Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan Komunitas

Pada Agregat Lansia dengan Reumatik

Oleh

Kelompok 3 :

Aprina Dewi

Fiky kurnia

Helsapeira Jenika

Husnul Mubarok

Ihsyara Hafifah

Lusi Ramadhani

Miranda Sari

Putri Ayundhari Anwar

Ria Asrivo Ardi

Sisi Gusma Yuliani

Yenni Fitria

Dosen Pengampu : Ns. Nurleny, M. Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TA.2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menurut World Health Organisation (WHO) lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Secara global jumlah penduduk lansia
adalah 11,7% dari seluruh penduduk dunia dan angka tersebut diperkirakan naik
menjadi 21% pada tahun 2050, angka tersebu akan terus meningkat seiring
dengan peningkatan usia harapan hidup. Usia harapan hidup pendduk dunia pada
tahun 2005-2010 adalah 68,7 tahun, pada tahun 2010-1015 70 tahun, dan pada
tahun 2015-2020 71 tahun (World Populaion Prospects,2012).
Di Indonesia persentase penduduk lansia juga bertambah stiap tahunnya.
Menurut data World Populaion Prospects jumlah lansia pada tahun 2013 adalah
8,9% dari jumlah penduduk Indonesia, persentase tersebut akan terus meningkat
dan diperkirakan menjadi 21,4% pada tahun 2050. Di Jawa Barat pada tahun 2017
jumlah penduduk lansia yaitu sekitar 4,16 juta jiwa atau sebanyak 8,69% dari total
penduduk Jawa Barat (BPS Jawa Barat,2017).
Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi
perubahan-perubahan pada tubuh manusia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi
sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua system muskuloskeletal dan
jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa
golongan rematik.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis perlu membuat makalah “Asuhan
Keperawatan Komunitas Pada Agregat Lansia dengan Reumatik” untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah dan meningkatkan wawasan penulis
tentang keperawatan komunitas khususnya pada lanjut usia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa itu reumatik ?
3. Bagaimanakah proses asuhan keperawatan komunitas lansia dengan
reumatik ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Lansia
Dengan Reumatik.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa itu lansia
b. Mengetahui apa itu reumatik
c. Mengetahui dan merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada
lansia dengan reumatik.
1.4 Manfaat Penulisan
Diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan serta
wawasan kepada pembaca tentang asuhan keperawatan komunitas pada agregat
lanisa penderita reumatik, dan dapat di gunakan sebagai penunjang proses belajar
mengajar khususnya untuk mahasiswa jurusan keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Lansia
A. Pengertian Usia Lanjut
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupaka proses alamiah, yang berarti
seseorang telah meliputi tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis (H. Wahyudi Nugroho, 2013).
Usia lanjut adalah proses alami yang tidak dapat di hindari. Menua bukanlah suatu penyakit,
tetapi merupakan yang berangsung-angsur mengakibatkan perubahan yang komulatif, merupakan
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
yang berakhir dengan kematian (Darmojo, 2012).
Jadi menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Adapun beberapa teori mengenai proses menua yang bersifat individual :
a. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
b. Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
c. Tidak ada satu factor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.
B. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO dalam (Maryam, 2008) klasifikasi lansia di golongkan menjadi 4 yaitu :
a) Usia pertengahan atau middleage yaitu seseorang yang berusia 45-59 tahun
b) Lanjut usia elderly yaitu seseorang yang berusia 60-74 tahun
c) Lanjut usia tua old yaitu orang yang berusia 75-90 tahun
d) Lanjut usia tua very old yaitu seseorang yang berusia diatas 90 tahun
C. Penyakit yang Sering Terjadi pada Lanjut Usia
Menurut Aspiani tahun (2014), ada 4 penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses
menua, yaitu :
a. Gangguan sirkulasi darah, seperti : hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh
darah di otak, coroner dan ginjal.
b. Gangguan metabolisme hormonal, seperti : diabetes mellitus, klimakterium
dan ketidakseimbangan tiroid.
c. Gangguan pada persendian, seperti : osteoarthiritis, gout arthritis, ataupun penyakit kolagen
lainnya.
d. Berbagai macam neoplasma.
Dan menurut “Siti Bandiyah, 2009”, mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan pada
lanjut usia ada 9 macam, yaitu :
a. Sistem pernapasan
b. Sistem penglihatan
c. Kardiovaskuler
d. Sistem pengaturan tubuh
e. Musculoskeletal
f. Gastrointestinal
g. Genitalia urinaria
h. Endoktrin
i. Sistem intigumen
Timbulnya penyakit-penyakit tersebut dapat dipercepat atau diperberat oleh faktor-faktor luar,
misalnya : makaan, kebiasaan hidup yang salah, infeksi dan trauma (Yessi et al, 2013)
2.2 Konsep Dasar Teori Reumatik
A. Pengertian Reumatik
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada
daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adelia, 2011). Reumatik dapat mengenai siapa saja
yang rentan terkena penyakit reumatik. Hal itu tentu saja tergantung pada jenis
reumatik,umumnya penderita reumatik akan merasa nyeri pada sendi dan tulang dan biasanya
mulai terjadi pada usia pertengahan ( Junaidi, 2006 ). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang
umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya
umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Reumatik adalah salah satu penyakit yang banyak ditemukan di masyarakat penyakit ini ada
yang menyerang sendi dan ada pula yang hanya menyerang jaringan disekitar sendi (Dalimartha,
2008).
B. Klasifikasi Reumatik
Menurut (Adelia,2011) ada 2 jenis rematik yaitu rematik sendi dan rematik jaringan lunak.
a) Reumatik sendi adalah reumatik yang menyerang persendian, reumatik ini dibagi beberapa
macam namun yang paling sering dijumpai adalah :
1. Artritis rheumatoid
Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran
sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi,
penurunan mobilitas, dan keletihan (Diane C. Baughman, 2000).
2. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyakit yang
belum diketahui namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis dan lainnya. Penyebab
penyakit ini belum diketahu pasti namun ada beberapa faktor resiko yang berhubungan seperti
usia yang lebih dari 40 tahun, jenis kelamin yaitu dengan wanita yang lebih sering
mengalami, suku bangsa, genetic, kegemukan atau penyakit metabolik, pekerjaan, olah raga,
cidera sendi, kepadatan tulang dan lain-lain.
3. Atritis gout
Adalah penyakit yang berhubungan dengan asam urat darah. Penyakit ini disebabkan
karena Kristal monosodium urat dipersendian meningkat, obesitas, penyakit kulit, kadar
trigliserida yang tinggi, pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
terdapat kadar benda-benda keton yang meninggi dan akan menyebabkan asam urat yang ikut
meninggi.
b) Reumatik jaringan lunak menyerang jaringan lunak diluar sendi. Jenis yang sering ditemukan
adalah :
1. Fibrosis lebih sering ditemukan pada wanita usia lanjut, dan penyebabnya adalah faktor
kejiwaan.
2. Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri local ditempat
perlekatannya.
3. Tenositivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
4. Entesopati timbul akibat menggunakan lengan secara berlebihan , degenerasi dan radang
sendi.
5. Bursitis adalah peradangan bursa yang terjadi ditempat perlekatan tendon atau otot ke
tulang.
6. Nyeri punggung terdapat didaerah pinggang kebawah yang dapat menjalar
sampai kekaki.
C. Gejala Reumatik
Gejala rematik Menurut Utami (2005). adalah :
a) Nyeri sendi
Merupakan keluhan utama pada rematik. nyeri sendi ada dua macam yaitu nyeri sendi
mekanis dan nyeri inflamasi (nyeri karena radang), nyeri mekanis biasanya timbul setelah
seseorang melakukan kegiatan atau aktifitas dan akan hilang setelah beristirahat, nyeri
inflamasi biasanya terjadi pada pagi hari ketika sesorang bangun tidur. Nyeri inflamasi
biasanya nyeri hebat ketika digerakan, biasanya nyeri akan menghilang setelah beberapa saat.
b) Kaku sendi
Gejala ini ditandai dengan sulitnya sendi digerakan, biasanya kaku sendi terjadi pada pagi
hari, pada umumnya terjadi pada sendi, seperti pinggul, tulang belakang dan lutut.
c) Bengkak pada sendi
Sendi mengalami pembengkakan karena hipertropi tulang, yang disebabkan karena
penumpukan cairan disekitar sendi, kulit dipersendian bengkak kemerahan, nyeri, dan dapat
terjadi kelainan bentuk.
d) Gangguan fungsi sendi
Karena sendi tidak dapat berfungsi secara normal, hal ini juga dapat terjadi karena
seseorang ingin menghilangkan rasa nyeri yang meradang dengan cara menekuk posisi
persendian tersebut.
e) Sendi tidak stabil
f) Sendi berbunyi
g) Gejala lain seperti berat badan menurun , rasa lelah dan lesu susah tidur, aktivitas suami
istri terganggu, dan gerakan menjadi lambat
D. Patofisiologi
Pada rematik reaksi autoimun terjadi dalam jaringan synovial, proses fagositosis
menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi
edema, proliferasi membrane synovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya adalah menghilangnya
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi, otot akan turut tertekan karena serabut otot
akan mengalami perubahan degenerative dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan
kontraksi otot (Smeltzer& Bare , 2002).
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian
ada lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a. Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data demografi,
vital statistic, status kesehatan komunitas
b. Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-batas wilayah,
dan kondisi geografis
c. Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan, fasilitas social (pasar,
toko, dan swalayan)
d. Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan, jumlah
pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan
lanjut usia.
e. Keamanan dan transportasi
f. Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur organisasi,
kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok organisasi dalam
kesehatan
g. Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat komunikasi yang
digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi
h. Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang tersedia,
dan jenis bahasa yang digunakan
i. Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi
B. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah
yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa data :
a. Menetapkan kebutuhan komunitas
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon komunitas
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
C. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan yang perlu
pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria penapisan, diantaranya :
a. Sesuai dengan perawat komunitas
b. Jumlah yang berisiko
c. Besarnya resiko
d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e. Minat masyarakat
f. Kemungkinan untuk diatasi
g. Sesuai dengan program pemerintah
h. Sumber daya tempat
i. Sumber daya waktu
j. Sumber daya dana
k. Sumber daya peralatan
l. Sumber daya orang
Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala pembobotan, yaitu : 1 = sangat
rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi. Kemudian masalah kesehatan
diprioritaskan berdasarkan jumlah keseluruhan scoring tertinggi.
D. Diagnosa Keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa
keperawatan komunitas yaitu, Masalah (Problem) Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang terjadi.
E. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan
keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
F. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas yang telah disusun.
Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu :
a. Berdasarkan respon masyarakat.
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungannya.
d. Bekerja sama dengan profesi lain.
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit.
f. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses
tersebut.

BAB III
TINJUAN KASUS
3.1 Skenario Kasus
Di RT 1 RW 7 kelurahan X terdapat 150 penduduk lansia, jumlah laki-laki sebanyak 65 jiwa dan
perempuan sebanyak 85 jiwa. Berdasarkan hasil angket 30% lansia mengalami masalah kesehatan
reumatik. Dan berdasarkan hasil angket hanya 20% lansia yang melakukan pemanfaatan fasilitas
kesehatan serta puskesmas dari penduduk yang menderita reumatik
3.2 Pengkajian
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data inti dan data sub
sistem.
1. Data Inti
a. Lokasi
1) Provinsi : Sumatera Barat
2) Kota : Padang
3) Kecamatan : Nanggalo
4) Kelurahan :
5) RT : 01
6) RW : 07
b. Demografi
Di kelurahan RT01/RW07 kecamatan Nanggalo memiliki jumlah penduduk lansia
sebanyak 20 jiwa, laki- laki sebanyak 12 jiwa dan perempuan sebanyak 8 jiwa. Di skenario
kasus ada 150, disini ada 20 jiwa
c. Status Perkawinan
Status perkawinan lansia di kelurahan RT01/RW7 kecamatan Nanggalo sudah Menikah
semua, tetapi masih ada yang utuh dan ada juga yang tidak utuh
d. Nilai, kepercayaan dan agama
Mayoritas responden beragama islam yaitu 100 %.Berdasarkan survey terdapat masjid
untuk beribadah dan sebagian besar lansianya suka mengkitu pengajian rutinan di masjid
terdekat

2. Data Subsistem
a. Lingkungan Fisik
Berdasarkan hasil observasi kerbersihan lingkungan di kelurahan Campaka RT01/RW07
kecamatan Andir terjaga dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader di
kelurahan Campaka RT01/RW07 kecamatan Andir jarang mengadakan kegiatan olahraga
terhadap lansia.
b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan social
Berdasarkan hasil wawancara bahwa pihak puskesmas atau pelayanan kesehatan jarang
memberikan edukasi tentang penyakit reumatik dan yang lainnya karna jangkauan dari
puskesmas sangat tidak terjangkau dan kurangnya tenaga kesahatan di desa tersebut.
Berdasarkan hasil angket 20% lansia yang melakukan pemanfaatan fasilitas kesehatan
serta puskesmas, jadi hanya sedikit yang memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk lansia
c. Ekonomi
Berdasarkan hasil studi dokumen bahwa 85% penduduk lansia kebanyakan sudah tidak
bekerja dan hanya mengandalkan anak nya yang bekerja sebagai buruh pabrik.
Berdasarkan hasil angket 30% mengalami masalah kesehatan seperti Reumatik,
Osteoporosis karna pendapatannya tidak sesuai dengan kebutuhan.
d. Politik dan pemerintahan
Berdasarkan hasil wawancara kader bahwa mereka jarang mengkaji kesehatan pada
lansia. pada subsistem politik dan pemerintahan. Terdapat kader kesehatan namun belum
terlalu memahami tentang penyakit reumatik
e. Transportasi
Berdasarkan hasil wawancara jenis transportasi yang digunakan angkutan umum dan
kendaraan pribadi.
f. Komunikasi
Media komunikasi yang digunakan untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang
kesehatan melalui televisi.
g. Pendidikan
Berdasarkan hasil angket 75% tidak paham mengenai penyakit rematik dan akibat yang
ditimbulkannya. Berdasarkan hasil wawancara 20 orang mereka belum pernah mendapatkan
penyuluhan terkait Rematik. dan pendidikan terakhirnya adalah lulusan, SLTP 8 orang, SLTA
12 orang.
h. Rekreasi
Berdasarkan hasil wawancara tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan lansia adalah
pergi ke Masjid Agung untuk bermain dengan cucu nya.
3.3 Analisa Data
No Data Masalah

Berdasarkan hasil studi dokumen Defisiensi


Kesehatan
 Berdasarkan hasil studi dokumen bahwa 85% penduduk
Komunitas
lansia kebanyakan sudah tidak bekerja dan hanya
mengandalkan anak nya yang bekerja sebagai buruh
pabrik.
Berdasarkan hasil wawancara
 Berdasarkan hasil wawancara bahwa pelayanan kesehatan
sulit dijangkau oleh masyarakat
 Pihak puskesmas atau pelayanan kesehatan jarang
memberikan edukasi karena sulit menjangkau wilayah
 Jumlah tenaga kesahatan yang tidak mencukupi, sehingga
sulit untuk melakukan kegiatan di luar gedung

Berdasarkan hasil angket


 Berdasarkan hasil angket, hanya 20% lansia yang mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan serta puskesmas.
Berdasarkan hasil wawancara Ketidak
efektifan
 Terdapat kader kesehatan namun belum terlalu memahami
pemeliharaan
tentang penyakit reumatik
kesehatan
 Berdasarkan hasil wawancara kader bahwa mereka jarang
mengkaji kesehatan pada lansia

Berdasarkan hasil angket


 75% lansia tidak paham mengenai penyakit rematik dan
akibat yang ditimbulkannya.
 Berdasarkan hasil wawancara terhadap 20 orang lansia
mereka belum pernah mendapatkan penyuluhan terkait
Rematik
 Pendidikan terakhir ke 20 lansia tersebut adalah SLTP 8
orang, SLTA 12 orang.

Berdasarkan hasil angket

 Berdasarkan hasil angket 30% lansia mengalami masalah


kesehatan reumatik

3.4 Intervensi Keperawatan


DIAGNOSIS SLKI SIKI
KOMUNITAS
Defisiensi PREVENSI PRIMER PREVENSI PRIMER
Kesehatan Kompetensi masyarakat - Pengembangan Program
Komunitas di Pencegahan dan Penanganan
kelurahan RA
Campaka : - Pelatihan kader mengenai
:
Deteksi dini penyakit RA
Pentingnya hidup produktif
saat usia lanjut

PREVENSI SEKUNDER PREVENSI SEKUNDER


kontrol terhadap Skrining Kesehatan
kelompok beresiko - Kader melakukan skrining
kesehatan rutin
efektifitas program terhadap lansia
masyarakat
Status kesehatan keluarga - Dibentuknya
pusling/poskesdes

-Pembentukan kelas lansia : terapi


okupasi

-Pemasangan poster lansia dan


rheumatik

-Pembentukan dan
pengaktifan
TOGA/BATRA

- Kunj. rumah utk memberikan


informasi ttg reumatik
PREVENSI TERSIER

PREVENSI TERSIER - Tindak lanjut melalui telepon


Partisipasi tim kesehatan ‘membuat group whatsapp
dalam keluarga. “
- Pencatatan insiden
Pengembangan sumber yang
ada di komunitas - Pemasaran hasil okupasi
lansia untuk meningkatkan
nilai ekonomi.
- Evaluasi keberhasilan
TOGA/BATRA
Ketidak efektifan PREVENSI PRIMER PREVENSI PRIMER
pemeliharaan - pengetahuan : perilaku
kesahatan di sehat - Lakukan penyuluhan
kelurahan - pengetahuan : promosi kesehatan tentang reumatik
Campaka kesehatan kepada masyarakat dan lansia
- pengetahuan : gaya hidup
sehat

PREVENSI SEKUNDER
PREVENSI SEKUNDER
- Perilaku
promosi
kesehatan - Pelatihan kader tentang
lansia dan rheumatik

- Partisipasi dalam - Seminar mengenai lansia dan


pengambilan keputusan permasalahannya bersama
perawatan kesehatan warga dan para tenaga sipil
pemerintahan

PREVENSI TERSIER
PREVENSI TERSIER
Pengembangan sumber yang
ada di komunitas
- Pencatatan insiden
- Meningkatkan dukungan
pemerintahan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Usia lanjut adalah proses alami yang tidak dapat di hindari. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan yang berangsung-angsur mengakibatkan
perubahan yag komulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian
(Darmojo, 2012).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang
berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit
Pemberian asuhan keerawatan komunitas pada kelompok lansia perlu
dilakukan untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan lanjut usia dimana pada
lanjut usia akan terjadi perubahan baik secara fisik maupun psikologis.
4.2 Saran
Perawat perlu mempelajari asuhan keperawatan komunitas baik pada lansia,
anak, ibu hamil, maupun keompok lainnya. Sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai