Anda di halaman 1dari 32

A.

JUDUL

Komunikasi Ritual Tradisi Mandi Taman Dalam Persepsi Pernikahan

di Desa Pacul Kecamatan Pulau Merbau Kabupaten Kepualauan

B. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kepulauan yang luas yang

terbentang dari Aceh sampai Papua. Disamping kekayaan alam dengan keragaman

hayati dan nabati, Indonesia dikenal pula dengan keberagaman budayanya.

Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam suku dan bangsa. Dari

Sabang sampai Merauke memiliki berbagai adat istiadat dan budaya, setiap

masyarakat mempunyai kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan masyarakat

lain.1

Desa pacul adalah sebuah pulau kecil yang terletak dikecamatan pulau

merbau provinsi riau.desa pacul memiliki tradisi yakni mandi taman, mandi

taman dilakukan pada akhir pernikahan. Mandi taman dilakukan seorang mak

andam, tidak hanya merias tetapi mak andam juga bertugas memandikan kedua

pengantin yaitu mandi taman itu sendiri. Kegiatan mandi taman didesa pacul

sudah menjadi tradisi masyarakat sekitar. Kegiatan ini dilakukan, agar dapat

membuat pikiran menjadi lebih tenang dan rileks.

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam

kehidupan manusia, bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena

terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi.

Masing-masing individu di dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi


1
Yusuf Zainal Abidin,Beni Ahmad Saebani,Pengantarsistem Sosial Budaya di Indonesia,
(Bandung:CV Pustaka Setia,2014),hal 151.

1
(information sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi atau

communication berasal dari bahasa latin “communis”. Communis atau dalam

bahasa inggrisnya “commun” yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to

communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk

menimbulkan kesamaan.2

Menurut Deddy Mulyana, Komunikasi ritual biasanya menyampaikan pesan

yang tersembunyi, dan membingungkan atau bermakna ganda (ambiguous),

tergantung pada asosiasi dan simbol-simbol komunikasi yang digunakan bukanlah

simbol-simbol yang dipilih oleh partisipan, melainkan sudah disediakan oleh

budaya yang bersangkutan.

Komunikasi ritual bersentuhan dengan unsur tradisi dan kebudayaan yang

berkembang di tengah masyarakat terlebih lagi tradisi atau kebudayaan adalah

suatu fenomena universal. Setiap masyarakat berbeda-beda. Kebudayaan yang

bersifat unik dan khas ini pada akhirnya melahirkan berbagai bentuk kearifan

lokal yang berkembang di kalangan masyarakat tertentu.

Dalam hal ini peneliti mengambil daerah desa pacul kecamatan pulau merbau

kabupaten bengkalis sebagai lokasi untuk mengkaji kearifan lokal yaitu tradisi

turun-temurun yang muncul lewat cerita, kegiatan, ritual, dan juga aturan atau

hukum adat setempat.

Desa pacul merupakan salah satu desa yang melestarikan tradisi mandi taman,

hal ini dapat dilihat dari antusiasi masyarakat setempat yang ikut bahkan

menyaksikan jalanya tradisi mandi taman.

2
Syaiful Rohim, Teori Komunikasi,( Jakarta: PT. Rineka Cipta,2016),hal 9.

2
Secara bahasa mandi taman dari kata Indonesia yang artinya sebuah

penyamaran. Sedangakan menurut istilah mandi taman merupakan kedua

mempelai pengatin baru yang di kelilingi beberapa orang dan diiringi dengan

musi lagu.

Peneliti mendeskripsikan tentang Komunikasi Ritual pada Tradisi mandi

taman di desa pacul Kecamatan pulau merbau kabupaten kepulauan meranti. Pada

penelitian ini, peneliti fokus pada proses komunikasi ritual yang objeknya adalah

tradisi mandi taman.

Dari sekian banyak penelitian belum ada yang meneliti tentang komunikasi

ritual tradisi mandi taman desa pacul, sehingga itu menjadi celah bagi peneliti

untuk mengulas lebih luas lagi mengenai tradisi mandi taman. Sebab itu, peneliti

akan memfokuskan dan mengungkap tentang Komunikasi Ritual pada Tradisi

mandi taman didesa pacul kacamatan pulau merbau kabupaten kepulauan meranti.

Tradisi mandi taman desa pacul kecamapatn pulau merbau kabupaten

kepulauan meranti, menurut peneliti mempunyai latar belakang historis yang

berhubungan dengan bentuk komunikasi ritual, persoalan ini juga berkaitan

dengan eksistensi dan persepsi masyarakat tradisi mandi taman. Untuk itu peneliti

tertarik mengambil judul ”Komunikasi Ritual Tradisi Mandi Taman Dalam

Persepsi Pernikahan di Desa Pacul Kecamatan Pulau Merbau

C. PEMBAHASAN

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, peneliti akan menjabarkan

permasalahan yang akan di gunakan sebagai bahan penelitian, yaitu:

3
a) Bagaimana proses komunikasi ritual mandi taman dalam persepsi

pernikahandi desa pacul kecamat pulau merbau.

b) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap tradisi mandi taman di desa

pacul kecamatan plau merbau.

