Abnormal Labor
Oleh:
Preseptor :
Prof. Dr. dr. Yusrawati, Sp.OG(K)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan case report session ini.
Case report session ini disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik
di Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil,
Padang. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan kepada
penulis.
1. Prof. Dr. dr. Yusrawati, Sp.OG(K) selaku pembimbing
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan case report session ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Semoga case report session ini dapat memberikan manfaat dan tambahan
pengetahuan khususnya kepada penulis dan kepada pembaca dalam menjalankan
praktek sehari-hari sebagai dokter. Terima kasih.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan adalah proses yang terjadi secara fisiologis yang diawali dengan
kontraksi uterus dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan
plasenta pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih melalui jalan lahir atau melalui
Persalinan abnormal merupakan salah satu masalah obstetrik yang paling umum
menjadi penyulit sekitar 20% dari persalinan. Sekitar 68% dari operasi caesar yang
persalinan termasuklah pada kala I fase laten yang lama, gangguan kala I fase aktif
terhambat (obstructed) saat presentasi bagian dari janin tidak bisa turun dan tetap
buntu untuk jangka waktu yang lama di jalan lahir meskipun kontraksi uterus telah
adekuat.2
his), passenger (janin) dan passage (jalan lahir), yang apabila salah satu dari ketiga
komponen ini mengalami kelainan maka persalinan tidak dapat berjalan normal
persalinan yang tidak dapat berjalan normal secara spontan atau tidak berjalan sendiri,
oleh karena terdapat indikasi adanya penyulit yaitu kala II lama, partus tak maju,
3
sehingga persalinan dilakukan dengan memberikan tindakan menggunakan alat bantu.
Partus abnormal dilakukan jika kelahiran spontan diduga berisiko lebih besar pada ibu
atau anak dari pada tindakannya.3 Semua persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi
vakum, forseps, versi ekstraksi, sectio cesaria, presentasi bokong dan lain-lain serta
partus lama (partus >18 jam dan / atau kala II >2 jam) juga merupakan maksud dari
persalinan abnormal.4
tahun 2002 terdapat 27,6 % seksio sesarea dari seluruh proses kelahiran. Dari angka
bokong, preeklampsi, distosia, fetal distress, dan elektif. Distosia merupakan indikasi
Hasil SDKI 2007 melaporkan bahwa seluruh persalinan, 28% ibu mengalami
perdarahan, eklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%, komplikasi sebesar 8%,
partus macet sebesar 5%, trauma obstetric 5% dan lain-lain 11%. Data yang diporoleh
dari Rekam medik RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun 2010 didapatkan data
jumlah persalinan 2981 kasus, dimana jumlah persalinan dengan vakum ekstrasi
sebanyak 96 kasus (9,17%), SC sebanyak 407 kasus (8,8%) dan letak sungsang 82
4
1.2 Batasan Masalah
Case report session ini ditulis setelah melakukan pemeriksaan pasien dan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika usia kehamilan cukup bulan (37-
lebih dari 18 jam, tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin. Pada persalinan
- Fase aktif: pembukaan serviks 4 hingga lengkap (10 cm), sekitar 6 jam.
Kala II: pembukaan lengkap sampai bayi lahir, 1 jam pada primigravida, 2 jam
pada multigravida.
Kala III: segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, sekitar 30 menit.
6
2.2 Definisi Persalinan Abormal
Persalinan abnormal adalah persalinan yang tidak dapat berjalan normal secara
spontan atau tidak berjalan sendiri, oleh karena terdapat indikasi adanya penyulit
Partus abnormal dilakukan jika kelahiran spontan diduga berisiko lebih besar pada ibu
atau anak dari pada tindakannya.3 Persalinan abnormal juga bermaksud semua
persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vakum, forseps, versi ekstraksi, sectio
cesaria, presentasi bokong dan lain-lain serta partus lama (partus >18 jam dan / atau
kala II >2 jam).4 Persalinan abnormal meliputi fase laten berkepanjangan, gangguan
berlangsung lebih dari 20 jam bagi nulipara dan 14 jam bagi multipara untuk masuk
kala I fase aktif. Pada protokol manajemen rumah sakit, kelainan fase aktif meliputi
protraksi dilatasi serviks (<1 cm/jam dilatasi serviks), penurunan berkepanjangan (<1
cm/jam penurunan bagian presentasi), henti dilatasi serviks (tidak ada perubahan
dilatasi serviks dalam 2 jam) dan henti penurunan (tidak ada perubahan dalam 1
jam).2
untuk primigravida dan lebih dari 1 jam untuk wanita multipara. Pemberian anestesi
epidural atau narkotika sistemik tidak dipraktikkan pada ibu yang melahirkan.
Persalinan macet/ obstruksi persalinan didiagnosis saat persalinan ibu dalam jangka
waktu> 24 jam persalinan, tidak mampu mendukung dirinya sendiri atau tidak dapat
kandung kemih, Bandle’s ring terbentuk di segmen rahim bawah, gawat janin atau
7
kematian, edematous vulva, kaput besar, cairan ketuban yag berbau busuk dan
2.2 Epidemiologi
Persalinan abnormal merupakan salah satu masalah obstetrik yang paling umum
menjadi penyulit sekitar 20% dari persalinan. Sekitar 68% dari operasi caesar yang
presentasi vertex.2
Hasil SDKI 2007 melaporkan bahwa seluruh persalinan, 28% ibu mengalami
perdarahan, eklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%, komplikasi sebesar 8%,
partus macet sebesar 5%, trauma obstetric 5% dan lain-lain 11%. Data yang diporoleh
dari Rekam medik RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun 2010 didapatkan data
jumlah persalinan 2981 kasus, dimana jumlah persalinan dengan vakum ekstrasi
sebanyak 96 kasus (9,17%), SC sebanyak 407 kasus (8,8%) dan letak sungsang 82
Proses persalinan normal ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu power (his dan
tenaga mengejan), passanger (janin, plasenta dan selaput ketuban) dan passage (jalan
lahir). Ketiga faktor utama ini sangat menentukan jalannya persalinan. Fenomena
yang biasanya sering terjadi pada kala II yaitu ibu kurang bisa mengejan dengan kuat,
hal tersebut biasanya sering terjadi pada ibu primigravida daripada multigravida.7
Partus abnormal terjadi karena terdapat indikasi adanya penyulit yaitu kala II
lama, partus tak maju, gawat janin, hidromion, plasenta previa, preeklamsi
8
tindakan menggunakan alat bantu. Partus abnormal dilakukan jika kelahiran spontan
diduga berisiko lebih besar pada ibu atau anak dari pada tindakannya.3 Diagnosa
adanya hambatan atau berhentinya kemajuan persalinan pada fase aktif lebih mudah
terjadinya kontraksi uterus misalnya adanya jaringan parut pada bekas sectio
nilai MONTEVIDEO UNIT. Nilai kekuatan kontraksi uterus yang adekuat adalah
200 MVU selama periode kontraksi 10 menit. Diagnosa arrest of dilatation hanya
bisa ditegakkan bila persalinan sudah dalam fase aktif dan tidak terdapat
kemajuan selama 2 jam serta berlangsung dengan kontraksi uterus yang adekwat (
P yang kedua, adalah passage ( atau kapasitas panggul ), kelainan pada kapasitas
mekanis. Harus pula diingat bahwa selain tulang panggul, organ sekitar jalan lahir
dapat pula menyebabkan hambatan persalinan ( soft tissue dystocia akibat vesica
9
P yang ketiga, adalah passanger (janin ) , kelainan besar dan bentuk janin serta
kemajuan persalinan.
persalinan yang terhambat. Persalinan lama memiliki definisi berbeda sesuai fase
Distosia pada kala I fase aktif: grafik pembukaan serviks pada partograf berada di
antara garis waspada dan garis bertindak, atau sudah memotong garis bertindak,
ATAU
Fase ekspulsi (kala II) memanjang: tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah
- Maksimal 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila pasien menggunakan
analgesia epidural
Faktor Predisposisi:
10
Ikhtisar Kriteria Diagnostik dan Penatalaksanaan Distosia
Kehamilan dengan parut uterus adalah kehamilan pada pasien yang pernah
operasi pada dinding rahim (misalnya miomektomi). Kehamilan dengan parut uterus
diketahui dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya luka parut
di abdomen bawah. Parut uterus biasanya didapat dari bekas seksio sesarea,
miomektomi, atau ruptura uteri.Ruptura uteri atau robeknya dinding rahim terjadi
akibat terlampauinya daya regang miometrium. Pada bekas seksio sesarea, risiko
terjadinya ruptura uteri lebih tinggi.6 Adanya gangguan hantaran saraf untuk
terjadinya kontraksi uterus misalnya adanya jaringan parut pada bekas sectio caesar,
miomektomi atau gangguan hantaran saraf lain dapat menyebabkan kontraksi uterus
11
2.4.3 Kehamilan ganda
Kehamilan ganda ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Diagnosis
dapat ditegakkan dengan besar uterus melebihi usia kehamilan atau lamanya
Fertilisasi in vitro
Faktor keturunan
2.4.4 Makrosomia6
Definisi makrosomia adalah bayi baru lahir dengan berat badan > 4000g.
Diagnosis makrosomia tidak dapat ditegakkan hingga bayi dilahirkan dan ditimbang
pleksus brakialis.
Berat janin dapat diperkirakan dengan penilaian faktor risiko ibu, pemeriksaan
12
Faktor Predisposisi
• Multiparitas
• Janin laki-laki
2.4.5 Malposisi6
13
Jenis-jenis malposisi
2.4.6 Malpresentasi6
malpresentasi adalah:
• Wanita multipara
• Polihidramnion / oligohidramnion
• Plasenta previa
• Partus preterm
14
PRESENTASI GAMBAR
PRESENTASI DAHI
PRESENTASI MUKA
15
PRESENTASI MAJEMUK
Diagnosis
Pemeriksaan abdominal: kepala terletak di bagian atas, bokong pada daerah pelvis,
auskultasi menunjukkan denyut jantung janin lokasinya lebih tinggi. Pemeriksaan
vaginal: teraba bokong atau kaki, sering disertai adanya
mekonium.
Kematian perinatal
16
Trauma pada bayi akibat: tangan dan kepala yang menjuntai, pembukaan serviks
yang belum lengkap, CPD
Asfiksia karena prolaps tali pusat, kompresi tali pusat, pelepasan plasenta dan
kepala macet
Pelepasan plasenta
Endometritis
LETAK LINTANG
Diagnosis
17
2.4.7 Disproporsi Kepala Panggul/ Cephalopelvic Disproportion (CPD)6
CPD adalah hambatan lahir yang diakibatkan oleh disparitas ukuran kepala janin dan
serviks dan penurunan kepala walaupun his adekuat. CPD terjadi akibat janin terlalu
Teraba promontorium
Pada primigravida bagian terbawah tidak masuk ke pintu atas panggul pada
Plasenta previa adalah placenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium
serviks interna. Terdapat empat macam plasenta previa berdasarkan lokasinya, yaitu:
18
Faktor Predisposisi:
Multiparitas
Diagnosis:
Syok
2.5 Tatalaksana
Vakum dan forcep kadang kala digunakan pada persalinan normal untuk
memudahkan melahirkan. Vakum dan forcep diperlukan ketika janin terganggu atau
posisinya tidak normal, ketika wanita tersebut mengalami kesulitan untuk mengejan,
