S Dengan Gastritis
OLEH :
Listia Rahman Mayhesti
201030200011
1. Anatomi
(Netter, 2006)
esofagus dan usus halus. Organ ini dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan
perbedaan struktur dan fungsi yaitu: fundus, korpus, dan antrum. Fundus
tengah atau utama lambung adalah korpus. Antrum adalah bagian lapisan
dan elektrolit dari makanan yang kita telan ke dalam lingkungan internal
besar, disebut rugae, dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada saat terisi
dimainkan. Mukosa lambung terdiri dari tiga sel sekresi: sel chief, sel
parietal, dan sel mukus. Sel chief menyekresi enzim pepsinogen, sel
fragmen molekul protein dan polisakarida, butiran lemak, garam, air, dan
berbagai molekul kecil lain yang masuk bersama makanan. Tidak ada
air. Absorpsi paling banyak terjadi di usus halus (Widmaier, Raff, dan
Strang, 2014).
Faktor di lambung yang memengaruhi laju pengosongan gaster yaitu
lambung barvariasi dari orang ke orang lain dan tidak selalu dapat
B. Definisi
dan infeksi. Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus menerus akan
ditemui akibat dari gastritis fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh
makan yang kurang sesuai, faktor psikis dan kecemasan (Saydam, 2011).
lambung, dapat bersifat akut, kronik difus atau lokal, dengan gambaran klinis
sering akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu ini makan terlalu
peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor
kerusakan pada bagian mukosa lambung yang dapat muncul gejala berupa
1. Etiologi
Penyebab gastritis dibedakan atas zat internal dan zat eksternal. Zat
yang berlebihan, dan zat eksternal adalah iritasi dan infeksi. Gastritis
biasanya terjadi ketika mekanisme perlindungan dalam lambung mulai
anatomi yang bisa berupa luka atau tumor, jadwal makan yang tidak
gastritis yang dipicu bakteri ini bisa menjadi gastritis menahun karena
mukosa seperti gastritis relatif lebih tinggi pada orang dengan Body
Mass Index (BMI) yang tinggi. Makan dengan jumlah banyak juga
dengan jumlah banyak tetap tinggal di gaster lebih lama, sehingga durasi
mukosa gaster terpapar asam lambung lebih lama. Pada orang dengan
durasi makan yang cepat (<5 menit dan 5-10 menit) menunjukkan risiko
sehingga perut peka terhadap radang lambung seperti ulkus dan jika
berlanjut bisa menyebabkan karsinoma (Yuliarti, 2009).
tidak sarapan pagi. Sarapan bagi anak remaja sangatlah penting, karena
kalori yang cukup besar. Dampak negatif dari tidak sarapan pagi
pusing, gemetar, atau rasa lelah. Hal ini juga dapat memicu terjadinya
gastritis karena selama tidur 12 jam tubuh puasa sepanjang malam, dan
2015).
makanan yang pedas dan asam. Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil
penyakit gastritis, seperti buah yang masih mentah, daging mentah, kari,
2016).
Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan
asam lambung. Hal ini membuat produksi gas dalam lambung berlebih
2015).
diantaranya :
mukosa lambung.
lambung.
2. Faktor Resiko
seperti gorengan
minuman beralkohol
antibiotik, aspirin, steroid, dan pil KB
gastritis.
1. Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-obatan
dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang
menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak
2. Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B ( kadang disebut
diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau obat-obatan dan
alkohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung. (Smeltzer dan
Bare, 2001)
Pathway Gastritis
Defisit Nutrisi
Resiko ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
E. Manifestasi Klinik
d) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
2. Gastritis Kronik
kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. (Smeltzer dan Bare,
2001).
F. Komplikasi
( 2010) adalah:
terjadi perforasi.
pylorus.
1. Syok
4. Kanker lambung
G. Penatalaksanaan
pembekuan darah
Indikasi
6) Infark miokard
7) Emboli paru
8) Restenosis dari stent
Kontraindikasi
gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida
dan istirahat.
Indikasi
Kontraindikasi
1) Hipofosfatemia
Hipofosfatemia adalah kelainan elektrolit di mana
2) Porfiria.
matahari.
Indikasi
Kontraindikasi
menyebabkan iritasi.
Indikasi
ulkus peptikum dengan dosis 1 gram, 4 kali sehari, atau 2 gram, 2 kali
Kontraindikasi
(Dermawan, 2010)
b. Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena bahaya
perforasi.
2001).
a) Tirah baring
Tujuan
Dengan istirahat klien gastritis yang mengalami gejala mual akan
b) Mengurangi stress
Tujuan
c) Diet
Tujuan
merangsang.
