Anda di halaman 1dari 8

Definisi Urethritis

Urethritis merupakan peradangan pada saluran kencing atau uretra, yang terjadi
pada lapisan kulit uretra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang menyerang saluran
kemih seperti Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoae, Tricomonal
vaginalis dan lain-lain. peradangan ini biasanya terjadi pada ujung uretra atau
uretra bagian posterior, urethritis juga merupakan salah satu dari infeksi dari
saluran kemih yaitu uretra, prostate, vas deferens, testis atau ovarium, buli-buli,
ureter sampai ginjal. dan dapat dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran
kemih superficial atau mukosa yang tidak menandakan invasi pada jaringan
(Sombonu dkk., 2016).

Klasifikasi Penyakit Urethritis


1. Urethritis Akut
a. Penyakit ini disebabkan asending infeksi atau sebaliknya oleh karena prostate
mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita kaum pria.
b. Tanda dan gejalanya misalnya mukosa merah udematus, terdapat cairan
eksudat yang purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika dilihat secara
mikroskopis terlihat infiltrasi leukosit sel – sel plasma dan sel-sel limfosit,
ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada urethritis gonorhea yaitu
morning sickness, pada pria diakibatkan pembuluh darah kapiler, kelenjar
uretra tersumbat oleh kelompok pus tetapi pada wanita jarang diketemukan.
c. Diagnosa diferential seperti urethritis gonorhea, amicrobic pyuhria, urethritis
karena trichomonas dan prostatitis non spesifik.
d. Pemeriksaan diagnostik biasanya dilakukan pemeriksaan terhadap secret
uretra untuk mengetahui kuman penyebab.
e. Tindakan pengobatan diberikan antibiotika. Bila terjadi striktuka, lakukan
dilatasi uretra dengan menggunakan bougil.
f. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah prostatitis, periuretral abses yang
dapat sembuh, kemudian meninbulkan striktura atau urine fistula.

2. Urethritis kronis
a. Penyebabnya adalah pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut,
prostatitis kronis dan striktura uretra.
b. Tanda dan gejalanya mukosa terlihat granuler dan merah, jika dilihat secara
mikroskopis tampak infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit sel leukosit,
fibroblast bertambah, getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum
bak pertama, uretra iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, dan cystitis.
c. Prognosanya bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke
kandung kemih, ureter, ataupun ginjal.
d. Tindakan pengobatan berupa pemberian antibiotika sesuai dengan bakteri
penyebabnya dan berikanlah banyak minum.

1
e. Komplikasinya dapat terjadi peradangan yang dapat menjalar ke prostate.

3. Urethritis gonokokus
a. Penyebabnya adalah bakteri Neisseria gonorhoeoe (gonokokus).
b. Tanda dan gejalalanya mukosa merah udematus, terdapat cairan eksudat yang
purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika dilihat secara mikroskopisterlihat
infiltrasi leukosit sel – sel plasma dan sel – sel limfosit, ada rasa gatal yang
menggelitik, gejala khas pada urethritis gonorhea yaitu morning sickness.
c. Prognosanya infeksi ini dapat menyebar ke proksimal uretra.
d. Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah infeksi yang menyebar ke
proksimal uretra menyebabkan peningkatan frekuensi kencing.
Gonokokus dapat menebus mukosa uretra yang utuh, mengakibatkan terjadi
infeksi submukosa yang meluas ke korpus spongiosum. Infeksi yang
menyebabkan kerusakan kelenjar peri uretra akan menyebabkan terjadinya
fibrosis yang dalam beberapa tahun kemudian mengakibatkan striktura uretra.

4. Urethritis non gonokokus (non spesifik)


a. Urethritis non gonokokus (sinonim dengan urethritis non spesifik) merupakan
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang paling sering
diketemukan. Pada pria, lender uretra yang mukopurulen dan disuria terjadi
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu setelah melakukan hubungan
kelamin dengan wanita yang terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi
gonokokus tidak dapat di deteksi secara mikroskopis atau kultur
b. Jumlah insidennya masih merupakan penyakit yang sering terjadi pada
banyak bagian dunia, insiden berhubungan langsung dengan promiskuitas
dari populasi
c. Penyebab dari infeksi ini hampir selalu didapat selama hubungan seksual.
Gonokokus membelah diri pada mukosa yang utuh dari uretra anterior dan
setelah itu menginvasi kelenjar peri uretral, dengan akibat terjadinya
bakteremia dan keterlibatan limfatik.
d. Jika diamati secara makroskopik terjadi peradangan akut dari mukosa uretra,
dengan eksudat yang purulenta pada permukaan dan dapat terjadi ulserasi dari
mukosa.
e. Perjalanan penyakit ini dapat mengalami resolusi dalam 2-4 minggu, sebagai
akibat pengobatan atau kadang – kadang spontan dan jika tidak dilakukan
penatalaksanaan dengan benar akan menjadi kronik.
f. Faktor penyulit proses penyembuhan jika terjadi urethritis posterior,
prostatitis, vesikulitis, epididimitis, sistitis, abses peri uretral dan penyebaran
sistemik (Thomson, 1999).

2
Etiologi Urethritis
Pada orang dewasa khususnya wanita muda dan aktif dapat ditularkan
organisme penyebab urethritis melalui hubungan seksual seperti Chlamydia
trachomatis, Niesseria gonorrhoaeae, dan virus herpes simpleks merupakan
kuman-kuman penyebab utama urethritis. Pada wanita dapat juga terjadi karena
perubahan pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi.
Ada juga organisme lain seperti urea plasma, urealyticum, mycoplasma
hominis, tricomonal vaginalis, dan neisseria meningitides yang juga merupakan
organisme penyebab peradangan uretra. Tidak hanya pada perempuan tapi pada
laki-laki dan anak bayi dan remaja bias terjangkit olehkuman-kuman ini.Kuman
gonore atau kuman lain, kadang-kadang urethritis terjadi tanpa adanya bakteri.
Penyebab klasik dari urethritis adalah infeksi yang dikarenakan oleh Neisseria
Gonorhoea. Akan tetapi saat ini urethritis disebabkan oleh infeksi dari spesies
Chlamydia, Escherechia coli atau Mycoplasma. Secara umum penyebab dari
urethritis adalah sebagai berikut :
1. Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe).
2. Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik atau Urea Plasma
Urelytikum).
3. Tindakan invasif.
4. Iritasi batu ginjal.
5. Trihomonas vaginalis.
6. Organisme bakteri gram negatif seperti :
a. Escherichia coli .
b. Entero bakteri.
c. Pseudomonas.
d. Klebsiella.
e. Proteus.
Pada pria, urethritis biasanya dimulai dengan keluarnya cairan dari uretra.
Jika penyebabnya adalah gonokokus maka cairan ini akan mengandung nanah.
Jika penyebabnya adalah jasad renik yang lainnya, maka cairan ini mengandung
lendir. Gejala lainnya adalah nyeri pada saat berkemih dan penderita sering
mengalami desakan untuk berkemih.
Jika urethritis karena gonokokus tidak diobati secara adekuat, maka pada
akhirnya akan terbentuk penyempitan uretra (striktur).
Striktur ini akan meningkatkan resiko terjadinya urethritis pada uretra yang lebih
tinggi dan kadang menyebabkan terbentuknya abses di sekitar uretra.
Abses bisa membentuk kantong pada dinding uretra (divertikulum uretra), yang
juga bisa mengalami infeksi. Jika abses menyebabkan terjadinya perforasi kulit,
maka air kemih bisa mengalir melalui saluran baru (fistula uretra).

3
Patofisiologi
Secara umum ada 2 penyebab utama dari penyakit urethritis yaitu invasi
kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) urethritis dan iritasi (iritasi
batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak dan permukaan
mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan urethritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih
melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja
atau dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat
sampai ke ginjal atau melalui darah atau kelenjar getah bening, tetapi ini jarang
terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat
mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang
mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibatkan
penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat
menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal atau hidronefrosis. Disamping itu
obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai refluk vesiko ureter
dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan
uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada
leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.
Faktor risiko uretritis
Beberapa faktor risiko uretritis meliputi:
 Wanita
 Pria usia 20-35 tahun
 Memiliki lebih dari satu pasangan seksual
 Melakukan perilaku seksual berisiko tinggi (seperti pria melakukan
penetrasi anal seks tanpa kondom)
 Riwayat penyakit menular seksual
Gejala Uretritis
Gejala utama uretritis adalah nyeri saat buang air kecil. Gejala lain yang timbul
bisa berbeda pada pria dan wanita. Pada pria, gejalanya meliputi:
 Hematuria
 Penis mengeluarkan cairan kental berwarna kuning kehijauan
 Rasa panas dan terbakar ketika buang air kecil
 Penis terasa gatal, membengkak, dan nyeri ketika disentuh
 Kelenjar getah bening di area selangkangan membengkak
 Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ejakulasi
Sementara itu, gejala uretritis pada wanita meliputi:
 Sakit perut
 Nyeri panggul
 Demam dan menggigil
 Rasa terbakar dan tidak nyaman ketika buang air kecil
 Dispareunia

4
 Keluar cairan dari vagina (keputihan)

Diagnosa Uretritis
Diagnosa uretritis dilakukan dengan cara berikut:
 Tanya jawab
Dokter akan bertanya mengenai memeriksa riwayat kesehatan Anda, serta
menanyakan tentang gejala-gejala yang terjadi.
 Pemeriksaan fisik
Dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien, termasuk pemeriksaan area genital
atau kelamin, perut, dan dubur.
 Tes urine
Tes urine dilakukan untuk mengetahui keberadaan bakteri
gonorrhea, chlamydia, dan bakteri-bakteri lain dalam tubuh 
 Tes darah lengkap
Pada keadaan-keadaan tertentu, pemeriksaan darah lengkap juga dapat dilakukan
untuk membantu mendiagnosis uretritis
 USG panggul
Pada wanita, tes ultrasound pada bagian panggul juga menjadi pilihan, karena
salah satu gejala uretritis adalah rasa sakit atau nyeri pada bagian panggul.
 Pemeriksaan cairan genital
Dokter bisa meminta pasien untuk mengambil sampel cairan dari alat kelaminnya.
Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium.

Komplikasi Penyakit Urethritis


Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur uretra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat berupa
borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitis. Peritonitis dan perihepatitis juga
pernah ditemukan.

Penatalaksanaan Penyakit Urethritis


Pengobatan tergantung kepada mikroorganisme penyebabnya. Jika
penyebabnya adalah bakteri, maka diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah
virus herpes simpleks, maka diberikan obat anti-virus (misalnya asiklovir).
Dianjurkan untuk sering minum dan buang air kecil sesuai kebutuhan untuk
membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus
membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra
oleh bakteri feces. Antibiotika yang direkomendasikan untuk N. Gonnorrheae
misalnya :
a. Cefixime 400 mg oral.
b. Ceftriaxone 250 mg IM.
c. Ciprofloxacine 500 mg oral.
d. Ofloxacin 400 mg oral.

5
Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal. Infeksi gonorrheae
sering diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena itu perlu ditambahkan
antibiotika anti-chlamydial seperti berikut :
a. Azithromycin, 1 gr oral (dosis tunggal).
b. Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari.
c. Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari.
d. Ofloxacin 200 mg oral 2 kali sehari slama 7 hari.

Penatalaksanaan/Farmakoterapi Gangguan Saluran Kemih


Cara mengobati uretritis umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan
penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut. Penyakit
uretritis yang tidak kompleks, biasanya dapat sembuh dengan maupun tanpa
pengobatan. Prinsip atau tujuan utama dari pengobatannya meliputi:
 Menyingkirkan penyebab-penyebab dari infeksi yang memicu terjadinya
uretritis
 Meredakan gejala-gejala uretritis yang muncul
 Mencegah terjadinya penyebaran infeksi ke arah yang lebih berat 

Terapi Tanpa Obat


Beberapa cara mencegah uretritis yang dapat dilakukan meliputi:
 Menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual. Sebab, banyak
bakteri penyebab uretritis dapat berpindah dari satu orang ke orang yang
lainnya melalui hubungan seksual.
 Setia hanya kepada satu pasangan
 Menjaga kesehatan saluran kemih 
 Menjalani pemeriksaan saluran kemih Anda secara rutin
 Mengurangi konsumsi makanan-makanan yang asam, untuk menghindari
iritasi uretra
 Memperbanyak asupan cairan 
 Membiasakan untuk segera buang air kecil setelah melakukan hubungan
seksual
 Hindari penggunaan spermisida, untuk mencegah iritasi uretra
 
Terapi Obat

Pengobatan radang uretra meliputi obat antibiotik maupun antivirus karena


penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus. Pilihan obat ini
berupa:
 Azithromycin yang biasanya dikonsumsi satu kali sehari
 Doxycycline yang dikonsumsi dua kali sehari dan biasanya dikonsumsi
selama tujuh hari

6
 Ofloxacin yang dikonsumsi dua kali sehari dan biasanya dikonsumsi selama
tujuh hari
 Erythromycin yang dikonsumsi empat kali sehari dan biasanya dikonsumsi
selama tujuh hari
 Levofloxacin yang dikonsumsi satu kali sehari dan biasanya dikonsumsi
selama tujuh hari
 Ciprofloxacin yang dikonsumsi dua kali sehari dalam selama tujuh hari
 Antivirus seperti asiklovir mungkin diperlukan untuk infeksi herpes simpleks 

Pasien harus tetap menuntaskan konsumsi obat yang telah diresepkan oleh
dokter, untuk mencegah infeksi yang terjadi dalam tubuh menjadi semakin buruk.
Apabila ditangani secara tepat dan cepat, maka penyakit uretritis tersebut dapat
sembuh atau pulih total (Seputra dkk., 2020). 
 

7
DAFTAR PUSTAKA

Sambonu, A., Nurdjannah, J, N., Herry, E, J, P. 2016. Profil uretritis gonokokus


dan non-gonokokus di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado periode Januari – Desember 2012. Jurnal e-Clinic (eCl). 4(1): 1-
4

Seputra, K. P., dkk. 2020. Panduan Tata Laksana Infeksi Saluran Kemih dan
Genitalia Pria. IAUI. Malang.

Thomson. AD. 1997. Catatan Kuliah Patologi. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai