ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dan efektifitas RESOLE sebagai
media berbasis pembelajaran dalam upaya deradikalisasi generasi Z dan implementasi ajaran Islam
sebagai ajaran penengah dari ajaran lain, yakni agama yang menyeimbangkan antara hubungan
manusia dengan pencipta maupun sesama. Penelitian ini dilakukan di MA Riyadlotut Thalabah
Sedan dengan cara mengobservasi berbagai pelaksanaaan RESOLE (Religion Social Education)
sebagai media berbasis pembelajaran dalam upaya deradikalisasi generasi Z. Untuk menggali
informasi lebih dalam dilakukan wawancara (deepth interview) terhadap narasumber terpilih yaitu
waka kesiswaan dan guru PSA/RESOLE (pendidikan sosial keagamaan), serta responden yang
terdiri dari siswa-siswi MA Riyadlotut Thalabah. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
pedoman wawancara mendalam (guide interview). Selain wawancara mendalam data kualitatif
dikumpulkan melalui dokumentasi dan studi dokumen.
PENDAHULUAN
Di era milenial sekarang radikalisme banyak melanda generasi muda
terutama generasi Z atau generasi yang lahir generasi yang lahir pada tahun 1995-
20121 biasa disebut iGeneration atau generasi net karena mereka lahir di era
digital setelah adanya teknologi dan internet. Dimana generasi z relative banyak di
usia remaja yang masih duduk dibangku sekolah maupun bangku perkuliahan.
Generasi ini rentan terkena paham radikal karena sifatnya yang labil dan masih
mencari jati diri. Adapun orang yang mempunyai paham radikal memiliki
semangat besar dalam mempelajari agama tetapi memiliki pemahaman yang
sempit, karena radikalisme merupkan suatu pemahaman terhadap agama yang
menganggap bahwa keyakinan yang diyakininya benar sedang yang berbeda
salah.2 Paham radikalisme muncul ketika seseorang memiliki pemahaman agama
yang sempit atau pemaknaan yang persial terhadap Islam salah satunya tentang
konsep jihad. Pada dasarnya semua agama memiliki kecenderungan untuk
melakukan truth claim atau mengklaim sebagai yang paling benar karena agama
merupkan nilai kepercayaan yang harus dipegang teguh oleh para pemeluknya.
Radikalisme lebih mengedepankan pemahaman literal terhadap teks dan
cenderung mudah menggunakan kekerasan dalam memaksakan pemahaman
mereka. Semangat berlebihan tanpa diiringi pemahaman agama yang memadahi
akan memunculkan klaim kebenaran tunggal untuk menghindari pemahaman lain
yang bersebrangan. Pandangan yang berbeda atau bersebrangan harus
dihancurkan dan dianggap sesat. Selanjutnya agama dijadikan dalih terhadap
pemahaman literal mereka sehingga tanpa disadari apa yang mereka perjuangkan
adalah ideologi mereka bukan Islam itu sendiri.
Hal tersebut tidak sesuai aka sejalan dengan ajaran Islam yang universal
dan seimbang atau disebut sebagai al-wasathiyyah yaitu sebuah sikap pertengahan
dimana dalam berinteraksi dan berperilaku didasari sikap tawazun (seimbang)
ketika dalam menyikapi dua keadaan yang berbeda dibandingkan dan dianalisis,
Sehingga dapat ditemukan sikap yang sesuai dengan kondisi tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip ajaran agama dan tradisi masyarakat. Menurut Yusuf
1
Merari, Leonard, 2014. Generasi Y, Generasi Z dan Bonus Demografi. Magister managemen
fakultas ekonomi.Jakarta
2
Nuhrison M. Nuh, Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Faham/ Gerakan Islam Radikal di
Indonesi (HARMONI Jurnal Multikultural & Multireligius, Vol VIII Juli-September 2009), 36.
Qardhawi (1995), bahwa di antara karakteristik ajaran Islam adalah al-
washatiyyah (moderat) atau tawazun (keseimbangan), yakni keseimbangan di
antara dua jalan atau dua arah yang saling berhadapan atau bertentangan. Prinsip
keseimbangan ini sejalan dengan fitrah penciptaan manusia dan alam yang
harmonis dan serasi.3
3
www.republika.id
4
Sigh, Anjali, 2014. Challenges and Issues of Generation Z. Assistant Professor,Faculty of
Commerce and Humanities,ManavRachna International University,Faridabad(HR).
