Anda di halaman 1dari 51

ABORTUS

PRESEPTOR: DR. SYAHRIAL SYUKUR, SP.OG

Shakthi Priyanika
1840312639
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Abortus adalah keluarnya hasil
konsepsi sebelum janin
berkembang sepenuhnya dan Faktor yang mempengaruhi :
dapat hidup di luar kandungan genetik, anatomi, infeksi,
dan sebagai ukuran digunakan trauma, nutrisi, lingkungan
kehamilan kurang dari 20 dan imunologi
minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram.
• Insiden abortus spontan adalah 15-20%.

• Resiko abortus meningkat pada ibu dengan


riwayat abortus sebelumnya mencapai 40%
setelah tiga kali abortus berturut-turut
dengan prognosis yang bertambah buruk
sesuai meningkatnya usia ibu.
• Abortus dapat menimbulkan
komplikasi yang berdampak
bagi kondisi penderita seperti
perdarahan hingga syok dan
infeksi. Oleh karena itu,
penanganan abortus harus
dilakukan dengan segera
sehingga komplikasi tersebut
dapat dihindari.
Batasan Masalah
• Tulisan ini membahas tentang definisi,
epidemiologi, etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, tatalaksana,
komplikasi, dan prognosis abortus.
Tujuan Penulisan
• Tulisan ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan pembaca dan penulis
tentang abortus.

Metode Penulisan
• Referat ini ditulis dengan menggunakan
metode tinjauan pustaka yang merujuk
dari berbagai literatur.
TINJAUAN PUSTAKA

• Abortus adalah keluarnya hasil


konsepsi sebelum janin berkembang
sepenuhnya dan dapat hidup di luar
Definisi kandungan dan sebagai ukuran
digunakan kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram
EPIDEMIOLOGI
Abortus spontan terjadi sekitar 15-40%.
Abortus spontan sering terjadi pada usia
kehamilan yang lebih awal, sekitar 75% terjadi
sebelum usia kehamilan 16 minggu dan kurang
lebih 60% terjadi sebelum 12 minggu.
ETIOLOGI
Faktor genetik Faktor anatomi

• Sebagian besar abortus • Pada perempuan dengan


spontan disebabkan oleh riwayat abortus, ditemukan
kelainan kariotip dari anomali uterus pada 27%
embrio. pasien.
• Trisomi (30% dari seluruh • Penyebab terbanyak
trisomi) adalah penyebab abortus karena kelainan
terbanyak abortus spontan anatomik uterus adalah
diikuti dengan sindroma septum uterus akibat
Turner (20-25%) dan kelainan duktus Mulleri
Sindroma Down atau (40-80%), dan uterus
trisomi 21 yang bicornis atau uterus
sepertiganya bisa bertahan unicornis (10-30%).
sehingga lahir.
ETIOLOGI

Faktor endokrin Faktor anatomi

• Pada diabetes mellitus, • Pada perempuan dengan


perempuan dengan kadar riwayat abortus,
HbA1c yang tinggi pada ditemukan anomali uterus
trimester pertama akan pada 27% pasien.
berisiko untuk mengalami • Penyebab terbanyak
abortus dan malformasi abortus karena kelainan
janin. anatomik uterus adalah
• Kadar progesteron yang septum uterus akibat
rendah diketahui dapat kelainan duktus Mulleri
mengakibatkan abortus (40-80%), dan uterus
terutama pada kehamilan bicornis atau uterus
7 minggu unicornis (10-30%).
ETIOLOGI

Faktor infeksi Faktor infeksi

• Teori yang menjelaskan • Beberapa organisme yang


keterkaitan infeksi dengan bisa berdampak pada
kejadian abortus antaranya: kejadian abortus:
adanya metabolik toksik, • Bakteria: listeria
endotoksin, eksotoksin, dan monositogenes, klamidia
sitokin yang berdampak trakomatis, ureaplasma
langsung pada janin dan urealitikum, mikoplasma
unit fetoplasenta. hominis, bakterial vaginosis.
• Infeksi janin yang bisa • Virus: CMV, HSV, HIV dan
berakibat kematian janin parvovirus.
dan cacat berat sehingga • Parasit: toksoplasma gondii,
janin sulit untuk bertahan plasmodium falsifarum.
hidup
• Spirokaeta: treponema
pallidum.
ETIOLOGI

Faktor imunologi Faktor trauma

• Penyakit yang • Trauma abdominal


berhubungan erat yang berat dapat
dengan kejadian menyebabkan
abortus antaranya terjadinya abortus
adalah SLE. yang yang
Peluang terjadinya diakibatkan karena
pengakhiran adanya
kehamilan pada perdarahan,
trimester 2 dan 3 gangguan sirkulasi
pada SLE adalah maternoplasental,
75%. dan infeksi
ETIOLOGI

Faktor nutrisi dan


Faktor trauma
lingkungan
• Diperkirakan 1-10% • Trauma abdominal yang
malformasi janin adalah berat dapat
akibat dari paparan obat, menyebabkan terjadinya
bahan kimia atau radiasi abortus yang yang
yang umumnya akan diakibatkan karena
berakhir dengan abortus. adanya perdarahan,
• Faktor-faktor yang gangguan sirkulasi
terbukti berhubungan maternoplasental, dan
dengan peningkatan infeksi
insiden abortus adalah
merokok, alkohol dan
kafein.
KLASIFIKASI

Menurut Menurut
terjadinya gambaran klinis
•Abortus spontan •Abortus
•Abortus imminens
provokatus •Abortus insipiens
•Abortus inkomplit
•Abortus komplit
•Missed abortion
•Abortus
habitualis
PATOGENESIS

kontraksi uterin
yang akan berakir
perdarahan ke nekrosis jaringan
dengan ekpulsi
dalam decidua disekitar
karena dianggap
basalis perdarahan
sebagai benda
asing oleh tubuh
Apabila kandung gestasi
dibuka, biasanya ditemukan
fetus maserasi yang kecil
atau tidak adanya fetus
sama sekali dan hal ini
disebut blighted ovum
DIAGNOSIS

An/ PF/ P.penunjang/


• Perdarahan
• Perdarahan pervaginam dari • USG obstetri
pervaginam bercak hingga • Plano test
• Nyeri perut berjumlah banyak • Lab: Hb,
bagian bawah • Uterus membesar leukosit, GDS
• Demam yang sesuai usia gestasi
tidak tinggi • Pemeriksaan
inspekulo
• HPHT
• Amenorea
• Faktor risiko
DIAGNOSIS BANDING

- kehamilan ektopik
terganggu
- abortus mola
hidatidosa
TATALAKSANA

Secara umum:
- penilaian keadaan umum
- evaluasi tanda-tanda syok
- memberikan tatalaksana sesuai
dengan jenis abortus
TATALAKSANA ABORTUS IMMINEN

Pertahankan kehamilan

Tidak perlu pengobatan khusus

Jangan melakukan aktivitas fisik


berlebihan atau hubungan seksual
• Lanjutkan ANC (ukur
kadar Hb dan USG
Jika perdarahan panggul serial setiap 4
berhenti minggu)

• Nilai kondisi janin


dengan USG
Jika perdarahan
tidak berhenti • Nilai kemungkinan
adanya penyebab lain
TATALAKSANA ABORTUS INSIPIEN
• Konseling: kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman
selama tindakan evakuasi serta kontrasepsi pasca keguguran

• evakuasi
• Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera:
• Berikan ergometrin 0,2mg IM(dapat diulang15menit
<16mg kemudian bila perlu)
• Rencanakan evakuasi segera

• Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan


evakuasi sisanya
≥16mg
• Bilaperlu,berikan infus 40IU oksitosin
dalam1literNaCl0,9%atauRL (40tpm)
<16mg ≥16mg

Perdarahan berat :
evakuasi isi uterus,
Jika evakuasi tidak dapat infus 40IU oksitosin
dilakukan segera: dalam1literNaCl0,9%atauR
L (40tpm)
Berikan ergometrin 0,2mg
IM(dapat diulang15menit
kemudian bila perlu)

Perdarahan ringan-
sedang:
Evakuasi dengan forsep
cincin
Misoprostol 600μ po dosis
tunggal atau
400μg SL dosis tunggal
TATALAKSANA ABORTUS KOMPLIT

Tidak diperlukan evakuasi

Observasi KU

Evaluasi setelah 2 minggu


PEMANTAUAN PASCA ABORTUS

• Semua pasien abortus disuntik vaksin tetanus 0,5


cc IM.

• Umumnya setelah tindakan kuretase dapat segera


pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi
seperti perdarahan

• istirahat selama 1 sampai 2 hari.


• dianjurkan kembali ke dokter bila pasien mengalami
demam yang memburuk atau nyeri setelah perdarahan
baru atau gejala yang lebih berat.
KOMPLIKASI

perdarahan syok

Efek
anestesi

infeksi perforasi
PROGNOSIS

Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari


etiologi abortus spontan sebelumnya.

Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita


dengan abortus yang rekuren mempunyai
prognosis yang baik sekitar >90 %

Pada wanita abortus dengan etiologi yang tidak


diketahui, kemungkinan keberhasilan kehamilan
sekitar 40-80%.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS

 Nama : Ny. RY
 Umur : 40 tahun
 No. MR : 091116
 Agama : Islam
 Alamat : Tkor Lubuk
 Suku/Bangsa : Minang
 Pekerjaan : IRT
 Tanggal Pemeriksaan : 04 Desember
2019
ANAMNESIS

Seorang pasien wanita umur 36 tahun datang ke


IGD RSUD Padang Panjang pada tanggal 4
Desember 2019 dengan keluhan keluar darah
berbongkah dari kemaluan yang semakin banyak
sejak 1 jam yang lalu SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Keluar darah dari kemaluan yang semakin banyak
sejak 1 jam yang lalu SMRS.
 Riwayat perdarahan (+). Pasien mengeluh keluar
darah dari jalan lahir sejak tgl 03/12/2019.
 Darah berupa flek sedikit-sedikit. Kemudian pada
tanggal 4/12/2019 ,pasien mengeluh keluar darah
lebih banyak dari yang sebelumnya, sampai ganti
pembalut 3x.
 Mual (-), muntah (-).
 Penurunan nafsu makan (-) .
 Berat badan menurun (-).
 Riwayat perdarahan saat atau setelah koitus (-)
 Nyeri ari-ari (+)
 Demam (-)
 Riwayat trauma (-). Riwayat pijat (-).

 Riwayat minum obat/jamu (-)

 BAK dan BAB tidak ada keluhan.


RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Belum pernah keguguran sebelumnya.
 Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru,
hati, ginjal, DM, dan hipertensi.

Riwayat Penyakit Keluarga:


 Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
keturunan, menular dan kejiwaan.
Riwayat Menstruasi :
- Amenore sejak ±3 bulan yang lalu
- Menarche : umur 13 tahun.
- Siklus : teratur
- Banyaknya : normal (3 pembalut/ hari)
- Lamanya : 7 hari
- HPHT : 9-9-2019
- TP : 16-7-2020
Riwayat Kehamilan :
1. Laki-laki, aterm, spontan, 3100g, bidan, 15
tahun, hidup.
2. Ini.
 Riwayat Kontrasepsi :
Riwayat penggunaan kontrasepsi suntik.

Riwayat Imunisasi : (-)


 Riwayat Pendidikan : tamat SMA
 Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga
 Riwayat Kebiasaan : Tidak ada
riwayat merokok, minum alkohol dan narkoba
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Sedang
 Kesadaran : Composmentis cooperatif
(CMC)
 Vital sign :
 Tekanan Darah : 110/80 mmHg.
 Nadi : 96 x/menit.
 Nafas : 19 x/menit.
 Temperatur : 36,5 0C.
 Kulit : tidak tampak pucat
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik.
 Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ada
pembesaran KGB
 Toraks :
 Cor :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.
 Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial
LMCS RIC V.
 Perkusi : Batas jantung :
Kanan : RIC IV parasternal dextra.
Kiri : RIC II midclavicula sinistra.
Atas : RIC II parasternal kiri.
 Auskultasi: Irama jantung reguler, bising (-).
 Pulmo :
 Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris
kiri = kanan.
 Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan.
 Perkusi : Sonor kiri sama dengan kanan.
 Auskultasi: Vesikuler, Rhonki (-/-), wheezing (-/-).

 Abdomen : Status Obstetri


 Genitalia : Status Obstetri
 Ekstremitas : Edema -/-
STATUS OBSTETRIKUS
 Muka : kloasma gravidarum (+)
 Mammae : membesar, areola dan papila
mammae hiperpigmentasi
 Abdomen :

 Inspeksi: Tampak perut membuncit sesuai usia


kehamilan preterm, striae gravidarum (+), Linea
Nigra (+), sikatrik (-)
 Palpasi : FUT teraba 2 jari diatas
symphysis pubis, HIS = (-)
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi : BU (+) Normal
GENITALIA
 Inspeksi : V/U tenang, perdarahan pervaginam
(+).
 Pemeriksaan dalam (VT): Laserasi (-) porsio
tebal keras medial, nyeri goyang portio (-), cavum
uteri antefleksi, ukuran sesuai usia kehamilan
12-13 minggu. Oue terbuka.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi
 Hb : 12,9 g/dL
 Leukosit : 15.360 /mm3
 Hematokrit : 38%
 Trombosit : 253.000/mm3
 HbsAg : NR
 Anti HIV : NR
USG
DIAGNOSIS
 G2P1A0H1 Gravid 12-13 minggu + abortus
inkomplit
TERAPI

 Dirawat Bed Rest


 Kontrol KU, VS, PPV

 IVFD RL 20 tpm

 As. Folat 1x1 mg po

 As. Mefenamat 3x500mh po

 Methyl Ergomethin 3x0,125g


FOLLOW UP
Hari/ S O A P
tgl
4/12/ -PPV (+) KU: sedang G2P1A0H1 - Dirawat Bed Rest
2019 -Demam (-) Kes : CM Gravid 12-13 - Kontrol KU, VS, PPV
-Mulas (-) TD : 100/60 minggu + abortus - IVFD RL 20 tpm
inkomplit - As. Folat 1x1 mg po
mmHg
- As. Mefenamat
N: 88 x/m 3x500mh po
RR : 18xm - Ergometrin 3x0.125g
T : 36,7

