Metode. Kami secara acak memasukkan (sebagai sampel) 181 anak-anak, berusia 4
bulan hingga 5 tahun, dengan saluran kemih normal setelah (mereka) sembuh dari demam ISK
pertama mereka dalam rasio 1: 1 untuk menerima campuran probiotik Lactobacillus
acidophilus, Lactobacillus rhamnosus, Bifidobacterium bifidum, dan Bifidobacterium lactis (n
= 91) atau plasebo (n = 90) selama total 18 bulan terapi. Tujuan utama adalah untuk
menunjukkan keunggulan probiotik profilaksis dibandingkan dengan plasebo. Titik akhir
primer berupa penyembuhan komposit/gabungan (kelangsungan hidup bebas ISK) pada 18
bulan, dan titik akhir sekunder adalah waktu rata-rata untuk (terjadinya) kekambuhan ISK
pertama.
Hasil. Probiotik lebih unggul daripada plasebo sehubungan dengan titik akhir
kemanjuran/efikasi primer. Pada 18 bulan, penyembuhan komposit/gabungan diamati pada
96,7% pasien dalam kelompok probiotik (3 dari 91 pasien mengalami kekambuhan ISK dalam
kelompok probiotik) dan terdapat penyembuhan komposit/gabungan pada 83,3% pasien dalam
kelompok plasebo (15 dari 90 pasien mengalami kekambuhan ISK dalam kelompok plasebo)
(P = 0,02). Waktu rata-rata untuk kejadian pertama kekambuhan ISK masing-masing adalah
3,5 bulan (kisaran, 1-4 bulan) dan 6,5 bulan (kisaran, 2-14 bulan) pada kelompok probiotik dan
placebo (P = 0,04). Mikroorganisme utama yang menyebabkan ISK berulang adalah
Escherichia coli, diikuti oleh Klebsiella pneumoniae, dan hasil ini tidak berbeda secara
signifikan antara 2 kelompok. Kami tidak menemukan efek samping spesifik di antara peserta
yang menerima campuran probiotik selama terapi..
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi umum pada masa kanak-kanak yang dapat
menyebabkan morbiditas dan kematian yang signifikan [1-3]. Telah menjadi praktik umum
selama bertahun-tahun untuk menggunakan antibiotik jangka panjang dalam mencegah
kekambuhan ISK. Namun, penggunaan rutin antibiotik profilaksis telah menjadi bahan
perdebatan selama dekade terakhir karena efek samping yang terkait dan karena pertumbuhan
mikroorganisme yang kebal/resisten antibiotik [4-9]. American Academy of Pediatrics (AAP)
baru-baru ini menegaskan kembali pedoman praktik klinis ISK 2011 dan merekomendasikan
bahwa profilaksis antimikroba tidak diberikan kepada anak-anak berusia 2 hingga 24 bulan
setelah demam ISK pertama mereka jika hasil ultrasonografi ginjal dan kandung kemih normal
[10]. (Hal) yang mendukung pernyataan kuat oleh AAP bahwa antimikroba profilaksis
tampaknya tidak efektif dalam mencegah kekambuhan demam ISK adalah fakta bahwa bukti
mengenai nilai antibiotik profilaksis dalam pencegahan ISK berulang tetap sebagian besar tidak
meyakinkan [11-14].
Tingginya angka ISK yang berulang pada bayi dan anak kecil serta meningkatnya
potensi untuk pengembangan resistensi, telah mendorong para peneliti untuk mempelajari
langkah-langkah nonantibiotik alternatif, termasuk minum jus cranberry, menerapkan estrogen
topikal, dan mengonsumsi probiotik untuk pencegahan infeksi berulang [14-16] .
Karena probiotik adalah produk yang aman dan tersedia tanpa resep, kami tertarik untuk
mempelajari peran probiotik dalam mencegah ISK pada anak-anak yang sehat dalam uji coba
terkontrol secara acak untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan tentang kemungkinan
perubahan signifikan dalam terapi profilaksis.
Uji coba tersamar ganda (double-blind) terkontrol multisenter acak ini dilakukan dari
Januari 2017 hingga November 2018 di 4 poliklinik rumah sakit di Iran yang berafiliasi dengan
Universitas Ilmu Kedokteran Kurdistan, Universitas Ilmu Kedokteran Mashhad, Universitas
Ilmu Kedokteran Semnan, dan Universitas Ilmu Kedokteran Zahedan. Partisipan terdiri dari
244 anak berusia 4 bulan hingga 5 tahun setelah pemulihan dari episode pertama demam ISK
akut tanpa komplikasi, yang didokumentasikan oleh hasil kultur urin steril. Peserta secara acak
dikelompokkan untuk menerima campuran probiotik atau plasebo selama masa studi dan
menjalani pemantauan serial melalui kultur urin.
ISK tanpa komplikasi didefinisikan sebagai ISK dengan hasil USG ginjal dan kandung
kemih yang normal. Anak-anak dengan sindrom defisiensi imun, disfungsi berkemih, fungsi
ginjal abnormal, atau anomali struktural atau riwayat refluks vesikoureteral (vesicoureteral
reflux/VUR), hipertensi, atau insufisiensi hati dieksklusi dari penelitian. Peserta yang juga
dieksklusi (dari penelitian) adalah anak-anak yang menerima terapi antibiotik secara
bersamaan atau telah menggunakan probiotik dalam 3 bulan sebelumnya sebelum mendaftar
dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan Deklarasi Helsinki, direvisi di Brasil pada 2013.
Semua pusat yang berpartisipasi memperoleh persetujuan dari dewan etika penelitian
kesehatan mereka sebelum dimulainya penelitian. Persetujuan tertulis orang tua diperoleh
untuk setiap peserta sebelum penelitian, dan kami mengikuti pedoman checklist CONSORT
2010 untuk melaporkan hasil uji coba secara acak.
This page was prepared exclusively for Siti Umu K (26/05/19)
Untuk uji coba ini, isi kapsul probiotik 500 mg (Complete Probiotic Platinum [1MD,
Sherman Oaks, California]) mengandung 11 strain Lactobacillus dan Bifidobacterium spp,
termasuk Lactobacillus acidophilus (15 × 109 unit pembentuk koloni [colony-forming
unit/CFU] ), Lactobacillus rhamnosus (1,0 × 109 CFU), Bifidobacterium bifidum (4 × 109
CFU), dan Bifidobacterium lactis (15 × 109 CFU) dilarutkan dalam 10 mL air dekstrosa 5%
(500 mg / 10 mL), dan diberikan dalam 0,5 mL (25 mg) / kg 2 kali per hari (dosis harian
maksimum, 20 mL [1,0 g]) dengan atau tanpa makanan selama penelitian. Peserta dalam
kelompok plasebo menerima volume yang setara (0,5 mL / kg) air minum dua kali sehari
selama masa studi. Asupan harian 106 hingga 109 CFU Lactobacillus dan Bifidobacterium spp
dilaporkan sebagai dosis efektif minimum untuk tujuan terapeutik pada orang dewasa [17, 23].
Para peserta dan peneliti tidak mengetahui kandungan botol, yang mengandung
probiotik cair atau air plasebo. Farmasi rumah sakit di setiap lokasi penelitian bertanggung
jawab atas persiapan, penugasan, pengeluaran, dan distribusi probiotik cair selama periode
penelitian.
Campuran probiotik cair ditempatkan ke dalam botol eceran plastik, disegel, dan
didinginkan pada suhu 10 ° C. Kami melaksanakan penghitungan jumlah bakteri pada probiotik
cair saat persiapan dan (melakukannya) lagi pada 2 dan 4 minggu kemudian untuk menentukan
tingkat kelangsungan hidup bakteri dan tidak menemukan pengurangan yang signifikan dalam
jumlah total bakteri selama 4 minggu waktu penyimpanan. Probiotik dan plasebo dikirim ke
orang tua peserta setiap 2 hingga 4 minggu, dan orang tua diinstruksikan untuk menyimpan
produk dalam lemari pendingin setiap telah digunakan untuk mempertahankan kelangsungan
This page was prepared exclusively for Siti Umu K (26/05/19)
Diagnosis ISK dicurigai untuk setiap anak yang tampak demam dengan tidak ada
sumber yang jelas untuk demam tersebut dan dikonfirmasi oleh kehadiran setidaknya 50.000
CFU / mL uropathogen tunggal yang dikultur dari spesimen urin yang diperoleh melalui
kateterisasi transurethral atau aspirasi suprapubik [1– 3, 10]. Pyuria didefinisikan pada setiap
anak dengan ≥10 leukosit per μL dalam sampel urin yang disentrifugasi [2]. Anak-anak dengan
gejala ISK diobati dengan antibiotik yang sesuai dengan pedoman yang diterima sebelumnya
[1-3, 10] dan kemudian dikeluarkan/dieksklusi dari penelitian. Semua tes laboratorium
dipusatkan di setiap pusat yang berpartisipasi dan dilakukan secara buta/blinded.
Jumlah peserta yang diperlukan untuk penelitian ini yang akan memungkinkan tingkat
signifikansi 2 sisi (2-sided significance level) sebesar 1% dan kekuatan (power) sebesar 95%
adalah sebanyak 70 pasien di setiap kelompok [24]. Untuk mengantisipasi kemungkinan
kehilangan pasien dalam follow-up, pengumpulan data yang tidak lengkap, atau kepatuhan
yang buruk dalam mengambil probiotik (10%), ukuran sampel yang direncanakan ditentukan
menjadi 83 pasien per kelompok. Variabel kontinyu dinyatakan sebagai rata-rata dan standar
deviasi, sedangkan variabel kategori dinyatakan sebagai jumlah absolut dan proporsi pasien
dalam kategori tertentu. Data dibandingkan dengan menggunakan uji Fisher exact test
(variabel kategori) dan uji Student t test (variabel kontinu). Tes χ2 digunakan untuk
membandingkan kelompok probiotik dan plasebo. Model Kaplan-Meier digunakan untuk
memperkirakan probabilitas ISK selama profilaksis pada kedua kelompok pengobatan. Dari
perkiraan Kaplan Meier, kami menghitung waktu rata-rata hingga kekambuhan ISK pertama.
This page was prepared exclusively for Siti Umu K (26/05/19)
HASIL
Dari 244 pasien yang terdaftar, 181 (74,18%) dimasukkan dalam populasi intention-to-
treat dan populasi safety, lalu dikelompokkan secara acak dalam rasio 1: 1 untuk menerima
probiotik (n = 91) atau plasebo (n = 90) sekali sehari selama 18 bulan (Gambar 1). Karakteristik
dasar tidak berbeda secara signifikan antara 2 kelompok perlakuan (Tabel 1).
Waktu rata-rata untuk kejadian pertama dari kekambuhan ISK, titik akhir sekunder,
adalah 3,5 bulan (kisaran, 1-4 bulan) dan 6,5 bulan (kisaran, 2-14 bulan) masing-masing dalam
kelompok probiotik dan placebo (P = 0,04 ) (Tabel 2). Anak perempuan memiliki tingkat
kekambuhan ISK lebih tinggi daripada anak laki-laki di kedua kelompok penelitian masing-
masing (11,5% [6 dari 52] vs 0% [0 dari 39] pada kelompok probiotik dan 27,4% [14 dari 51]
vs 5% [2 dari 40] dalam kelompok plasebo; P = 0,02) (Tabel 2). Anak-anak yang lebih muda
dari 12 bulan memiliki insiden ISK berulang yang lebih tinggi daripada anak-anak yang lebih
tua, masing-masing (2,2% pada kelompok probiotik vs 11,1% pada kelompok plasebo; P =
0,04).
DISKUSI
Dalam penelitian ini, kami membandingkan efek probiotik dan profilaksis plasebo pada
anak-anak dengan ISK tanpa komplikasi dan menemukan bahwa probiotik, dengan tingkat
penyembuhan komposit/gabungan yang lebih tinggi diamati setelah 18 bulan terapi, lebih
unggul daripada plasebo. Insiden kekambuhan ISK yang lebih rendah pada kelompok probiotik
menunjukkan bahwa kelangsungan hidup bebas ISK yang lebih besar dengan probiotik
memberikan manfaat klinis tambahan untuk anak-anak dengan saluran kemih yang normal.
