0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sikap dan etika beragama, termasuk eksklusivisme, inklusivisme, pluralisme, elektivisme, universalisme, toleransi beragama sebagai nilai dan norma, serta pentingnya kembali ke fitrah beragama dalam menerapkan toleransi.
Dokumen tersebut membahas tentang sikap dan etika beragama, termasuk eksklusivisme, inklusivisme, pluralisme, elektivisme, universalisme, toleransi beragama sebagai nilai dan norma, serta pentingnya kembali ke fitrah beragama dalam menerapkan toleransi.
Dokumen tersebut membahas tentang sikap dan etika beragama, termasuk eksklusivisme, inklusivisme, pluralisme, elektivisme, universalisme, toleransi beragama sebagai nilai dan norma, serta pentingnya kembali ke fitrah beragama dalam menerapkan toleransi.
THAMRIN NAMA KELOMPOK ARY RACHMAT KUSUMA BUNGA KUMALA SARI CHIKA WAHYU SASQIAUTAMI CICIH KARTIKA DEWI SUNARSIH DWISHINTA ANGGRAENI WIRDA RINA SIKAP BERAGAMA Ekslusivisme Inklusivisme Pluralisme atau Pararelisme Elektivisme Universalisme Ekslusivisme Sikap eksklusivisme akan melahirkan pandangan ajaran yang paling benar hanyalah agama yang dipeluknya, sedangkan agama lain sesat dan wajib dikikis, atau pemeluknya dikonversi, sebab agama dan penganutnya terkutuk dalam pandangan Tuhan. Inklusivisme Sikap inklusivisme berpandangan bahwa di luar agama yang dipeluknya juga terdapat kebenaran, meskipun tidak seutuh atau sesempurna agama yang dianutnya. Pluralisme atau Pararelisme Menurut Komarudin Hidayat, sikap pluralisme lebih moderat dari sikap inklusivisme, atau bahkan dari eksklusivisme. Ia berpandangan bahwa secara teologis pluralitas agama dipandang sebagai suatu realitas niscaya yang masing-masing berdiri sejajar (paralel). Elektivisme Eklektivisme adalah suatu sikap keberagamaan yang berusaha memilih dan mempertemukan berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok untuk dirinya sehingga format akhir dari sebuah agama menjadi semacam mosaik yang bersipat eklektik. Universalisme Universalisme beranggapan bahwa pada dasarnya semua agama adalah satu dan sama. Hanya saja, karena faktor historis-antropologis, agama lalu tampil dalam format plural. ETIKA BERAGAMA Nilai moral yang merupakan nilai etika tersebut bersifat berubah-ubah sesuai dengan persetujuan dari pada nilai-nilai dasar yang dipandang sebagai nilai alamiah (universal), etika bersifat teoritis yang memandang perbuatan manusia. Etika dalam pembangunan agama Membangun kerukunan hidup antar umat beragama Peran serta umat beragama dan kehidupan social ekonomi Terpenuhinya sarana prasarana keagamaan Pendidikan agama Penerangan dakwah agama TOLERANSI BERAGAMA Toleran maknanya adalah bersifat atau bersikap menghargai, membiarkan pendirian, pendapat pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan lain-lain yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. TOLERANSI BERAGAMA Kembali ke fitrah beragama Toleransi sebagai nilai dan norma Toleran dan prinsip hidup Kembali ke fitrah beragama Toleransi yang harus ditegakkan sebagai keyakinan pokok (akidah) dalam beragama. Kembali ke fitrah beragama ِ ت ٱهَّلل ۟ وا َو ْٱذ ُكر َ ُوا نِ ْع َم ۟ ُوا ب َح ْب ِل ٱهَّلل ِ َج ِمي ًعا َواَل تَفَ َّرق ۟ ص ُم ِ ََوٱ ْعت ِ َعلَ ْي ُك ْم إِ ْذ ُكنتُ ْم أَ ْع َدٓا ًء فَأَلَّ َفبَي َْن قُلُوبِ ُك ْم فَأَصْ بَحْ تُم بِنِ ْع َمتِ ِٓۦه ك َ ِار فَأَنقَ َذ ُكم ِّم ْنهَا َك ٰ َذل ِ َّ ن ٱل ن َ م ِّ ةٍ رَ ْ ف إِ ْخ ٰ َونًا َو ُكنتُ ْم َعلَ ٰى َشفَا ُح ون َ يُبَيِّ ُن ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم َءا ٰيَتِ ِهۦ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُد Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat- ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk Toleransi sebagai nilai dan norma Kita katakan sebagai nilai karena toleransi merupakan gambaran mengenai apa yang kita inginkan, yang pantas, yang berharga, yang dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu. Demikian juga toleransi, dapat kita jadikan suatu norma, yaitu suatu patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Toleran dan prinsip hidup Berinteraksi dengan jiwa toleran dalam setiap bentuk aktivitas, tidak harus membuang prinsip hidup beragama yang kita yakini. TERIMAKASIH