RESOLE merupakan singkatan dari Religion Social Education yang berarti
pendidikan sosial keagamaan yang memprioritaskan hubungan sosial terhadap
sesama manusia dalam bingkai kegiatan keagamaan. RESOLE sudah diterapkan di
MA Riyadlotut Thalabah sejak siswa duduk di kelas X, XI dan XII. RESOLE atau
pendidikan sosial keagamaan adalah segala bentuk kegiatan yang terencana dan
terstruktur dalam usaha untuk menanamkan dan menginternalisasikan nilai-nilai
keagamaan dalam kehidupan sosial di masyarakat dimana tahap pelaksanaannya
dapat dilakukan oleh perseorangan atau kelompok. Kegiatan sosial keagamaan
dapat berbentuk latihan keagamaan yang akan menumbuhkan sikap positif pada
siswa sehingga dapat mewarnai sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasi ajaran agama yang benar melalui kegiatan sosial keagamaan dapat
membentuk sikap, tindakan dan perilaku individu sesuai dengan ajaran Islam.
Kegiatan sosial keagamaan merupakan usaha yang dilaksanakan secara kontinyu
(terus-menerus) yang berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan misalnya
ceramah keagamaan, peringatan hari-hari besar Islam, shalat berjama’ah, shalat
sunat rawatib, tadarus Al Qur’an, pengajian rutin secara bergilir di rumah siswa
dan lain-lain. RESOLE atau pendidikan sosial kegamaan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas keimanan dan pemahaman serta penghayatan para siswa
terhadap ajaran Islam, melalui berbagai pengamalan atau aktivitas-aktivitas
keagamaan di sekolah maupun di luar sekolah sehingga para siswa dapat
menampakkan akhlak yang mulia di dalam masyarakat.
RESOLE diharapkan dapat berpengaruh terhadap character building
sebagai upaya preventif radikalisme dan punkisme dengan menanamkan sikap
religius yang difokuskan pada interaksi sosial dimasyarakat sehingga dapat
menumbuhkan sikap toleransi antar sesama. Selain itu RESOLE juga diharapkan
mampu membendung atau mencegah fenomena radikalisme atau deradikalisasi di
kalangan remaja khususnya Generasi Z di MA Riyadlotut Thalabah.
PEMBAHASAN
6
Wawancara dengan responden siswa MA Riyadlotut Thalabah pada tanggal 17 Juli 2017
7
Wawancara dengan responden waka kesiswaan MA Riyadlotut Thalabah pada tanggal 17 Juli
2017
Tanggung jawab sekolah tidak hanya sebatas mencetak siswa yang unggul
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga dalam pembentukan jati diri,
karakter dan kepribadian. Sekolah bukanlah sekedar transfer of knowledge atau
menyampaikan pengetahuan melalui berbagai mata pelajaran tetapi harus mampu
membentuk karakter siswa melalui penanaman nilai-nilai etika seperti ahlak atau
budi pekerti dan moral. RESOLE mampu mengakselerasi atau mempercepat
pembentukan karkater siswa diantaranya:
a. Menumbuhkan rasa tanggung jawab
Tanggung jawab adalah perwujudan kesadaran untuk melaksanakan
kewajiban. Tanggung jawab merupakan bentuk kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Siswa yang
terbiasa melaksanakan kegiatan RESOLE akan mendorong munculnya sifat ini
sebagai bentuk implementasi rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diemban
dalam pelaksanaan kegiatan seperti menjadi penceramah dalam acara Isra’ mikraj
maka siswa harus bertanggung jawab membuat materi yang berkaitan tentang
perintah shalat lima waktu yang wajib dikerjakan oleh umat muslim dan
menyampaikannya dengan baik pada audien. Sebagaimana yang diungkapkan
responden sebagai berikut:
“Awalnya saya merasa keberatan menjadi penceramah tetapi lama
kelamaan saya tidak merasa keberatan dan menjadi bertanggung jawab
terhadap tugas saya emban”8
b. Membentuk pribadi yang religius
Melalui kegiatan membaca ayat suci, dzikir, tahlil dan al-barzanji maka
didalam hati nurani siswa akan tertanam sikap khauf kepada Allah sehingga
orang tersebut akan merasa selalu diawasi oleh Allah dalam berbagai hal dimana
ia selalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Sehingga mereka tidak akan
melakukan hal-hal negatif yang dapat mendatangkan murka dari Allah seperti
pergaulan bebas dan lain sebagainya. sebagaimana yang dituturkan narasumber
sebagai berikut:
“ Dengan berdzikir dan tahlil para siswa akan selalu mengingat Allah
oleh karena itu saya yakin jika siswa selalu ingat kepada Allah pasti
8
Wawancara dengan responden siswa MA Riyadlotut Thalabah pada tanggal 17 Juli 2017
mereka tidak akan berani melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai
dengan norma agama”9
c. Memupuk rasa percaya diri
Dalam pelaksanaan RESOLE siswa maupun siswi di beri amanah untuk
melaksanakan tugas dan maju ke depan kelas jika mereka sudah terbiasa berbicara
didepan khalayak umum maka ketika mereka terjun dimasyarakat tidak minder
selain di kelas para siswa langsung terjun dimasyarakat seperti pada kelas XII
diadakan pengajian dan tahlil rutin dirumah siswa dalam satu kelas setiap satu
minggu sekali pada hari jum’at dimana semua petugasnya merupakan para siswa
maupun siswi sedangkan wali kelas hanya menjadi pendamping yang mengawasi
kegiatan tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan responden sebagai berikut:
“Sebelum saya mengikuti kegiatan RESOLE saya nervous kalau berbicara
didepan umum tetapi setelah mengikuti kegiatan RESOLE saya menjadi
percaya diri didepan umum bahkan didepan masyarakat”10
d. Meningkatkan toleransi antar sesama
RESOLE berperan penting dalam pembentukan moral generasi muda
secara tidak langsung dengan membentuk kepribadian remaja dalam hal
keagamaan dan sosial dengan diwujudkannya sikap toleransi dan ta’awun atau
tolong menolong antar sesama, yang ditanamkan melaui sikap menghargai siswa
yang menjadi petugas dengan mendengarkan dan memberi apresiasi sehingga
mampu mengistropeksi diri dan tidak mudah menyalahkan orang lain
sebagaimana yang diungkapkan narasumber sebagai berikut :
“Kegiatan RESOLE dapat membentuk kepribadian remaja dalam hal
keagamaan dan sosial dengan meningkatkan toleransi antar sesama yang
diwujudkan prilaku mendengarkan dan menghargai siswa yang bertugas
seperti menjadi penceramah maupun tugas lainnya”11
2. Mengintegrasikan antara ilmu dan amal
Dalam ajaran Islam, iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang
utuh, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Iman diumpamakan
akar dari sebuah pohon yang menompang tegaknya ajaran Islam. Ilmu bagaikan
batang dan dahan pohon itu yang mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon iptek yang
9
Wawancara dengan responden siswa MA Riyadlotut Thalabah pada tanggal 17 Juli 2017
10
Wawancara dengan responden siswa MA Riyadlotut Thalabah pada tanggal 17 Juli 2017
11
Wawancara dengan narasumber waka kesiswan MA Riyadlotut Thalabah pada tanggal 20 Juli
2017
dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan takwa, yang akan menghasilkan amal
shaleh, bukan kerusakan alam. Satu pepatah arab yang sangat indah mengatakan,
“Ilmu tanpa iman bagaikan pohon yang tiada berbuah.” Integrasi antara ilmu amal
dapat tercapai melalui RESOLE atau pendidikan sosial keagamaan karena
merupakan kegiatan yang terencana dan terstruktur dalam usaha untuk
menanamkan dan menginternalisasikan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan
sosial di masyarakat dimana kegiatan sosial keagamaan dapat berbentuk latihan
keagamaan yang akan menumbuhkan sikap positif pada siswa sehingga dapat
mewarnai sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengimplementasikan nilai-nilai agama dalam masyarakat.
Implementasi ajaran agama yang benar melalui kegiatan sosial keagamaan
dapat membentuk sikap, tindakan dan perilaku individu sesuai dengan ajaran
Islam. Kegiatan sosial keagamaan merupakan usaha yang dilaksanakan secara
kontinyu (terus-menerus) yang berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan
misalnya ceramah keagamaan, peringatan hari-hari besar Islam, shalat berjama’ah,
shalat sunat rawatib, tadarus Al Qur’an, pengajian rutin secara bergilir di rumah
siswa dan lain-lain. RESOLE atau pendidikan sosial kegamaan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas keimanan dan pemahaman serta penghayatan para siswa
terhadap ajaran Islam, dengan melalui berbagai pengamalan atau aktivitas-
aktivitas keagamaan di sekolah maupun di luar sekolah sehingga para siswa dapat
menampakkan akhlak yang mulia di dalam masyarakat.
KESIMPULAN