2. Batasan Masalah

Untuk mempertegas kajian penelitian dan agar tidak terjadi kesalah pahaman,

peneliti perlu menentukan batasan masalah penelitian.

a) Penelitian komunikasi ritual pada tradisi mandi taman di desa pacul

kecamatan pulau merbau.

b) Komunikasi ritual pada tradisi mandi taman di desa pacul kecamatan pulau

merbau.

Persepsi masyarakat di desa pulau merbau kecamatan pulau merbau.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di tetapkan diatas, maka rumuusan

masalah dalam penelitian sebagai berikut:

a) Bagaimana proses komunikasi ritual tradisi mandi taman dalam persepsi

penikahan di desa pacul kecamatan pulau merbau?

b) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap tradisi mandi taman dalam

pernikahan di dsa pacul kecamatan pulau merbau?

D. ALASAN MEMILIH JUDUL

4
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap permasalahan yang ada, alasan

yang mendasari penelitian ini adalah:

1. peneliti ingin mengimpun data kualitatif dan analisis terhadap tentang

bagaimana aktivitas komunikasi ritual tradisi mandi taman kecamatan pulau

merbau.

2. secara personal, peneliti memiliki minat yang tinggi terhadap penelitian ini

karena relevan dengan lokasi penelitian, kondisi dan kemapuan peneliti serta

pengetahuan peneliti miliki.

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dalam penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi ritual dalam tradisi

mandi taman dalam persepsi pernikahan di desa pacul kecamatan pulau

merbau.

2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap tradisi mandi

taman dalam persepsi pernikahan di desa pacul kecamatan pulau merbau.

Adapun manfaat yang ingin peneliti berikan dari peneliti kali ini adalah:

1. Secara teoritis,

Penelitian ini dapat di jadikan sebagai wawasan tambahan dalam

mempelajari ilmu di bidang komunikasi khususnya analisis komunikasi

ritual pada tradisi sengkure dikabupaten kaur, dan sebagai acuan referensi

untuk peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian tentang analisis

5
komunikasi ritual pada tradisi mandi taman di desa pacul kecamatan pulau

merbau.

2. Secara praktis,

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi

masyarakat untuk membantu mempersiapkan bahan-bahan yang ingin

dilakukan seperti: air, kelapa, pucuk pinang, bungga, dan lain-lain.

3. Secara akademis,

Penelitian ini juga di harapkan dapat membantu mahasiswa

program studi komunikasi dan penyiaran islam dalam penelitian terkait

komunikasi ritual pada tradisi mandi taman.

D. KAJIAN TEORITIS

1. Pengertian komunikasi

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam

kehidupan manusia, bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena

terbantuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh

informasi. Masing –masing individu didalam masyarakat itu sendiri saling

berbagi informasi (information sharcing) untuk mencapai tujuan bersama.

Komuniasi atau communication bersal dari bahasa latin”communis” atau

dalam bahasa inggrisnya “commun” yang artinya sama. Apabila kita

berkomunikasi, ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha

untuk menimbulkan kesamaan.

6
Berbicara tentang defenisi komunikasi, Mulyana mengatakan bahwa

tidak ada defenisi yang benar ataupun yang salah. Beberapa definisi mungkin

terlalu sempit, misalnya “Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui

media elektronik”, atau terlalu luas, misalnya “

Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih”

sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman,

bahkan jin. Sebagaimana dikemukakan oleh John R. Wenburg dan William

W. Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada

tiga pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan

satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.

Kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain

mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia

menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau

kegiatan lainnya.3

2. Fungsi komunikasi

Menurut pakar komunikasi Ada empat fungsi komunikasi berdasarkan

kerangka yang dikemukakan William I. Gorden adalah komunikasi sosial,

komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental, tidak

saling meniadakan (mutually exclusive). Fungsi suatu peristiwa komunikasi

(communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan

3
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,( bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2007),hal 24

7
juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi

yang dominan.

a. Sebagai Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mensyaratkan bahwa

komunikasi penting untuk membangun diri kita, aktualisasidiri, untuk

kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan

dan ketegangan. Lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk

hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita dapat bekerja sama

dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi,

RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan

bersama.

b. Sebagai Komunikasi Ekspresif

Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif

yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi

ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat

dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk

menyampaikan perasaan-perasaan manusia. Perasaan-perasaan tersebut

dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverba. Perasaan sayang,

rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal.

Contohnya eorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai

kepala anaknya.

8
c. Sebagai Komunikasi Ritual

Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual,

yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan

upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang

disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara

kelahiran, sunatan, ulang tahun (nyanyi Happy Birthday dan pemotongan

kue), pertunangan (melamar, tukar cincin), siraman, pernikahan (ijab kabul,

sungkem kepada orang-tua, sawer, dan sebagainya), ulang tahun

perkawinan, hingga upacara kematian. Dalam acara-acara Itu orang

mengucapkan kata-kata atau prolaku-prilaku yang bersifat simbolik. Ritus-

ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci,

naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan),

upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah

komunikasi ritual.4

d. Sebagai Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan yaitu,

mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah

perilaku atau menggerakkan tindakan dan untuk menghibur.

Kesimpulannya, semua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat

persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan

(to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara

4
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,( Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,
2007),hal.27

9
menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang

disampaikannya akurat dan layak diketahui.5

3. Proses Komunikasi

Sebelum membahas tentang proses komunikasi maka tidak ada

salahnya jika kita mengetahui proses itu sendiri. Menurut Luncaid proses

adalah suatu perubahan atau rangkaian tindakan suatu peristiwa selama

beberapa waktu dan yang menuju suatu hasil tertentu. Dengan begitu setiap

langkah yang mulai dari saat menciptakan informasi sampai saat informasi

itu difahami, merupakan proses-proses dalam rangka proses komunikasi

yang lebih umum.Sedangkan komunikasi adalah suatu proses penyampaian

informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi

saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi

dilakukan dengan menggunakan kata- kata (lisan) yang dapat dimengerti

oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang

dapatdimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan

menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya

tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini

disebut komunikasi dengan bahasa non verbal.

Dalam hubungan dengan komunikasi yang dipandang sebagai suatu

proses, maka menurut Sunarjo (1983) komunikasi sebagai suatu proses

dapat menggambarkan suatu peristiwa atau perubahan yang susul menyusul,

terus menerus dan karenanya komunikasi itu tumbuh, berubah, berganti,


5
Ibit hal 24

10
bergerak sampai akhir zaman. Dalam prakteknya, proses komunikasi

interpersonal hanya menambahkan kata interpersonal saja setelah kata

komunikasi sehingga menjadi suatu peristiwa atau perubahan yang susul

menyusul, terus menerus. Dan karenanya komunikasi interpersonal tumbuh,

terjadi, berubah, bergerak terus sampai akhir zaman.6

Proses komunikasi dengan menggunakan media (channel) alat yang

menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.

1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan

menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang

dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau

tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau

memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

Dalam buku Business Communication, Process & Product (2005),

komunikasi diartikan sebagai proses kegiatan yang terdiri dari enam tahap

yaitu:

1) Pengirim (komunikator) mempunyai suatu ide atau gagasan.

2) Pengirim (komunikator) mengubah ide menjadi suatu pesan.

3) Pengirim (komunikator) menyampaikan pesan.

4) Penerima (komunikan) menerima pesan.


6
Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dalam Praktek,2001.hal 147.

11
5) Penerima (komunikan) menafsirkan pesan.

6) Penerima (komunikan) memberi tanggapan dan mengirim umpan balik

kepada pengirim.

4. Pengertian Ritual

Ritual merupakan teknik (cara, metode) membuat suatu adat kebiasaan

menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, juga adat sosial dan

agama, karena ritual merupakan agama dalam tindakan. 7 Ritual bisa pribadi atau

berkelompok, serta membentuk disposisi pribadi dari pelaku ritual sesuai dengan

adat dan budaya masing-masing. Sebagai kata sifat, ritual adalah dari segala yang

dihubungkan atau disangkutkan dengan upacara keagamaan, seperti upacara

kelahiran, kematian, pernikahan, dan juga ritual sehari-hari untuk menunjukkan

diri kepada kesakralan suatu menuntut diperlakukan secara khusus8.

Menurut Susane Longer, yang dikutip oleh Mariasusai Dhavamony,

mengatakan bahwa ritual adalah sesuatu ungkapan yang lebih bersifat logis dari

pada yang bersifat psikologis, ritual memperlihatkan tatanan atas simbol-simbol

yang diobjekkan, simbol-simbol ini memperllihatkan perilaku dan peranan serta

bentuk pribadi para pemuja dan mengikuti masing-masing.9

5. Komunikasi Ritual

7
Mariasusai Dhavamony, Fenomologi Agama. (Yokyakarta: Kanisius. 1995), hal 167
8
Bustabul Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Penganar Antropologi Agama.
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),hal 96.
9
Ibid.,174

12
Komunikasi ritual merupakan sebuah fungsi komunikasi yang digunakan

untuk pemenuhan jati diri manusia sebagai individu, sebagai anggota komunitas

sosial dan sebagai salah satu unsur dari alam semesta. Individu yang melakukan

komunikasi ritual berarti menegaskan komitmennya kepada tradisi keluarga, suku,

bangsa, ideologi atau agamanya.10 Secara global, upacara-upacara dapat

digolongkan sebagai bersifat musiman dan bukan musiman. Ritual-ritual musiman

terjadi pada acara-acara yang sudah ditentukan, dan kesempatan untuk

melaksanakannya selalu merupakan suatu peristiwa dalam siklus lingkaran alam

Dalam perspektif ini kemudian memahami komunikasi sebagai suatu

proses melalui budaya bersama diciptakan, diubah dan diganti. Dalam konteks

antropologi, komunikasi berhubungan dengan ritual. Sedangkan dalam konteks

sastra dan sejarah, komunikasi merupakan seni (art) dan sastra (literature).

Komunikasi ritual pun tidak secara langsung ditujukan untuk menyebarluaskan

informasi atau pengaruh tetapi untuk menciptakan, menghadirkan kembali, dan

merayakan keyakinan-keyakinan ilusif yang dimiliki bersama. Komunikasi ritual

dalam pemahaman Mc Quail, disebut pula dengan istilah komunikasi ekspresif.

Komunikasi dalam model yang demikian lebih menekankan akan kepuasan

intrinsic (hakiki) dari pengirim atau penerima ketimbang tujuan-tujuan

instrumental lainnya. Komunikasi ritual atau ekspresif bergantung pada emosi

dan pengertian bersama11.

6. Bentuk Ritual Budaya

10
Ibit., 27
11
(http://jikomundana.wordpress.com/2012/11/20/komunikasi-ritual)diakses tanggal 02
Maret 2024

13
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dapat dibedakan mejadi tiga

bagian, yaitu gagasan/ide, aktivitas.

a. Gagasan (wujud ideal) adalah kumpulan ide, gagasan, nilai, norma,

peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak serta tidak dapat dibaca atau

disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Jika

masyarakat menyatakan gagasannya dalam bentuk tulisan, lokasi dari kebudayaan

ideal itu berada pada karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga

masyarakat tersebut.

b. Aktivitas (tindakan) adalah wujud kebudayaan berupa tindakan berpola

dari manusia. Wujud ini disebut sistem sosial. Sistem sosial terdiri atas aktivitas

manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontrak, serta bergaul dengan

manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan pada adat dan tata

kelakuan. Kebudayaan ini bersifat konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari,

serta dapat diamati dan didokumentasikan.

c. Artefak (karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari

aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-

benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya

paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.12

Mengacu pada pendapat J.J. Hoenigman yang membedakan adanya tiga

gejala kebudayaan, yaitu ideas, activities, dan artifacts, Koentjaraningrat (1990)

berpendirian bahwa kebudayaan itu ada tiga wujudnya, yaitu::


12
Abidin Yusuf Zainal. dan Beni Ahmad Saebani,Pengantar Sistem Sosial Budaya di
Indonesia.( Bandung: puataka Setia, 2014),hal 73-74

14
a. Kompleks ide-ide, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

b. Kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.

c. Benda-benda hasil karya masyarakat.13

7. Mandi Taman

Mandi damai ( mandi taman) dalam adat istiadat pernikahan, mandi damai

atau dikenal mandi taman merupakan salah satu adat melayu dalam pesta

pernikahan yang masi di terapkan sampai saat ini. Banyak sekali adatb istiadat

dalam pesta pernikahan di adat melayu yang harus dilaksanakan, karena itu lah

membuat ciri khas adat istiadat melayu itu sendiri. Pelaksanaan mandi taman

melibatkan sanak family dan juga kerabat terdekat. Mandi taman lazimnya

dilakukan setelah sholat zuhur pada suatu tempat yang sudah disediakan, dahulu

pelaksanaan mandi taman dilakukan di belaang rumah tetapi sekarang pelaksaan

mandi taman dilakukan dihalaman depan rumah ( taman) agar generasi mendatang

tahu adat istiadat pelaksanaan mandi taman dan makna yang terkandung dalam

pelaksanaan mandi taman. Tidak semua masyarakat melayu mengadakan

pelaksanaan mandi taman. Mandi taman ini berujuan membersihkan diri dari

semua kotoran yang melekat pada dirinya secara lahiriah. Adapun makna mandi

taman ini pada hakikatnya memberi tunjuk ajar didikan bagi yang beru memasuki

kehidupan berumah tangga. Bagaimana cara mandi dalam rangka membersihkan

atau penyucian diri setelah berlaku sesuatu yang mewajibkan dia harus mandi.

13
Koentjaraningrat, sejarah Teori Antropologi I.( Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia,1987) 186-187.

15
Karena itu menyangkut kewajiban yang bertalian dengan keimanan. Kerena

kebersihan itu adalah bagian dari keimanan.14

Adapun alat bahan mandi taman, alat tepung tawar serta tata cara melakukan

mandi taman sebagai berikut:

a. Alat tepuk tawar

1. Beras kuning

2. Beras putih

3. Telur

4. Campuran bungga hidup seperti bungga kertas, bungga kemboja, dan lain

sebagainya

5. Daun penepuk

b. Alat mandi taman

1. dua buah kelapa

2. Bungga kelapa

3. Bunga pinang

4. Daun pandan

5. Daun kelapa yang sudah di bentuk bungga


14

16
6. Kain batik atau kain putih

7. Air

c. Cara melakukan mandi taman:

1. melakukan proses tepuk tawar didalam rumah biasanya yang melakukan hanya

keluarga dari kedua pengantin.

2. setelah proses tepuk tawar kedua pengantin di bawa keluar untuk melakukan

mandi taman.

3. kemudia masyarakat disana mengelilingi kedua pengantin dengan membawa

alat dan bahan selama 3-7 putaran, serta music mengiringi merka berputar.

4. setelah itu kain batik atau kain putih diletakkan di atas kepala kedua pengantin

lalu bungga kelapa dan bungga pinang saling memukul. Dan dilanjutkan memukul

kedua buah kelapa , lalu bungga asoka, bungga kertas dan daun pandan memasuk

ketempat yang lebih besar seperti ember kemudian campurkan dengan air. Dan

untuk air biasanya menggunakan air dingi.

5. setalah dicampur air bungga itu di siram kepada kedua pengantin.

6. hal trakhir menyiramkan air bungga krpada masyarakat yang ada di tempat

tersebut.

8. Model komunikasi lasswell

Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang berfungsi untuk

melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi hubungan antar variabel,

17
sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Maka,

kegunaan teori ini untuk memperjelas masalah dan ruang lingkup yang akan

diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model komunikasi Lasswell

untuk menjelaskan fenomena dan temuan di lapangan serta memperjelas ruang

lingkup yang peneliti teliti. Untuk lebih jelasnya model komunikasi lasswell

peneliti uraikan dibawah ini:

Dua teori yang paling berpengaruh yang berasal dari penelitian di Amerika

Serikat adalah model komunikasi Laswell dan model linier yang dikembangkan

oleh Claude Shannon dan Warren Weaver. Harold Lasswell adalah seorang

ilmuwan politik Amerika yang pemikirannya dipengaruhi oleh teori psikologi

perilaku. Selama perang dunia II adalah kepala divisi eksperimental untuk study of

war time communication pada library congress di Washington. Salah satu

tugasnya adalah menganalisis propaganda nazi dan mengidentifikasi bagaimana

propaganda itu digunakan untuk mempertahankan dukungan masyarakat jerman

terhadap hitler dan reim kekejamannya. Model Lasswell tahun 1948 didasarkan

pada serangkaian pertanyaan: siapa? Mengatakan apa? Melalui saluran apa?

Kepada siapa? Dengan efek apa?

Jawaban Lasswell menawarkan penjelasan tentang bagaimana media

massa memberikan dampak terhadap audiens dan mengeksporasi keberadaan

“media massa” seperti surat kabar, radio, film, dan televisi. Model Lasswell

memiliki dua asumsi, pertama komunikator secara intens memengaruhi penerima

dan kedua, penerima bukan hanya penerima pasif atas apa yang diterima dari

sumber dimana semuanya merespons dengan cara yang sama.

18
Pada model komunikasi Harold Lasswell ini menggambarkan komunikasi

dalam ungkapan who, says what, in which channel, to whom, with what effect?

Atau dalam bahasa Indonesia adalah, siapa, mengatakan apa, dengan media apa,

kepada siapa, dengan pengaruh apa? Model ini menjelaskan tentang proses

komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat.

a. Who (siapa/sumber)

Who dapat diartikan sebagai sumber atau komunikator yaitu, pelaku atau

pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan juga yang memulai

suatu komunikasi. Pihak tersebut bisa, kelompok, organisasi, maupun suatu

Negara sebagai komunikator.

b. Says what (pesan)

Says menjelaskan apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan

kepada komunikan (penerima), dari komunikator (sumber) atau isi informasi.

c. In which channel (saluran/media)

Suatu alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada

komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung

(melalu media cetak/elektronik).

d. To whom (siapa/penerima)

Seseorang yang menerima siapa bisa berupa suatu kelompok, individu,

organisasi atau suatu Negara yang menerima pesan dari sumber. Hal tersebut

dapat disebut tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak (audience),

komunikan, penafsir, penyandi balik (decoder).