atau ketika terjadi distosia. Namun, jika forcep dicoba dan tidak berhasil, operasi
sesar dilakukan. Ekstraksi vakum maupun forceps merupakan suatu alat yang dipakai
19
untuk memegang kepala janin yang masih berada dalam jalan lahir. Forcep yang
memegang kepala janin dari samping secara teoritis member tenaga pada basis crania
janin, sedangkan ekstraksi vakum memegang bagian terdepan dari kepala janin,
sehingga dapat dikatakan janin ditarik keluar pada rambutnya. Vakum atau forcep
Dengan alat manapun, bayi ditarik keluar dengan lembut sebagaimana wanita tersebut
mengejan.9
Sectio Caesarea
dinding perut dan dinding uterus.10 Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin
dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
vagina; atau seksio sesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan untuk
melahirkan janin dari dalam rahim. Operasi seksio bisa dilakukan apabila mengalami
forceps.9
Angka persalinan seksio sesarea yang ada saat ini sebenarnya terlalu tinggi,
angka ini diharapkan dapat dikurangi karena meningkatnya morbiditas dan mortalitas
ibu. Besar kemungkinan bahwa angka mortalitas adalah dua kali angka pada pelahiran
pervaginam. Disamping itu, morbiditas yang terjadi akibat infeksi, kehilangan darah,
yang lebih lama akan menimbulkan yang serius bagi janin, ibu, atau keduanya,
20
Indikasi Sectio Caesarea:10
a. Placenta previa
c. Disstres janin
e. Kehamilan kembar
21
BAB III
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Identitas Pasien
Nama : Nn. SA
Usia : 27 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
No RM : 01.07.39.30
Keluhan Utama:
Pasien masuk ke ruang IGD PONEK RSUP Dr. M. Djamil Padang tanggal
14/1/2020 jam 10.10 wib dengan keluhan nyeri perut perut menjalar ke ari-ari
22
Di IGD PONEK, pasien didiagnosis dengan G1P0A0H0 parturien aterm kala I
Menstruasi : Menarche usia 13 tahun, siklus haid 28 hari teratur, lama 5-7 hari,
G1P0A0H0.
Tidak ada riwayat menderita penyakit jantung, paru, hipertensi, DM, ginjal, hepar
dan alergi.
23
Pasien menikah 1x
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
Status Generalis
Kepala : normocephal
Leher : JVP 5-2 cm H2O, pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-)
Thoraks
Paru
Perkusi : sonor
24
Jantung
Ekstremitas
Status obstetrik
Abdomen
Palpasi
L1: FUT teraba 3 jari di bawah processus xyphoideus. Teraba massa besar,
lunak, noduler.
L2: Teraba tahanan terbesar janin di sebelah kiri. Teraba bagian kecil janin
di sebelah kanan.
L4: Konvergen
His: 2-3x/20’’/sedang
Genitalia
25
V/U Tenang, PPV (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HEMATOLOGI
Hemoglobin : 10,7 gr/dl (12.0-16,.0)
Leukosit : 17,430 /mm3 (5.000-10.000)
Hematokrit : 34 % (37-43)
Trombosit : 76.000/mm3 (150.000-400.000)
HEMOSTASIS
PT : 9,3 detik
APTT : 28,7 detik
KIMIA KLINIK
Total protein : 6,6 g/dl
Albumin : 3,5 g/dl
Globulin : 3,1 g/dl
SGOT : 26 U/L
SGPT : 26 U/L
Ureum : 19 mg/dl
Creatinin : 0,7 mg/dl
GDS : 102 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium : 138 mmol/L
Kalium : 3.6 mmol/L
Klorida : 108 mmol/L
Magnesium : 2.5 mg/dL
IMUNOLOGI
Tes HIV (rapid) : non reaktif
HBsAg
HBsAg (rapid) : non reaktif
26
DIAGNOSIS KERJA
RENCANA
LAPORAN PARTUS :
Sikap :
Terapi :
27
FOLLOW-UP
15 Januari 2020
Subjective/
Demam (-)
Objective/
Abdomen
Perkusi : Timpani
Genitalia
Assessment/
Planning/
Awasi KU, VS
28
BAB IV
DISKUSI
29
DAFTAR PUSTAKA
30