Anda di halaman 1dari 11

IGNAZ GOLDZIHER

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Studi Al-Qur‟an Orientalis

Dosen Pengampu : Dr. Sri Sunantri, M.Hum

Disusun Oleh :

Adi Putra Pamungkas

NIM : 204.2021.001

SEMESTER V
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS DAKWAH DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDIN SAMBAS
TAHUN 2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warohmatullahi wabarokatuh.


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Ignaz
Goldziher.

Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
studi Al-Qur‟an orientalis dari dosen pengampu yaitu ibu Dr. Sri Sunantri, M.
Hum. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuaan
pembaca tentang pemikiran Ignaz Goldziher.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kapada ibu Dr. Sri Sunantri,


M. Hum selaku dosen pengampu mata kuliah studi Al-Qur‟an orientalis. Berkat
tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan penulis dengan topik yang
diberikan. Penulis juga mengucapkan banyak terimkasih kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis sadar dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik dan saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Wasalamu‟alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Sambas, 24 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... iii


A. Latar Belakang ............................................................................. iii
B. Rumusan Masalah ........................................................................ iv
C. Tujuan Masalah ........................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 1
A. Biografi Ignaz Goldziher ............................................................ 1
B. Pemikiran Ignaz Goldziher ......................................................... 2
C. Metode dan Pendekatan Ignaz Goldziher ................................. 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 5


A. Kesimpulan ................................................................................... 5
B. Saran ............................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kajian orientalisme menjadi hal menarik dan seolah tiada habisnya
untuk terus diperbincangkan oleh kalangan akademik muslim. Sama
halnya dengan para orientalis, yang juga tertarik untuk menjadikan Al-
Qur‟an sebagai objek kritik dan penelitian mereka. Ilmuan muslim dengan
tegas menyatakan bahwa Al-Qur‟an merupakan kitab yang telah terjamin
keautentikannya, hal ini terbukti sebagaimana firman Allah dalam Q.S
alBaqarah: 2, yang menyatakan bahwa tiada keraguan pada Al-Qur‟an.
Namun, hal ini tidak disambut baik oleh para orientalis. Mereka
menganggap Al-Qur‟an adalah hasil copy paste dari ajaran samawi. Salah
satu tokoh orientalis yang banyak mengkritik kajian keislaman, dan terus
memprovokasi para orientalis lainnya melalui tulisan dan karya-karyanya
adalah Ignaz Goldziher. Selain fokus mengkritik Al-Qur‟an, Goldziher
juga gencar mengkritik hadist, sunnah, bahkan juga sastra Arab. Berkat
keberaniannya dalam mengkritik berbagai kajian keislaman, banyak hasil
karyanya yang dijadikan sebagai referensi oleh tokoh orientalis lainnya
Namun dewasa ini masih banyak ditemukan di tengah kalangan
masyarakat yang masih belum mengetahui siapa itu Ignaz Goldziher, maka
dari itu penulis merasa perlu mengangkat judul makalah “Ignaz Goldziher”
agar masyarakat dapat lebih mengetahui siapa itu Ignaz Goldziher dan
bagaimana pemikirannya.

iii
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang, maka masalah dalam makalah
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Ignaz Goldziher ?
2. Bagaimana pemikiran Ignaz Goldziher ?
3. Bagaimana metode dan pendekatan Ignaz Goldziher ?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui biografi Ignaz Goldziher.
2. Mengetahui pemikiran Ignaz Goldziher.
3. Mengetahui metode dan pendekatan Ignaz Goldziher.

