuk La’ab bin Ujrah. Dengan demikian, jalur sanad
Ahmad bin Hanbal. Ini terdiri atas beberapa sahabat tabaqah pertama.Hanya
saja,yang diketahui namanya adalah ‘Abdullah bin Zaid bin ‘Asim dan Abu
2. Tentang Mutabi’
Jika hadis yang diteliti melalui jalur Bukhariy, maka pada sanad IV ,
yakni Wuhayb mutabi’-nya adalah Affan dari jalur Ahamad bin Hanbal bagi
Musa bin Isma’il. Sedangkan pada sanad III , yakni ‘Umar binYahya mutabi’-
nya adalah Isma’il bin ja’far dari jalur Muslim bagi Wuhayb. Jumlah periwayat
yang terlibat dalam jalur sanad Bukhariy ini berjumlah sembilan orang, yakni
Musa bin Isma’il,Wuhayb, Ahmad bin Yunus, ‘Umar bin Yahya, Zuhayr , ‘ibad
bin Tamim, Yahya bin Sa’id, ‘Abdullah bin Sa’id bin ‘Asim dan Anas.Akan
tetapi, dari penentuan mutabi’ sebagaimana disebutkan di atas, hanya Musa bin
jabatan, diperoleh sebuah kejelasan. hadis tersebut ditakhrij oleh lima imam
hadis , yakni; Bukhariy, Muslim, Tirmidziy, an-Nasaiy dan Ahmad bin Hambal.
periwayatnya satu orang. Tabaqah pertama; Usayd bin Hudayri, tabaqah kedua;
Anas bin Malik, tabaqah ketiga; Qatadah dan tabaqah keempat; Syu’bah bin
Kemudian, syahid dan Mutabi’ yang terdapat dalam sanad hadis, di atas
Semua jalur sanad hadis di atas tidak memiliki syahid. Sebabnya, hanya
ada satu orang sahabat yang meriwayatkan hadis tersebut langsung dari Nabi
Jika hadis yang diteliti melalui jalur Ahmad Bin Hanbal khususnya pada
sanad IV yakni, Syu’bah bin al-Hajjaj, maka Gundar dari jalur Bukhariy, Khalid
dari jalur Muslim dan At-Tirmidziy dan Abiy (Mu’az) dari jalur Muslim, Abu
bin Ja’far. Jumlah periwayat yang terlibat dalam jalur sanad Ahmad bin Hanbal
ini sebanyak enam orang, yakni, Usayd bin Hudayri, Anas bin Malik, Qatadah,
Syu’bah bin Hajjaj, Muhammad bin Ja’far dan Imam Ahmad bin Hanbal
Untuk mengetahui jumlah jalur sanad dan hal-hal yang terikat dengan
sanad hadis tentang hadis nepotisme, baik nepotisme terhadap satu golongan
dan nepotisme terhadap jabatan, berikut ini dikemukakan skema gabungan dari
samapai terakhir.
sami’itu, ‘an, anna dan qila. Lambang terbanyak yang digunakan para
anna.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
perusahaan swasta.31
اثع ع ععرة berasal dari akar kata اثع ع ععرyang berarti pengaruh.
B. Landasan Normatif
31
Lihat Hasan Sadiliy, Ensiklopedia Indonesia (Jakarta : Ikhtiar Baru-Van
Hoeve,1983), h.2361., Noah Webster’s Neww Twentieht Century Dictionary
Of The Ennlish Language (Cet. II; USA: William Collin’s Publihser,1979),h.
1025.
32
Lihat Zakariyah Ibnu Husain Ibnu Faris, Maqayis al-Lughah Juz I
(Cet.II; Mesir : Musthafah al-Baby al-Halaby, t.th ), h. 53-57.
ض ِمأننكعأم يعيعا أييعيهععا العِذيين آييمننعوا يل تيع أنكلخنوا أيأمعيوالينكأم بيأعيعنينكعأم ِبالأيباِطعِل إِلل أيأن تينكعوين ِتيعايرة يععأن تيعيرا ض
ص عِلخيِه
ف نأن أ
ك عنأديواةنأا يوظنألخةما فييسأو ي ِ
يويمأن يعيأفيعأل يذل ي.يويل تيعأقتنعلخنوا أينأأعنفيسنكأم إِلن اللخلهي يكاين بِنكأم يرِحيةما
.ك يعيلخى اللخلِه ييِسةيا ِ
ينأاةرا يويكاين يذل ي
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. Dan Barangsiapa berbuat demikian dengan
melanggar hak dan aniaya, Maka Kami kelak akan
memasukkannya ke dalam neraka. yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.”
Begitu juga yang terdapat dalam surah al-Ma>idah (5): 2.
يوتيعيعع ععايونأنوا يعلخيع ععى الأِ بب ع ع يوالتلعأق ع عيوىَ يويل تيعيعع ععايونأنوا يعلخيع ععى ا أِل أِث ع ع يوالأعن ع عأديواِن يواتلعنق ع عوا اللخلع عهي إِلن اللخلع عهي يش ع عِديند
...ب ِ الأعِيقا
Terjemahnya:
adalah:
ل والع حععت تكتعب:دعا النب صلخى ال علخيه وسلخمالنأصار ليكتب لعم بلخبحريععن فقعالوا
لخإوانأنععا مععن قريععش بثمععل ذاك لععم مععا شععاء الع علخععى ذالععك يقعولن لععه قععال فعإنأكم سععتون
( )رواه البخاري.بعدي بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
Rasulullah saw. (pernah) memanggil kaum Ansar untuk
menetapkan nama negeri, lalu mereka berkata : Tidak,
demi Tuhan. Kami tidak akan menetapkannya sebelum
rekan-rekan kami dari kaum Quraisy ikut
menetapkannya.Rasulullah Saw. bersabda kepada mereka
(kaum Ansar) : Allah tidak menghendaki demikian. Lalu
dikatakan kepada mereka;Sumgguh kalian akan
mendapatkan sesudahku suatu golongan yang bersikap
mementingkan diri sendiri, maka bersabarlah samapai
bertemu denganku di telaga.
Riwayat mengenai simpatiknya Nabi saw. terhadap kaum
لا أفاء ال علخى رسوله صلخى ال علخيه وسلخم يوم حني قسم ف الناس فع الؤملفععة قلخعوبم
ولع يعععط النأصععار شعيأ فكعأنم معدو إذ لع يصععيبهم مععا اصعاب النععاس فخبطهععم فقعال يععا
معشر النأصار أل أجعدكم ضعلل فهعداكم الع بع وكنتعم متفرقععون فعألفكم الع بع وعالعة
إنأكععم سععتلخقون بعععدي أثععرة.....فأغنععاكم الع بع كلخمععا قععال شععيأ قععالوا الع ورسعوله أمععن
فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
Ketika Rasulullah Saw. membagi harta rampasan perang
Hunayn, beliau membagikannya pada orang-orang yang
baru memeluk agama islam (al-mu’allaf qulubuhum),
sementara oarang-orang Ansar tidak mendapatkan
bagian.Mereka (kaum Ansar) merasa belum mendapatkan
bagian sebagaimana diperoleh orang-orang
selainnya.Maka Rasulullah menyeru kepada mereka :
Wahai kaum Ansar ! dari hasil pembagian ini, saya tidak
menemukan (menganggap) pada diri kalian sebagai suatu
kedzaliman.Allah senantiasa memberi kalian hidayah
karena aku, dan kalian bercerai berai maka Allah yang
menyatukan kalian karena aku, dan kalian dalam
kemiskinan maka Allah menjadikan kalian kaya karena
aku. Lalu mereka berkata; kami beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya. Lalu Rasulullah bersabda : Sungguh kalian akan
menemukan masa sesudahku penguasa yang
mementingkan diri sendiri, maka bersabarlah hingga
kalian menemukanku di telaga.
b. Matan hadis riwayat Imam Muslim
أن رسوله صلخى الع علخيعه وسعلخم لعا فتعح حنينعا قسعم الغنعائم فعأعطى الؤملفعة قلخعوبم فبلخغعه
ان النأصع ععار يبع ععون ان يصع ععيبو مع ععا اصع ععاب النع ععاس فقع ععام رس ع عوله صع ععلخى ال ع ع علخيع ععه وسع ععلخم
فخطبهم فحمد ال وأثن علخيه ث قال يا معشر النأصار أل أجدكم ضلل فهداكم ال ع
إنأكعم سععتلخقون بعععدي بععدي أثععرة فاصععبوا حعت.... ب وكنتم متفرقون فجهمعكععم الع بع
.تلخقون علخى الوض
Terjemahan :
Ketika terjadi Perang Hunayn,Rasulullah Saw. membagi
harta rampasan perang Hunayn, beliau membagikannya
pada orang-orang yang baru memeluk agama islam (al-
mu’allaf qulubuhum), sementara oarang-orang Ansar tidak
mendapatkan bagian.Mereka (kaum Ansar) merasa belum
mendapatkan bagian sebagaimana diperoleh orang-orang
selainnya.Maka Rasulullah menyeru kepada mereka :
Wahai kaum Ansar ! dari hasil pembagian ini, saya tidak
menemukan (menganggap) pada diri kalian sebagai suatu
kedzaliman.Allah senantiasa memberi kalian hidayah
karena aku, dan kalian bercerai berai maka Allah yang
اجتمع أنأاس من النأصاري فقالوا اثر علخينا غينأا فبلخغ ذلك النب صلخى ال علخيعه وسعلخم
فجهمعهععم ثع خإطبهععم فقععال يععا معشععر النأصععار ألع تكععون أذلععة فععأعزكم الع قععالوا صععدق
وإنأكعم سعتلخقون.... ال ورسوله أل تكون ضلل فهداكم ال قعالوا صععدق الع ورسعوله
.بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Terjemahan :
Telah berkumpul orang-orang dari kaum Anshar, mereka
berkata : telah samapai berita kepada kami (orang telah
mendapatkan bagian) selain kami. Maka Rasulullah
Saw.mengumpulkan mereka dan memberikan seruan:
“Wahai oarang-orang Ansar apakah kalian tidak
mengetahui bahwa; kalian adalah orang-oraang hina
kemudian Allah memuliakan kalian”. Mereka menjawab,
sungguh benar Allah dan RasulNya. Rasul bersabda : “
apakah kalian mengetahui bahwa;kalian adalah orang-
orang dzhalim, kemudian Allah memberi kalian
petunjuk”. Mereka menjawab : Sungguh benar Allah dan
RasulNya. Rasul bersabsa : “ apakah kalian tidak
mengetahui bahwa,kalian adalah orang-orang fakir,
kemudian Allah menjadikan menjadikan kalian kaya”.
Mereka menjawab : Sungguh benar Allah dan
RasulNya. ... dan kalian akan menemukan masa
sesudahku pemimpin bersikap mementingkan diri
sendiri,maka bersabarlah hingga kalian menemukanku di
telaga.
لععا أفععاء الع علخععى رسعوله صععلخى الع علخيععه وسععلخم يععوم حنيع قسععم فع النععاس فع الؤملفععة
قلخععوبم ولع يعععط النأصععار شعيأ فكععأنم مععدو إذ لع يصععيبهم مععا اصعاب النعاس فخبطهععم
فقال يا معشر النأصار أل أجدكم ضععلل فهعداكم الع بع وكنتعم متفرقععون فعألفكم الع
إنأكعم ستلخقون....ب وعالة فأغناكم ال ب كلخما قال شعيأ قالوا الع ورسعوله أمعن قعال
.بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
Ketika Rasulullah Saw. membagi harta rampasan perang
Hunayn, beliau membagikannya pada orang-orang yang
baru memeluk agama islam (al-mu’allaf qulubuhum),
sementara oarang-orang Ansar tidak mendapatkan
bagian.Mereka (kaum Ansar) merasa belum mendapatkan
bagian sebagaimana diperoleh orang-orang
selainnya.Maka Rasulullah menyeru kepada mereka :
Wahai kaum Ansar ! dari hasil pembagian ini, saya tidak
menemukan (menganggap) pada diri kalian sebagai suatu
kedzaliman.Allah senantiasa memberi kalian hidayah
karena aku, dan kalian bercerai berai maka Allah yang
menyatukan kalian karena aku, dan kalian dalam
kemiskinan maka Allah menjadikan kalian kaya karena
aku. Lalu mereka berkata; kami beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya. Lalu Rasulullah bersabda : Sungguh kalian akan
menemukan masa sesudahku penguasa yang
mementingkan diri sendiri, maka bersabarlah hingga
kalian menemukanku di telaga.
رسول ال صلخى الع علخيعه وسعلخم يقععول للنأصعاري وإنأكعم سعتلخقون بعععدي أثعرة فاصععبوا
حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
Rasulullah Shallalahu alaihi wasallam bersabda kepada
kaum Ansar: Kalian akan menemukan masa sesudahku
sikap pemimpin yang mementingkan diri sendiri. Mereka
berkata : lalu apakah yang Rasul perintahkan kepada
kami? Rasul bersabda: Bersabarlah hingga kalian
menemukanku di telaga.
d. Matan hadis riwayat Imam al-Bukhari
ان رجل مع ععن النأصع ععاري قع ععال يارسع ععول الع ع أل تس ععتعملخن كم ععا اس ععتعملخت فلنأع ععا قع ععال
.ستلخقون بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
Seorang laki-laki dari kaum Ansar mengadu kepada Nabi
dan berkata: Wahai Rasul Allah, mengapa engkau tidak
ان رجل مع ع ععن النأصع ع ععاري خإل برسع ع عوله صع ع ععلخى الع ع ع علخيع ع ععه وسع ع ععلخم أل تسع ع ععتعملخن كمع ع ععا
.استعملخت فلنأا فقال ستلخقون بعدي بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
Seorang laki-laki dari kaum Ansar berada disisi Rasulullah
Saw. dan berkata: Wahai Rasul Allah, mengapa engkau
tidak mengangkat saya menjadi pegawai sebagaimana
engkau telah mengangkat si Fulan? Rasul bersabda : kamu
akan menjumpai masa sesudahku sikap pemimpin yang
mementingkan diri sendiri, maka bersabarlah hingga kamu
menemukanku di telaga.
f. Matan hadis riwayat Imam at-Tirmidziy
ان رجل معن النأصعاري قعال يا رسعول الع استعملخت ولع تستعملخن فقعال رسعوله صعلخى
ال علخيه وسلخم إنأكم ستون بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
Seorang laki-laki dari kaum Ansar berkata: Wahai Rasul
Allah, mengapa engkau tidak mengangkat saya menjadi
pegawai sebagaimana engkau telah mengangkat si Fulan?
Rasul bersabda : kamu akan menjumpai masa sesudahku
sikap pemimpin yang mementingkan diri sendiri, maka
bersabarlah hingga kamu menemukanku di telaga.
g. Matan hadis riwayat an-Nasaiy
ان رجل من النأصعاري جعاء إلع رسعول الع صعلخى الع علخيعه وسعلخم فقعال أل تستعملخن
كم ععا اس ععتعملخت فلنأ ععا فق ععال سع عتلخقون بع ععدي بع ععدي أث ععرة فاص ععبوا ح ععت تلخق ععون علخ ععى
.الوض
Artinya:
Seorang laki-laki dari kaum Ansar datang kepada
Rasulullah Saw. dan berkata: (Wahai Rasul Allah) ,
mengapa engkau tidak mengangkat saya menjadi pegawai
ان رجل م ععن النأص ععاري خإل برس ععول الع ع ص ععلخى الع ع علخي ععه وس ععلخم أل تس ععتعملخن كم ععا
.استعملخت فلنأا فقال إنأكم ستلخقون بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
Seorang laki-laki dari kaum Ansar bersama Rasulullah Saw.
dan berkata: kenapa engkau (Ya Rasul) tidak mengangkat
saya menjadi pegawai sebagaimana engkau mengangkat
si Fulan? Rasul bersabda : kamu akan menjumpai masa
sesudahku sikap pemimpin yang mementingkan diri
sendiri, maka bersabarlah hingga kamu menemukanku di
telaga.
Dari pengklasifikasian hadis-hadis nepotisme di atas,
diketahui bahwa;
satu hadis; (2) Imam Muslim, satu hadis;dan (3) Imam At-
secara makna.
kedua ajaran islam. Hal ini dipahami karena cukup banyak ayat
33
Lihat Mustafa al-Sebay, al-Sunnat wa Makanatuha fi al-Tasyri’ al-
Islamiy ( Berut: al-Maktabah al-Islamiyah, 1405 H/1985 M), h. 343
.العقاب وما أتاكم الرسول وما ناكم عنه فانأتهوا واتقوا ال ان ال شديد
Terjemahan:
‘ . . . Apa yang diberikan Rasul kepadamu,maka terimalah
dia. Dan apa yang dilarang bagimu maka tinggalkanlah, dan
bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras
hukuman-Nya.35
Menurut ulama, ayat yang disebut pertama memberikan
beriman. 36
Jadi, jelaslah bahwa hadis (sunnah) berkedudukan
khalifah Umar bin Azis (w. 101 H/720 M). 39 Disisi lain, hadis
Dar al-Fikr, t.th.), h. 333. Dan sabda-sabda Nabi yang melarang dan
menyuruh para sahabat menulis hadis antara lain ditakhrijkan oleh al-
Bukhari Juz I, op. Cit., h.41-41, Muslim, juz II, op.cit h. 988-989.
38
Lihat M. Syuhudi Ismail, Kaedah kesahihan Sanad Hadis Telaah Kritis
dan Tinjauan Denga Pendekatan Sejarah (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang,
1988), h. 92. Lihat juga Muhammad Ajjaj al-Khatib, Ushul al-Hadis; Ulumuh
wa Mustalahuh (Berut: Dar al-Fikr, 1989 M), h. 415-416. Lihat juga Abd.
Karim al-Khatib, al-Khilafat wa al-Imamah (Berut: Dar al-Ma’rifah, 1963), h.
198-199.
39
Lihat M. Syuhudi Ismail, Kaedah...op. cit., h. 98-104, lihat pula pada
M. Syuhudi Ismail, Metodologo Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang,
1992), h. 16-17.
D. Naqd al-Sanad
40
M. Syuhudi Ismail, Kaedah...,op. Cit, h. 68
cacat (mu’allah).
kebiasaan).
41
Urain lebih lanjut lihat M.syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad
Hadis; Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah (Cet. I;
Jakarta: Bulan Bintang, 1988), h. 132-133.
kepemimpinan.
42
Demikian juga dikemukakan M. Syuhudi Ismail, Ilmu Hadis IX
“Diktat” (Ujung Pandang: Fak. Syariah IAIN Alauddin, 1989), h. 21.
TABEL 1
Nama lengkapnya adalah Sa’ad ibn Malik ibn Sinan ibn Ubayd ibn
perbedaan penetapan tahun wafat tersebut, penulis belum menemukan data kuat
43
Izz al-Din bin al-Asir Abiy al-Hasan Aliy bin Muhammad al-Jaziriy,
Ushul al-Gabah, Juz IV (Berut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1994), h. 98.
Abu sa’id al-Khudry adalah salah seorang sahabat Nabi saw. Dengan
Di samping itu, beliau juga menerima hadis-hadis dari kalangan sahabat Nabi
Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud dan Abu Hurairah. Sementara itu, orang-orang
yang menerima hadis dari dirinya antara lain; dari kalangan sahabat adalah Ibn
Abbas, ibn ‘Umar, Ibn al-Musayyab, Abiy Saleh, Ibn Sirrin dan lain-lain.44
Nabi yang paling paham segala yang diucapkan Nabi Saw.. Sementara, al-
Khatib berpendapat bahwa Abu Sa’id al-Khudri adalah sahabat yang paling
afdhal dan banyak menghafal hadis. Ibn Sirrin memberikan penilaian asbat wa
al-Khudri dapat diterima hadisnya, apalagi beliau tergolong sahabat Nabi Saw.,
hadis-hadis. Karena demikian halnya, maka kredibilas dan integritas Abu Sa’id
al-Khudry pada sanad ini tidak diragukan ke-siqah-annya dan wajib di terima
hadisnya.
b. Abiy Saleh
Yang dimaksud Abiy Saleh di sini adalah ‘Abd. Al-Rahman bin Qays
44
Lihat Syihab al-din Ahmad ibn Aliyibn Hajar al-Atsqalaniy, Tahzib al-
Tahzib Juz II (Cet,,I., Berut, Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1994), h. 35.
45
Lihat Ibid.
46
Lihat Ibid,. Juz IV; h. 230
Qays dan saudaranya, yakni Tariq bin Qays. Disamping itu, beliau banyak
menerima hadis dari sahabat Nabi Saw., Misalnya; Ali, Huzayfah, Ibn Mas’ud,
Sa’id bin Abiy Waqqas, Abu Hurairah, ‘Aisyah dan Ibn Abbas. Kemudian
bin Masruq, al-Swriy, al-‘A’masy, Isma’il bin Aby Khalid dan selainnya.47
Ishaq bin Mansur dari Ibn Ma’in berkata Abu Salih adalah periwayat
Diriwayatkan oleh al-Nasaiy dari Ishaq bin Rahwayhi dari al-Nadr bin Syamil
dan Abiy Amr dari Abiy Syu’bah dari Abiy ‘Anak-Saqafiy bahwa Abiy Salih al-
bahwa Abu Salih adalah periwayat yang siqah dari golongan tabiin.48
memiliki integritas dan kredibilitas yang tidak tercela. Oleh karena itu, hadis
c. Al-A’masy
A’masy. Beliau berasal dari Tabristan yang lahir di Kufah dan wafat dalam usia
Abdullah bin Abi Aufah, Abi Saleh, Zaid bin Wahab, Khusaimah bin Abd al-
Rahman al-Ja’fiy, Sa’ad bin Ubaidah, Aby Hazim al-Asyjaq, Sulaiman bin
47
Lihat Ibid.
48
Lihat Ibid.
49
Lihat Ibid, juz XX; h. 90
Mishar, Talhah bin Misraf, Munzir al-Sawry, Hilal bin Yusuf dan lain-lain.
al-hadis, Ibn Ma’in menyatakan beliau siqat sabtan.51 Dari penilaian ulama-
diterima hadisnya. Hal lain adalah karena terjadi ketersambungan sanad (I’tisal
d. Ma’mar
Huddaniy. Laqabnya adalah Abu ‘Urwah bin Abiy Umar al-Basriy. 52 Beliau
‘Asim al-Ahwal, Asy’ab bin Abd. Allah al-Hadaniy, Sulayman bin Mihran
Kasir, Abu Ishaq, ‘Abban, Isa bin Yunus, Rabah, dan lain-lain.53
e. R a b a h
50
Lihat Ibid.
51
Lihat Ibid.
52
Lihat Ibid, juz V, h. 119
53
Ibid.
Dalam kitab Tahzib al-Tahzib, nama Rabah sangat banyak \. Akan tetapi,
Rabah yang dimaksud di sini adalah Rabah bin Zaid al-Qarsiy yang berlaqab al-
Beliau meriwayatkan hadis dari Ma’maar, ‘Abd. Allah bin Hijr Buhhayr
bin Raysan, ‘Umar bin Hubayb al-Makkiy dan lain-lain. Sedangkan muridnya
adalah Ibrahim bin Khalid, Abd. Al-Razzaq, Muhammad bin Abd. Al-Rahim
Adapun Abu Hatim berkata; Rabah sangat siqah. Ibn Sa’ad dari al-Waqidy
berkata; sungguh saya tidak melihat seorangpun yang meguasai hadis kecuali
salah seorang terpuji perilakunya. Karena tidak satu pun ulama hadis yang
mencelanya, maka hadis yang beliau terima dengan sanad yang bersambung
Nama lengkapnya adalah Ibrahim bin Khalid bin Abiy al-Yaman Abu al-
sedangkan laqabnya adalah Abu al-Sawr.25 Beliau wafat pada tahun 240 H.57
yang meriwayatkan hadis dari dirinya adalah Ahmad, Abu Dawud, Ibn Majah,
54
Ibid., Juz III,.h. 209
55
Ibid.
56
Ibid.
57
Lihat ibid.,juz I; h. 107
Muslim, Abu Hatim, Muhammad bin Ibrahim bin Nasr al-Saraj, al-Bagwiy dan
lain-lain.58
ketersambungan sanad.
Abu Bakar al-‘A’yun pernah bertanya kepada Ahmad bin Hanbal tentang
kredibilitas yang dimiliki Ibrahim bin Khalid. Lalu Ahmad bin Hanbal
menjawab bahwa orang tersebut menguasai hadis sejak umur 50 tahun. Al-
Nasaiy pun menyatakan bahwa Ibrahim bin Khalid adalah periwayat hadis
siqah dan ma’mun. Abu Hatim bin Hibban berkata bahwa Ibrahim adalah satu-
satunya Imam sebagai tempat merujuk dalam masalah fiqih. 59 Pernyataan yang
Integritas tinggi yang dimiliki Ibrahim bin Khalid, ditambah lagi adanya
bin Asad al-Syaebani Abu Abd. Allah al-Muruziy al-Bagdadiy. 60Beliau lahir di
kota Baghdad tahun 164 H dan wafat pada hari Jum’at 12 Rabi’ul Awal 241 H
58
Lihat ibid,.h. 108.
59
Lihat ibid., h. 109.
60
Lihat Muhammad Abu Zahw, al-Hadis wa al-Muhaddisun (t.t.; al-
Maktabat al-Babiy al-Halabiy,.t.th), h. 351
lima tahun.61
banyak, antara lain (beliau menerima hadis dari ) Abd al-Rahman bin Mahdiy,
Abdullah bin Numair al-Hamdan, Waqi, Ibrahim bin Khalid, Hasyim Ibn Basyir
dan lain-lain.62
Madinah, Syam dan Kufah. Selain menguasai hadis, pikiran-pikiran dan fatwa-
satu karyanya telah ditulis oleh muridnya Ahmad Ibn Muhammad al-Khalal
dalam kitab al-Jami’ al-Kabir yang terdiri atas 20 jilid. Kitab lainnya dan masih
populer saat ini adalah al-Mugni yang ditulis oleh Ibn Qudamah sebagai syarah
(ulasan) dari kitab al-Mukhtasar. Imam Ahmad juga tergolong sebagai mazhab
yang besar pengaruhnya. Bahkan saat ini, mazhab beliau dijadikan mazhab
resmi di kerajaan Arab Saudi. Dimasa tuanya, beliau dikecam oleh pemerintah
aliran Mu’tazilah yang dijadikan aliran resmi negara ketika itu, mengakibatkan
yang berkredibilitas tinggi. Mereka adalah antara lain (1) Al-Qattan menyatakan
61
Lihat ibid,.
62
Lihat Abu Abdillah Syamsuddin Muhammad al-Zahabiy, Tarikat al-
Huffaz, jilid II (Cet. VII; Berut: Dar al Ihya al-tiran al-Anbiy, t.th), h. 431
63
Lihat Harun Nasution, et.al., Ensiklopedi Islam Indonesia (Jakarta:
Djambatan, 1989), h. 80-81.
bahwa tidak ada orang yang datang kepada saya melebihi Ahmad; dia adalah
hiasan umat di bidang ilmu hadis; (2) Ibn Ma’in menyatakan bahwa saya tidak
melihat orang sebaik Ahmad; (3) al-Syafi’iy menyatakan bahwa saya keluar
dari Baghdad dan saya tidak menemukan orang yang lebih faqih,zuhud,wara’,
alim daripasa Ahmad. Jumhur ulama menilainya sebagai periwayat yang adil,
Sebagai seorang mukharrij hadis, tentu Ahmad bin Hanbal takut untuk
ini terjadi ketersambungan sanad dari Ibrahim bin Khalid. Karena demikian
halnya, maka secara otomatis Ahmad bin Hanbal mesti diperpegangi riwayat-
riwat hadisnya.
E. Naqd al-Matan
suatu fakta adanya praktek sikap simpatik yang ditujukan kepada golongan
tertentu saja. Misalnya pemberian harta rampasan perang kepada kaum mu’allaf
sementara yang lainnya tidak. Peristiwa tersebut terjadi ketika perang Hunayn,
sementara diketahui bahwa pada perang tersut banyak golongan yang terlibat.
adalah kriteria yang diperpegangi oleh jumhur ulama. Dalam hal ini, ada empat
kriteria keshahihah matan hadis yang beliau kemukakan, yaitu (1) matan yang
64
Lihat al-Atsqalani, op.cit., h. 66-68
tidak bertentangan dengan Al-Quran, (2) tidak bertentangan dengan hadis yang
lebih kuat; (3) tidak bertentangan dengan akal sehat; (4) susunann
bahwa yang dimaksud dengan al-mu’allaf qulubuhum. Pada ayat diatas adalah
orang-orang kafir yang ada harapan masuk isalam atau oarang yang baru masuk
65
Departemen Agama, op. Cit., h. 288
66
Ibid
kepada kaum mu’allaf. Karena diketahui bahwa ada saja zakat dikeluarkan di
Nabi saw. dengan segera membagikan harta tersebut kepada kaum mu’allaf
alihi wa sallam memiliki otoritas untuk membagi hatra tersebut kepada siapa
rampasan perang. Di samping itu, beliau juga berhak untuk menentukan siapa
yang berhak mendaptkan jatah dari harta tersebut. Oleh karena itu, ketetapan
Nabi Shallallaahu alaihi wa sallam umntuk memberi harta rampasan kepada al-
merupakan suatu dalil untuk mendukung muatan matan hadis yang sedang
diteliiti in. Dengan demikian, maka hadis tentang sikap nepotisme terhadap satu
golongan, yakni sikap simpatik terhadap kaum mu’allaf saja tidak bertentangan
Namun, terdapat satu hadis yang syarahnya dapat dikaitkan dengan hadis
من أفاء أسهم للخرجال ولفرسه ثلخثمة اسهم سهمي لفرسه وسه له
Artinya:
Dari harta rampasan perang, sebagian untuk tentara yang berjalan dengan
kaki, tiga untuk tentara yang berkuda , dua bagian untuk kudanya dan
sebagian untuk dia sendiri.73
Abu Tayyib al-Abadiy menurut haasil penelitiannya manyatakan bahwa
Rinciannya tersebut seperlima sisa dari empat perlima tadi dibagi pula lima
bagian. Sebagian sisa, atau seperdua puluh lima dari semua adalah untu
Rasulullah. Pemabagian ini berlaku semasa beliau masih hidup dan selebihnya
perlu diberikan bagian dari harta rampasan perang. Nabi Saw.ketika itu, melihat
bahwa kondisi orang mu’allaf sangat lemah. Karena itu pula, Nabi
Hadis yang dikutip di atas merupakan salah satu dalil bahwa hadis yang
diteliti tidak bertentangan dengan hadis yang lebih kuat kualitasnya. Bahkan,
syarah hadis di atas merupakan dalil penguat bagi hadis yang diteliti.
Siapa pun orangnya, apakah fisiknya lemah dan kuat, postur tubuhnya
besar atau kecil, pasti ia tidak ingin hidup merana karena kekurangan harta.
ingin melihat bagaimana prilaku Nabi Saw.yang mulia itu. Dalam kondisi yang
demikian ini, Nabi Shallallahu alihi wa sallam meresponi gejala yang timbul
pada diri kaum mu’allaf. Salh satu alternatif yang terbaik menurut Nabi
Pada sisi lain, kaum mu’allaf tentu belum memiliki iman yang kokh.
Akan tetapi, adanya perhatian yang besar dari Nabi Saw.dengan memberikan
bagian kepada mereka dari harta rampasan perang disertai kerelaan kaum lain
(dalam matan adalah kaum Ansar) yang tidak menerima bagian merupakan
salah satu sikap simpatik bagi kaum mu’allaf untuk tetap tteguh dalam
maka dipahami bahwa apa yang terkandung dalam matan hadis yang diteliti ini
Ciri utama sabda kenabian suatu hadis adalah minimal memiliki sanad
indikator bahwa matan tersebut betul-betul berasal dari Nabi Shallallahu alihi
wa sallam.
melalui jalur Ahmad bin Hanbal. Periwayat yang terlibat di dalamnya ada tujuh,
yakni; (1) Abu Sa’id al-Khudry sebagai periwayat I sanad IV, (2) Abiy Saleh
sebagai periwayat II sanad V, (3) al-‘Amasy sebagai periwayat III sanad IV, (4)
Ma’mar sebagai periwayat IV sanad III, (5) Rabah periwayat V sanad II, (6)
Ibrahim bin Khalid sebagai periwayat VI sanad I dan (7) Ahmad bin Hanbal
Jika ditelusuri lebih jauh mengenai susunan matan hadis yang diteliti
..... لا افاء ال علخى رسوله يوم حني قسم ف الناس ف اللخؤملفة قلخوبم
2) Pada jalur Imam Muslim, dimulai dengan;
..... ان رسول ال لا فتح حنينا قسم الغنائم فأطى اللخؤملفة قلخوبم
3) Pada jalur Ahmad bin Hanbal, dimulai dengan;
sama artinya dengan kata الغنائمpada riwayat Muslim. Pada bagian lain kata يوم
حنييينpada riwayat Bukhari sama artinya dengan kata فتييح حنينيياpada riwayat
Muslim. Adapun pada riwayat Ahmad bin Hanbal tidak tercantumkan kedua
Pada sisi lain perbedaan ungkapan susunan redaksi pada awal matan
terkandung sntara satu matan hadis dengan matan hadis lainnya. Karena itu, inti
kandungan awal matan hadis-hadis tersebut adalah ; sikap Nabi Saw.ketika usai
perang Hunayn, yakni harta rampasan perang kepada kaum mu’allaf sementara
Dalam ilmu hadis, perbedaan lafazh atau susunan kalimat pada matan
hadis namun memiliki kandungan yang sama disebut dengan hadis maknawi.
Sampai di sini, dipahami bahwa matan hadis yang diteliti tetap memiliki
F. Natijah
hadisnya. Sebabnya adalah, para kritikus hadis menilai mereka dengan ta’dil.
Tidak ditemukan satu pun kritikus hadis yang menilainya dengan tarjih.
, baik nepotisme terhadap satu golongan maupun sikap nepotisme dalam hal
sanad hadis dalam penelitian. Keduanya sama-sama penting untuk diteliti dalam
tetapi matannya tidak sahih (daif) atau sebaliknya, sanadnya daif dan matannya
HADIS-HADIS NEPOTISME
67
Lihat: Salah al-Din Ibn Ahmad al-Adabi, Manhaj al-Naqd li al-Matan
(Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah, 1403 H./1983 M.), h. 254.
Buktinya, sejak Nabi Saw.wafat (632 M) kaum Anshar menuntut untuk dipilih
dan diangkat menjadi khalifah, karena pada masa hidup Nabi Saw.merekalah
yang banyak membantu Nabi Saw., baik dalam keadaan aman maupun dalam
keadaan genting. Pada sisi lain, kaum Muhajirin pun meminta untuk dipilih dan
tunggal yang terbaik. Dalam situasi yang demikian, tampil pula kaum Bani
Hasyim dengan mencalonkan Ali bin Abu Thalib. 168 Walupun pada akhirnya,
mereka sepakat menjatuhkan pilihan pada Abu Bakar al-Siddiq sebagai khalifah
pertama.
serupa ini tetap tercermin pada periode berikutnya yakni, pada zaman al-
semuanya harus dilihat dari perspektif ada tidaknya hubungan darah atau
kekerabatan seseorang dari pihak tertentu. Demikaian pula, standar apa yang
68
Lihat Ibn As\i>r, al-Ka>mil fi> al_Ta>rich, Jilid. II (Beirut: Da>r
S{a>dir, 1965 M.), h. 319-320.
69
Lihat: Ahmad Amin, Fajr al-Isla>m (Beirut: Da>r al-Kutub, t.th.), h.
252. Lihat pula: Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya(Cet.
IV; Jakarta: Bulan Bintang, 1989 M.), h. 58. Bandingkan dengan Badri Yatim,
Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah, Jilid III (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1997 M.), h. 49.
profesionalitas (keahlian) dan moralitas (akhlak yang terpuji). Dengan kata lain,
seorang keluarga dekat dapat saja diangkat untuk menduduki suatu jabatan
keahlian yang handal dan memiliki akahlak yang terpuji di tenganh masyarakat.