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral
H. Pemeriksaan Penunjang
sebagai berikut :
1. Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas
Tujuan
Indikasi
c) Hematemesis : perdarahan
lambung
j) Perforasi regurgitasi
Kontraindikasi
Tujuan
Indikasi
Kontraindikasi
memberikan informed consent
b) Tukak lambung.
c) Ulkus duodenum.
kerongkongan (esofagus).
h) Kanker lambung.
5. Pemeriksaan Histopatologi
Tujuan
diagnosis.
Tes ini memeriksa apakah ada bakteri H.Pylori dalam feses atau tidak.
juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan
metabolisme dan eksresi urea atau transfusi darah lengkap dan jumlah
besar diberikan
11. Kalium: dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat atau
12. Amilase serum: meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga
gastritis.
I. Asuhan Keperawatan
1) Melakukan Pengkajian
keperawatan.
1. Pengumpulan data
Tujuan :
yang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
Jenis data antara lain Data objektif, yaitu data yang diperoleh
suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.Data subjekyif, yaitu data
yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga
2. Analisa data
3. Perumusan masalah
a. Definisi
Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon
dengan kesehatan.
Seaback, 2006).
b. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan
Terms (SNOMED CT),
Health (ICF),
and Research (ZEFP)
- Omaha System.
1. Diagnosis Negatif
2. Diagnosis Positif
kondisi yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini disebut juga
2013).
1. Diagnosis Aktual
langsung.
2. Diagnosis Resiko
1. Masalah (Problem)
ini.
2. Indikator Diagnostik
a. Penyebab (Etiology)
2) Efek Terapi/Tindakan,
4) Maturasional
sistematis.
1. Analisis Data
berikut ini.
b. Kelompokkan data
1) respirasi,
2) sirkulasi,
3) nutri/cairan,
4) eliminasi,
5) aktivitas/istirahat,
6) neurosensori,
7) reproduksi/seksualitas,
8) nyeri/kenyamanan,
9) integritas ego,
10) pertumbuhan/perkembangan,
12) penyuluhan/pembelajaran
14) keamanan/proteksi.
Proses pengelompokan data ini dapat dilakukan baik secara
2. Identifikasi Masalah
diagnosis, yaitu;
sebagai berikut:
Masalah berhubungan dengan Penyebab dibuktikan
dengan Tanda/Gejala
dan gelisah.
berikut:
1) Diagnosis Resiko
Contoh Penulisan:
menurun.
Masalah dibuktikan dengan Tanda/Gejala
Contoh Penulisan:
3) Menentukan Perencanaan
a. Definisi
Intervensi merupakan segala treatment yang dikerjakan oleh perawat
berikut :
1. Fisiologis
cairan/elektrolit
istrahat/tidur
- Neurosensori : Memuat kelompok intervensi yang memulihkan
2. Psikologis
perkembangan.
3. Perilaku
perilaku sehat.
4. Relasional
5. Lingkungan
c. Tujuan perencanaan
1. Tujuan administrative
kelompok.
evaluasi keperawatan.
2. Tujuan klinik
keperawatan
d) Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu,
tindakan.
d. Langkah-langkah Perencanaan
1) Menentukan prioritas
Capernito(2000) adalah :
kesehatan.
1) HirarkiMaslow
a. Fisiologis
c. Sosial
d. Harga diri
e. Aktualisasi diri.
1. Hirarki Kalish
kesenangan baru.
c. Kebutuhan keamanan : keselamatan, keamanan, kedekatan.
f. Aktualisasi diri.
Menetapkan tujuan
2) Tujuan perawatan
orang lain.
biasanya lebih dari satu minggu atau satu bulan. Kriteria hasil
ganda)
(Reasonable)
rencana tindakan.
c) Realistik.
memvalidasi.
masalah.
untuk :
pada:
tertentu.
tindakan medis.
c. Mengevaluasi respon.
tersebut adalah :
a) waktu.
selama 24 jam
bagaimana.
Karakteristik rencana tindakan keperawatan :
dan terapeutik.
6. Perencanaan Pulang
7. Dokumentasi
evaluasi(Bower, 1982)
memadai.
ada.
efektif.
tindakan.
harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu
5) Evaluasi
Wardani, 2013)
(Nurhayati, 2011)
3) Hasil-hasil penelitian tentang penatalaksanaan evidence based practice
4) Aspek, legal dan etis terkait kasus
a. Autonomy (Kemandirian)
pelayanan keperawatan.
haruslah dilakukan.
c. Justice (Keadilan)
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien
pada klien.
e. Veracity (Kejujuran)
g. Confidentiality (Kerahasiaan)
dihindari.
h. Accountability (Akuntabilitas)
tanpa terkecuali.
professional.
1. penggunaan tembakau,
berikut:
meningkatkan absorbsi
pengosongan lambung
mylanta ),
gejala
5. Konstipasi
penatalaksanaan stres).
9) KASUS
utama nyeri perut ulu hati sebelah kiri dengan skala nyeri 6, saat dilakukan
pengkajian pasien mengeluh bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur
pasien sering merasa nyeri pada perut bagian sebelah kirinya, rasa nyerinya
itu seperti diremas-remas dan terasa panas. Pasien juga mengeluh mual
muntah yang membuat nafsu makan menurun.
Pasien datang ke RS dengan keluhan utama nyeri perut ulu hati sebelah kiri dengan skala nyeri 6
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: baik sedang lemah Kesadaran: composmentis
Tanda vital TD: 110/70 mmHg Nadi: 80 x/mnt Suhu : 36,8 ºC RR: 26 x/mnt
Pola nafas irama: Teratur Tidak teratur
Pernafasan
Penglihatan (mata)
Pupil : Isokor Anisokor Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : Anemis Ikterus Lain-lain:
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga :
Penginderaan
Kulit
Warna kulit: Ikterus Sianotik Kemerahan Pucat Hiperpigmentasi
Turgor: Baik Sedang Jelek
Odema: Ada Tidak ada Lokasi
Luka Ada Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka Ada Tidak ada Yang ditemukan :
Lain-lain :
Kegiatan ibadah:
Keluarga mengatakan pasien sangat taat beribadah
Lain-lain :
Masalah: Tidak ada masalah
Laboratorium
Selasa, 28 HEMATOLOGI
September
2020 HEMOGLOBIN 11,6 11,7-15,5 g/dl <12 dapat terjadi anemia
>15 dapat terjadi polisitemia
TROMBOSIT 366 150-400 10^3/uL <150 tubuh lemas, dada terasa nyeri,
kepala pusing, memar pada kulit
GULA DARAH
KARBOHIDRAT
dan sepsis.
(hipoglikemia) dapat
Radiologi/USG, dll
Tidak ada
Farmakologi :
DO :
- Pasien tampak lemas
BAK 1x/sehari
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d infeksi
2. Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mencerna makanan
3. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b/d gastroenteritis
Terapeutik :
1. Berikan terapi
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
2. Kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri
3. Fasilitas istirahat
dan tidur
4. Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan
strategi
meredaka nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian analgetik
2 Rabu, 29 Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk
Septembe ketidakmampuan intervensi status nutrisi mengetahui
r 2020 mencerna makanan keperawatan 2. Identifikasi alergi sejauh mana
selama 3x24 jam dan intoleransi perkembanga
maka status nutrisi makanan n dari keadaan
membaik dengan 3. Identifikasi pasien dan
criteria hasil : makanan yang perubahan
1. Porsi makan disukai yang terjadi
yang 4. Identifikasi 2. Mencegah
dihabiskan kebutuhan kalori perangsangan
meningkat jenis nutrien yang
2. Perasaan 5. Identifikasi mendadak
cepat kenyang perlunya pada lambung
menurun penggunaan 3. Untuk
3. Nyeri selang menghindari
abdomen nasogastrik kerja lambung
menurun 6. Monitor asupan yang berat
4. Berat badan makanan meminimalkan
membaik 7. Monitor berat iritasi lambung
5. Indeks Masa badan 4. Untuk
Tubuh 8. Monitor hasil mengetahui
membaik pemeriksaan perkembanga
6. Frekuensi laboratorium n berat badan
makan 5. Pemberian
membaik Terapeutik : antimietik
7. Nafsu makan 1. Lakukan oral untuk
membaik hygiene sebelum mencegah
8. Bising usus makan mual, nyeri
membaik 2. Fasilitasi dan rasa tidak
9. Membran menentukan nyaman.
mukosa pedoman diet
membaik 3. Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makanan
yang tinggi serat
untuk mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
6. Berikan
suplemen
makanan
7. Hentikan
pemberian
makanan melalui
selang
nasogastrik jika
asupan oral
dapat di
toleransi
Edukasi :
1. Anjurkan posisi
duduk, jika perlu
2. Ajarkan diet yang
di programkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(misalnya :
pereda nyeri,
antiemetic) jika
perlu
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient
yang dibutuhkan,
jika perlu
3 Rabu, 29 Setelah dilakukan Observasi :
Septembe Resiko intervensi 1. Identifikasi 1. Mengumpulkan
r 2020 ketidakseimbangan keperawatan kemungkinan dan
elektrolit b/d selama 3x24 jam penyebab menganalisis
gastroenteritis maka ketidakseimbang data pasien
keseimbangan an elektrolit untuk
elektrolit 2. Monitor kadar mengatur
meningkat dengan elektrolit serum keseimbangan
criteria hasil : 3. Monitor mual, elektrolit
1. Serum natrium muntah, diare 2. Meningkatkan
membaik 4. Monitor keseimbangan
2. Serum kalium kehilangan elektrolit dan
membaik cairan mencegah
3. Serum klorida 5. Monitor tanda komplikasi
membaik dan gejala akibat kadar
4. Serum kalsium hipokalemia elektrolit serum
membaik (misalnya : yang abnormal
5. Serum kelemahan otot, 3. Mengetahui
magnesium anoreksia, adanya
membaik konstipasi, penurunan
6. Serum fosfor motilitas usus mual, muntah
membaik menurun, 4. Menganalisa
pusing, depresi, data pasien
pernapasan) terkait
6. Monitor tanda pengeluaran
dan gejala elektrolit
hiperkalemia bersama cairan
(misalnya : 5. Tanda dan
gelisah, mual, gejala penting
muntah) untuk diketahui
7. Monitor tanda agar saat
dan gejala terjadi bias
hiponatremia ditangani
(misalnya : dengan cepat
disorientasi, otot
berkedut, sakit
kepala,
membrane
mukosa kering,
hipotensi,
kejang,
penurunan
kesadaran)
8. Monitor tanda
dan gejala
hipernatremia
(misalnya: haus,
demam, mual,
muntah, gelisah,
peka rangsang,
membrane
mukosa kering,
takikardi,
hipotensi)
9. Monitor tanda
dan gejala
hipokalsemia
(misalnya : peka
rangsang spasme
otot bawah,
spasme karpal,
kram otot)
10. Monitor tanda
dan gejala
hiperkalsemia
(misalnya : nyeri
tulang, haus,
anoreksia,
letargi,
kelemahan otot)
11. Monitor tanda
dan gejala
hipomagnesemia
(misalnya :
depresi
pernapasan,
apatis, konfusi)
12. Monitor tanda
dan gejala
hipermagnesemi
a (misalnya :
kelemahan otot,
hiporefleks,
brakikardia,
koma, depresi)
Terapeutik :
1. Atur interval
waktu
pemantauan
sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokumentasikan
hasil
pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan
hasil
pemantauan
D. CATATAN PERAWATAN
Nama Klien : Ny.S
Diagnosis Medis : Gastritis
Ruang Rawat : Multazam/50.3
Tgl/ No. DK Implementasi Tanda Tangan
jam
1 Observasi :
Selasa, 28 1. Mengidentifikasi lokasi,
September karakteristik, durasi, frekuensi,
2020 kualitas, intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
Terapeutik :
3. Berikan terapi non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat)
Edukasi :
4. Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
Kolaborasi :
5. Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
Rabu, 29 2 Observasi :
September 1. Mengidentifikasi status nutrisi
2020 2. Memonitor asupan makanan
Terapeutik :
3. Melakukan oral hygiene sebelum
makan
4. Memberikan makanan yang tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
5. Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
Edukasi :
6. Menganjurkan posisi duduk, jika
perlu
Kolaborasi :
7. Melakukan kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(misalnya : pereda nyeri,
antiemetic) jika perlu
8. Melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
Rabu, 29 3 Observasi :
September 1. Memonitor mual, muntah, diare
2020 2. Memonitor kehilangan cairan
Terapeutik :
3. Mengatur interval waktu
pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
4. Mendokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
6. Menginformasikan hasil
pemantauan
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny.S
Diagnosis Medis : Gastritis
Ruang Rawat : Multazam/50.3
Tgl No. DK SOAP Tanda Tangan
S:
Rabu, 29
Septembe 1 - Pasien mengatakan nyeri pada
r 2020 ulu hatinya sudah berkurang
- Pasien mengatakan sudah dapat
tidur dengan baik
- Skala nyeri 2
O:
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
O:
- BB kembali normal
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
Kamis, 30 3 S:
Septembe - Pasien mengatakan tidak mual
r 2020 dan tidak muntah
- Keluarga mengatakan pasien
minum 8 gelas sehari
O:
- Pasien tampak tidak lemas
BAK 4x/sehari
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA