Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
Ulumul Hadist. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada kawan-kawan yang telah ikut
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Sarana penunjang makalah ini kami susun berdasarkan
buku ringkasan ilmu hadist. Hal ini dengan tujuan membantu mahasiswa untuk mengetahui dan
memahaminya.

Tentunya dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karenanya
saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diperklukan. Akhir kata semoga yang sersaji dalam
makalah ini dapat memberikan bantuan kepada para mahasiswa dalam menyelenggarakan proses
belajar

Wassalamualaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 11 September, 2019

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………
Daftar isi…………………………………………………………………..

Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang………………………………………………………..
2. Rumusan Masalah…………………………………………………….
3. Tujuan…………………………………………………………………

Bab 2 Pembahasan
1. Hadist Riwayah
a) Pengertian……………………………………………………………..
b) Objek Kajian…………………………………………………………..
c) Tujuan dan manfaat……………………………………………………
d) Pelopor Hadist Riwayah……………………………………………….
2. Hadist Diroyah
a) Pengertian………………………………………………………………
b) Objek kajian…………………………………………………………....
c) Tujuan dan Manfaat……………………………………………………
d) Pelopor Hadist Diroyah………………………………………………..
3. Perbedaan Hadist Riwayah dan Diroyah………………………………
4. Cabang cabang Hadist Riwayah dan Diroyah…………………………

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mempelajari mengenai cara proses pembelajaran Ilmu Hadits dimana ilmu ini merupakan ilmu
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Karena, hadits merupakan sumber hukum kedua setelah
Al-Quran. Hadits merupakan cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan mengenai cara-cara
persambungan hadits sampai kepada Rasullah SAW. Baik itu dari segi para perawinya ataupun
sanad nya. Insya allah di dalam makalah ini akan dibahas mengenai ilmu hadits riwayah dan
dirayah, seperti apa pengertiannya, cabang-cabangnya, beserta perbedaan diantara keduanya.

PEMBAHASAN
1. Hadits Riwayah

A.Pengertian
Ilmu hadits riwayah ialah ilmu yang membahas segala sesuatu yang datang dari Nabi, baik
sabdanya, perbuatannya, taqrirnya dan sebagainya.1

B. Objek Kajian

Objek pembahasan dari ilmu hadits riwayah ini adalah pribadi nabi dari segi sabdanya,
perbuatannya, taqrirnya dan sifat-sifatnya.2

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan faedah yang bisa didapat dari mempelajari ilmu hadits riwayah ialah untuk :
1. Menjaga dan memelihara hadits nabi dan menghindari kesalahan periwayatan dan
penyampaiannya
2. Ilmu hadits merupakan perantara dan media akan kesempurnaan kita dalam mematuhi
Rasulullah SAW serta melestarikan ajaran-ajaran yang dibawa oleh beliau.

D. Pelopor Ilmu Hadits Riwayah


Adapun, pelopor dari ilmu hadits riwayah ialah Imam Az-Zuhri (w.124). Dalam sejarah
perkembangan hadits, Beliau dicatat sebagai ulama pertama yang menghimpun hadits nabi
Muhammad SAW, atas perintah dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Adapun usaha
penghimpunan, penyeleksian, penulisan, dan pembukuan hadits secara besar-besaran terjadi pada
abad 3H yang dilakukan oleh para ulama, seperti Imam Al-Bukhari (w.256 H), Imam Muslim
(w.261), Imam Abu Dawud (w. 275),Imam At-Turmuz, dan lain-lainnya.
1
Drs. M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadits, (Bandung, Angkasa,1991), Hlm.62
2
Ibid.

