Disusun oleh:
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
LAPORAN DEMAM BERDARAH DANGUE (DBD)......................................................................3
1.1 Definisi Demam Berdarah Dangue (DBD)..........................................................................3
2.1 Etiologi Demam Berdarah Dangue (DBD)..........................................................................3
3.1 Patofisiologi...........................................................................................................................4
PATHWAY DEMAM BERDARAH DANGUE.............................................................................5
4.1 Manifestasi Klinis.................................................................................................................5
5.1 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................................6
6.1 Penatalaksanaan...................................................................................................................7
7.1 Asuhan Keperawatan...........................................................................................................8
A. Pengkajian.............................................................................................................................8
B. Diagnosa..............................................................................................................................10
C. Intervensi.............................................................................................................................10
D. Implementasi.......................................................................................................................14
E. Evaluasi...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15
LAPORAN DEMAM BERDARAH DANGUE (DBD)
3.1 Patofisiologi
Menurut Marni (2016), Virus dengue masuk ke dalam tubuh lalu beredar
dalam aliran darah dan menginfeksi yang disebut viremia. Hal tersebut menyebabkan
pengaktifan komplemen sehingga terjadi komplek imun Antibodi – virus. Pengaktifan
tersebut akan membentuk dan melepaskan zat (C3a, C5a), yang akan merangsang
PGE2 (prostaglandin yang berfungsi layaknya senyawa sinyal tetapi hanya bekerja di
dalam sel yang bersifat sintesis) di Hipotalamus sehingga terjadi termoregulasi instabil
yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga terjadi
hipovolemia. Hipovolemia juga dapat disebabkan peningkatkan permeabilitas dinding
pembuluh darah menyebabkan kebocoran plasma yang akhirnya tejadi perlemahan
sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun jika tidak teratasi terjadi hipoxia
jaringan. Adanya komplek imun antibodi – virus juga menimbulkan agregasi
trombosit sehingga terjadi trombositopeni. Trombositopenia yaitu trombosit kurang
dari 100.000/ml. Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika
berlanjut terjadi syok dan jika syok tidak teratasi terjadi hipoksia jaringan dan
akhirnya terjadi asidosis metabolic.
PATHWAY DEMAM BERDARAH DANGUE
6.1 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien DBD dilakukan berdasarkan perjalanan klinis penyakit
sesuai dengan urutan fase yang terjadi yaitu fase demam, kritis dan penyembuhan.
1) Fase demam
Pada fase demam, penurunan suhu dapat dilakukan dengan pemberian
antipiretik, paracetamol 10 mg/Kg BB/ hari jika demam >39oC setiap 4-6 jam.
Untuk pemberian nutrisi yang lebih disukai adalah makanan lunak disertai
konsumsi susu, jus buah dan air yang adekuat. Terapi simptomatis lain juga dapat
diberikan misalnya antikonvulsan untuk kejang demam. Perlu juga diperhatikan
pemberian cairan melalui injeksi intravena serta pengawasan tanda kegawatan
yang mengarah ke DSS diberitahukan kepada keluarga. Selanjutnya dilakukan
foolow up pasien setiap hari.
2) Fase Kritis
a. DBD derajat I dan II : pada hari 3 - 5 demam dianjurkan rawat inap.
Pemantauan tanda vital dilakukan setiap 1 - 2 jam selama fase kritis.
Pemeriksaan kadar hematokrit berkala setiap 4 - 6 jam. Selain itu perlu
dilakukan pencatatan tanda vital, hasil hemoglobin, hematokrit, intake output
dan pemeriksaan fisik. Selanjutnya pemberian cairan isotonik seperti Ringer
Laktat, Ringer Asetat dan sebagainya.
b. DBD derajat III dan IV : pemberian terapi oksigen pada pasien DSS.
Penggantian awal cairan IV dengan larutan kristaloid 20 ml/Kg BB dengan
tetesan secepatnya (bolus selama 10 menit). Resusitasi diganti dengan koloid
10-20 ml/kg BB selama 10 menit bila DSS belum teratasi. Setelah terjadi
perbaikan, maka resusitasi kembali menggunakan kristaloid. Pemeriksaan
laboratorium dilakukan pada pasien DBD dengan komplikasi, misalnya
analisis gas darah, fungsi hati, fungsi ginjal dan sebagainya.
3) Fase Pemulihan
Pada fase pemulihan dilakukan penghentian cairan intravena dan pasien
disarankan untuk beristirahat. Bila terjadi overload cairan maka diberikan diuretik
furosemid 1 mg/Kg BB/ dosis, setelah sebelumnya dilakukan pemasangan kateter
urin (Erika, 2012).
C. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah segala tretment yang dipekerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
luaran (outcome) yang diharapkan. Tindakan keperawatan adalah prilaku atau
aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan
intervensi keperawatan (PPNI SIKI, 2018).
Hipertermia b.d dehidrasi (manajemen hipertermia)
Observasi
Identifikasi penyebab hipertermia (dehidrasi)
Monitor suhu tubuh
Monitor kadar elektrolit
Monitor haluaran urine
Monitor komplikasi akibat hipertermia
Tereaupetik
Edukasi
Kolaborasi
Teraupetik
Edukasi
anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
Teraupetik
Kolaborasi
Teraupetik
Edukasi
Kolaborasi
Teraupetik
Edukasi
Kolaorasi
Kolaborasi pemberian IV
Kolaborasi pemberian transfus darah
Kolaborasi pemberian antiinflamasi
D. Implementasi
Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek-aspek yang dapat
diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku,atau daro perseps pasien,
keluarga atau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan (Germini
et al, 2010;ICNP, 2015).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah penugasan akhir yang dilakukan oleh perawat setelah
selesai elakukan tindakan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawardani, E., Arkhaesi, N., & Hardian, H. (2012). Pengaruh penyuluhan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan praktik ibu dalam pencegahan demam
berdarah dengue pada anak (Doctoral dissertation, Fakultas Kedokteran).
Hartoyo, E. (2016). Spektrum klinis demam berdarah dengue pada anak. Sari pediatri, 10(3),
145-150.
Darwis, D. (2016). Kegawatan demam berdarah dengue pada anak. Sari Pediatri, 4(4), 156-
62.
Sandra, T., Sofro, M. A., Suhartono, S., Martini, M., & Hadisaputro, S. (2019). Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kejadian demam berdarah dengue pada anak usia 6-12 tahun
di kecamatan tembalang. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 4(1), 1-10.
Risniati, Y., Tarigan, L. H., & Tjitra, E. (2011). Leukopenia sebagai Prediktor Terjadinya
Sindrom Syok Dengue pada Anak dengan Demam Berdarah Dengue di RSPI. Prof. dr.
Sulianti Saroso. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 21(3).
Istiqomah, M., & Syahrul, F. (2017). Faktor Resiko Aktivitas, Mobilitas, dan Menggantung
Pakaian Terhadap Kejadian Demam Berdarah pada Anak. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 1(2), 21-27.
Fauziah, H. (2017). Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Ruang Rawat Inap RSI Ibnu Sina Padang Tahun 2017.
Bella, S. T. N., & Nurhayati, S. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Demam
Berdarah Dengue. Buletin Kesehatan: Publikasi Ilmiah Bidang kesehatan, 3(1), 82-93.
Rusdianto, A. E., Puspitasari, M. T., & Wijayanti, D. P. (2016). Asuhan Keperawatan An. M
Dengan Hipertermi Pada Kasus Demam Berdarah Dengue (Laporan Kasus Di Ruang
Seruni Rumah Sakit Umum Daerah Jombang). Jurnal Keperawatan, 11(1), 29-35.
PPNI (2017). Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1.Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2019). Standart luaran keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.