Nabi Saw.pernah bersikap nepotisme terhadap satu golongan. Pada sisi lain,
yang dipraktekan oleh Nabi Saw.tersebut dijelaskan dalam bab bahasan ini.
70
Amir Shidqy, Studies in Islamic History (Karachi: Jam’iyah al-Fala>h
Publication, 1962), h.46.
segolongan sahabat Nabi Saw. dari kaum Anshar tidak mendapatkan bagian dari
لا أفاء ال علخى رسوله صلخى ال علخيعه وسعلخم يعوم حنيع قسعم فع النعاس فع الؤملفعة قلخوبم ولع
يعا معشعر:يعط النأصار شيئا فكأنم وجدوا إذ لع يصعبهم معا أصعاب النعاس فخطبهعم فقعال
النأص ععار ألع ع أج ععدكم ض ععلل فه ععداكم الع ع بع ع وكنت ععم متفرقيع ع ف ععألفكم الع ع بع ع وكنت ععم عال ععة
71
...فأغناكم ال ب
Artinya:
Ketika terjadi Perang Hunayn,Rasulullah Saw.membagi harta rampasan
perang Hunayn, beliau membagikannya pada orang-orang yang baru
memeluk agama islam (al-mu’allaf qulubuhum), sementara oarang-orang
Ansar tidak mendapatkan bagian.Mereka (kaum Ansar) merasa belum
mendapatkan bagian sebagaimana diperoleh orang-orang selainnya.Maka
Rasulullah menyeru kepada mereka: Wahai kaum Ansar ! dari hasil
pembagian ini, saya tidak menemukan (menganggap) pada diri kalian
sebagai suatu kedzaliman. Allah senantiasa memberi kalian hidayah
karena aku, dan kalian bercerai berai maka Allah yang menyatukan kalian
karena aku, dan kalian dalam kemiskinan maka Allah menjadikan kalian
kaya karena aku…
Hadis di atas memberikan informasi tentang sikap nepotisme Nabi
71
Lihat: Abu> ‘Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, al-Ja>mi’ al-
S}ahih, Jilid IV (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th.), h. 599.
72
Rampasan perang tersebut diperoleh dari perang Hunain yang terjadi
pada tahun 630 M. Perang Hunain bermula dengan takluknya Mekkah,
لا أفاء ال علخى رسوله صلخى ال علخيعه وسعلخم يعوم حنيع قسعم فع النعاس فع الؤملفعة قلخوبم ولع
73
...يعط النأصار شيئا
Artinya:
Ketika Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk membagi harta
rampasan dari hasil perang Hunain, beliau membagikannya kepada
orang-orang mu’allaf fiy qulubihim. Sementara itu, kaum Ansar tidak
mendapatkan bagian sedikit pun.
Secara tekstual, matan hadis di atas menunjukkan sikap nepotisme yang
baru masuk islam, dan imannya belum teguh, (2) orang islam yang berpengaruh
kaum lain untuk memeluk islamm, (3) orang islam yang berpengaruh terhadap
orang kafir, (4) orang yang menolak kejahatan. 74 Klasifikasi yang dikemukakan
imam Syafi’iy tersebut, jika dikaitkan dengan matan hadis, maka batasan yang
adalah orang yang baru masuk islam, dan imannya belum teguh. Dinyatakan
demikian, karena batasan tersebut sesuai dengan syarah hadis yang menyatakan
bahwa; 8
.الؤملفع ع ع ععة قلخع ع ع ععوبم هنع ع ع ععا نأع ع ع ععاس حع ع ع ععدثوا العهع ع ع ععد بالسع ع ع ععلم75 al-Mu’allaf
Qulu>buhum dalam matan hadis di atas adalah mereka yang tergolong baru
karena mereka baru memeluk agama islam sedang imannya belum teguh, atau
karena seseorang masuk islam itu adalah seseorang yang besar pengaruhnya di
Islam.
sahabatnya dari Mekkah ketika hijrah.77 Dalam sejarah islam diketahui bahwa
74
Lihat: Syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Naqsabandi, Tanwi>r al-
Qulu>b fi Mu’a>malah al-‘Alla>m al-Guyub (t.t.; Maktabah Da>r Ihya>’ al-
Kutub al-‘Arabiyah, t.th.), h. 203.
75
Badr al-Di>n Abu> Muhammad Mahmud ibn Ahmad al-‘Aini>,
‘Umdah al-Qa>ri Syarh S}ah}i>h{ al-Bukha>ri, Juz. XVII (t.t.; Da>r al-Fikr,
t.th.), h. 308.
76
Uraian lebih lanjut, lihat Harun Nasution, et. Al. Ensiklopedi Islam
Indonesia (Jakarta: Djambatan, 1992 M.), h. 130.
77
Lihat: al-‘Aini>, op. cit.
Saw.pada tahun 620 M memberikan alternatif lokasi buat basis kegiatan Nabi.
pada tahun 622 M Nabi Saw.pun menganjurkan kepada para pengikutnya yang
Abu Bakar menyusul mereka.78 Inilah peranan penting yang dimainkan kaum
kaum Anshar memberikan segala fasilitas untuk kepantingan Nabi Saw. dan
teganya tidak memberikan harta rampasan perang ketika terjadi perang hunain
bagi kaum Anshar, padahal mereka adalah penopang utama bagi Nabi
bersabda:
يععا معشععر النأصععار ألع أجععدكم ضععلل فهععداكم الع بع وكنتععم متفرقيع فععألفكم الع بع وكنتععم
79
...عالة فأغناكم ال ب
Artinya:
Wahai pemuka Anshar, saya melihat kalian dalam kesesatan dan Allah
memberikan kalian petunjuk karena aku, saya melihat kalian bercerai
berai dan Allah menyatukan kalian karena aku, saya melihat kalian dalam
78
Harun Nasution, et. al. op.cit., h. 121-122.
79
Lihat: al-Bukha>ri , op.cit.
mu’allaf.
Kaum Anshar kembali menjawab; ( قع ععالوا الع ع ورسع عوله أمع ععنkami percaya
kepada Allah dan Rasul-Nya). Jawaban kaum Anshar ini menandakan bahwa
mu’allaf.
yang diberikan untuk orang-orang mu’allaf atas jiwa sosial yang dimiliki
orang-orang Anshar.
berkecukupan.
c. Ada hak otoritas kepad Nabi Saw.untuk membagi harta rampasan perang
kepada siapa yang beliau kehendaki. Hal tersebut terangkum dalam QS.
Saw.. Nabi senatiasa arif dam bijaksana dalam segala hal. Termasuklah disini
dalam arti negatif. Akan tetapi, setelah mendapat jawaban dari Nabi
arti yang positif. Dengan demikian, sikap nepotisme yang dipraktekkan Nabi
Saw. jauh beda dengan sikap nepotisme yang telah menjadi perbincangan
publik ini.
bahwa:
80
.إنأكم ستلخقون بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
80
Al-Bukha<ri, op.cit.
suatu saat nanti pasti ditemukan pemimpin yang bersikap mementingkan diri
anjuran untuk bersabar akan dikemukakan pada sub bab tersendiri. Dasarnya
adalah bahwa kajiannya masih terkait dengan kandungan matan hadis ( sikap
nepotisme tentang jabatan ) yang akan dianalisis pada sub bab berikut ini.
