Oleh :
SAMSUDIN
NIM. 1920400019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits dalam ajaran Islam menempati posisi yang sangat strategis. Hal itu
terjadi karena hadits menjadi sumber hukum kedua bagi hukum-hukum Islam.
Para ulama sepakat bahwa hadits atau sunnah paling tidak memiliki tiga fungsi
berfungsi sebagai bayan ta’qid terhadap ketentuan hukum yang ada dalam Al-
Qur’an, atau bayan tafsir terhadap kemujmalan Al-Qur’an dan fungsi bayan
tasyri’ terhadap segala sesuatu yang tidak ada hukumnya dalam Al-Qur’an. 1
ِ َّٱلزب ِۗ ُِر َوأَنزَ ۡل َنا ٓ ِإ َل ۡيكَ ٱلذ ِۡك َر ِلت ُ َب ِينَ ِللن
٤٤ َاس َما نُ ِز َل ِإلَ ۡي ِه ۡم َولَ َعلَّ ُه ۡم َيت َفَ َّك ُرون ِ ِب ۡٱل َب ِي َٰ َن
ُّ ت َو
bukan hanya orang muslim, banyak musuh-musuh Islam seperti para orientalis,
yang berupaya meruntuhkan ajaran Islam dengan cara meneliti hadits yang
keislaman secara umum, seperti bidang sastra dan sejarah. Sampai pada masa
1
M. Hasybi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 1999), Cet. IV, h. 154.
2
Studi mereka yang berasal dari Barat tentang hadits sangat berbeda dengan
studi di Timur Tengah. Studi hadits di Timur Tengah dan juga di Indonesia
membangun sejarah terhadap peristiwa yang terjadi pada masa awal Islam. Model
studi orientalis Barat kebanyakan berupa kritik sejarah, dalam bidang hadits
setidaknya ada tiga orang kalangan orientalis sebagai tokoh Hadits Critism (kritik
Dalam makalah ini akan membahas tentang apa pengertian hadits menurut
PEMBAHASAN
A. Pengertian Orientalis
3
Orientalis berasal dari kata orient, bahasa prancis, yang secara harfiah
bermakna timur, secara geografis bermakna dunia belahan timur dan secara
adalah suatu paham atau aliran, yang berkeinginan menyelidiki hal-hal yang
“Istilah orientalis berasal dari kata “Orien” yang berarti timur, kata “ism”
yang berarti paham. Jadi secara bahasa, Orientalis adalah paham tentang dunia
timur/ketimuran."3
Timur, khususnya tentang agama Islam juga disebut orientalisme. Sehingga yang
ketimuran yang Islami, mencakup peradaban, agama, seni, sastra, bahasa dan
kebudayaan.
Orientalis yang di maksud di sini adalah para sarjana barat yang Notabene-
non muslim (Yahudi, Kristen, atau bahkan Ateis) namun sibuk mengkaji islam
2
Joesoep Sou’yb, Orientalisme dan Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang. 1990), h. 1
3
Umi Sumbulah. Kajian Krtitik Ilmu Hadis, (Malang: UIN-MALIKI PRES, 2010), h. 161
4
“Orientalise adalah kata nama pelaku yang menunjukkan seorang yang ahli
mendalami bahasa dunia Timur dan kesusastraannya, dan mereka yang menaruh
dan ilmu-ilmunya.
1. Ignaz Goldziher
belajar secara resmi di Universitas al-Azhar, Mesir. Seorang Yahudi yang lahir
di Hungaria 1850, ia terlatih dalam bidang pemikiran sejak usia dini. Ia belajar
di Budapest, Berlin dan Leipzig. Pada tahun 1873 ia pergi ke Syiria dan
Pada tahun 1894 dia menjadi calon tenaga pengajar bahasa Semit dan pada
4
Joesoep Sou’yb, Orientalisme…, h. 1
5
2. Joseph Schacht
Prof. Dr. Joseph Schacht lahir di Silisie Jerman pada 15 Maret 1902.
tulisnya tidak terbatas pada bidang tersebut. Secara umum, ada beberapa
disiplin ilmu yang ia tulis. Antara lain, kajian tentang Manuskrip Arab, Edit-
kajian tentang Fiqh Islam, kajian tentang Sejarah Sains dan Filsafat, dan lain-
pada tahun 1960. Dalam dua karyanya inilah ia menyajikan hasil penelitiannya
terutama yang berkaitan dengan Hukum Islam, adalah buatan para ulama abad
5
Makalah “Kajian Sanad Hadis, antara Joseph Schacht dan M.M. A’dhami” oleh Zailan.
6
Maksud dari teori ini bahwa untuk melihat keaslian hadits bisa
dengan apa yang disebut hadits Nabi. Selain itu, Ia juga mengklaim bahwa
nabawi.
b) Teori E Siliento
hadits itu pernah ada pasti hal itu akan dijadikan sebagai refrensi.
6
Ali Mustofa Yaqub,…, h. 2
7
orientalis di atas, berasal dari Belanda dan dilahirkan tahun 1935, sejak di
Provenance and Authorship of Early Hadith dan The Date of The Great Fitna,
Jyunboll melakukan kritik hadits yang sejatinya kritik-kritiknya itu tidak lebih
menolak anggapan ini dengan bersandarkan pada karya ibn Sirin, bahwa
Abdullah bin Zubair dengan dinasti Ummayah yang pada akhirnya berdampak
Hadis; Abu Hurairah adalah Shahabat yang tercatat sebagai shahabat yang
al-Bukhari adalah tokoh yang menulis kitab paling otentik sesudah al-Quran,
bagi orientalis hadits adalah merupakan kajian yang mudah bagi mereka untuk
Masehi, tatkala hampir seluruh bagian dunia Islam telah masuk dalam
bukunya mengenai riwayat hidup dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Misionaris
asal Jerman yang pernah tinggal lama di India ini mengklaim bahwa hadis
Ada tiga hal yang sering dikemukakan orientalis dalam penelitian mereka
7
Syamsuddin Arif. Orientalis dan Diabolisme pemikiran. (Jakarata: Gema Insani, 2008), h.
28
9
Muhammad menjadi tiga, sebagai rasul, kepala negara dan pribadi biasa
Muhammad baru disebut hadits jika sesuatu tersebut berkaitan dengan hal-
hal praktis keagamaan, karena jika tidak hal itu tidak layak disebut hadits,
karena bisa saja hal itu hanya timbul dari status lain seorang Muhammad.
bahwa yang asli dan yang palsu itu tidak bisa dibedakan secara pasti. Isnad
seperti yang kita ketahui bersama para sahabat yang terkenal sebagai
bersama Rasullah seperti Abu bakar, Umar, Usman dan Ali. Namun yang
oleh sahabat yang hanya paling lama 10 tahun berkumpul dengan Nabi,
seperti Abu hurairah, Sayyidah Aisyah, Anas bin malik, Abdullah ibn
Umar dll. Abu hurairah selama masa 3 tahun dia berkumpul dengan Nabi
mengumpulkan lebih dari 3000 hadis dan demikian juga dengan Abdullah
3. Aspek Matan
hadits yang shahih dan hadits mana yang tidak shahih. Menurut orientalis
matan hampir tidak pernah dipertanyakan, hanya jika isi sebuah hadits
Kritikan terhadap hadits dari kalangan orientalis tidak membuat ulama Islam
berdiam diri, setidaknya ada tiga ulama kontemporer yang menangkal teori-teori
ketiga orientalis di atas, mereka adalah Prof. Dr. Musthofa as Siba’iy dalam
Khatib dalam bukunya as Sunnah Qabla Tadwin, dan Prof. Dr. M. Musthofa al
Azhami yang telah menelanjangi para orientalis sampai mereka tidak berkutik
ada pada masa-masa awal pertumbuhan Islam disanggah oleh beberapa pakar
hadits. Mereka itu di antaranya : Prof. Dr. Musthofa as Siba’iy (as Sunnah wa
Makanatuha fi at Tasyri’il Islam) Prof. Dr. ‘Ajjaj al Khatib (as Sunnah Qabla
Literature). Menurut ketiga ulama ini pendapat Goldziher lemah baik dari sisi
Argumen lain yang juga dapat meruntuhkan teori Goldziher adalah teks
hadis itu sendiri. Sebagaimana termaktub dalam kitab Shahih Bukhari, hadis
ibadah haji dapat dilakukan di al-Quds (Yurussalem) yang ada hanya isyarat
mengingat masjid itu pernah dijadikan qiblat pertama bagi ummat islam.
Sementara itu tawaran Goldziher agar hadis tidak semata-mata didekati lewat
perspektif sanad akan tetapi juga lewat kritik matan, perlu dicermati.
oleh Subkhi as Shalih bahwa ulama dalam mengkaji hadis juga bertumpu
pada matan.8
Menurut Azami kekeliruan Josep Schacht adalah bahwa dia keliru ketika
Hurairah, Abu Shalih, dan Suhail, yang ternyata dari hasil kajiannya sangat
pada masa kemudian, padahal pada masa-masa awal hadis itu dicatat oleh
ternyata ia mendasarkan teorinya itu pada hadis-hadis ritual (ibadah) yang jika
Membantah teori yang meneliti dari aspek sejarah, maka M.M. Azami
8
Labib Syauqi Akifahadi, “Tanggapan Sarjana Muslim Terhadap Kajian Hadits Orientalist”,
dalam internet website:http://lenterahadits.com. Diakses Tanggal 30 November 2019 pukul 15.00
13
Projecting Back, yang mengemukakan bahwa sanad Hadis itu baru terbentuk
dibantah oleh Azami dengan penelitiannya bahwa sanad Hadis itu memang
merupakan perbuatan atau ucapan yang datang dari Rasul Saw. sebagai
Tokoh ketiga yang tak luput dari perbincangan para sarjana muslim adalah
Azami, baginya teori common link bukanlah hanya patut dipertanyakan namun
bahwa metode common link dan semua metode yang dihasilkannya tidak
relevan.
tetapi telah diakui ke-tsiqah-an dirinya oleh para kritikus hadis maka tidak ada
alasan untuk menuduhnya sebagai seorang yang memalsukan hadis. Para ahli
14
Pada tempat lain, Azami menunjukkan bahwa jika seseorang tidak melihat
seorang periwayat sebagai common link. Hal ini tentunya agar penemuan akan
sanad hadis itu tidak parsial. Sebab, bisa jadi yang dianggap oleh peneliti
hadis sebagai common link sebenarnya hanya seeming atau artificial common
link. Ini disebabkan karena jalur yang dihimpun hanya sebagian saja sehingga
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orientalis dipahami sebagai pengkajian Islam menurut orang Barat atau sarjana
kemudian juga dipahami sebagai gazwah al-fikr dari diskursus Barat dalam upaya
Hadits adalah reportase dari sunnah nabi. Ketiga orientalis yang terkemuka
sebagai sabda Nabi saw., menurut mereka hadits adalah buatan para ulama abad
kedua dan ketiga hijriyah setelah Nabi Muhammad SAW wafat, bukan berasal
dan tidak asli dari beliau, dengan alasan ketidakmungkinan keshahihan hadits
Sementara menurut Schacht sanad mulai dari sumber pertama sampai yang
terakhir, yang atas mereka keaslian sebuah hadits disandarkan pada Nabi SAW
mengkritik hadits baik dari segi sanad, matan, maupun rawi. Akan tetapi, ada
16
teori-teori mereka. Dan ada beberapa catatan yang dapat dikemukakan bahwa
kemampuan yang terbatas dalam metodologi dan teknik memahami hadits dengan
DAFTAR PUSTAKA
2010.
Insani, 2008.
Makalah “Kajian Sanad Hadis, antara Joseph Schacht dan M.M. A’dhami”
oleh Zailan.