3
3. Ilmu Hadits Dirayah

A. Pengertian

Ilmu Hadits Dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang kaidah kaidah untuk mengetahui
hal ihwal sanad, matan, cara-cara menerima dan menyampaikan hadits, sifat-sifat rawi dan
sebagainya3

Objek Kajian

Adapun objek Ilmu Hadits Dirayah adalah penelitian terhadap keadaan para perawi hadits
(sanad) dan matannya (teks hadits/matan).
Pembahasan tentang sanad meliputi:

 Sanad adalah jalan yang menyampaikan kita kepada hadits


 Musnad adalah suatu kitab hadits yang disusun berdasarkan nama para sahabat
 Matan adalah sesuatu yang kepadanya berakhirnya sanad dari segenap macam perkataan4.

B. Manfaat dan Tujuan

Dengan mempelajari Ilmu Hadits Dirayah, banyak sekali manfaat dan faedah yang bisa kita
dapatkan, antara lain:

 Mempelajari dan mengetahui sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadits dari masa ke masa
 Dengan mengkaji ilmu hadits, kita dapat menyeleksi hadits-hadits secara akademis untuk dijadikan
sebagai pedoman hidup
 Dengan mempelajari ilmu hadits kita dapat mengetahui hadits-hadits yang dapat diterima (maqbul),
ditolak (mardud), dapat diamalkan (ma’mul bih), dan tidak dapat diamalkan (ghairu ma’mul bih)

C. Pelopor Ilmu Hadits Dirayah

Ilmu hadits dirayah sudah ada sejak zaman nabi Muhammad SAW masih hidup, akan tetapi
penggunaannya lebih terasa ketika wafatnya beliau, oleh sebab itu diperlukan kaidah-kaidah yang
digunakan untuk menyeleksi hadits-hadits yang ada, dan dalam perkembangannya tercatat bahwa
ulama yang pertama kali menyusun ilmu hadits adalah Al-Qazi Abu Muhammad Ar-Ramahurmuzi
(w.360/975 M)
D. Macam-macam Masalah Yang Dibahas
Kita mengetahui bahwa ilmu hadits dirayah merupakan ilmu yang membahas masalah hadits
dengan cakupan yang sangat luas, sehingga sangat banyak dan juga mendalam, disini kami hanya

3
Drs.M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadits, (Bandung, Angkasa,1991), Hlm.62
4
Prof. Dr. T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Hadits Dirayah,(Jakarta, PT Bulan Bintang, 1987), Hlm.42-45

4
akan membahas secara garis besarnya. Ada beberapa bagian dalam ilmu hadits dirayah yang
dijelaskan secara umum, yakni:
1. Ilmu Mustholah Hadits
Mustholah bermakna secara bahasa yakni apa yang disepakati memakainya pada
sesuatu ma’na. Jadi mustholah hadits bermakna apa yang disepakati oleh ulama hadits dan
telah dijadikan suatu kebiasaan diantara mereka. Secara istilah yakni, sesuatu ilmu yang
dengan ilmu itu dapat diketahui apa yang diistilahkan oleh para ahli hadits dan mereka
menggunakannya sebagai kebiasaan diantara mereka.5
Sebab sebab adanya ilmu mustholah:
1. Untuk membedakan antara hadits yang benar dari nabi maupun yang tidak
2. Untuk memperjelas keadaan seorang rawi dalam meriwayatkan hadits
3. Mempermudah masyarakat dalam mempelajari ilmu hadits

2. Pembagian Hadits Kepada Mutawatir dan Ahad


A. Mutawatir
secara bahasa adalah yang mengikuti setelahnya, atau beriringan satu dengan yang
lainnya. Secara istilah yakni, Hadits yang diriwayatkan oleh segolongan orang yang tidak
dapat dihitung bilangannya, dan tidak mungkin bersepakat didalam dusta.6
B. Ahad
Ahad secara bahasa yakni satu. Secara istilah adalah hadits yang tidak sampai
jumlah periwayatnya banyak hingga tahap mutawatir, baik ia seorang,
berdua,bertiga ataupun empat dan seterusnya7. Hadits ahad terbagi menjadi tiga
yakni :
1. Hadits Masyhur
Yaitu hadits yang terkenal dikalangan masyarakat baik itu bersifat
shahih ataupun dhaif, dan masyarakat berdalil dengannya dan hadits
ini disandarkan pada nabi. Suatu hadits yang periwayatnya lebih dari
dua jalan.
2. Hadits Aziz
Yaitu suatu hadits yang periwayatnya tidak lebih dari dua, dan tidak
kurang dari dua orang.
3. Hadits Gharib
Yaitu hadits yang diriwayatkan hanya dari satu jalur

Perbedaan Ilmu hadits Riwayah dan Dirayah

Tinjauan Ilmu Hadits Riwayah Ilmu Hadits Dirayah


5
Prof. Dr. T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Hadits Dirayah,(Jakarta, PT Bulan Bintang, 1987), Hlm. 33-34
6
Prof. Dr. T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Hadits Dirayah,(Jakarta, PT Bulan Bintang, 1987), Hlm. 57
7
Prof. Dr. T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Hadits Dirayah,(Jakarta, PT Bulan Bintang, 1987), Hlm. 66

5
Objek pembahasan  Cara periwayatan dari
satu perawi ke perawi
lainnya
 Hakikat, sifat-sifat dan
 Cara pemeliharaan hadits, kaidah-kaidah dalam
yaitu dalam bentuk periwayatan
penghafalan, penulisan,
dan pembukuannya

Pendiri  Muhammad bin Syihab  Abu Muhammad Al-


Az-Zuhri (w.124 H) Hasan bin Abdurrahman
bin Khalad Ar-
Ramahurmuzi (w.360 H)

Tujuan  Memelihara Syari’ah  Meneliti hadits


Islam dan otentisitas berdasarkan kaidah-
Sunnah kaidah atau persyaratan
dalam periwayatan

Faedah  Menjauhi kesalahan  Mengetahui periwayatan


dalam periwayatan yang diterima (maqbul)
dan yang tertolak
(mardud)

3. Cabang-Cabang Ilmu Hadits

Dari dua pokok dasar ilmu hadist yaitu Ilmu Hadist dirayah dan riwayah
Kemudian muncullah berbagai macam cabang ilmu hadist yang sangat banyak, yakni diantaranya:

1. Ilmu Jarh Wa Ta’dil

Ilmu ini membahas mengenai para perawi, sekitar masalah yang membuat mereka tercela
atau bersih dalam menggunakan lafaz-lafaz tertentu8. Ilmu ini adalah ilmu yang sering di telaah oleh
para ulama hadits, diantaranya oleh sahabat Ibnu Abbas Radiyyallahu anhu (96 H) dan Anas bin
Malik (93 H), para tabi’in termasuk Asy-Sya’bi (104 H) dan Ibnu Sirin (110 H) dan masih banyak
yang lainnya. Diantara kitab kitab yang membahas ilmu jarh wa ta’dil adalah diantaranya,
Thabaqat Ibnu Sa’ad karya dari Az-Zuhri Al-Bashri (230) yang terdiri dari 15 jilid. Ijaz al-Wa’di
al-Muntaqa Min Thabaqat Ibnu Sa’ad karya As-Suyuthi.

8
Dr. Subhi Ash-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadits,(Pustaka Firdaus, Jakarta, 1993) Hlm.102

6
2. Ilmu Mukhtalaf Hadits
Ilmu ini membahas hadits-hadits yang secara lahiriah bertentangan, namun ada
kemungkinan dapat diterima dengan syarat. Mungkin dengan cara membatasi kemutlakan atau
keumumannya dan lainnya, yang bisa disebut sebagai ilmu talfiq al-hadits9.

3. Ilmu Ilalul Hadits

Ilmu ini membahas tentang sebab sebab tersembunyi yang dapat merusak keabsahan suatu
hadits . Misalnya memuttasilkan hadits yang munqathi’, memarfu’kan hadits yang mauquf dan
10

sebagainya. Ilmu yang satu ini menentukan apakah suatu hadits termasuk hadits dhaid atau bahkan
mampu berperan penting yang dapat melemahkan suatu hadits, sekalipun lahiriahnya hadits
tersebut seperti luput dari kesalahan. Di antara penulis ilmu ilalul hadits ini termasuk Ibnu al-
Madani(234 H), Imam Musllim (261 H), Ibnu Abu Hatim (237 H), Ali bin Umar Daruqthuni (375
H), Muhammad bin Abdullah al-Hakim (405 H), Ibnu al-Jauzi (597 H).

4. Ilmu Gharibul Hadits

Ilmu ini membahas dan menjelaskan hadits rasulullah yang sukar diketahui dan dipahami
orang banyak karena telah barbaur dengan bahasa lisan atau bahasa arab pasaran 11. Penulis kitab
tentang ilmu ini ialah Abu Ubaidah Mu’ammar bin al-Matsna al-Bashri (210 H). Abu Hasan an-
Nadhr bin
Syumail al-Mazini (204 H), Zamakhsyari yang menghasilkan kitab berjudul Al-Fa’iq fi Gharib al-
Hadits dan masih banyak yang lainnya.

5. Ilmu Nasikh dan Mansukh

Ilmu ini membahas hadits hadits yang bertentangan dan tidak mungkin diambil jalan tengah.
Hukun hadits yang satu menghapus hukum hadits yang lain12. Nasikh adalah yang menghapus atau
yang membatalkan, dan mansukh adalah yang dihapus atau yang dibatalkan. Contoh kitab nasikh
dan mansukh yakni seperti karangan Ahmad bin Ishak ad-Dinari (318 H), Muhammad bin Bahr al-
Ashbahani (322 H) dan yang lainnya.

6. Ilmu Rijalil Hadits

Yaitu ilmu yang membahas hal ihwal secara umum kehidupan para rawi dari golongan
sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in.

9
Dr. Subhi Ash-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadits,(Pustaka Firdaus, Jakarta, 1993) Hlm.104
10
Ibid., hlm. 105
11
Ibid
12
Ibid., hlm. 106.

7
7. Ilmu Thabaqotur Ruwah

Ilmu yang membahas tentang keadaan rawi berdasarkan pengkelompokkan keadaan tertentu.
Misal berdasarkan daerah, umur, guru gurunya, dan sebagainya.13

8. Ilmu Tarikh Rijalul Hadits

Ilmu yang membahas tentang rawi yang menjadi sanad suatu hadits mengenai tanggal
lahirnya, silsilah keturunannya, guru-gurunya yang pernah memberikan hadits kepadanya, jumlah
hadits yang diriwayatkan serta murid muridnya yang pernah mengambil hadits darinya. Ilmu ini
termasuk dari cabang ilmu rijalul hadits.14

9. Ilmu Asbabul Wurud

Yaitu suatu ilmu yang membahas atau menerangkan tentang sebab-sebab atau latar belakang
lahirnya hadits. Ilmu ini sangat menolong untuk memahami suatu hadits secara sempurna.15

10. Ilmu Tawarikhil Mutun

Ilmu yang membahas atau menerangkan tentang kapan dan waktu apa suatu hadits itu
diucapkan atau diperbuat oleh rasulullah. Ilmu ini sangat berguna untuk mengetahui nasikh dan
mansukhnya suatu hadits.16

11. Ilmu Fannil Mubhamat

Yaitu suatu ilmu yang menerangkan tentang nama nama orang yang tidak disebutkan
namanya di dalam matan dan sanad.17

13
Drs. M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadits, (Bandung, Angkasa,1991), Hlm. 64
14
Ibid,. hlm. 65
15
Ibid., hlm. 66
16
Ibid
17
Ibid., hlm. 68

8
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Syuhudi. 1991. Pengantar Ilmu Hadist. Bandung: Angkasa

Ash-Shiddieqy, MH. 1987. Pokok-pokok Ilmu Hadist Dirayah. Jakarta: PT. Bulan Bintang

Ash-Shalih, Subhi. 1993. Membahas Ilmu-Ilmu Hadist. Jakarta: Pustaka Firdaus

Anda mungkin juga menyukai