أن رجل من النأصار قعال يعا رسععول الع أل تسععتعملخن كمعا اسعتعملخت فلنأعا؟ قعال )سعتلخقون
(بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
Seorang sahabat dari kaum Anshar bertanya pada Rasulullah
Saw.(katanya): Wahai Rasulullah! Tidakkah engkau angkat aku menjadi
pegawai sebagaimana si Fulan? Rasul menjawab: kalian akan
menjumpai sepeninggalku pemimpin yang bersikap mementingkan diri
sendiri. Maka bersabarlah hingga kalian menemukan kebahagian
bersamaku di hari akhirat.81
Secara tekstual, hadis di atas menginformasikan bahwa Nabi saw. telah
mengangkat pegawai pada satu jabatan, sementara itu seseorang dari kaum
81
Terjemahan penulis
sebagaimana si Fulan”.
Dalam berbagai kitab syarah hadis, diketahui bahwa orang dari kaum
Anshar yang mengadu kepada Nabi Saw.adalah Usayd bin Hudayr.82 Informasi
dua nama tersebut tetap menunjukkan satu orang, yakni, Usayd bin Hudayr dan
biasa juga disebut Usayd bin al-Rawiy.84 Namun, nama yang terkenal adalah
Pertanyaan tersebut terungkap dalam “ فلنأ ععا أل تسععتعملخن كمععا اسععتعملخت.
yang bermakna أي ال تعلخن عامل علخي الصععدق أو علخععي بلخععد.85 Maksudnya, Usayd
suatu daerah.
Keinginan Usayd bin Hudayr untuk diangkat pada suatu jabatan yang ia
sebagaimana yang termaktub dalam suatu jabatan dalam kalimat كمعا اسعتعملخت
فلنأا. Maksudnya, Nabi Saw.telah mengangkat si Fulan yakni ‘Amr bin al-‘As.86
82
Lihat al-Hafiz Ahmad bin ‘Albiy Ibn Hajar Al- Asqalaniy, Fath al- Bariy
Bisyrah Sahih Al- Bukhariy, jilid VIII ( Beirut:Dar al-Fikr, t.th) h. 154.
83
Lihat Abu Al-‘Abbas Syihab al- din ahmad bin Muhammad al-
Qasthalaniy, Irsyad al-sariy al- Syarh shahih al- Bukhary, jilid VI (t.t.: Dar al-
Fikr, t.th.), h. 154.
84
Lihat al- Asqalaniy, Tahzib al-Tahzib, jilid I ( cet. I: Beirut: Dar al-
Kutub ‘Ilmiyah, 1994), h. 315.
85
Lihat Ibn Hajar al-Asqalaniy, Fath al- Bariy … loc. Cit.
86
Lihat Ibid., lihat pula al-‘ayniy, op.cit, jilid VIII; h. 262.
Dalam sirah Amru bin al-‘As memang pernah ditunjuk oleh Nabi
bahwa jabatan yang dipangku oleh Amru bin al-‘As disini bukan sebagai
jabatan yang mengurusi masalah zakat. Akan tetapi, secara kontekstual, boleh
jadi kedua jabatan itu dipangkunya karena jabatan seorang Gubernur meliputi
segala bidang.
didasarkan kenyataan atas kepribadiaan ‘Amru bin al-‘As yang sangat loyal
itu, beliau juga menguasai taktik dan strategi dalam peperangan. 88 Peranan dan
kecakapan yang beliau miliki ini mengakibatkan karirnya sangat mulus dalam
Kepribadian “Amru bin al-‘As memang tidak selevel dengan Usayd bin
Hudayr, walaupun diketahui bahwa Usayd bin Hudayr sering tampil di depan
publik. Misalnya, dalam perang Badar, Ba’aih Aqabah I dan II.89 Sampai di sini,
87
Harun Nasution, et. Al, op.cit., h. 117.
88
Lihat Ibn Sa’ad, Tabaqat al-Kubray, jilid V ( Beirut: Dar al-Sadr, t.th.)
h. 93.Karir ;Amr Bin Al- ‘Ash terus menanjak pada masa khulafa’ a;-rasyidin.
Abu Bakar menunujukkan sebagai komandan dan pasukan yang berjumlah
kurang lebih 7.000 untuk mengamankan perbatasan Palestina bagian
selatan. Sebagai seorang pedang yang sering mendatangi daerah
tersebut, khususnya Gaza, beliau memahami kondisi dan pola
masyarakatnya. Karena, ia pun dengan mudah memenangkan simpati
penduduk setempat guna menumpas kaum perusuh maupun perlawanan
tentara Bizantium di situ. Pada zaman khalifah Umar Bin Khattab, beliau
ditunjuk lagi untuk memimpin pasukan di Elta Nil dan Iskandariah.
Sehingga, pada tahun 642 M. seluruh wilayah Mesir dan sekitarnya adalah
milik kekuasaan islam … ketika terjadi komplik antara Ali dan Mu’awiyah,
‘Amr bin al- ‘Ash tampil lagi mengusulkan kepada Mu’awiyah untuk
melakukan gencatan senjata, sehingga kedua kubu tersebut menghentikan
komplik politik. Di akhir hayat beliau, sempat lagi menjabat Gubernur di
Mesir dan disinilah beliau wafat . Yakni tahun 43 H./662 M. Lihay Harun
Nasution, et. Al, op. cit., h. 117-118.
penulis menegaskan kembali bahwa pilihan Nabi Saw.terhadap ‘Amr bin al-‘As
ambisius yang dikemukakan Usayd bin Hudayr untuk diangkat dalam suatu
secara komprehensif pada sub bab berikut ini. Susunan kalimat dan
Saw.menyatakan :
90
ستلخقون بعدي أثرة فاصبوا حت تلخقون علخى الوض
Artinya:
Sungguh kalian akan menemukan masa sesudahku pemimpin yang bersikap
nepotisme. Maka bersabarlah kalian hingga menemukanku di telaga.91
89
Lihat Ibn Hibban, Kitab al- Siqah, juz III ( Beirut: Maktabah al-
‘Ilmiyah, t.th.), h. 7.
90
Lihat al-Bukhaiy, loc. Cit. lihat Muslim Ibn Hajjaj al-Quusyayri al-
naisaburi, sahih Muslim, jilid II (baerut: Isa al-Baby al-Halaby wa al-
Syurakah, 1395 H / 1955 M) h. 134 / lihat Abu Abd. Rahman ibn Syuaib,
Sunan al-Nasiy, jilid IV (Baerut Dar al-Fikr, 1980), h. 239. Lihat Abu Isa
Muhammad ibn isa al-Turmdziy, Sunan al-Turmudziy, jilid IV (Baerut: Dar al-
Fikr, 1980) h. 418. Lihat pula Ahamd ibn Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal,
jilid IV (Baerut: Maktabah al-Islamiyah, 1978), h. 352.
91
Terjemahan Penulis
Sabda Nabi Saw.di atas di jumpai di akhir matan hadis sikap nepotisme
terhadap satu golongan, dan akhir matan hadis sikap nepotisme tentang jabatan.
hadis di atas merupakan solusi terbaik yang dikemukakan Nabi Saw. kepada
kaum Anshar yang menuntut agar pembagian harta rampasan dilakukan secara
permintaan Usayd bin Hudayr untuk di angkat dalam jabatan Gubernur dan
dirinya atas kepentingan orang lain. Ringkasnya adalah sikap egois. 93 Batasan
menyatakan bahwa اثر هو يفضل نأفسه94 berarti mengutamakan diri sendiri. Dari
berbagai batasan tentang term أثع ععرة, maka batasan yang paling cocok untuk
92
Lois Ma’louf, Al-MunjidFiy al-lugah (Cet. XII; Baerut: Dar al-Masyriq,
1977), h. 3
93
Demikian yang dikemukakan Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia
(Jakarta: Hidakarya Agung, 1992), h. 33
94
Imam Abu Aliy Muhammad Abd. Al-Rahman al-Mubarakfuriy, Tuhfat
al-Ahwas liy Syarh al-Turmudziy, jilid VIII (baerut: Dar al-Fikr, 1979), h. 427.
95
Hasan Sadiliy, Ensiklopedia Indonesia (Jakarta: Ichtiar Baru-Van
Hoeve, 1983), h. 2361. Hal serupa terdapat pula dalam Noah Webste’s, New
Twintieth Century Dictinary of The English Lenguage (Cet. II; USA: William
Collin’s Publisher, 1979), h. 1025.
yang dikemukakan al-‘Ayniy. Yakni, suatu sikap yang dimiliki penguasa dengan
duniawi.96
adalah sikap monopoli dengan cara mementingkan diri sendiri atau golongan
Kalimat إنأكع ععم سع ععتلخقون بعع ععدي أثع ععرة فاصع ععبوا حع ععت تلخقع ععون علخع ععى الع ععوضadalah
ultimatum dari Nabi Saw.atas kepastian adanya sikap nepotisme yang
Bahkan, sikap nepotisme yang dimaksud secara nyata telah dilakukan oleh
Khalifah ‘Usman bin Affan. Pra sejarahwan mencatat bahwa enam tahun
penting kepada sanak familinya tanpa melihat loyalitas yang mereka miliki. 97
96
Lihat al-ayniy, op. cit., h. 263.
97
Khalid Ibrahim Jindan, The Islamic Theory of Gofernment According
to Ibn Taymiyah diterjemahkan oleh Mufid dengan judul Teori pemerintahan
Dalam situasi yang demikian, ‘Usman terlalu lemah terhadap keluarganya dan
gerakan anti ‘Usman, baik di Mesir, Kufah Basrah dan daerah-daerah lainnya
pada setiap zaman. Di Indonesia pun, praktek yang demukian telah menbudaya,
diperuntukkan kepada kaum Anshar atau secara khusus kepada Usayd bin
Hudayr, tetapi untuk kita semua. Alsannya adalah bahwa pernyataan Nabi
menyatakan bahwa sabar di sini adalah menahan diri (nafsu) dari keluh
dalam ayat-ayat Al-Qur’an.104 Belum lagi, masih ada term-term lain yang
senada dengan al-sabr, misalnya : (1) iffah, 105yang terulang sebanyak empat
kali,106 (2) hilm,107 yang terulang sebanyak 21,108 (3) qana’ah,46 yang etrulang
sebanyak dua kali,47 dan (4) zuhud,48 yang disebut satu kali.49
101
Lihat Muhammad Abu Bakar al-Raziy, Muktar al-Sihhah (Baerut: Dar
al-Fikr, 1991), h. 323.
102
Lihat Muhammad Farid Wajdiy, Dairah al-Ma’arif al-Qarn al-Isyrin, jilid
V (Baerut: Dar al-Fikr, 1979), h. 105.
103
Lihat misalnya, QS. Al-Nahl (16) 126-127; QS. Al-Ahzab (33): 35; QS.
Al-Kahfi (18) 28; QS. Ibrahim (14): 21; QS. Al-Ra’d (13): 22 dan lain-lain.
104
Muhammad Fu’ad Abd. Al-baqiy, al-Mu’jam al-Mufahras Li Alfaz al-
Qur’an al-Karim, (Cet. III; t.t. : Dar al-Fikr , 1412 H. / 1992 M.) h.509-510
105
Iffah berarti meninggalkan hawa nafsu yang hina; mensucikan jiwa
raga. Lihat Lois Ma’luf, op. cit., h. 514.
106
Muhammad Fu’ad Abd. Al-Baqiy, op. cit., h. 466
107
Hilm artinya sabar dari lekas marah; memelihara diri dari tabiat
terhadap bangkitnya kemarahan. Lihat Muhammad Idris al-Marbawiy,
Qamus al-Marbawiy, jilid I (Cet. I; Baerut: Dar al-Fikr, t.th.), h. 146.
108
Muhammad Fu’as Abd. Al-Baqiy, op. cit., h. 64-65
sehingga apabila suatu saat diserahi amanah, ia tetap isttiqamah pada ketentuan-
kisah kenabian Musa alaihi sallam dan Harun Alaihi salam tentang sikapnya
Dikisahkan bahwa Nabi Musa Alaihi salam adalah seorang Nabi yang
sendiri. Dalam keadaan demikian, Nabi Musa alaihi salam dengan penuh
dan dakwah yang baik. Lalu NabI Musa Alaihi salam memohon kepada Allah,
karena ia dinilai afsah lisan52 yang lebih mampu berkomunikasi dengan baik.
Fir’aun itu. Demikianlah salah satu contoh sikap kesabaran (Nabi Musa Alaihi
salam dan Harun Alaihi salam) dalam menghadapi Fir’aun yang nepotisme itu.
Term al-hawd dari segi bahasa, ia berarti kolam atau telaga. 53 Tetapi,
yang dimaksud al-Hawd di sini adalah 54ARAB , yakni, sesuatu kebaikan yang
Kebaikan tersebut bisa saja diperoleh di dunia tau di akhirat kelak, malahan di
keduanya.
kebahagiaan akhirat. Nabi Saw. mengharap agar sikap sabar tetap direalisasikan
dalam hidup ini hingga akhir hayat. Hal tersebut dimaksudkan agar umat islam
mampu menahan diri dan secara arif berusaha melihat fenomena yang terjadi
kesabaran.
III: PENUTUP
A. Kesimpulan
Term nepotisme berasal dari bahasa Latin, yakni nepos yang berarti
keponakan atau cucu dan pada mulanya digunakan untuk menjelaskan praktik
sebagai berikut:
tahun 630 M.
Karena demikian halnya, maka yang ditinjau dari aspek kegiatan naqd al-matan,
Qur’an, (b) tidak bertentangan dengan hadis yang lebih kuat, (c) kandungannya
dapat diterima secara rasional, dan (d) memiliki ciri-ciri sabda kenabian.
Karena demikian halnya, maka ditinjau dari aspek matan, hadis-hadis tersebut
mu’allaf saja. Faktor utama yang menyebabkan Nabi saw. melakukan hal itu
adalah kaum mu’allaf saat itu dalam keadaan krisis ekonomi yang sangat
sallam tidak suka terhadap orang yang amabisi dalam suatu jabatan. Secara
subtansial, kedua kasus tersebut oleh Nabi Saw. adalah positif. Oleh karena itu,
B. Implikasi
misalnya kaum mu’allaf dalam kesusahan boleh saja dilakukan. Di samping itu,
bersikap nepotisme dalam arti tidak memberikan jabatan kepada mereka yang
DAFTAR PUSTAKA