Anda di halaman 1dari 2

Pola Toleransi Komunitas Muslim Tionghoa dan Budhis dalam Interaksi dan

Pergaulan Masyarakat Pluralistik di Lasem sebagai Little China


Sebagai Implementsi Eksistensi Budaya Bangsa

Siti Ghoyatul Muna1, Moh. Banal Majda2, Muhammad Yusron Roza3


ghoyatulmua67@gmail.com

Abstrak

Lasem merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Rembang yang


dihuni oleh mayoritas etnis Tionghoa sehingga di juluki little China sebagai kota
kuno yang bernuansa china dimana banyak ditemukan bangunan yang
berarsitektur china, selain itu di Lasem juga terdapat berbagai macam komunitas
umat beragama seperti umat Muslim, Budhis, dan Thionghoa. Meskipun demikian
mereka saling menghormati dan toleransi satu sama lain dimana toleransi antar
Komunitas di Lasem sudah terbentuk sejak zaman penjajahan Belanda. Biasanya
jika terdapat berbagai macam kepercayaan dan etnis disuatu daerah akan
menimbulkan gejolak dan konflik antar pemeluknya yang berakibat pada
diskriminasi atau pengucilan pihak tertentu yang dianggap musuh. Orang yang
terlalu fanatik pada kepercayaannya akan memandang golongan lain sebagai
musuh bahkan yang lebih ekstrim golongan tersebut harus ditumpas, sedangkan
perbedaan agama, keyakinan dan etnis di Lasem tidak menimbulkan konflik
horizontal.
Pola toleransi yang terdapat di Lasem memiliki keunikan dan pola tertentu,
mereka membentuk komunitas khusus bahkan mengadakan kegiatan unik seperti
mengadakan pawai rukun beragama. Hal ini menunjukkan hubungan antar
komunitas umat beragama bukan sekedar formalitas tetapi lebih kepada
persahabatan dan persaudaraan. Dimana peran generasi milenial di kecamatan
Lasem sangat berpengaruh dalam kontrol kehidupan sosial dan eksistensi budaya
bangsa agar tolerasi beragama tetap berjalan.
Pola toleransi komnitas Muslim, Thionghoa dan Budhis di Lasem dapat
dijadikan contoh toleransi antar umat beragama yang berada di daerah lain.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui eksistensi Muslim, Tionghoa, dan
Budhis dalam interaksi dan pergaulan masyarakat pluralistik di Lasem sebagai
little china. (2) Menjelaskan pola toleransi Muslim, Tionghoa, dan Budhis dalam
interaksi dan pergaulan masyarakat pluralistik di Lasem sebagai little china. (3)
Mendiskripsikan interaksi dan pergaulan masyarakat pluralistik di Lasem sebagai
little china. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif. Data
kualitatif dikumpulkan melalui wawancara terbuka dengan para tokoh agama dan
masyarakat Lasem. Dilakukan pula observasi dan kajian pustaka.

Kata Kunci : Pola toleransi, muslim, tionghoa, budhist, pluralistik, Little


China, eksistensi budaya bangsa.

Anda mungkin juga menyukai