e. With what effect (dampak/efek)

19
Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) seteleh

menerima pesan dari sumber seperti perubahan sikap dan bertambahnya

pengetahuan.15

G. PENELTIAN DAN RELEVAN

1. penelitian dilakukan oleh, Rahmawati, merupakan mahasiswa program

studi komunikasi penyiaran islam, jurusan dakwah dan kounikasi islam,

fakultas dakwah UIN Prof K.H. Saifuddin Zuhri Purwokwerto tahun 2023,

dengan judul: Komunikasi Ritual Dan Instrumental Pondok Pesantren

Modern Darunnajat Bumi Ayu Dalam Praktek Ilmuyah Lapangan

(Piala) Terhadap Masyarakat, penelitian ini menggunakan jenis

penelitian lapangan atau biasa disebut sebagai pendekatan melalui jenis

penelitian kualitatif. Metode yang diguanakan observasi, wawancara,

dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan tada adalah kegiatan yang

bertujuan untuk memberikan bahan jawaban terhadap permasalahan

dengan cara memfokuskan, mengabstaksikan, mengorganisasikan data

secara sistematik dan rasional. Adapun penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan memahami bagaimana simbol ritual yabg di hasilkan dari

kegiatan komunikasi ritual dalam kegiatan praktek ilmiyah amaliyah

lapangan tersebut.

15
Liping Setyaningrum Ayuwardani, Skripsi, Strategi Komunikasi Dinas Kebudayaan
Provinsi Riau dalam Melestarikan Warisan Budaya Melayu Riau, (Riau : 2022), h 15

20
2. Penelitian ini dilakukan oleh, APrilia Putri, merupakan mahasiswa

program studi komunikasi dan penyiaran islam fakultas ushuluddin adab

dan dakwah institud agama islam negeri ( IAIN) ponorogo tahun 2022,

yang berjudul: Komunikasi Ritual Anggoro Kasih Dalam Melesratikan

Adat di Desa Singgahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo,

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian menggunakan kualitatif

deskriptif, adapun metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif.

Adapun sumber data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi

serta menggunakan data tambahan yang diperoleh dari studi perputakaan,

dan artikelyang sesuai dengan pembahasan. Adapun analisis data

menggunakan metode reduksi data, penyajian data, dan penariakn

kesimpulan. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan prosesi

pelaksanaan komunikasi ritual adat anggoro kasih didesa singgahan

pulung ponorogo.

3. Penelitian ini dilakukan oleh, Penalitian ini dilakukan olah, Yonus K.G.D

Gobong, Yoseph Apliyanus Nong Boni merupakan mahasiswa program

Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Nusa Nipa Tahun 2023, dengan judul:

Komunikasi Ritual Dalam Tradisi Lodong ME Analisis Semiotika

Ronald Barthes Tradisi Lodong ME di Desa Watumilok, Kecamatan

Kangae, Kabupaten Sikka, penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kualitatif yang akan mengali dan mendeskripsikan proses ritual adat

lodong me. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan

mendeskerpsikan proses ritual adat lodong me serta makna yang

21
terkandung di dalamnya.dan ada juga bertujuan untuk menjelaskan kepada

masyarakat tentang segala bentuk pemahaman dalam pemaknaan simbol-

simbol agama.

4. Penelitian ini dilakukan oleh, Faizal Taufiqqurahman,Eka Yusup, Ana

Fitriana Poerana merupakan mahasiswa program studi ilmu komunikasi

dan ilmu politik Universitas singappebagsa karawang, Indonesia tahun

2023, dengan judul: Komunikasi Ritual Pada Tradisi Domyak di Desa

Pasirangin Kecamatan Darang Kabupaten Purwakarta, (Kajian

Etnografi Komunikasi Dell Hymes), penelitian ini menggunakan jenis

penelitian metode kualitatif yaitu penelitian yang berorientasi

konstruktivis atau interpretif yang tujuannya untuk mendeskptif kenyataan

secara alami. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

peristiwa komunikatif dalam komponen komunikasi yang terdapat pada

ritual seni domyak seperti,setting / scene, participant, endrs model.

Adapun metode yang digunakan penelitian ini adalah teori intraksi

simbolik melengkapi penelitian ini.

5. Penelitian ini dilakukan oleh, Yustina sopacua,Vransisca Kissya

merupakan mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Pattimura tahun

2022. Dengan judul: komunikasi ritual tradisi aroha di negeri elfure

kecamatan namrole, kabupeten buru selatan, penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan

untuk mengungkapkan atau menggambarkan tentang komunikasi ritual

dalam trasidi aroha di desa efule kecamatan namrole kabupaten buru

22
selatan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun tujuan yang dilakukan

pnelitian ini adalah untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu

atau berdasarkan persepektif partisipatori.

H. DEFENISI OPRASIONAL VARIABEL

Konsep oprasional merupakan definisi oprasional dari variabelyang dapat

diolah dan buku merupakan defenisi konseptual. Disini variabel yang akan diteliti

didefinisikan secara oprasional yang mengambarkan secara mengukur variabel

trsebut, dengan demikian mudah di definisikan dan mudah dikumpulkan datanya,

karena sudah oprasional dan dapat di ukur atau diobservasi.16

Tabel Definisi Operasional Variabel

Sub

Variabbel Variabel Indikator

Komunikasi Ritual Pada Situasi komunikastif Merujuk pada waktu dan

Tradisi Mandi Taman Di tempat dilakukan mandi

Desa Pacul Kecamatan taman

Pulau Merbau

Peristiwa komunikatif Merujukkan kepada

komponen yang ada dalam

16
STAIN, Buku Pedoman Penulisan Skripsi (STAIN Bengkalis: 2022) h. 7

23
situasi mandi taman yaitu

tipe, topik, tuajun,

partisipan, pesan moral dan

kaidah dilakukannya tradisi

mandi taman.

Tindakan komunikatif Menjukkan kepada lankah-

lankah persepsi pada tradisi

yang mana menggunakan

intraksi yang mengandung

pristiwa dan inrasi mandi

taman.

I. METODELOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau di sebut juga penelitian

lapangan yaitu penelitian mendalam mencangkup keseluruhan yang terjadi

dilapangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian

kualitatif deskptif. Metode deskriptif dalam komunikasi hanya memaparkan

situasi dan peristiwa.

24
Menurut V. Wiratna Sujarweni ( 2014:39)penelitian kualitatif adalah jenis

penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai

(diperoleh) denan menggnakan prosedur-prosedur statistik atau cara lain dari

kuantitatif (pengukuran). Sedangkan pengertian metode peneliti kualitatif,

menurut sugiyono (2017:8) adalah metode penelitian berlandaskan pada filsafat

positifisme, digunakan untuk meneliti populasi arau sampel tententu.17

2.Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan memakan waktu selama tiga bulan terhitung

setelah perbaikan proposal. Adapun lokasi penelitian dilakukan di desa pacul

kecamatan pulau merbau kabupaten kepulauan meranti.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Objek penelitian

Objek dari kajian ini adalah komunikasi ritual mandi taman di desa pacul

kecamatan pulau merbau.

b. Subjek penelitian

Subjek penelitian meupakan data ttentang variabel-variabel yang sedang

dipertimbangkan atau informasi yang dapat digunakan sebagai sumber data untuk

mendapatkan informasi penting mengenai data penelitian pada penelitian kali ini

adalah mak andam di desa pacul kecamatan pulau merbau.

17
http://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2274/9/UNIKOM_RIZKY%20BAGAS
%20PRATAMA_14.%20BAB%20II%20METODELOGI%20PENELITIAN.pdf.diakses tanggal 3
Maret 2024

25
4. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah klarifikasi yang terdiri oleh subjekk dan

objek dengan ukuran dan sifat yang ditentukan peneliti umtuk menyelitiki dan

menarik kesimpulan. Dalam hal ini populasinya adalah dua orang pengantin dam

satu orang mak andam dan tiga orang masyarakat.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

tersebut. Sementara itu sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi.

Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang

dapat digenerasikan terhadap populasi penelitian.

5. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer, merupakan data yang yang diperoleh lansung dari

subjek penelitian sebagai informasi yang dicari. Data utama yang diperoleh untuk

penelitian ini melalui teknik wawancara.

b. Sumber Data Skunder

Sumber data skunder, merupakan sumber data yang tidak bisa memberikan

informasi lansung kepada pengumpulan data. Dengan kata lain data skunder

adalah data pendukung dari data utama atau data primer.

26
6. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

pengamatan, dengan disertai pencaatatan terhadap keadaan atau prilaku objek

sasaran.18 Menurut Nana Sudjana observasi adalah pengumpulan data pencatatan

yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. 19 Teknik observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang di

selidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada

pengamatan yang dilaksanakan baik secara lansung maupun tidak langsung.20

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalaui proses Tanya jawab

lisan yang langsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang

mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Wawancara adalah

bentuk komunikasi lansung antara peneliti dan responden.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cacatan yang dapat dibuktikan atau dapat menjadi

bukti. Dokumentasi yaitu setiap penglihatan/bukti fisik berupa tulisan,foto,

video,kaset, dan lain-lain.yang telah dikumpulkan. 21 Menurut sugiyono,

dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya dari seseorang.


