Anda di halaman 1dari 11

PEMIKIRAN JOSEPH SCHACHT

Makalah disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas UTS Mata Kuliah Pemikiran
Hadis Orientalis
Dosen Pengampu : Dr. Nikmatullah, S.Ag, M.A

Disusun Oleh :
M. Ridho Rizki Setiawan (200601113)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat yang telah memberikan penerangan hidayah kepada

kita, dan menyingkapkan kabut kesesatan. Shalawat serta salam selalu tecurahkan kepada utusan

Allah sebagai saksi, pembawa berita gembira, pemberi peringatan, penyeru kepada agama Allah

SWT, dan sebagai cahaya penerang dalam gelapnya kejahiliyahan.

Kami selaku penulis sekaligus penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesarnya

kepada bapak Dr. H. Nikmatullah, S.Ag, M.A selaku dosen pengapu mata kuliah pemikiran

hadis orientalis yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penyusun tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik

yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah

kedepannya. Dan penyusun berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan

bagi penyusun pribadai dan para pembaca. Amin Ya Robbal Alamin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................4

A. Latar Belakang ..............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

A. Biografi Joseph Schacht ...............................................................................................5

B. Pemikiran Teori Skeptisisme Joseph Schacht ................................................................... 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................10

A. Kesimpulan ................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Islam hadir dengan membawa perubahan dahsyat dalam kehidupan manusia sebagai agama
yang sempurna. Dengan kedatangan islam, yang semula kehidupan manusia diliputi kekerasan
dan kebodohan, maka setelah kedatangan islam, kehidupan manusia semakin terarah dan
mempunyai tujuan yang jelas, karena islam tidak hanya mengatur kehidupan antara makhluk
dengan tuhannya, tetapi juga mengatur kehidupan antara sesama makhluk. Adapun sumber utama
syariat dalam islam yaitu Al-Qur’an dan Hadis yang bersumber langsung dari Rasulallah.

Kajian terhadap autentitas hadis muncul dan berkembang sejak abad ke-19 dan menempati
posisi sentral dalam studi islam baik oleh sarjana muslim maupun non-muslim.1 Secara umum,
orientalis mengkaji ilmu-ilmu keislaman yang dimulai sejak abad ke-17M dan mencapai
puncaknya pada pertengahan abad ke-19M. hal ini dimulai semenjak negara-negara islam
dibawah cengkraman colonial barat. Populernya kajian orientalis terhadap hadis dapat
dikelompokkan kepada 4 periode, yaitu pertama periode permulaan; kedua periode Ignaz
Goldziher; ketiga periode Josep Scacht; dan keempat periode pasca Joseph Schacht. Dalam
keempat periode tersebut, secara umum pada kajian hadis, orientalis terbagi menjadi 3 kelompok,
yaitu Skeptisisme (ragu atau meniadakan sama sekali kebenaran hadis), Middle Ground
(pertengahan antara skeptis dan non skeptis), dan Non Skeptisisme.2

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana biografi joseph Schacht?

2. Bagaimana pemikiran teori dari joseph Schacht?

1
Ade Pahrudin, “Pemikiran Joseph Schacht Dalam Studi Hadis Dan Kontemporer”, Diroyah Jurnal Studi
Ilmu Hadis, Vol.6 No.1, 2021. h.35
2
Hasan Suadi, “Menyoal Kritik Sanad Joseph Schacht”, Riwayah Jurnal Studi Hadis, Vol.2 No.1, 2016, h.90

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Joseph Schacht

Joseph Schacht adalah seorang tokoh orientalis yang memiliki nama asli Joseph Franz
Schacht. Dia lahir pada tanggal 15 Maret tahun 1902 di Rottburg (Sisille), Jerman. Schacht adalah
seorang professor dibidang bahasa Arab dan hukum Islam di Universitas Columbia New York
Amerika Serikat. Schacht dilahirkan dalam keluarga yang beragama Katolik, dan dididik oleh
keluarganya yang fanatik.3 Diusianya yang masih kecil joseph sekolah pada sebuah sekolah
Yahudi. Ayahnya Eduard Schacht adalah penganut katholik yang berprofesi sebagai guru, ibunya
Bernama Maria Mohr.4

Ada juga yang mengatakan bahwa joseph Schacht dikenal sebagai pakar dalam bidang fiqh
islam. Pendidikannya dimulai dari universitas Prusla dan Leipzig, dia mendalami kajian filologi
klasik, theology dan Bahasa-bahasa timur. Lalu dia mengajar di sebuah universitas yaitu
universitas frayburg setelah dia mendapatkan akte mengajar, lima tahun berlalu dia kemudian
diangkat menjadi guru besar. Tahun 1932 Schacht pindah ke Universitas Kingsburg an pada
tahun1934 hingga tahun 1939 dia menjadi dosen tamu di Universitas Kairo untuk mengajar
beberapa mata kuliah, antara lain fiqh, Bahasa arab, dan Bahasa suryani. Kemudian masih pada
tahun yang sama terjadilah p[erang dunia ke II pada bulan September dan dia pindah ke London
dan bekerja di radio BBC dan melancarkan propaganda melawan. Hal ini karena Schacht tidak
sepaham dengan Nazi Jerman semenjak ia menetap dan mengajar di Fakultas Sastra di Mesir,
jerman lalu pada tahun 1947 dia resmi menjadi wrga negara Inggris.5

Schacht juga tercatat sebagai pengajar di Universitas Oxford sejak tahun 1946. Dan pada
tahunn 1954 dia pindah mengajar di Universitas Leiden Belanda. Pada tahun akademik 1957-
1958 dia juga mengajar di Universitas Columbia, dan pada tahun 1959 dia memperoleh sebuah

3
Nurlaila Indah S, M. Alibi Albana & Umi Sumbulah, “ Joseph Schacht, Teori Skeptisisme Hadis dan
Bantahan-bantahannya”, Diya’ Al-Afkar Jurnal Studi Al-Qur,an dan Hadis, Vol.9 No.1, Juni 2021, h.112
4
Ahmad Saefullah, Adlan Mghfur & Umi Sambulah, “Teori Dekonstruksi Hadis Joseph Schacht dan
Bantahan Musthafa Azami”, Analisis;Jurnal Studi Keislaman, Vol.22 No.2, Desember 2021, h.369
5
Hasan Suadi, “Menyoal Kritik Sanad Joseph Schacht”, Riwayah Jurnal Studi Hadis, Vol.2 No.1, 2016, h.92

5
gelar professor Bahasa Arab dan Kajian Islam. Dan dia tetap mengajar di Universitas Columbia
hingga ia meninggal pada tahun 1969 sebagai professor emeritus.

Meskipun dia seorang pakar sarjana hukum islam, namun karya-karyanya tidak terbatas pada
bidang tersebut. Secara umum ada beberapa disiplin ilmu yang dia tulis antara lain, kajian tentang
manuskrip Arab, edit-kritikal atas manuskrip-manuskrip fiqh islam, kajian tentang ilmu kalam,
kajian tentang fiqh islam, kajian tentang sejarah sains dan filsafat dan lain-lain.12 Karya Josep
Schacht yang paling menonjol adalah bukunya yang berjudul The Origins of Muhammad
Jurisprudence (1950) merupakan karya yang sampai saat ini disebut-sebut sebagai “Kitab Suci
Kedua” di kalangan orientalis sesudah buku karangan Ignaz Goldziher yang berjudul
Muhammedanische Studien (1889).6

B. Teori Skeptisisme Joseph Schacht atas Hadis Nabi

Joseph schacht menyusun beberapa teori untuk membuktikan dasar-dasar pemikirannya tentang

kepalsuan hadis Nabi Saw, antara lain :

1. Teori Projecting Back

Yang pertama yaitu Teori Projecting Back merupakan teori yang digunakan untuk melihat
keaslian suatu hadis.7 Maksud dari teori ini bahwa untuk melihat keaslian hadis bisa disusun ulang
melalui penelusuran sejarah hubungan antara hukum islam denga napa yang disebut dengan hadis
Nabi. Teori ini berangkat dari kebermulaan hukum islam di era awal, yang dimana anggapan ini
muncul setelah pendalaman terhadap sejarah islam yang mengklaim bahwa tidak ada hadis-hadis
yang berkaitan dengan hukum islam dan terkenal pada masa al-Sya’bi pada tahun 110 H.
penegasan ini ini memberikan pengertian bahwa apabila ditemukan hadis-hadis yang berkaitan
dengan huum islam, maka hadis-hadis itu adalah buatan orang-orang yang hidup sesudah al-
Sya’bi. Joseph berpendapat bahwa hukum islam baru dikenal semenjak masa pengangkatan para
Qadi (hakim agama). Sedangkan khalifah dahulu tidak pernah mengangkat yang Namanya qodi
itu, pengangkatan qodi ini baru dilakukan pada masa dinasti Umayyah kira-kira pada akhir abad

6
Ahmad Saefullah, Adlan Mghfur & Umi Sambulah, “Teori Dekonstruksi Hadis Joseph Schacht dan
Bantahan Musthafa Azami”, Analisis;Jurnal Studi Keislaman, Vol.22 No.2, Desember 2021, h.370
7
Nurlaila Indah S, M. Alibi Albana & Umi Sumbulah, “ Joseph Schacht, Teori Skeptisisme Hadis dan
Bantahan-bantahannya”, Diya’ Al-Afkar Jurnal Studi Al-Qur,an dan Hadis, Vol.9 No.1, Juni 2021, h.114

6
pertama Hijriyah atau sekitar 715-720 M pengangkatan itu ditunjuk kepada orang-orang spesialis
yang berasal dari kalangan yang taat agama. Karena orang-orang spesialis inilah kian bertambah,
maka akhirnya mereka berkembang menjadi kelompok “Aliran Fiqih Klasik”, yang dimana dalam
panangan joseph scacht mereka inilah yang mengeluarkan fatwa-fatwa yang kemudian diklaim
sebagai hadis Nabi.8 Dengan kata lain joseph Schacht mengatakan bahwa sanad lengkap yang
berujung ke Rasulallah Saw. Adalah ciptaan atau tambahan para Fuqoha dimasa Tabi’in dan
setelahnya, yang ingin memperkokoh mazhab mereka dengan menjadikannya sebagai hadis Nabi
Saw.

2. Teori Argumentum e Sillentio

Kemudian yang kedua adalah sebuah teori yang disusun berdasarkan asumsi bahwa apabila
seseorang sarjana (ulama/perawi) pada waktu tertentu tidak cermat terhadap adanya sebuah hadis
dan gagal menyebutkannya atau jika satu hadis oleh sarjana (ulama/perawi) yang datang kemudian
yang mana para sarjana sebelumnya menggunakan hadis tersebut maka berarti hadis tersebut tidak
pernah ada. Membuktikan bahwa hadis tersebut tidak cukup dengan menunjukkan bahwa hadis itu
tidak pernah digunakan sebagai dalil dalam diskusi para pakar hukum islam. Karena seandainya
hadis itu pernah ada pasti hal itu akan dijadikan sebagai refrensi. Atau dengan kata lain, apabila
sebuah hadis tidak ditemukan didalam salah satu literatur hadis, dan eksistensinya diharapkan
maka hadis tersebut tidak eksis pada saat literateratur hadis itu dibuat.9

Adapaun contoh dari teori diatas adalah seperti yang disebutkan oleh Kamaruddin Amin,
yaitu tentang hadis puasa yang dihukumi palsu atau dianggap tidak ada oleh Schacht karena
ditemukannya salah satu sanad pada koleksi hadis belakangan yaitu Shahih Muslim, sedangkan
tidak ditemukan pada Mushannaf Abd Razaq yang sudah ada sebelum Shahih Muslim.10

8
Idri, Hadis dan Orientalisme : Persefektif Ulama Hadis dan Orientalisme tentang Hadis Nabi, Cet.1, (Depok
: Kencana, 2017), h.186
9
Hasan Suadi, “Menyoal Kritik Sanad Joseph Schacht”, Riwayah Jurnal Studi Hadis, Vol.2 No.1, 2016, h.96
10
Ade Pahrudin, “Pemikiran Joseph Schacht Dalam Studi Hadis Dan Kontemporer”, Diroyah Jurnal Studi
Ilmu Hadis, Vol.6 No.1, 2021. h.37

7
3. Teori Common Link

Yang ketiga yaitu teori Common Link adalah sebuah teori yang beranggapan bahwa orang
yang paling bertanggung jawan atas kemunculan sebuah hadis adalah periwayat poros atau
common link yang terdapat pada tengah sanad-nya. Dengan kata lain bahwa common link adalah
periwayat tertua yang disebut dalam pegelompokkan isnad yang meneruskan hadis kepada banyak
murid, sehingga Ketika pengelompokkan isand itu menyebar maka disitulah common link-nya.

Asumsi Schacht mengenai teori ini adalah jika memang sebuah hadis telah ada semenjak
zaman nabi, kenapa hanya diriwayatkan secara tunggal di era sahabat atau tabi’in, lalu baru
maenyebar kepada generasi setelah common link. Menurutnya sanad yang semula sangat
sederhana namun setelah paruh abad ke tiga menjadi sempurna dan lengkap. Hal ini menandakan
sanad telah dipalsukan. Di antara sarjana barat yang terpengaruh dan mengembangkan teori ini
adalah Juynboll yang diakuinya sendiri. Ia menganggap bahwa common link adalah yang pertama
kali memproduksi dan mempublikasikan hadis dengan menambahkan jalur ke belakang sampai ke
Nabi Muhammad SAW. Teori yang di tawarkan Juynboll adalah untuk menjawab siapa, kapan
dan dimana hadis pertama kali diriwayatkan dan disebarkan. Baik Schacht maupun Juynboll
memahami bahwa hadis-hadis Nabi adalah palsu.11

Teori ini didasari oleh asumsi semakin banyaknya jalur periwayatan yang bertemu pada
seorang rawi (periwayat hadis), maka semakin besar pula periwayatan tersebut memiliki klaim
kesejarahan atau shahih. Sehingga jalur periwayatan yang dapat dipercaya adalah jalur
periwayatan yang bercabang lebih dari satu jalur, sedangkan hadis yang memiliki satu jalur
periwayatan tidak dapat dipercaya kebenaranya.12

Untuk memberikan penjelasan tentang teori common link yang telah dikenalkan oleh
Joseph Schacht, berikut adalah contoh rantaian penyebaran Hadis yang didakwa oleh Joseph
Schacht terdapat perawi poros. Yakni Hadis yang termuat di dalam kitab ikhtilaf al-hadits yang
ditulis oleh Imam As-Syafi’i. berikut kami akan menampilkan rantaian penyebaran hadis :

11
Ade Pahrudin, “Pemikiran Joseph Schacht Dalam Studi Hadis Dan Kontemporer”, Diroyah Jurnal Studi
Ilmu Hadis, Vol.6 No.1, 2021. h.38
12
Ahmad Saefullah, Adlan Mghfur & Umi Sambulah, “Teori Dekonstruksi Hadis Joseph Schacht dan
Bantahan Musthafa Azami”, Analisis;Jurnal Studi Keislaman, Vol.22 No.2, Desember 2021, h.377

8
Menurut Schacht pada diagram diatas, common link dalam struktur rantaian transmisi
contoh di atas adalah ‘Amr Ibn Abi ‘Amr. Karena dia adalah perawi yang menjadi titik pertemuan
beberapa rantaian transmisi lain. Dapat dikatakan bahwa ‘Amr Ibn Abi ‘Amr adalah pemalsu
rantaian transmisi di atas.13

13
Nurlaila Indah S, M. Alibi Albana & Umi Sumbulah, “ Joseph Schacht, Teori Skeptisisme Hadis dan
Bantahan-bantahannya”, Diya’ Al-Afkar Jurnal Studi Al-Qur,an dan Hadis, Vol.9 No.1, Juni 2021, h.118

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Joseph Schacht merupakan seorang professor dibidang Bahasa arab dab islam di universitas
Columbia di amerika serikat, yang menggagas teori-teori skeptisisme hadis. Melalui karyanya
Schacht mengkritik dengan tajam bahwa hadis adalah buatan para ulama’/perawi abaad ke dua dan
ketiga hijriyah. Kritik yang Schacht berikan terhadap hadis utamanya sanad hadis memunculkan
tiga teori pokok, yaitu : projecting Back, Argumentum e Silentio, dan Common link. Tiga teori
tersebut diterapkan oleh Schacht dan beberapa orientalis lainnya untuk mengetahui aspek awal
mulanya kemunculan hadis

10
DAFTAR PUSTAKA

Indah Nurlaila S, M. Alibi Albana & Umi Sumbulah, “ Joseph Schacht, Teori Skeptisisme Hadis
dan Bantahan-bantahannya”, Diya’ Al-Afkar Jurnal Studi Al-Qur,an dan Hadis, Vol.9
No.1, Juni 2021.
Pahrudin Ade, “Pemikiran Joseph Schacht Dalam Studi Hadis Dan Kontemporer”, Diroyah Jurnal
Studi Ilmu Hadis, Vol.6 No.1, 2021.
Saefullah Ahmad, Adlan Mghfur & Umi Sambulah, “Teori Dekonstruksi Hadis Joseph Schacht
dan Bantahan Azami Musthafa”, Analisis;Jurnal Studi Keislaman, Vol.22 No.2, Desember
2021.
Idri, Hadis dan Orientalisme : Persefektif Ulama Hadis dan Orientalisme tentang Hadis Nabi,
Cet.1, (Depok : Kencana, 2017).
Hasan Suadi, “Menyoal Kritik Sanad Joseph Schacht”, Riwayah Jurnal Studi Hadis, Vol.2 No.1,
2016.

11

Anda mungkin juga menyukai