iv
1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Ignaz Goldziher


Ignaz Goldziher adalah seorang orientalis berkebangsaan Hungaria
yang pandai dan cakap dalam mengkritik kajian-kajian keIslaman.
Keberanian Ignaz tersebut ternyata memberikan inspirasi tersendiri kepada
generasi selanjutnya, sehingga pada bidang keislaman, karya Ignaz
menjadi rujukan utama dan buku induk oleh para orientalis. Goldziher
lahir pada tanggal 22 Juni 1850 di kota Budapest, Hungaria.1 Sejak usia
lima tahun, ia sudah terlatih menelaah kitab-kitab klasik seperti kitab
Perjanjian Lama agama Yahudi, Hebrew.
Pada usia delapan tahun, ia mempelajari kitab Talmud dan
kemudian pada usia dua belas tahun ia telah mampu menerbitkan sebuah
karya yang berjudul “The Origins and Classification of the Hebrew
Prayer”. Pada usia 18-20 tahun (1868-1870), Goldziher melanjutkan fokus
kajiannya dalam bahasa Arab dan Yahudi di kota Berlin, Jerman di bawah
asuhan Friedrich Dieterich dan Emil Rudiger.
Pada tahun 1873-1874, untuk memperluas cakrawala
pengetahuannya tentang agama Islam, ia melakukan ekspedisi ke kawasan
Timur dan menetap di Kairo, Mesir, kemudian dilanjutkan menuju Suriah
dan Palestina. Selama menetap di Kairo, ia sempat bertukar kajian di
Universitas Al-Azhar sebagai salah satu upaya untuk mengetahui Islam,
banyak orientalis yang mengunjungi negara-negara muslim agar mereka
bisa langsung bertemu serta berinteraksi dengan para ulama.
Kemudian Ignaz juga dikenalkan oleh Dor Bey (Edouard Dor)
merupakan seorang pejabat Inspektur Jendral Madrasah pada masa
khodive Ismail di Mesir. Selanjutnya Dor Bey memperkenalkan Goldziher
kepada Riyad Pasha, Menteri Pendidikan Mesir. Ketika itu Ignaz mengaku
bahwa ia bernama Ignaz al-Maghyar (Ignaz dari Hungaria) dan mengaku

1
A. Manan Buchari, Menyingkap Tabir Orientalisme (Jakarta: Amzah, 2006), hlm. 19.
2

dirinya "Muslim". Usaha ini dilakukan Goldziher dengan maksud dan


tujuan agar bisa belajar di Universitas al-Azhar. Kegigihan serta semangat
akhirnya Goldziher menjadi murid beberapa masyayikh al-Azhar, seperti
Syaikh al-Asmawī, Syaikh Mahfudz al-Maghribī, Syaikh Sakka dan
beberapa Syaikh al-Azhar lainnya.2 Ignaz sang orientalis meninggal dunia
pada 13 November 1921 di Budapest.
Goldziher merupakan intelektual dan pemikir yang memiliki
produktifitas sangat tinggi dalam menekuni penelitian tentang ke-islaman.
Dalam perjalanan hidupnya, ia banyak menorehkan karya-karya yang
terkenal dan banyak dikaji, bukan hanya diruang lingkup negaranya dan
Eropa, tetapi juga tersebar dan terkenal di Negara-negara Islam.
B. Pemikiran Ignaz Goldziher
Goldziher mempunyai pandangan yang buruk terhadap Al-Qur‟an.
Beliau berargumen bahwa Al-Qur‟an telah mengcopi paste ajaran
samawi.3 Kemudian Goldziher juga mengemukakan bahwa Al-Qur‟an
merupakan hasil cipta karya Nabi Muhammad Saw.
Lahirnya pendapat Goldziher tentang Qirā‟āt adalah pandangannya
terhadap ilmu Qirā‟āt dan standarisasi Qirā‟āt yang dimasukkan dalam
Muṣḥaf „Uthmānī. Goldziher berargumen bahwa al-Qur`an dan Qirā‟āt
lahir dari teks. Padahal sesunguhnya teks-lah yang lahir dari al-Qur`an.
Goldziher memiliki pemahaman demikian karena adanya adopsi studi
kritik Bible yang ia terapkan pada al-Qur`an, sehingga ia menganggap al-
Qur`an sama dengan Bible, lahir dari teks. Lebih lanjut, Goldziher
menganggap bahwa al-Qur`an dibaca berdasarkan teksnya, sehingga ia
boleh semena-mena berspekulasi terkait suatu bacaan. ia juga menganggap
teks adalah segala-galanya sehingga suatu bacaan mesti disesuaikan
dengan dan mengikuti teks. Ada dua pokok utama pemikiran Goldziher
tentang Qirā‟āt.

2
A. Muin, Orientalisme dan Studi tentang Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 46.
3
Akhmad Supriadi, Studi Al-Qur‟an dan hadis Orientalis, diakses dari http://ponda-
samarkand.blogspot.co.id/2013/04/studi-Al-Qur‟an-dan-hadisorientalis.html.
3

1. Kekacauan dan inkonsistensi teks al-Qur`an4


Dalam karyanya Die Richtungen der Islamischen
Koranauslegung yang diterjemahkan oleh „Abd Halīm al-Najjār ke
dalam bahasa Arab dengan judul Mażāhib at-Tafsīr al-Islāmī,
Goldziher berpendapat bahwa variasi bacaan al-Qur`an menunjukkan
adanya kekacauan dan inkonsistensi teks al-Qur`an. Selain itu, Ignaz
juga menganggap bahwa kecenderungan untuk menyeragamkan teks
al-Qur`an beserta Qirā‟āt nya belum pernah berhasil diwujudkan
kecuali sangat sedikit sekali.
Singkatnya, Goldziher memandang Qirā‟āt dan Sab‟atu Aḥrūf
adalah bukti kekacauan al-Qur`an. Hal ini karena al-Qur`an seakan-
akan tidak konsisten dalam pencantuman ayatnya yang bisa dibaca
dengan berbagai macam logat, dan banyak yang tidak diketahui ke
ṣoḥīhan bacaan tersebut, serta teks al-Qur`an muncul dengan bacaan
atau tulisan yang berbeda-beda dan bahkan saling bertentangan, di
antaranya bahkan tidak diketahui kesahihannya, serta inkonsistensi
pada al-Qur`an sama seperti yang terjadi pada Injil.
2. Karakteristik Penulisan Bahasa Arab Kuno menyebabkan Perbedaan
Qirā‟āt5
Selain berasumsi bahwa dalam al-Qur`an terdapat kekacauan
dan ketidak konsistenan, Goldziher dengan mengadopsi pandangan
Theodor Noldeke yang menuduh bahwa lahir dan munculnya
perbedaan Qirā‟āt dalam al-Qur`an bersumber dari karakteristik
penulisan bahasa Arab kuno yang tidak memiliki titik dan harakat,
sehingga berimplikasi pada bacaan yang tidak sama. Tampaknya,
pandangan Noldeke ini juga mempengaruhi pemikiran banyak
Orientalis setelahnya, termasuknya Goldziher. Ia menyimpulkan

4
Ecky Syahrullah, “Kritik atas Kritik Ignaz Goldziher Tentang Qiraat”, dalam Jurnal
Studi Al-Qur’an, Vol. 03 No. 02/tahun 2017, hlm. 125-126.
5
Ecky Syahrullah, “Kritik atas Kritik Ignaz Goldziher Tentang Qiraat”..., hlm. 126.
4

bahwa teks kosong tanpa titik dan harakat menyebabkan variant


reading.
C. Metode dan Pendekatan Ignaz Goldziher
Goldziher banyak memberikan spekulasi buruk terhadap Al-
Qur‟an. Ia berasumsi bahwa Al-Qur‟an berasal dari dokumen tertulis atau
teks seperti Bible, bukan dari tradisi oral yang dibaca dan dihafal baru
kemudian ditulis. Padahal nyatanya, teks yang lahir dari al-Qur`an bukan
sebaliknya karena sistem Al-Qur‟an itu fish shudur, la fish suthur yaitu
berada di dalam dada bukan berada dalam tulisan. Goldziher terlalu
mendewakan teks atau manuskrip sebagai titik ukur suatu bacaan
(qira‟ah), terlepas qira‟ah itu shahih atau tidak. Maka tidak heran, jika
Goldziher menggunakan berbagai metode filologi seperti pendekatan
sejarah (historical critism), philological study, redaction criticism, form
criticism, dan textual criticism. ketika mengkaji Al-Qur‟an, sebagaimana
mengkaji Bible. Dengan metode inilah Goldziher berusaha mengkritik Al-
Qur‟an dan berimajinasi dapat memunculkan inovasi baru dalam studi
sejarah teks Al-Qur‟an. Padahal Al-Qur‟an telah terjamin keautentikannya
selama berabad-abad lamanya.6
Strategi Goldziher untuk meragukan otentisitas Al-Qur‟an dengan
menggunakan pendekatan sejarah (historical critism), dengan demikian
Goldziher bisa mengomentari banyak tentang sejarah bahkan kisah-kisah
dalam Al-Qur‟an. Menurutnya, khalifah Utsman dalam mejadikan Al-
Qur‟an menjadi kesatuan mushaf yang tidak ada keraguan yakni mushaf
Utsmani, dengan menggunakan selektifitas yang ketat. Perdebatan yang
terjadi seputar Al-Qur‟an yang terjadi pada generasi awal islam merupakan
proses memelihara, menjaga, serta melestarikan kitab suci Al-Qur‟an.

6
Raihan dan Syafieh, “ Menyoal Kritik Goldziher Terhadap Al-Qur‟an”, dalam Jurnal
Kajian Al-Qur’an dan Hadis, Vol. 03 No. 02/tahun 2022, hlm. 138
5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ignaz Goldziher adalah seorang orientalis berkebangsaan Hungaria
yang pandai dan cakap dalam mengkritik kajian-kajian keIslaman.
Keberanian Ignaz tersebut ternyata memberikan inspirasi tersendiri kepada
generasi selanjutnya, sehingga pada bidang keislaman, karya Ignaz
menjadi rujukan utama dan buku induk oleh para orientalis.
Goldziher dikenal karena kritiknya terhadap qira‟at dan otentisitas
Al-Qur‟an. menurutnya teks Al-Qur‟an mengalami inkonsistensi dan
karateristik penulisan arab kuno yang menyebabkan perbedaan qira‟at Al-
Qur‟an. Argumentasi Ignaz Goldziher tentang keragaman Qirā‟āt dan
implikasinya terhadap otentisitas al-Qur`an hanyalah sebuah pembenaran
atas asumsi negatif terhadap al-Qur`an itu sendiri.
Dalam mengkaji Al-Qur‟an Goldziher menggunakan berbagai
metode filologi seperti pendekatan sejarah (historical critism), philological
study, redaction criticism, form criticism, dan textual criticism. ketika
mengkaji Al-Qur‟an, sebagaimana mengkaji Bible.
B. Saran
Didalam pembuatan makalah yang berjudul Ignaz Goldziher ini
mungkin masih terdapat banyak kesalahan, maka dari itu kami sebagai
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya
penulis dapat memperbaikinya. Kami sebagai penulis sangat
mengapresiasi keritikan maupun saran dari pembaca, sekian dan
terimakasih.
6

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Supriadi, Studi Al-Qur‟an dan hadis Orientalis, diakses dari http://ponda-
samarkand.blogspot.co.id/2013/04/studi-Al-Qur‟an-dan-
hadisorientalis.html.

Buchari A. Manan. Menyingkap Tabir Orientalisme. Jakarta: Amzah. 2006.

Muin A. Orientalisme dan Studi tentang Islam. Jakarta: Bulan Bintang. 1978.

Raihan dan Syafieh, R. (2022). “ Menyoal Kritik Goldziher Terhadap Al-Qur‟an”,


dalam Jurnal Kajian Al-Qur’an dan Hadis, (03) (02). 138

Syahrullah, E. (2017). “Kritik atas Kritik Ignaz Goldziher Tentang Qiraat”, dalam
Jurnal Studi Al-Qur’an, (03) (02). 125-126.

Anda mungkin juga menyukai