18
Abdul Fatoni dkk.Metodelogi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,1997)hal 76
19
S. Nasution,Metode Research ( Jakarta:Bumi Aksara, 1996),hal 128
20
Singarimbun Masri dan Efendi Sofran, Metode penelitian survey ( Jakarta:
LP3ES,1995),hal.46
21
Queen Aguve,Teknik Dokumentasi Dan Pelaporan Dalam Tataran Klinik,2020

27
Dokumentasi adalah pengumpulan data oleh peneliti dengan cara mengumpulkan

dokumen-dokumen dari sumber terpecaya untuk pemenuhan penelitian.22

7. Teknik Analisis Data

Data akan dianalisa melalui pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu

mengungkapkan gambaran hasil penelitian, setelah melalui proses analisa dan

observasi menjadi kajian yang dapat menjelaskan objek atau masalah yang diteliti.

J. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulis merupakan runtutan dari apa yang akan dibahas dalam

proposal ini yang tersusnsun secara sistematis dan dalam hal ini sistematika

membahas berisi tentang apa saja yang trdapat pada penulisan karya ilmiyah

proposal, sistematika pada penelitian ini terdiri dari:

BAGIAN 1: LATAR BELAKANG

Bagian ini berisi pokok bahasan permasalahan yang menjadi fokus

penelitian yang disajikan dengan mengunakan logika

industry,dedukasi,dan gabungan.

BAGIAN 2: PERMASALAH

Bagian ini berisi inditifikasi masalah, pebatasan masalah, dan

rumusan masalah yang hendak dicari jawabannya melalaui

penelitian.

22
Nurhayati, dkk, metodelogi penelitian ekonomi islam,(Bandung,CV.media sains
Indonesia, 2021)hal.133

28
BAGIAN 3: ALASAN MEMILIH JUDUL

Bagian ini berisi menceritakan tentang beberapa alasan peneliti

dalam memilih judul penelitian ini.

BAGIAN 4: TUJUAN DAN MANFAAT

Pada bagian ini menceritakan secara spektif tujuan yang hendak

dicapai dan sabunan yangb diharapkan dari penelitian yang

dilakukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan tujuan-tujuan

praktis.

BAGIAN 5: LANDASAN TEORITIS

Pada bagian ini menjelaskan teori-teori yang akan diteliti menjadi

panduan dalam proses penelitian.

BAGIAN 6: PENELITIAN RELEVAN

Pada bagian ini memaparkan beberapa penelitian yang hampir

serupa dan menjadi referensi peneliti,serta menjadi panduan

penelitian.

BBAGIAN 7: DEFENISI OPRASIONAL VARIABEL

Pada bagian ini merupakan seperangkat petunjuk yang lengkap

tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau

konsep untuk menguji kesempurnaan.

BAGIAN 8: METODELOGI PENELITIAN

29
Pada baian ini menjelaskan tentang metode-metode penelitian yang

akan digunakan dalam penelitian ini.

BAGIAN 9: SISTEMATIK PENULISAN

Pada bagian ini berisi tentang struktur penulisan dalam proposal ini.

BAGIAN 10: DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini berisi tentang referensi-referensi yang digunakan

penellitian ini.

30
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yusuf Zainal dan Beni Ahmad Saebani, Pengantar Sistem Sosial Budaya di

Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 2014

Agus, Bustabul, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Penganar Antropologi

Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006

Al Qutuby Sumato,Izak lattu, Tradisi Dan Kebudayaan Nusantara, Semarang

Lembaga Lembaga Studi dan Agama eLSA, Press, 2019

Dhavamony, Mariasusai, Fenomologi Agama.Yokyakarta: Kanisius. 1995

Effendy, Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dalam Praktek,2001

Fatoni, Abdul dkk, Metodelogi Penelitian Jakarta: Bumi Aksara,1997

http://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2274/9/UNIKOM_RIZKY%20BAGAS

%20PRATAMA_14.%20BAB%20II%20METODELOGI

%20PENELITIAN.pdf.diakses tanggal 3 Maret 2024

http://jikomundana.wordpress.com/2012/11/20/komunikasi-ritual)diakses tanggal

02 Maret 2024

Koentjaraningrat, sejarah Teori Antropologi, Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia,1987

Marison ‘’Teori Komunikasi Individu Hingga Masa’’JL. Tambra Raya: 2013

Marsi Singarimbun dan Efendi Sofran, Metode penelitian survey,Jakarta: LP3ES,

1995

31
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007

Nurhayati, dkk, metodelogi penelitian ekonomi islam, Bandung, CV.media sains

Indonesia, 2021

Queen Aguve,Teknik Dokumentasi Dan Pelaporan Dalam Tataran Klinik,2020

Rohim, Syaiful, Teori Komunikasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2016

S. Nasution,Metode Research, Jakarta:Bumi Aksara, 1996

STAIN, Buku Pedoman Penulisan Skripsi STAIN Bengkalis: 2022

32

Anda mungkin juga menyukai