5/12/ -PPV (+) KU: sedang G2P1A0H1 - Dirawat Bed Rest


2019 -Demam (-) Kes : CM Gravid12-13 - Kontrol KU, VS, PPV
-Mulas (-) TD : 110/60 minggu + abortus - IVFD RL 20 tpm
- As. Folat 1x1 mg po
mmHg inkomplit
- As. Mefenamat
N: 85 x/m 3x500mg po
RR : 19xm - Ergometrin 3x0.125g
T : 36,7
DISKUSI
 Ny. RF 40 th, keluar darah berbongkah dari
kemaluan yang semakin banyak sejak 1 jam yang
lalu SMRS,
 Penyebab abortus secara garis besar terbagi menjadi
dua berdasarkan faktor maternal dan faktor hasil
konsepsi. Pada pasien ini penyebabnya masih perlu
dicari. Dari faktor konsepsi, kelainan perkembangan
maupun pertumbuhan hasil konsepsi dapat
menyebabkan kematian janin maupun cacat.
Penyebab lain bisa berupa kelainan kromosom, dari
beberapa penelitian tampak bahwa 50-60% dari
abortus dini spontan berhubungan dengan anomali
kromosom pada saat konsepsi. Pada pasien ini
adanya kelainan kromoson pada janinnya yang
menjadi penyebab abortus tidak dapat dibuktikan
sebab tidak dilakukan pemeriksaan.
 Faktor maternal yang memungkinkan menjadi
penyebab abortus, antara lain adalah malnutrisi
berat pada awal kehamilan ibu. Faktor-faktor
lain yang dapat menjadi penyebab abortus
,seperti adanya gangguan endokrin, riwayat
penyakit kronis, penggunaan obat-obatan
maupun riwayat trauma tidak ditemukan pada
pasien ini.
 Berdasarkan keluhan utama pasien berupa
perdarahan pervaginam, pada kehamilan kurang dari
20 minggu, selain abortus perlu juga dicurigai adanya
KET dan mola hidatidosa sebagai diagnosis banding.
Oleh itu, pemeriksaan USG adalah sangat penting
dilakukan untuk dapat menyingkirkan kedua
diagnosis banding tersebut.
 Kehamilan ekopik terganggu, gejala awalnya berupa
amenore seperti pada kehamilan biasa dan kemudian
terjadi perdarahan pervaginam. Tetapi hal ini dapat
disingkirkan sebab tidak terdapatnya tanda-tanda
akut abdomen yang merupakan tanda klasik pada
KET dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
nyeri goyang portio dan pada pemeriksaan USG
didapati bahwa hasil konsepsi berada dalam kavum
uteri sehingga diagnosis banding KET dapat
disingkirkan.
 Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang
tidak wajar di mana tidak ditemukan janin dan hampir
seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik. Pada
awalnya gejala yang timbul mirip pada kehamilan biasa,
terjadi perdarahan. Tetapi diagnosa ini dapat disangkal,
karena pada pasien ini tidak ditemukannya snow flake
pattern pada pemeriksaan USG.
 Penanganan abortus yang utama adalah tirah baring (bed
rest). Pemberian As folat dapat mencegah anemia dari
pendarahan. Dari pemeriksaan USG didapatkan gambaran
sisa jaringan di cavum uteri. Hal ini menunjukkan bahwa
konsepsi belum keluar seluruhnya, dan kita dapat
mengarahkan pasien kepada diagnosis abortus inkomplit.
Tatalaksana yang diberikan methilergothin disini
bertujuan untuk meningkatkan kontraksi myometrium
dan mengeluarkan sisa janin yang tertinggal dalam uterus.
KESIMPULAN
• Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
• Berbagai faktor yaitu faktor genetik, anatomi, infeksi, trauma, nutrisi,
lingkungan dan imunologi berperan dalam terjadinya abortus.

• Secara umum, abortus dibedakan menjadi dua kelompok yaitu abortus


spontan dan abortus provokatus.

• Resiko abortus meningkat pada ibu dengan riwayat abortus


sebelumnya, mencapai 40% setelah tiga kali abortus berturut-turut
dengan prognosis yang bertambah buruk sesuai meningkatnya usia
ibu.
• Penanganan terhadap abortus, terutama abortus spontan
tergantung dari jenisnya

• Penanganan yang segera perlu dilakukan untuk menyelamatkan


kehamilan atau untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi
seperti perdarahan dan syok

• Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi


abortus spontan sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai