Anda di halaman 1dari 11

1.

Latar belakang
Tradisi barat merupakan pendatang utama dalam kesadaran masyarakat
muslim sekaligus menjadi sumber pengetahuan baginya. Barat hadir
memposisikan dirinya sebagai pahlawan dalam peradaban manusia sedangkan
timur hanya di gambarkan sebagai bangsa yang terbelakang. Padahal sebelumnya
bangsa timur mengalami puncak peradabanya. Oleh sebab itu maka kritik
terhadap barat perlu dimunculkan sebagai protes bahwa budaya timur tidak
semua dan selamanya buruk. Kajian oksidentalisme saat ini sangat diperlukan
supaya dalam mengkaji suatu peradaban timur maupun barat memiliki nilai
objekif dan akurat. Untuk mengenali siapa sebenarnya bangsa barat dan siapa
sebenarnya bangsa timur.
Sejarah telah mencatat era kecemerlangan dunia timur khususnya
peradaban islam, bahkan peradaban keilmuan barat berhutang budi dengan
peradaban keilmuan islam. Dan ini tidak bisa dipungkiri lagi, Kita ingat masa-
masa kegelapan dunia barat sebelum masa kebangkitan.
Peradaban islam waktu itu sangat bertolak belakang dengan peradaban
barat, peradaban islam sangat mencolok dan maju pesat bak anak panah.
Universalnya islam telah mengubah bangsa timur dari bangsa yang terbelakang
dan primitif menjadi bangsa yang maju baik dari segi agama, pemerintahan-
politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Keadaan ini membuat para pemikir dan
cendikiawan barat (bisa disebut orieantalis masa awal) yang sudah bosan dengan
doktrin gereja yang kadang tidak sesuai dengan nalar telah terinspirasi serta
melirik peradaban islam dan mempelajarinya, mereka hijrah ke wilayah
kekuasaan islam dan belajar dari ilmuan-ilmuan islam, maka lambat laun
setidaknya dalam beberapa periode telah merubah wajah barat dari kungkungan
kegelapan.
Ketika bangsa Barat mulai bangkit dari keterbelakangan mereka, setelah
belajar dari dunia timur khususnya peradaban islam dunia islam mulai keropos
sedikit demi sedikit dan terus terpuruk disebabkan pemimpin-pemimpin islam
yang lemah. Setelah peradaban islam dihancur-ludeskan oleh pasukan Tartar
(bangsa Mongol). Maka barat semakin menunjukkan jayanya dan terus
berkembang hingga abad ini. Dari sini muncul tokoh-tokoh orieantalis (pengkaji
1
peradaban ketimuran) yang dengan seiring perjalanan waktu telah berubah
menjadi suatu kajian yang bukan hanya mempelajari keilmuan peradaban timur
tapi semua yang terkait dengan ketimuran termasuk bagaimana cara menguasai
dunia timur (islam) dan penjajahan.
Kajian Oksidentalisme merupakan suatu kajian untuk melihat kepada
peradaban dan masyarakat Barat. Peradaban Barat ini meliputi seluruh negara di
wilayah Eropa dan pengaru Eropa terhadap negara lain. Kajian Oksidentalisme
ini dibarat telah dipopulerkan oleh dua orang profesor yaitu Ian Buruma dan
Avishai Margalit yang menghasilkan sebuah karya tulis yang berjudul
“Occidentalism: The West In The Eyes Of Its Enemies”
Kajian oksidentalisme ini merangkum dari keseluruhan aspek yang
berkaitan dengan peradaban dan masyarakat Barat diantaranya dilihat dari aspek
budaya, pemikiran, sosial, falsafah dan sebagainya serta bertujuan untuk
mengetahui perkembangan aspek-aspek tersebut di Barat dan di luar Barat.
Kajian Oksidentalisme ini untuk membendung ajaran kapitalisme, liberalisme
yang lahirnya di Barat sebelum berkembang bebas keseluruh penjuru dunia yang
kemudian dapat meruntuhkan nilai dan norma ketimuran.
Maka dalam resume buku ini dipaparkan secara ringkas bagaimana
oksidentalis mengambil sikap kritikan terhadap pandangan orientalisme dengan
mengacu pada buku karangan Ian Buruma dan Avishai Margalit.

2. Problem penelitian
Kajian Oksidentalisme ini merupakan satu kajian yang mempunyai ciri-
ciri unik yang dapat memberi gambaran yang jelas terhadap peradaban Barat.
Kajian ini juga menarik perhatian pengkaji untuk menguraiakn permasalahan
yang muncul yang perlu diberikan perhatian yang serius.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti merumuskan permasalahan yang akan
di bahas
a. Apa pengertian oksidentalisme ?
b. Siapa tokoh oksidentalisme ?
c. Apa yang melatarbelakangi kemunculan oksidentalisme?
d. Bagaimana pandangan barat terhadap kemunculan oksidentalisme ?
2
e. Bagaimana paham oksidentalisme menurut Ian Buruma dan Avishai
Margalit ?

3. Kontribusi penelitian
Setelah mengkaji paham oksidentalisme dalam buku Ian Buruma dan
Avishai Margalit diharapkan menghasilkan suatu pengalaman ilmu dan dapat
memberikan kontribusi dalam pemikiran bangsa timur agar objektif dalam
memandang bangsa barat sekaligus sebagai klarifikasi terhadap kajian timur oleh
barat(orientalisme).

4. Pendekatan dan metode penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan dan metode penelitian
studi kepustakaan. Karena penelitian ini bertujuan untuk menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi
tersebut diperoleh dari buku ilmiah.

5. Hasil penelitian
a. Apa pengertian oksidentalisme ?
Secara etimologis occident berarti “arah matahari terbenam”. Kata ini
berasal dari kata latin occidents dari kata occido atau occidere yang berarti
menghancurkan, turun, memukul, terbenam atau barat. Occidental berarti
“segala sesuatu yang berhubungan dengan occident atau barat seperti
kebudayaan, pandangan hidup,dan sudut pandang. Occidentalism berarti
“watak, kultur, adat istiadat, dan lain-lain sebagainya dari occident.
b. Tokoh oksidentalisme
Sebenarnya banyak sekali tokoh yang menjadi pelopor paham
oksidentalisme akan tetapi dalam paper ini akan fokus kepada dua tokoh
yaitu Ian Buruma dan Avishai Margalit.
Ian Buruma merupakan seorang Profesor di Bard College dan Avishai
Margalit meruapakan seorang Profesor Falsafah di Universiti Hebrew
Jerusalem. Oksidentalisme popular setelah munculnya peristiwa 11
September 2001, sebagai respon terhadap kejadian pesawat yang tiba-tiba
3
menabrak gedung World Trade Center (WTC). Sebelumnya ada beberapa
peristiwa yang menunjukan adanya keterlibatan pihak yang “membenci”
Barat dalam pemyerangan terhadap Barat. Menindaklanjuti dari beberapa
peristiwa penting tersebut, maka karya tulis tentang oksidentalime
diperkenalkan oleh Ian Buruma dan Avishai Margalit.

c. Apa yang melatarbelakangi kemunculan oksidentalisme?


Kajian Oksidentalisme muncul berawal dari para ilmuwan Jepang yang
mengadakan pertemuan di Kyoto pada tahun 1942. Di dalam pertemuan
tersebut, para ahli falsafah Jepang menyatakan bahwa Jepang memainkan
peranan yang cukup penting dalam kehidupan dan peradaban dunia karena
Jepang adalah negara yang kuat dan besar setelah pihak Jepang berhasil
menyerang pengkalan Amerika Serikat di Pearl Harbour. Yang ingin
ditujukan pihak Jepang adalah membuktikan bahwa peradaban Jepang juga
hebat dan mampu menandingi peradaban Barat dari berbagai aspek antaranya
ekonomi, sosial, politik, pemikiran, teknologi, pendidikan dan sebagainya.
Kajian Oksidentalisme merupakan respon kepada kajian Orientalisme. Oleh
sebab itu, apabila membicarakan kajian Oksidentalisme, kita perlu merujuk
kepada kajian Orientalisme
Kajian Oksidentalisme ini perlu dijadikan suatu ilmu yang perlu dimiliki
oleh semua negara yang sadar tentang kemajuan Barat yang semakin hebat,
terutama kepada negara-negara yang sering dijadikan Barat sebagai boneka
yang digunakan untuk kepentingan mereka. Kajian ini diharap akan
memberikan pencerahan kepada negara-negara yang sadar terhadap
penindasan tersebut dengan mengkaji untuk mengetahui Barat dari segi
kelemahan dan kekuatan Barat. Dalam konteks ajaran Islam tidak selayaknya
menerima paradigma ilmu pengetahuan modern Barat yang hanya tertumpu
kepada materialisme. sebaliknya mereka harus menggali kekuatan
keperadabanan ilmu yang dibina oleh Islam itu sendiri. kajian
Oksidentalisme seharusnya membuka ruang kepada para intelektual Islam
melihat peradaban Barat menurut perpektif Islam.

4
Kajian terhadap Islam dalam perspektif keilmuan Barat serta bias yang
ditimbulkan dalam berbagai bidang kajian orientalisme, merupakan kegiatan
ilmiah yang tetap menyisakan sumbangsih terhadap dua belah pihak. Bagi
Barat, kajian orientalisme bagaimanapun memperlihatkan kecenderungan
untuk membuka diri terhadap Islam walaupun tidak mampu memupuskan
prasangka-prasangka terhadap Islam. Demikian pula, bagi Timur, atau
khususnya dunia Islam, kajian orientalisme menjadi semacam shocking
therapy yang menyadarkan umat Islam tentang bagaimana Islam dari sudut
pandang orang-orang di luar Islam (Barat). Semua itu merupakan sebuah
proses pembelajaran yang mestinya lebih dilihat sebagai kegiatan ilmiah dan
harus pula disikapi secara ilmiah. Karena itu penulis setuju bahwa
orientalisme dapat direspon melalui oksidentalisme dalam arti yang
berimbang. Dalam hal ini pemahaman terhadap oksidentalisme perlu
didudukkan terlebih dahulu
Ian Buruma dan Avishai Margalit dalam buku mereka yang berjudul
“Occidentalism: The West In The Eyes Of Its Enemies” (2004)
mendefinisikan Oksidentalisme sebagai suatu gambaran sifat kemanusiaan
masyarakat Barat yang digambarkan oleh musuh-musuh Barat. Barat selalu
melihat Timur sebagai saingan mereka dalam hal apapun terutama dalam
bidang ekonomi, politik dan sosial. Mereka menjelaskan bahwa golongan-
golongan yang anti terhadap Barat menggambarkan masyarakat Barat adalah
sebagai masyarakat yang tidak berperadaban dan struktur masyarakatnya
tidak teratur sehingga menyebabkan peradaban Barat tidak boleh dijadikan
mentor kepada peradaban lain, sedangkan menurut pandangan Barat sendiri,
mereka menganggap bahwa peradaban mereka adalah peradaban yang paling
baik sehingga pantas untuk dijadikan mentor kepada peradaban-peradaban
lain.
Mereka berdua juga menjelaskan bagaimana gambaran konsep
peradaban Barat itu sendiri yang dibentuk oleh bangsa barat sendiri dan
masyarakat selain Barat. Seharusnya kita prihatin bagaimana ekonomi Barat
yang berkembang pesat sehingga peradaban lain menganggap Barat sebagai
model percontohan terhadap peradaban-peradaban yang lain didunia. Lebih
5
parah lagi jika melalui falsafah Barat, pengejaran kekayaan dan kemewahan
ekonomi menyebabkan berlakunya penindasan terhadap golongan dan pihak-
pihak yang lemah. Fokus utama dalam kajian Oksidentalisme adalah
terhadap style gambaran Barat di Timur dan juga gambaran produksi yang
sama di Barat.

d. Bagaimana pandangan barat terhadap kemunculan oksidentalisme ?


Dalam buku Ian Buruma dan Avishai Margalit yang kontroversial,
Occidentalism: the West in the Eyes of its Enemies, Seperti halnya
orientalisme yang dinilai penuh pra-sangka oleh beberapa kalangan Timur,
oksidentalisme juga dinilai sebagai kajian yang berawal dari pra-sangka
negatif oleh kalangan Barat. Oksidentalisme diterjemahkan sebagai term
stereotip dan terkadang juga sebagai pandangan yang tidak manusiawi
terhadap dunia barat, termasuk Eropa, Amerika Serikat, Australis, dan
bahkan Jepang Modern.
Kajian oksidentalime merupakan salah suatu kajian dengan objeknya
Barat untuk mengungkap segala pertanyaan yang muncul terhadap Barat.
Kajian Oksidentalisme juga bisa dikatakan sebagai kajian yang unik dan
komprehensif karena ia satu-satunya kajian yang dapat menjelaskan dengan
tepat asal usul perkembangan peradaban masyarakat Barat.
Dunia Timur memang hidup dengan suatu ideologi khas ketimuran.
Untuk mendudukkan ideologi, perlu diberi argumentasi ilmu. Maka, jadilah
ideologi yang diberi landasan pikiran ilmu tertentu. Ini kebalikan dari
orientalisme yang, sebagai saya katakan tadi, terlihat muncul sebagai ilmu,
dan ini menyebabkan orang lupa bahwa orientalisme dilandasi oleh ideologi
tertentu.

e. Bagaimana oksidentalisme menurut Ian Buruma dan Avishai Margalit ?


Salah satu gagasan dan pembahasan tentang oksidentalisme yang
dirumuskan oleh Ian Buruma dan Margalit ialah citra buruk peradaban kota
yang disejajarkan dengan Barat atau pengaruh Amerika Serikat. Kota dinilai
sebagai simbol kejahatan dan keangkuhan, tempat wujudnya kebencian,
6
perdagangan, kebebasan seks, menuhankan saintifik(iptek), kemewahan,
individualistik, kekayaan dan kuasa. Bangsa Timur, melihat kota sebagai
pusat perkembangan nilai hedonism yang dibawa oleh Barat lalu dimusuhi.
Menurut Buruma dan Margalit, oksidentalisme lebih tampil sebagai
ideologi daripada sebagai ilmu, atau ideologi yang diberi landasan ilmu atau
diilmukan. Sebagai ideologi, oksidentalisme menurut Buruma dan Margalit
dikuasai oleh sikap permusuhan dan anti terhadap Barat. Berbeda dengan
orientalisme, yang menurutnya, lebih layak di sebut sebagai ilmu yang
dilandasi ideologi tertentu.
Oksidentalis memperjelaskan tentang tingkah-laku mereka dan
pemikiran-pemikiran mereka, bahkan tujuan dan pandangan mereka terhadap
ketamadunan yang asasnya berasal dari kuasa besar yaitu Barat.
Implikasinya, mereka hampir menafikan kreatifitas budaya yang mampu
mendahului dan seakan-akan sama terhadap respon dan ciri-ciri budayanya.
Pengadilan yang dilakukan terhadap Ian Buruma dan Margalit ini merupakan
kesimpulan bahwa tidak ada oksidentalis bahkan pahlawan yang hebat
mampu membebaskan dari pengaruh dan kekuasaan Barat. Kemajuan Barat
dapat dilihat dari perspektif sejarah, yang mana Barat mengalami beberapa
tempoh masa yang genting diantaranya terjadinya beberapa Revolusi di
Barat.
Konsep Oksidentalisme menurut Ian Buruma dan Margalit ialah
pengumpulan informasi untuk memusnahkan citra Barat seperti sifat yang
tidak berperasaan, tidak mempunyai pegangan, mekanikal, tidak berharga,
korupsi, ketamakkan, kemewahan, materialistik, tidak amanah, tidak sensitif,
mementingkan diri sendiri, congkak dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut
dimiliki oleh Barat dan ia menjadi racun yang sangat berbahaya bagi
masyarakat lain menurut orang timur.
Maksud peperangan bagi Buruma dan Margalit dalam kenyataan di atas
ialah aspek permusuhan dan konfrontasi antara Barat dan Timur. Mereka
juga mengkaitkan kisah sejarah antara Barat dan Timur yaitu peristiwa
pengeboman Pearl Habour oleh pihak Jepang pada tahun 1942. Kedua
penulis ini juga menekankan mengenai reaksi ganas Islam, bukan Islam
7
terhadap suatu persepsi dan anggapan mengenai Barat, namun yang
ditekankan ternyata hanya bersifat negatif. Dalam kajian Oksidentalisme
pada 11 September, nilai-nilai positif juga ditekankan di samping aspek
negatif yang timbul dari oksidentalisme Timur dan Barat.
Pada abad ke-15 sampai abad ke-17 di Eropa mengalami masa
percobaan. Hal Ini terjadi karena di sekitar abad ini kepercayaan terhadap
instuisi dan pemikiran tradisional sangat goyah, akan tetapi jika dikatakan
bahwa perubahan yang terjadi pada abad tersebut sudah menjurus ke suatu
masa yang baru atau modern sangat kurang tepat. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada abad tersebut adalah perubaha yang mendorong peralihan
dari masyarakat Eropa yang tradisional ke arah suatu masyarakat yang
modern. Pada zaman Pertengahan, gerakan yang muncul di Barat ialah
Renaissance dan Reformasi. Kedua gerakan bukanlah respon terhadap
seluruh pandangan hidup zaman tengah. Zaman Renaissance bertujuan
menghidupkan kembali kebudayaan Romawi dan Yunani, supaya orang-
orang Eropa melihat pada kehidupan ini dan menjadikan pemikiran
kebudayaan Yunani dan Romawi sebagai tujuan hidup manusia Eropa yang
sejati. Pada zaman Reformasi juga bertujuan menyuburkan kembali agama
Kristian dengan mengembangkan kembali kepercayaan yang benar, dengan
meneliti kembali Kitab Injil.
Semenjak terjadinya revolusi Perancis, negara Eropa mempunyai
banyak persamaan antara satu sama lain. Sebab itulah apa yang terjadi di
Perancis dalam tahun 1789 menggemparkan dan mempengaruhi negara
Eropa secara keseluruhan. Sebenarnya negara Eropa yang ada pada abad
kedelapan belas adalah berbeda dari negara-negara yang ada pada saat ini.
Contohnya, negara Belgium pada waktu itu masih belum ada dan ia
merupakan bagian dari kekaisaran Austria. Jerman merupakan nama untuk
beberapa daerah kecil.. Pada abad kedelapan belas, satu-satunya sistem
pemerintahan yang ada ialah pemerintahan dengan monarki. Sistem monarki
yang dimaksudkan di sini ialah sistem raja berkuasa secara mutlak. Raja
merupakan penguasa dan sekaligus sebagai undang-undang di dalam sesuatu
negara. Namun gambaran mengenai sistem monarki di Eropa sebagai suatu
8
bentuk pemerintahan yang berkuasa mutlak ditentang oleh semua
intelektual. Menurut Palmer, istilah monarki berkuasa mutlak hanya
digunakan oleh ahli sejarah saja. Kekuasaan raja Eropa, tegas Palmer
sebenarnya adalah terbatas. Ia dibatasi oleh pengaruh dan tekanan yang
datang dari berbagai kalangan. Antaranya pengaruh golongan bangsawan,
para pedagang dan juga majlis perwakilan (meskipun pada waktu itu
parlemen terbatas kepada golongan yang kaya saja). Palmer juga turut
mengingatkan bahwa pemerintahan dengan sistem monarki tidak diterapkan
di semua negara Eropa.
Revolusi Perancis adalah revolusi yang paling berjaya dan mempunyai
kesan yang hebat terhadap peradaban Eropa. Revolusi inilah yang membawa
Eropa kepada kemodernan tamadun Barat sehingga sampai pada hari ini.
Seterusnya, kajian Oksidentalisme juga dikatakan sebagai respon awal
terhadap revolusi tersebut dan juga terhadap zaman Pencerahan.
Perkembangan kajian Oksidentalisme semakin berkembang mengikuti
beberapa peristiwa yang melibatkan masyarakat non-occident dengan
masyarakat Barat. kajian Oksidentalisme mulai diperbincangkan di kalangan
intlektual-intelektual Barat secara terperinci, bermula pada akhir tahun 1942
saat pengkalan tentara inggris di musnahkan oleh pihak tentara Jepang di
Pearl Harbour dan kekuasaan Barat jatuh ke tangan pihak Jepang. Setelah
tujuh bulan dari kejadian tersebut berlaku, satu persidangan di adakan yang
dihadiri oleh beberapa intelektual Jepang dan intelektual dari negara lain
yang berkumpul di Kyoto. Dalam pertemuan ini, topik utama yang
dibicarakan ialah“bagaimana cara untuk mengatasi pengaruh Barat atau
zaman modern (how to overcome the modern).
Saat munculnya semangat nasionalis, ramai di kalangan para intelektual
yang hadir dalam persidangan tersebut. Salah seorang dari intelektual yang
hadir yaitu Hayashi Fusao yang merupakan seorang pengikut aliran
Marxisme yang mempunyai semangat nasionalis. Dikatakan bahwa
propaganda peperangan bukanlah topik pembicaraan yang utama dalam
pertemuan tersebut, tetapi ia berkenaan melibatkan para ahli falsafah yang

9
lebih berminat untuk membicarkankemodernan sebelum melakukan serangan
ke Pearl Habour.
Sejarah Oksidentalisme memang mempunyai kaitan secara langsung
dengan Barat di mana ia bermula dengan perubahan Barat sehingga Barat
mengalami zaman Pencerahan sehingga mencapai zaman kegemilangannya.
Istilah “modern” adalah salah satu istilah yang berkaitan dengan peradaban
Barat. Ia merupakan satu konsep yang sangat halus untuk diuraikan.
Kemodernan yang dimaksudkan oleh Barat ialah dari aspek kemajuan yaitu
teknolog canggih dan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat. Bagi
setengah pihak yang lain, “Kemodernan” merupakan melibatkan
“masyarakat Barat”. Mereka lebih banyak memperkatakan perkara yang
tidak rasional khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan.. Kapitalisme juga
berhasil masuk ke dalam masyarakat Jepang melalui teknologi modern,
bangsa dan kebebasan individu seperti sistem demokrasi dan kesemua
perkara ini perlu diatasi.
Tsumura Hideo merupakan seorang pengkritik film, bertindak
mengkritik film Barat dan memuji film dokumentari mengenai Kebersatuan
Nazi oleh Leni Rieffenstahl, dalam film tersebut banyak menjelaskan
bagaimana untuk mencapai kemajuan dalam komunitas kebangsaan. Pada
pandanganya, peperangan yang berlangsung di Barat adalah sebagai “racun
kepada peradaban Materialisme” yang dibina oleh kuasa kapitalisme
komunitas Yahudi. Semua intelektual menyetujui mengenai perkara tersebut,
budaya tradisi Jepang lebih berbentuk kerohanian dan tradisional berbanding
dengan ketamadunan Barat yang lebih bersifat longgar, tidak mempunyai
pedoman hidup dan distruktif dalam bentuk kekuasaan. Bagi negara-negara
Asia dan sekutunya pada masa sekarang menganggap Barat sebagai
kolonialisme. Sejak dari abad ke 19, sebagaimana China menghina
peperangan candu (Opium War), golongan yang berpendidikan sadar bahwa
kehidupan rakyat bergantung kepada pembelajaran, pemikiran-pemikiran
dari Barat dan teknologi yang memberikan kuasa kepada kolonial Barat.
Oksidentalis memperjelaskan tentang tingkah-laku mereka dan
pemikiran-pemikiran mereka, bahkan tujuan dan pandangan mereka terhadap
10
ketamadunan yang asasnya berasal dari kuasa besar yaitu Barat.
Implikasinya, mereka hampir menafikan kreatifitas budaya yang mampu
mendahului dan seakan-akan sama terhadap respon dan ciri-ciri budayanya.
Pengadilan yang dilakukan terhadap Ian Buruma dan Margalit ini merupakan
kesimpulan bahwa tidak ada oksidentalis bahkan pahlawan yang hebat
mampu membebaskan dari pengaruh dan kekuasaan Barat. Kemajuan Barat
dapat dilihat dari perspektif sejarah, yang mana Barat mengalami beberapa
tempoh masa yang genting diantaranya terjadinya beberapa Revolusi di
Barat.
Melalui kajian Oksidentalisme ini, wajar rasanya jika kini akan lahir
banyak Oksidentalis-Oksidentalis yang tidak hanya mampu mempertahankan
semangat Islam tetapi juga mampu membantah dan menafikan pengaruh
Barat yang merusak dengan kaidah dan metodologi yang bersistematik dan
tersusun. Maka oleh karena itu, peradaban Timur akan terbebas dari
pengaruh Barat yang sudah lama menjadikan Timur sebagai objek kajian
untuk mereka. Dengan pertanyaan, Apakah sejarah peradaban dunia sekarang
ini mutlak milik Barat?, Jawapan bagi pertanyaan tersebut boleh jadi ya atau
tidak. Barat hanya memiiki kekuasaan yang besar baru dimulai beberapa
abad yang lalu, kita (Arab-Islam) juga pernah menjadi bangsa adikuasa yang
besar selama beberapa abad lamanya.

11

Anda mungkin juga menyukai