Anda di halaman 1dari 3

KOMPETENSI DASAR DAN MATERI HADIST

PESANTREN RAMADHAN SMP MUHAMMADIYAH 2 KALASAN 2022

A. KOMPETENSI DASAR
1. Siswa mampu memahami pengertian ilmu hadist dan hadist
2. Siswa mampu memahami perbedaaan ilmu hadist dengan hadist
3. Siswa mampu memahami pengelompokan ilmu hadist

B. Materi
1. Pengertian ilmu hadist
Ilmu Hadis ( ‘Ulumul Hadis ), secara kebahsaan berarti ilmu-ilmu tentang hadis. Kata
‘ulum ber bentuk dari jamak dari kata ‘ilm ( ilmu ).
Secara etimologis, seperti yang di ungkapkan oleh As-Suyuthi, ilmu hadis adalah Ilmu
pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan hadis sampai kepada Rosul
SAW.dari segi hal ihkwal para rawinya,yang menyang kut ke-dhabitan dan ke’adilannya
dan dari bersambung dan terputusnya sanad, dan sebagainnya.

Muhammad bin Nasir Al-Hazimi, ahli hadis klasik,mengatakan bahwa jumlah


ilmu hadis mencapai lebih dari 100 macam yang masing-masing mempunyai
obyek kajian khusus sehingga bisa dianggap sebagai suatu ilmu tersendiri. Secara
garis besar, ulama hadis mengelompokkan ilmu hadis tersebut kedalam dua
bidang pokok, yakni ilmu hadis riwayah dan ilmu hadis dirayah.

a. Hadis Riwayah

Kata riwayah artinya periwayatan atau cerita. Ilmu hadis riwayah, secara
bahasa ,berarti ilmu hadis yang berupa periwayatan. Para ulama berbeda-beda
dalam mendefinisikan ilmu hadis riwayah, namun yang paling terkenal
diantara definisi-definisi tersebut adalah Ibnu Al-Akhfaini, yaitu Ilmu hadis
riwah adalah ilmu yang membahas ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan
Nabi SAW.

b. Ilmu hadist Dirayah

Definisi yang paling baik, seperti yang di ungkapkan oleh ‘Izzuddin bin
Jama’ah, yaitu Ilmu yang membahas pedoman-pedoman yang dengannya
dapat diketahui keadaan sanad dan matan.

Dari pengertian tersebut, kita bisa mengetahui bawha ilmu hadis dirayah
adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah untuk mengetahui hal ihwal
sanad, matan, cara menerima dan menyampaikan hadis,sifat rawi, dan lain-
lain. Sasaran kajian ilmu hadis dirayah adalah sanad dan matan dengan segala
persoalan yang terkandung di dalamnya yang turut memengaruhi kualitas
hadis tersebut. 

2. Hadist

Secara etimologi, hadis adalah kata benda (isim) dari kata al-Tahdis yang berarti
pembicaraan. Kata hadits mempunyai beberapa arti; yaitu “Jadid” (baru), sebagai
lawan dari kata”qadim” (terdahulu). Dalam hal ini yang dimaksud qadim adalah
kitab Allah, sedangkan yang dimaksud jadid adalah hadis Nabi saw.

3. Bentuk- bentuk hadist

a. Hadist Qouli

Yang dimaksud dengan hadist qouli adalah segala perkataan Nabi SAW yang
berisi berbagai tuntutan dan petunjuk syara’, peristiwa-peristiwa dan kisah-kisah
baik yang berkaitan dengan aspek akidah, syariah maupun akhlak

b. Hadits Fi’il

Yang dimaksud hadits fi’li adalah segala perbuatan Nabi SAW. yang menjadi
anutan perilaku para, sahabat pada saat itu, dan menjadi keharusan bagi semua
umat Islam untuk mengi- kutinya, seperti praktek wudlu, praktek salat lima
waktu dengan sikap-sikap dan rukun-rukunnya, praktek manasik haji, cara,
memberikan keputusan berdasarkan sumpah dan saksi, dan lain- lain.

c. Hadits Taqriri

Hadits Taqriri adalah hadits yang berupa, ketetapan Nabi SAW. terhadap apa
yang datang atau yang dikemukakan oleh para sahabatnya dan Nabi SAW
membiarkan atau mendiamkan perbuatan tersebut, tanpa, membedakan
penegasan apakah beliau membenarkan atau mempersalahkannya

4. Struktur Hadist

a. Rawi

Yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang menyam- paikan atau menuliskan dalam
suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang (gurunya).

b. Matan
Matan menurut lughat ialah jalan tengah, punggung bumi atau bumi yang
keras dan tinggi. Sedangkan menurut istilah, matan Hadis ialah pembicaraan
(kalam) atau materi berita yang diover oleh sanad yang terakhir

c. Sanad

Sanad menurut lughah, ialah: “sesuatu yang kita bersandar kepadanya, baik tembok
atau selainnya”.

5. Klasifikasi hadist
A. Hadist Sahih
Kata shahih menurut bahasa berarti yang sehat, yang selamat, yang benar, yang sah
dan yang sempurna. Para ulama biasa menyebut kata shahih ini sebagai lawan dari
kata saqim (sakit).
a. Syarat Hadist Sahih

Berdasarkan beberapa definisi hadits shahih, sebagaimana yang


dikemukakan oleh para ulama di atas diketahui ada lima syarat yang harus
dipenuhi yaitu:
1) Di riwayatkan oleh perawi yang adil
2) Rawinya Dhabit atau hafalannya sempurna
3) Sanad satu dengan lainnya harus bersambung
4) Tidak mengandung cacat/illat
5) Matannya tidak janggal atau syadz ( tidak bertentangan dengan
hadist lain yang lebih tinggi kualitas sahihnya)
B. Hadist Hasan

Anda mungkin juga menyukai