Sepengetahuan kami, ini adalah uji klinis acak terkontrol plasebo pertama yang
dilakukan pada populasi anak yang relatif besar dalam jangka waktu yang cukup untuk
mengevaluasi peran probiotik dalam mencegah ISK di masa depan pada anak-anak yang sehat.
Studi sebelumnya yang mengevaluasi efektivitas probiotik dalam pencegahan ISK pada
anak-anak telah menghasilkan hasil yang berbeda. Temuan dalam penelitian kami konsisten
dengan yang dilaporkan oleh Lee et al [22]. Dalam studi retrospektif mereka, penulis ini
membandingkan kemanjuran profilaksis probiotik (n = 73) dengan plasebo (n = 68) pada bayi
berusia antara 1 dan 24 bulan setelah ISK pertama selama 6 bulan terapi. Mereka menemukan
bahwa dibandingkan dengan bayi yang menerima plasebo, kejadian ISK berulang secara
signifikan lebih rendah pada bayi yang diobati dengan probiotik (masing-masing 8,2% vs
20,6%).
Tidak seperti Lee et al, Hosseini et al [20], dalam tinjauan sistematis dan meta-analisis
tentang kemanjuran probiotik dalam pencegahan ISK pada anak-anak, menemukan bahwa
terapi probiotik tidak memiliki efek yang menguntungkan dalam mengurangi kejadian atau
kekambuhan ISK. Kesimpulan yang sama datang dari tinjauan sistematis Cochrane Database
oleh Schwenger et al [21]. Para penulis ini meninjau total 4 studi yang membandingkan
probiotik dengan plasebo pada anak-anak dan pasien dewasa yang mengalami ISK dengan
komplikasi dan tidak menemukan keuntungan signifikan dari probiotik dibandingkan plasebo.
Sejumlah spesies dan strain probiotik digunakan dalam formulasi berbeda. Banyak
faktor yang juga dapat memengaruhi viabilitas mikroorganisme probiotik selama produksi,
penyimpanan, dan pengiriman hingga waktu konsumsi, termasuk suhu, pH, molekul oksigen,
dan zat tambahan seperti gula, natrium klorida, dan pengawet antimikroba. Selain
penyimpanan, pemilihan strain probiotik dan perbedaan dalam dosis dan durasi terapi
memengaruhi kemanjuran probiotik.
Dari 200 galur probiotik yang diteliti, 4 galur diduga berasal dari manusia adalah
Lactobacillus rhamnosus, Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium bifidum, dan
Bifidobacterium lactis [18]. Studi terbaru telah menemukan bahwa strain probiotik seperti
Lactobacillus rhamnosus dan Lactobacillus fermentum dapat mencegah kekambuhan ISK
dengan memodulasi kolonisasi bakteri uropatogen [25-28].
Semua perbedaan ini dapat menimbulkan bias yang memengaruhi hasil dan membuat
interpretasi data antar studi agak sulit. Agar probiotik manjur dalam pencegahan ISK, penting
untuk memilih jenis yang paling efektif, dosis yang tepat, dan durasi terapi yang tepat.
Penyebab utama ISK pada anak-anak adalah kenaikan bakteri dari daerah periurethral.
Bakteri berasal dari usus. Mikroflora gastrointestinal berkontribusi besar terhadap fungsi
kekebalan tubuh dan bertindak sebagai penghalang/barier fisik terhadap organisme
This page was prepared exclusively for Siti Umu K (26/05/19)
Meskipun sebagian besar strain probiotik yang tersedia secara komersial dianggap
aman, keamanan mungkin menjadi perhatian pada anak-anak yang sakit kritis dan pada anak-
anak dengan sindrom defisiensi imun yang parah, karena strain probiotik dapat menyebabkan
bakteremia atau sepsis [30].
KESIMPULAN