PENDAHULUAN
Al-Quran adalah kitab suci yang menetapkan masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tafsir Ilmi
Tafsir ilmi adalah menafsirkan ayat-ayat al-Quran
berdasarkan pendekatan ilmiah atau menggali kandungan alQuran berdasarkan teori-teori ilmu pengetahuan. Ayat-ayat alQuran yang di tafsirkan dalam corak tafsir ini adalah ayat-ayat
kauniyah (kealaman).1 Dalam pengertian lain, dapat dipahami
bahwa Tafsir ilmi atau scientific exegies adalah corak penafsiran
al-Quran yang menggunakan penedekatan teori-teori ilmiah
1 Supiana dan M.Karman, Ulumul Quran dan Pengenalan Metodologi Tafsir.
(Bandung: Pustaka Islamika, 2002), hlm. 314.
7 Abdul Mustaqim, Kontroversi Tentang Tafsir Ilmi. Jurnal ilmuilmu al-Quran dan Tafsir, h. 5-6.
10 Ali Hasan, Sejarah dan Metodologi..., h. 62.
Terjemahnya:
dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan
sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah
mereka dihimpunkan.12
Terjemahnya:
(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada
tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka
sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi
saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan
kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri.13
Sebagian mufassirin menafsirkan al-kitab dalam QS. alAnam/6:38 itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib
semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul
mahfudz. dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quran
dengan arti: dalam Al-Quran itu telah ada pokok-pokok agama,
norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan
untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan
kebahagiaan makhluk pada umumnya.
12 Kemenag RI, Al-Quran al-Karim dan Terjemahnya, (Jakarta:
dfas, 2000), h. dfsdf
karena ada penelitian terbaru yang lebih valid, maka hal itu akan
mengganggu keyakinan umat Islam. Seolah-olah ayat al-Quran
itu juga keliru dan bertentangan dengan teori yang baru
tersebut. Kesan yang muncul adalah bahwa al-Quran telah
ketinggalan zaman. Paling tidak ada beberapa alasan yang dapat
dikemukakan, mengapa mereka menolak penafsiran sains
terhadap al-Quran. Pertama, terkadang ayat-ayat itu tidak
dipahami pengertiannya sebagaimana saat pewahyuan. Kedua,
ada kecenderungan memaksakan (takalluf) untuk mencocokcocokkan ayat dengan perkembangan sains modern. Ketiga, sisi
kesinambungan iptek menunjukkan bahwa tidak semua ajaran
dan teori iptek diambil dari teks al-Quran.
Di antara ulama yang menentang adanya tafsir al-Ilmi
adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Musa Asy-Syathibi. Menurutnya
penafsiran yang setelah dilakukan oleh ulama salaf lebih dapat
diakui kredibilitas dan kebenarannya dari pada penafsiran ilmiah.
Asy-Syathibi juga mengatakan bahwa al-Quran diturunkan bukan
untuk mnerangkan ilmu pengetahuan dan ia menyarankan agar
orang yang ingin memahami al-Quran harus membatasi diri
hanya menggunakan ilmuilmu bantu yang telah dikenal oleh
masyarakat Arab pada masa Nuzul al-Quran. Barang siapa yang
memahami al-Quran berdasarkan ilmu bantu selainnya, maka ia
akan terjerumus dalam kesesatan dan mengetasnamakan Allah
dan Rasul-Nya dalam hal-hal yang tidak pernah
dimaksudkannya.15
Dari pro kontra tersebut, dapat di cari jalan tengah, yakni
bahwa memang al-Quran bukan kitab ilmu pengetahuan, namun
tidak dapat di sangkal bahwa di dalamnya terdapat isyaratisyarat atau pesan-pesan moral akan pentingnya untuk
15 Mustaqim, Kontroversi. h. 11.
16 Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir Al-Quran, Studi AliranAliran Tafsir dari Periode Klasik, Pertengahan, Hingga ModernKontemporer. (Yogyakarta: Adab Press, 2014), h. 138.
Produk tafsir ilmi hendaknya tidak di klaim sebagai satusatunya makna yang dikehendaki oleh Allah swt, sehingga
mengabaikan kemungkinan makna yang lain yang
terkandung dalam suatu ayat. Sebab ayat al-Quran itu
memungkinkan untuk multi-tafsir.
DAFTAR PUSTAKA
Alaridl, Ali Hasan. 1992.Sejarah dan Metodologi Tafsir. Jakarta:
Rajawali Pers
Arfan Baraja, Abbas. 2009. Ayat-Ayat Kuniyah. Malang: UINMalang Press
Asy-Syirbashi. 1991. Sejarah Tafsir Quran. Jakarta: Pustaka
Firdaus
Ibrahim Hassan, Hassan. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam.
Yogyakarta: Kota Kembang
Mustaqim, Abdul. 2010. Epistemologi Tafsir Kontemporer.
Yogyakarta: LKiS Group
Mustaqim, Abdul.2014. Dinamika Sejarah Tafsir Al-Quran, Studi
Aliran-Aliran Tafsir dari Periode Klasik, Pertengahan, Hingga
Modern-Kontemporer. Yogyakarta: Adab Press.
Mustaqim, Abdul.Kontroversi Tentang Corak Tafsir Ilmi. Jurnal
ilmu-ilmu al-Quran dan Tafsir.
Supiana, dan M.Karman. 2002. Ulumul Quran dan Pengenalan
Metodologi Tafsir. Bandung: Pustaka Islamika.
Keterangan