Anda di halaman 1dari 16

A.

DEFENISI BBL
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama di luar
rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan
organ hampir di semua sistem (Cunningham, 2012).
B. CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR
1. Berat badan 2500 - 4000 gram
2. Panjang badan 48-52 cm
3. Lingkar dada 30-38 cm
4. Lingkar kepala 33-35 cm
5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6. Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemes
10. Genetalia; Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora Laki-laki
testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau bergerak memeluk bila di kagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggam sudah baik
14. Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jam pertama, meconium
berwarna hitam kecoklatan (Marmi & kukuh, 2012:8-9).
C. TANDA BAYI LAHIR NORMAL
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa antara lain
Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-merahan, Pulse (heart rate)
atau frekuensi jantung > 100x/menit, Gremace (reaksi terhadap rangsangan),
menangis atau batur/bersin, Activity (tonus otot), gerak aktif, Respiration (usaha
napas), bayi terlalu ingin (kurang dari 36°C). Segera setelah lahir, letakan bayi
diatas kain yang bersih dan kering yang sudah disiapkan diatas perut ibu.Apabila
tali pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat
tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara lakukan penilaian awal pada bayi
baru lahir antara lain :
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat, bergerak
aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian tidak ada pada bayi,
bayi tidak dikatakan lahirnormal/fisiologis (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak
muntah. Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada talipusat seperti, tali pusat merah,
bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah, dapat berkemih selama 24 jam, tinja
lembek, hijau tua, tidak ada lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil,
tangisan kuat, tidak terdapat tanda : lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejangkejang
halus tidak bisa tenang, menangis terus-menerus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
D. APGAR
Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk menilai keadaan
umum bayi sesaat setelah kelahiran (Prawirohardjo : 2012).
Penilaian apgar skor

Tanda 0 1 2 Angka

Badan
A: Appereance color Biru, merah, Semuanya
...
(Warna Kulit) Pucat ekstremitas merah
biru
P: Pulse (Frekuensi Tidak ada <100 > 100 ...
jantung)
G: Grimace (Reaksi Menangis,
Tidak ada Lambat ...
terhadap rangsangan) batuk/bersin
A: Actifity (Tonus otot) Gerakan aktif,
Ekstremitas
Lemas/ fleksi tungkai
dalam fleksi ...
Lumpuh baik, gerakan
sedikit
melawan
R: Respirasi (Usaha Lambat/
Tidak ada Menangis kuat ...
bernafas) tidak teratur
Jumlah total

Interpretasi:
 Nilai 1-3 asfiksia berat,
 Nilai 4-6 asfiksia sedang,
 Nilai 7-10 asfiksia ringan.
Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan 0, 1, dan 2 nilai
tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat ditentukan keadaan bayi sebagai berikut:
 Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik (Vigrous baby)
 Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan
tindakan resusitasi
 Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan
resusitasi segera sampai ventilasi (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
E. PATOFISIOLOGI BBL
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami
oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan
Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan
eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan
bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan
kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi.
Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa
sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem
pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil
serta menggunakan glukosa.
F. ADAPTASI BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR
UTERUS
1. Sistem Pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi
resistensi paru pada saat pernapasan yang pertama kali.Pada umur kehamilan
34-36 minggu struktur paru-paru matang, artinya paru-paru sudah bisa
mengembangkan sistem alveoli.Selama dalam uterus, janin mendapat
oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran
gas harus melalui paru-paru bayi. (Rahardjo dan Marmi, 2015: 14).
2. Sirkulasi darah
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan-tekanan
arteriol dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari
pada tekanan jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen
ovale secara fungsional.Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah
kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta
desenden naik dan karena rangsangan biokimia (pa02 yang naik), duktus
arteriosus akan berobliterasi, ini terjadi pada hari pertama.Aliran darah paru
pada hari pertama ialah 4-5 liter per menit / m2.Aliran darah sistolik pada
hari pertama rendah yaitu 1.96 liter/menit/m2 karena penutupan duktus
arteriosus (Indrayani, 2013: 312).
3. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa
sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar, sehingga BBL
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh
dari metabolisme karbohidrat dan lemak.Pada jam-jam pertama energi
didapatkan dari perubahan karbohidrat.Pada hari kedua, energi berasal dari
pembakaran lemak.Setelah mendapat suhu < pada hari ke-6, energi
didapatkan 60% dari lemak dan 40% dari karbohidrat (Indrayani, 2013)
4. Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar
natriumrelatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas.
Fungsi ginjalbelum sempurna karena:
 Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
 Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal
 Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif kurang
bila dibandingkan dengan orang dewasa (Indrayani, 2013: 313).
5. Imunoglobulin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem
imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang
didapat.Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang
berfungsi mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh
kekebalan alami:Perlindungan dari membran mukosa, Fungsi saringan
saluran nafas, Pembentukan koloni mikroba dikulit dan usus, Perlindungan
kimia oleh lingkungan asam lambung (Walyani dan Purwoastuti, 2015:135).
6. Truktus digestivenus
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan
dengan orang dewasa.Pada neonatus traktus digestivenus mengandung zat
yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan
disebut meconium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama
dan 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam
traktus digestivenus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase
pankreas.Bayi sudah ada refleks hisap dan menelan, sehingga pada bayi lahir
sudah bisa minum ASI. Gumoh sering terjadi akibat dari hubungan
oesofagus bawah dengan lambung belum sempurna, dan kapasitas dari
lambung juga terbatas yaitu < 30 cc (Indrayani, 2013: 314).
7. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam
keadaan matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk menghilangkan bekas penghancuran dalam
peredaran darah (Rahardjo dan Marmi, 2015: 22). Setelah segera lahir, hati
menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein
dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai
berkurang walaupun memakan waktu yang lama. Enzim hati belum aktif
benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasihati pada neonatus juga
belum sempurna,contohnya peberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih
dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome(Indrayani,
2013: 314).
8. Tahapan Bayi Baru Lahir
 Tahap I : terjadi segera setelah lahir, Selama menit- menit pertama
kelahiran.Pada tahap ini digunakan sistem skoring apgar untuk fisik
dan scoring gray untukinteraksi bayi dan ibu.
 Tahap II: di sebut transisional reaktivitas. Pada tahap II
dilakukanpengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya
perubahan perilaku.
 Tahap III: disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24
jampertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Saleha,2012)

G. KOMPLIKASI BBL
1. Kasus yang termasuk ke dalam kelompok bayi baru lahir dengan
komplikasi sakit berat, yaitu:
a. Penyakit sangat berat
 Infeksi berat / Sepsis
 Kejang
 Gangguan Nafas Berat
 Hipotermia Berat
b. Bayi Kuning
 Ikterus Patologis
c. Asfiksia atau Asfiksia tidak teratasi
 BB lahir < 2000 g ATAU BB lahir < 2500 g dengan
komplikasi
 Bayi baru lahir dengan kelainan kongenital
 Diare / Dehidrasi
 Dehidrasi Berat
2. Kasus yang termasuk ke dalam kelompok bayi baru lahir dengan
komplikasi sakit sedang, yaitu:
a. Hipotermia Ringan
b. Berat badan tidak naik, masalah menetek
c. BBLR dengan BB lahir > 2000 gram tanpa komplikasi
3. Kasus yang termasuk ke dalam kelompok bayi baru lahir dengan
komplikasi sakit ringan, yaitu
a. Infeksi bakteri lokal
b. Ompalitis Ringan
c. Konjungtivitis Ringan
d. Infeksi Kulit Ringan

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm
hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
2. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
3. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
4. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin, menandakan
fenil ketonuria
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-
50 mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.

I. PENATALAKSANAAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan disini merupakan realisasi yang telah
ditetapkan dalam perencanaan keperawatan. Pada klien dengan bayi baru lahir
idealnya harus diletakkan didalam incubator untuk mengurangi hipotermi pada bayi
baru lahir dan merawat tali pusat dengan steril menggunakan betadine. Bila tidak
mendapatkan perawatan bayi baru lahir dapat menyebabkan terjadinya hipotermi
dan infeksi bahkan sampai sepsis.
J. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN FISIK BAYI BARU LAHIR
a. Posture
b. Inspeksi
Bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam rahim selama
beberapa hari
c. Riwayat persalinan
Tekanan saat dalam rahim pada anggota gerak atau bahu dapat
menyebabkan ketidaksimetrisan wajah untuk sementara atau menimbulkan
tahanan saat ekstremitas akstensi.
d. Tanda-tanda vital a.
- Suhu: aksila 36,5-37°C, suhu stabil setelah 8-10 jam kelahiran
- Frekuensi Jantung: 120-140 denyut/menit, bisa tidak teratur untuk
periode singkat, terutama setelah menangis
- Pernafasan: 30-60 kali/menit
- Tekanan Darah: 78/42mmHg
 Pada waktu lahir, sistolik 60-80mmHg dan diastolik 40-50mmHg
 Setelah 10 hari, sistolik 95-100mmHg dan diastolik sedikit
meningkat
 Tekanan darah bayi baru lahir bervariasi seiring perubahan
tingkat aktivitas (terjaga,menangis atau tidur )
b. Pengukuran umum
a) Berat: berat badan lahir 2500-4000gr
b) Panjang badan: dari kepala sampai tumit 45-55cm
c) Lingkar kepala: diukur pada bagian yang terbesar yaitu oksipito-frontalis
33-35cm
d) Lingkar dada: mengukur pada garis buah dada, sekitar 30-33cm
e) Lingkar abdomen: mengukur di bawah umbilikalis, ukuran sama dengan
lingkaran dada.
c. Integumen
a) Warna: biasanya merah muda, ikterik fisiologis dialami oleh 50% bayi
cukup bulan dan hiperpigmentasi pada areola, genetalia dan linia nigra.
Perubahan warna normal 12 Diktat Bayi Baru Lahir Genap 2020 seperti
akrosianosis-sianosis tangan dan kaki dan kurtis marmorata- motting
sementara ketika bayi terpapar suhu rendah.
b) Kondisi: hari kedua sampai ketiga, mengelupas, kering. Tidak terdapat
edema kulit, beberapa pembuluh darah terlihat jelas di abdomen. Vernik
kaseosa, putih seperti keju, tidak berbau dengan jumlah dan tempat yang
bervariasi, Lanugo di daerah bahu, pinna, telinga dan dahi dengan
jumlah yang bervariasi
c) Turgor kulit: dengan mencubit kulit bagian daerah perut dan paha bagian
dalam, turgor kulit baik saat kulit segera kembali kekeadaan semula
setelah cubitan dilepas. Indikator terbaik untuk dehidrasi adalah
kehilangan berat badan pada bayi baru lahir kehilangan 10% BB setelah
lahir adalah normal.
d. Kepala
a) Kulit kepala: rambut keperakan, helai rambut satu-satu, jumlah
bervariasi. Kadang terdapat kaput suksedaneum: bisa memperlihatkan
adanya ekimosis
b) Bentuk dan ukuran: ukuran kepala bayi baru lahir seperempat panjang
tubuh, kadang sedikit tidak simetris akibat posisi dalam rahim.
c) Fontanel: fontanel anterior bentuk berlian, 2-5 sampai 4,0 cm. Fontanel
posterior bentuk segitiga 0,5 sampai 1 cm. Fontanel harus datar, lunak
dan padat.
d) Sutura: teraba dan tidak menyatu
e. Mata
a) Letak: pada wajah dengan jarak antar mata masing-masing 1/3 jarak dari
bagian luar kantus ke bagian luar kantus yang lain.
b) Bentuk dan ukuran: ukuran dan bentuk simetris, kedua bola mata ukuran
sama, refleks kornea sebagai respons terhadap sentuhan, refleks pupil
sebagai respo terhadap cahaya, reflek berkedip sebagai respon terhadap
cahaya atau sentuhan. Gerakan bola mata acak, dapat fokus sebentar, dan
dapat melihat kearah garis tengah.
f. Hidung
Berada di garis tengah wajah, tampak tidak ada tulang hidung, datar, lebar,
terdapat sedikit mucus tetapi tidak ada lender yang keluar. Kadang bersin
untuk membersihkan hidung.
g. Telinga
Terletak pada garis sepanjang kantus luar, terdiri dari tulang rawan padat,
berespon terhadap suara dan bayi.
h. Mulut
Gerakan bibir simetris , gusi berwarna merah muda, palatum lunak dan
palatum keras utuh, uvula digaris tengah, terdapat reflek menghisap, rooting
dan ekstrusi.
i. Leher
Leher pendek, dikelilingi lipatan kulit dan tidak terdapat selaput. Kepala
terdapat digaris tengah. Muskulus strenokleidomastoideus sama kuat dan
tidak teraba massa, bebas bergerak dari satu sisi ke sisi lain, terdapat reflek
leher tonik, reflek neck-righting dan reflek orolith-ligthing.
j. Dada
Bentuk hampir bulat (sperti tong), gerakan dada simetris, gerakan dada dan
perut sinkron dengan pernapasan. Putting susu menonjol dan simetris, nodul
payudara sekitar 6 mm pada bayi cukup bulan.
k. Abdomen
Bentuk abdomen bulat, menonjol, hati teraba 1-2 cm di bawah batas iga
kanan. Tidak teraba massa, tidak distensi. Bising usus terdengar 1-2 jam
setelah lahir, mekonium keluar 24-28 jam setelah lahir. Batas antara tali
pusat dan kulit jelas, tidak terdapat usus halus didalamnya, tali pusat kering
didasar dan tidak berbau.
l. Genetalia
a) Wanita: labia dan klitoris biasanya edema, labia minora lebih besar dari
labia mayora, meatus uretral di belakang klitoris, vernika kaseosa di
antara labia, berkemih dalam 24 jam
b) Laki-laki: lubang uretra pada puncak glen penis, testis dapat diraba di
dalam setiap skrotum, skrotum biasanya besar, edema, pendulus, dan
tertutup dengan rugae, biasanya pigmentasi lebih gelap pada kulit
kelompok etnik. Smegma dan berkemih dalm 24 jam
c) Periksa anus ada atau tidak menggunakan termometer anus 16.
Ekstremitas Mempertahankan posisi seperti dalam rahim. Sepuluh jari
tangan dan jari kaki, rentang gerak penuh, punggung kuku merah muda,
dengan sianosis sementara segera stelah lahir. Fleksi ekstremitas atas dan
bawah. Telapak biasanya datar, Ekstremitas simetris, Tonus otot sama
secara bilateral, Nadi brakialis bilateral sama.
2. PENATALAKSANAAN
1) Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang
cukup hangat untuk mencegah hipotermi.
2) Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan
kebutuhan.
3) Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan
setempat.
4) Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya
5) Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6) Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu,
pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat
7) Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8) Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa
tunggu sampai enam jam setelah lahir)
9) Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10) Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11) Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12) Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


DIAGNOSA
SIKI SLKI
KEPERAWATAN
Resiko hipotermia Manajemen hipotermi Termogulasi membaik
Observasi: Kh :
 Monitor suhu tubuh
 Identifikasi penyebab hipotermia 1. Menggigil menurun
 Monitor tanda dan gejala akibat 2. Pucat menurun
hipotermia
3. Suhu tubuh membaik

Terapeutik 4. Suhu kulit membaik
 Sediakan lingkungan yang hangat
 Ganti pakaian dana tau linen yang
basah
 Lakukan penghangatan pasif
 Lakukan penghangatan aktif
eksternal
 Lakukan penghangatan aktif
internal

Edukasi:
 Anjurkan makan/minum
hangat

Defisit nutrisi MANAJEMEN NUTRISI Status nutrisi bayi


membaik
1. Observasi
 Identifikasi status nutrisi Kh :
 Identifikasi alergi dan 1. Berat badan
intoleransi makanan
meningka
 Identifikasi makanan yang
disukai 2. Panjang badan
 Identifikasi kebutuhan kalori
meningkat
dan jenis nutrient
 Identifikasi perlunya 3. Kulit kuning
penggunaan selang
menurun
nasogastrik
 Monitor asupan makanan 4. Sklera kuning
 Monitor berat badan
menurun
 Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium 5. Membran mukosa
2. Terapeutik
kuning menurun
 Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan,
jika perlu
 Hentikan pemberian makan
melalui selang nasigastrik
jika asupan oral dapat
ditoleransi
3. Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

Resiko infeksi Pencegahan infeksi Tingkat infeksi menurun


Observasi: Kh :

 Monitor tanda gejala infeksi lokal 1. Demam menurun


dan sistemik 2. Kemerahan menurun
Terapeutik 3. Bengkak menurun

 Batasi jumlah pengunjung

 Berikan perawatan kulit pada


daerah edema

 Cuci tangan sebelum dan sesudah


kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien

 Pertahankan teknik aseptik pada


pasien berisiko tinggi

Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi

 Ajarkan cara memeriksa luka

 Anjurkan meningkatkan asupan


cairan

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, L. (2020). Keperawatan Maternitas Bayi Baru Lahir. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Gresik.

Murdiana, E. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. S
Dengan Hipotermia. Karya Tulis Ilmiah, 1–111. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/7709/1/EKA MURDIANA.pdf

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2016) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2016) Standar Luaran Keperawatan: Defenisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai