Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI STUDI MATAN HADIST

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi Mata Kuliah Al-Quran Hadist

Dosen Pengampu: Dosen Maftuh, M.A.

Disusun Oleh:

1. Novita Rahmadani 43030230008


2. Amanilla Daisha Angesti 43030230016

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena
dengan limpahan karunia, taufi, serta hidayah kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami memulai membuat makalah ini dengan membaca basmalah, hamdalah,
dan sholawat. Harapan kami sebagai penulis, semoga makalah ini memiliki arti
penting bagi para pembaca sebagai acuan menambah ilmu pengetahuan dan
pengembangan pengetahuan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Salatiga. Dalam
makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah AL-Quran Hadist.

Tersusunnya makalah ini melibatkan beberapa pihak untuk itu kami


ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Tidak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada orang tua kami yang telah mendorong kami serta
teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan baik dalam segi materi,


Bahasa, dan susunan kata, maka dari itu dengan senang hati saya menerima segala
bentuk nasihat, kritikan dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Salatiga, 13 Desember 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I........................................................................................................................

PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. Latarbelakang.................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................

BAB II.......................................................................................................................

PEMBAHASAN......................................................................................................

A. Apa yang dimaksud dengan matan hadist?....................................................


B. Apa saja Langkah-langkah penelitian Validitas matan hadist?......................
C. Apa manfaat penelitian matan hadist?...........................................................

BAB III .....................................................................................................................

PENUTUP.................................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an dan Hadis merupakan sumber ajaran yang fundamental
bagi agama Islam.Oleh sebab itu keduanya senantiasa dijadikan basis
credo, ritus, norma, etika, ekonomi, politik, peradaban dan semua aspek
kehidupan umat Islam, baik yang bersifat sakral maupun yang profan, baik
dalam tataranhabl minallâh (vertikal) maupun habl min al-nâs (horizontal).
Akantetapi tingkat kebenaran kedua sumber ajaran itu tidak sama, yakni
seluruh ayat al-Qurân berstatus qath’i alwurûd, sedang hadis-hadis Nabi
SAW ada yang qath’i al-wurûd namunumumnya zhanni al-wurûd karena
itu pula ajaran-ajaran yang bersumber dari hadis mestiditelaah secara
kritis. Penelitian dan telaah kritis terhadap hadis mutlak diperlukan,
sebabsepanjang transmisi verbal hadis yang melibatkan banyak rawi dan
beberapa thabaqat itu sendiritidak menutup kemungkinan adanya unsur
eksternal yang masuk ke dalamnya baik unsur socialmaupun budaya
masyarakat di mana rawi suatu hadis hidup.
Beberapa Upaya untuk mengembangkan siperangkat kaidah dan
metodologi kritik matan hadis telah dilakukan. Akhir akhir ini misalnya,
muncul dan berkembang sejumlah pendekatan sebagai pisau analisis yang
mungkin dipergunakan dalam kritik matan hadis. Dari sejumlah
pendekatan yang ada, maka pendekatan historis-antropologis termasuk di
antara pendekatan yang signifikan dan relevan yang memungkinkan
mendapat perhatian di kalangan ulama dan intelektual.
Dengan demikian tidak diragukan lagi upaya konkrit para ulama
yang menempuh carayang komprehensif-holistik dalam kritik hadis.
Otentisitas dan validitas suatu hadis tidak lagihanya diuji melalui kritik
sanad (naqd al-sanad, naqd al-khâriji, external critical), melainkan juga
telah diuji melalui kritik matan (naqd al-matan, naqd al-dâkhili, internal
critical). Adanyakritik yang meliputi dua aspek ini dengan sendirinya
mencerminkan demikian akuratnyametodologi kritik yang dilakukan
ulama hadis. Pada saat yang sama sekaligus menjadi counter terhadap tesis
yang menganggap bahwa kritik hadis yang selama ini dijalankan hanya
berlaku pada aspek sanad. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa kritik
hadis tidak hanya diarahkan.
pada aspek sanad melainkan juga ditujukan pada aspek matan.
Kedua aspek ini sama-samamenempati posisi penting dalam menentukan
otentisitas dan validitas hadis. Dengan sendirinya,suatu hadis dapat
dikatakan sahîh apabila sanad dan matan-nya sahîh.4 Seiring
perkembanganilmu pengetahuan dewasa ini, baiksocial science (ilmu-ilmu
sosial) maupun natural science(ilmu-ilmu kealaman), teori yang berlaku
dalam disiplin ilmu tersebut juga dimungkinkan untukdipergunakan dalam
memperkaya khazanah pemikiran di bidang kritik matan hadis,
apalagisejauh ini belum ditemukan literatur yang secara komprehensif dan
sistematis menjelaskanlangkah-langkah metodologis-holistik dan
komprehensif bagi kritik matan hadis.
B. Rumusan Masalah
Dari latarbelakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan matan?
2. Apa saja Langkah-langkah penelitian matan hadist?
3. Apa manfaat penelitian matan hadist?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui maksud dengan matan.
2. Untuk mengetahui Langkah-langkah penelitian matan hadist.
3. Untuk mengetahui manfaat penelitian matan hadist.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Matan Hadist


Matan secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang berarti
punggung jalan atau bagian tanah yang keras dan menonjol keatas tetapi
secara etimologi, matan hadist adalah cerminan konsep ideal yang
dibiasakan dalam bentuk teks, kemudian difungsikan sebagai sarana
perumusan keagamaan menurut hadis (Hasyim Habbas,2004).
Sedangkan secara bahasa, matan adalah irtafa'a min al-ardhi atau
tanah yang tinggi. Sedangkan menurut istilah, matan adalah lafaz-lafaz
hadits yang di dalamnya mengandung makna-makna tertentu.
Menurut Muhammad Tahir al-Jawabi dalam buku Metode Hasan
bin Ali Assaqaf dalam Kritik Hadis karya Rizkiyatul Imtiyaz, matan
adalah ilmu untuk menganalisis isi hadits sepanjang shahih sanadny.
Sedangkan menurut Mustafa al-Azami matan adalah upaya untuk
menyeleksi atau membedakan antara hadits shahih dan dhaif yang dilihat
dari isinya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa matan adalah ilmu yang
mempelajari isi atau bunyi sebuah hadits yang bertujuan untuk
memvalidasi kesahihan sebuah hadits.
B. Langkah-Langkah Penelitian Matan Hadist
Dalam meneliti sebuah hadis tentu tidak lupa dengan menggunakan
sebuah Langkah-langkah untuk meneliti sebuah hadis ada lima yaitu :
1. Menghimpun hadis-hadis yang terjalin dalam tema yang sama
Yang dimaksud dengan hadis yang terjalin dalam tema yang sama
adalah hadis-hadis yang memiliki sumber sanad dan matan yang
sama, baik sejalan maupun bertolak belakan. Hadis yang memiliki
tema yang sama, seperti tema Aqidah, ibadah, dan lainya.
2. Melihat Tingkat kesalihan matan melalui pendekatan hadis
Kaidah ini dilakukan sebagai upaya untuk menjawab jika suatu
matan berbeda dengan matan lainya, dengan asumsi bahwa tidak
mungkin Nabi Gergaji melakukan suatu perbuatan yang
bertentangan dengan sabdanya yang lain.
3. Penelitian matan hadis dengan pendekatan Al-Quran
Pendekatan ini dilatarbelakangi oleh pemahaman Al-Quran,
merupakan sebagai sumber utama dalam islam untuk
melaksanakan berbagai ajaran. Al-Quran berfungsi sebagai penentu
hadis yang dapat diterima dan bukan sebaliknya. Hadis yang tidak
sejalan dengan Al-quran harus ditinggalkan betapapun sanadnya
sahid.
4. Membandingkan matamn hadits dengan matan-matan hadits lain
yang semakna.
Langkah ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan idraj,
idhthirab, ziyadah, qalb, dan tashhif serta tahrif yang diteliti.
5. Penelitian matan hadis dengan pendekatan Bahasa.
C. Manfaat Penelitian Matan hadist
Manfaat dilakukanya penelitian matan adalah :
1. Terhindar dari kekeliruan dalam menerima Riwayat hadis.
2. Mengetahui adanya kemungkinan kesalahan rawi hadis dalam
meriwayatkan hadis.
3. Menghindari pemalsuan atau manipulasi hadis oleh oknum tertentu
yang berkepentingan ingin melindungi atas nama syariat.
4. Menghadapi kemungkinan terjadinya tabrakan antara beberapa
periwayat hadis.
BAB III

PENUTUP

A. KEIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kritik matan hadis adalah kegiatan yang mempunyai cara-cara
sistimatis dalam mengkaji dan menyelidiki kebenaran suatu hadis,
sehingga ditemukan status hadis sahih dan tidak sahih dari segi
matannya, ini juga dimaksud sebagai pengecekan kembali
kebenaran sumber hadis yang disarankan kepada Nabi tersebut
memang berasal dari nabi atau tidak, dan kegiatan kritik matan
memang sudah ada sejak zaman Nabi masih hidup
2. Metodologi kritik matan hadis (kaidah walikota dan kaidah minor)
adalah:
 Kaidah mayor bagi kesahihan matan hadis adalah
- Terhindar dari shaz.
- Terhindar dari `illat
 Adapun kaedah minor bagi matan yang terhindar dari
syuzuz adalah:
- Matan hadis yang bersangkutan tidak menyendiri
- Matan hadis itu tidak bertentangan dengan hadis yang
lebih kuat.
- Matan hadis itu tidak bertentangan dengan Al-Quran
- Matan hadis itu tidak bertentangan dengan akal sehat,
Indera dan Sejarah.
 Adapun kaedah minor yang tidak mengandung `illat adalah:
Matan hadis tidak mengandung idraj (sisipan).
Matan hadis tidak mengandung ziyadah (tambahan).
Matan hadis tidak mengandung maqlub (pergantian lafaz
atau kalimat).
Tidak terjadi idhthirab (pertentangan yang tidak dapat
dikompromikan).
3. Langkah-langkah dalam melakukan kritik matan hadis adalah:
Menghimpun hadis-hadis yang terjalin dalam tema yang sama.
 Penelitian matan hadis dengan pendekatan hadis sahih.
 Penelitian matan hadis dengan pendekatan Al-Quran
 Penelitian matan hadis dengan pendekatan Bahasa.
 Penelitian matan hadis dengan pedekatan Sejarah
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Hasim. Kritik Matan Hadis. Yogyakarta: TERAS, 2004.


Ahmad, Arifuddin, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi. Jakarta:
Renaisans, 2005.
Bustamin, M.Isa HA Salam. Metodologi Kritik matan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004.
Ismail, M. Syuhudi. Kaidah Kesahihan Sanad Hadis. Jakarta: PT Bulan
Bintang, 2005.
Yuslem, Nawer. Ulumul Hadis. Ciputat: PT.Mutiara Sumber Widya, 2001.

Anda mungkin juga menyukai