Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

URETRITIS GONOKOKUS

Disusun oleh:
Tutorial A3
Belia Kristina (1710211094)
Rizkia Ulhaq (1710211022)
Haura Amanda Rifky (1710211063)
M. Haqqul Syifa’Mahsyur Hakim (1710211091)
Buana Prabaswara (1710211055)
Suci Amatul’Alima (1710211041)
Salsabila Firdausia (1710211046)
Yaumil Ryan Taruna Angkasa (1710211077)
Achmad Rifaldi Triatmodjo (1710211123)
Bagas Putra (1510211153)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA 2018/2019

BAB I

1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uretritis gonore adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkanoleh
kuman neisseria gonorrhoeae. Penaganannya yang sulit menyebabkan penyakit ini
tidak terbatas hanya pada suatu negara, tetapi sudah menjadi masalah dunia terutama
pada negara berkembang atau sedang berkembang seperti Asia Selatan dan Tenggara,
Sub Sahara Afrika dan Amerika Latin.
WHO memperkirakan bahwa tidak kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan
setiap tahun di seluruh dunia. Di Amerika Serikat diperkirakan dijumpai 600.000
kasus baru setiap tahunnya.Hal ini disebabkan banyak faktor penunjang yang dapat
mempermudah dalam hal penyebarannya menyangkut : kemajuan sarana transportasi,
pengaruh geografi, pengaruh lingkungan, kurangnya fasilitas pengobatan, kesalahan
diagnosis, perubahan pola hidup, dan tak kalah penting ialah penyalahgunaan
obat.Kesemuanya ini dapat terjadi terutama karena latar belakang
kurangnya pengetahuan mengenai seluk beluk dari infeksi menular seksual.Infeksi
gonore dapat juga didapat dari setiap kontak seksual, pharyngeal dananal gonorrheae
tidak biasa. Gejala pharyngeal gonorrheae biasanya berupa nyeri tenggorokan, anal
gonorrheae dapat dirasakan lebih nyeri disertai sekret yang bernanah.Angka tertinggi
pada wanita dari semua ras adalah kelompok usia 15 sampai19 tahun.
Prevalensi gonore selama kehamilan bervariasi, tetapi dapat mencapai 7%dan
mencerminkan status resiko populasi. Faktor resiko antara lain adalah lajang,remaja,
kemiskinan, terbukti menyalahgunakan obat, prostitusi, penyakit menular seksual lain
dan tidak adanya perawatan prenatal.Dengan bertambah banyaknya ragam antibiotik
yang berhasil disintesis akhir-akhir ini memperkuat dugaan sebelumnya bahwa
uretritis gonore akan dapat terberantas secara tuntas. Kenyataannya hal seperti ini
tidak seluruhnya benar.Tidak jarang penderita uretritis gonore tidak kunjung sembuh
meskipun telah minum sendiri antibiotik yang mahal sekalipun. Penderita lain dengan
sakit yang sama berobat ke dokter, kemudian sembuh.Berdasarkan pengalaman
tersebut, setiap kali sakit setelah hubungan seksual, pasien selalu minum obat yang

2
sama tanpa memeriksakan diri ke dokter lebih dahulu. Kasus seperti ini sering terjadi
dalam praktek sehari-hari

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Penyakit


2.1.1 Pengertian
Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar naik
yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Namun demikian kedua
kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien. (Nursalam, 2008).
Uretritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan gejala
penyakit gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme. (Barbara. 2005)
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 1997).
Urethritis juga merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks
(PMS),urethritis secara spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dan
nongonococal urethritis
Urethritis merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra, yang
terjadi pada lapisan kulit urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang menyerang
saluran kemih seperti Chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoae, tricomonal
vaginalis dan lain-lain. peradangan ini biasanya terjadi pada ujung urethra atau
urethra bagian posterior, urethritis juga merupakan salah satu dari infeksi dari saluran
kemih yaitu urethra, prostate, vas deferens, testis atau ovarium, buli-buli, ureter
sampai ginjal. Dan dapat dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih
superficial atau mukosa yang tidak menandakan invasi pada jaringan.

2.1.2 Klasifikasi
A. Uretritis Akut
a. Penyebab

3
Asending infeksi atau sebaliknya oleh karena prostate mengalami infeksi.
Keadaan ini lebih sering diderita kaum pria.
b. Tanda dan Gejala
 Mukosa merah udematus
 Terdapat cairan eksudat yang purulent
 Ada ulserasi pada uretra
 Mikroskopis : terlihat infiltrasi leukosit sel – sel plasma dan sel – sel
limfosit
 Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G.O yaitu
morning sickness
 Pada oria : pembuluh darah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh
kelompok pus
 Pada wanita : jarang diketemukan uretritis akut, kecuali bila pasien
menderita.
c. Diagnosa Diferential
 Uretritis GO
 Amicrobic pyuhria
 Uretritis karena trichomonas
 Prostatitis non spesifik
d. Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra untuk mengetahui kuman
penyebab.
e. Tindakan Pengobatan
 Pemberian antibiotika
 Bila terjadi striktuka, lakukan dilatasi uretra dengan menggunakan
bougil
f. Komplikasi
 Mungkin prostatitis

4
 Periuretral abses yang dapat sembuh, kemudian meninbulkan striktura
atau urine fistula
B. Uretritis Kronis
a. Penyebab
 Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut
 Prostatitis kronis
 Striktura uretra
b. Tanda dan Gejala
 Mukosa terlihat granuler dan merah
 Mikroskopis : infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit sel leukosit,
fibroblast bertambah
 Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum bak pertama
 Uretra iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, cystitis.
c. Prognosa
Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung kemih,
ureter, ginjal.
d. Tindakan Pengobatan
 Chemoterapi dan antibiotika
 Cari penyebabnya
 Berikanlah banyak minum
e. Komplikasi
Radang dapat menjalar ke prostate.
C. Uretritis Gonokokus
Uretritis merupakan kondisi inflamasi yang terjadi pada uretra yang dapat
disebabkan oleh proses infeksi atau non infeksi dengan manifestasi discharge, disuria,
atau gatal pada ujung uretra. Temuan fisik yang paling sering ditemukan berupa
discharge uretra, sedangkan temuan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan
jumlah leukosit polimorfonuklear dengan pengecatan Gram pada apusan uretra atau
dari sedimen pancaran urin awal. Infeksi uretritis sering diklasifikasikan menjadi

5
Uretritis Gonococcal dan Uretritis Non-gonococcal (disebut pula uretritis non
spesifik) (Khairani, 2010).
Urethritis non gonococcal terjadi pada hampir 80% kasus urethritis,
sedangkan urethritis gonococcal terjadi pada 20% kasus urethritis. Etiologi dari
urethritis non gonococcus antara lain: Chlamydia trachomatis, Ureaplasma
urelitikum, Mycoplasma genitalium, Trichomonas vaginalis, virus herpes simpleks,
Candida albicans, dan bakteri lain (seperti E. Colli, spesies haemophilus, kuman
gram positif (Recant, 2007).
Urethritis gonococcal adalah infeksi yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrheae. Secara umum ciri-ciri neisseriae adalah bakteri gram negatif, diplokokus
non motil, berdiameter mendekati 0,8 μm. Masing-masing cocci berbentuk ginjal;
ketika organisme berpasangan sisi yang cekung akan berdekatan. Kultur selama 48
jam pada media yang diperkaya (misalnya Mueller-Hinton, modified Thayer-Martin),
koloni gonococci berbentuk cembung, berkilau, meninggi dan sifatnya mukoid
berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat
hemolitik (Jawetz, 1996).

Gambar 1. Gambaran Diplococcus Gram Negatif


Gonococcus menyerang selaput lendir saluran genitourinari, mata, rektum,
dan tenggorokan, mengakibatkan supurasi akut yang dapat menyebabkan invasi
jaringan; hal ini diikuti oleh peradangan kronis dan fibrosis. Pada pria biasanya
terdapat uretritis, dengan nanah yang berwarna krem kuning dan nyeri waktu kencing.
Proses dapat menjalar ke epididimis. Pada infeksi yang tidak diobati, sementara
supurasi mereda, terjadi fibrosis, yang kadang-kadang mengakibatkan striktur uretra.

6
Infeksi uretra pada pria dapat tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di
endoserviks dan meluas ke uretra dan vagina, mengakibatkan sekret mukopurulen.
Infeksi kemudian dapat menjalar ke tuba uterina dan menyebabkan salpingitis,
fibrosis, dan obliterasi tuba. Infertilitas terjadi pada 20% wanita yang menderita
salpingitis gonococci. Servisitis kronis atau proktitis akibat gonococci sering tanpa
gejala (Jawetz, 1996).
Ada beberapa perbedaan antara manifestasi klinis urethritis gonorrhea dan
urethritis non gonorrhea. Masa inkubasi untuk urethritis gonorrhea adalah 2-8 hari,
sedangkan urethritis non gonorrhea 7-14 hari. Onset untuk urethritis gonorrhea adalah
secara tiba-tiba, sedangkan urethritis non gonorrhea bertahap. Dysuria yang terjadai
urethritis non gonorrhea bersifat ringan, sedangkan pada urethritis gonorrhea bersifat
berat. Duh yang keluar pada urethritis non gonorrhea bersifat purulen, sedangkan
pada urethritis gonorrhea bersifat mukopurulen. Duh yang keluar pada urehtritis non
gonorrhea lebih sedikit dibandingkan dengan urethritis gonorrhea. (Recant, 2007)
Komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal
genitalia. Komplikasi lokal pada pria bisa berupa tisonitis (radang kelenjar
Tyson), parauretritis, littritis (radang kelnjar Littre), dan cowperitis (radang kelenjar
Cowper). Namun,penyulit yang paling sering adalah epididimoorkitis. Selain itu,
infeksi dapat pula menjalar keatas (asendens), sehingga terjadi prostatitis, vesikulitis,
funikulitis, epididimitis, yang dapat menimbulkan infertilitas. Infeksi dari uretra pars
posterior, dapat mengenai trigonum kandung kemih menimbulkan trigonitis, yang
memberi gejala poliuria, disuria terminal, dan hematuria. Komplikasi diseminata pada
pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis,
meningitis, dan dermatitis. Kelainan yang timbul akibat hubungan kelamin selain cara
genito-genital, pada pria dan wanita dapat berupa infeksi nongenital, yaitu
orofaringitis, proktitis, dan konjungtivitis. Sedangkan untuk uretritis non gonore,
komplikasi yang timbul biasanya berupa tisonitis, cowperitis, abses periuretra,
striktur uretra, epididimitis, dan mungkin prostatitis (Julistia, 2011).
Diagnosis urethritis gonorrhea ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan laboratorium. Pada pewarnaan gram akan

7
ditemukan diplokokus gram negatif, berbentuk biji kopi yang terletak intraseluler dan
ekstraseluler, dan terdapat peningkatan leukosit polimorfonuklear (leukosit >5/lpb
pada spesimen duh urethra dan >10/lpb pada urin). Bahan pemeriksaan di ambil dari
duh tubuh, pada pria diambil dari daerah fosa navikularis, sedangkan pada wanita
diambil dari uretra, muara kelenjar bartholin, serviks, dan rectum (Julistia, 2011).
Pengobatan Gonorrhea berdasarkan buku atlas Kulit dan Kelamin RSUD Dr.
Soetomo untuk gonorrhea tanpa komplikasi antara lain : ciprofloxacin 500 mg oral
single dose, ofloxacine 400 mg, cefixime 400 mg oral single dose, dan ceftriaxone
125 mg IM single dose. Bila dicurigai adanya infeksi campuran dengan chlamydia
dapat ditambahkan : Erythromycin 4 x 500 mg oral selama 7 hari, doxycycline 2 x
100 mg/hari per oral selama 7 hari. Untuk gonorrhea dengan komplikasi meningitis
dan endocarditis diberikan ceftriaxone 1-2 g IV setiap 12 jam, untuk meningitis
dilanjutkan 10-14 hari, dan untuk endocarditis diteruskan paling sedikit 4 minggu.
Jika terjadi artritis, tenosynovitis dan dermatitis dapat diberikan antara lain :
ciprofloxacin 500 mg IV setiap 12 jam, ofloxacine 400 mg setiap 12 jam, cefotaxime
1 g IV setiap 8 jam, dan ceftriaxone 1 g IM / IV tiap 24 jam (Murtiastutik, 2007).
Untuk mencegah penularan gonore, gunakan kondom dalam melakukan
hubungan seksual. Jika menderita gonore, hindari hubungan seksual sampai
pengobatan antibiotik selesai. Walaupun sudah pernah terkena gonore, seseorang
dapat terkena kembali, karena tidak akan terbentuk imunitas untuk gonore. Sarankan
juga pasangan seksual pasien untuk diperiksa untuk mencegah infeksi lebih jauh dan
mencegah penularan.

a. Penyebab
Neisseria Gonorhoeoe (gonokokus)
b. Tanda dan Gejala
Sama dengan tanda dan gejala pada uretritis akut, karena uretritis ini
adalah bagian dari uretritis akut
c. Prognosa
Infeksi dapat menyebar ke proksimal uretra.

8
d. Komplikasi
 Infeksi yang menyebar ke proksimal uretra menyebabkan peningkatan
frekuensi kencing
 Gonokokus dapat menebus mukosa uretra yang utuh, mengakibatkan
terjadi infeksi submukosa yang meluas ke korpus spongiosum
 Infeksi yang menyebabkan kerusakan kelenjar peri uretra akan
menyebabkan terjadinya fibrosis yang dalam beberapa tahun kemudian
mengakibatkan striktura uretra. (underwood,1999)
D. Uretritis Non Gonokokus (Non Spesifik)
Uretritis non gonokokus (sinonim dengan uretritis non spesifik) merupakan
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang paling sering
diketemukan. Pada pria, lender uretra yang mukopurulen dan disuria terjadi
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu setelah melakukan hubungan
kelamin dengan wanita yang terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi
gonokokus tidak dapat di deteksi secara mikroskopis atau kultur.
(Underwood,1999)
a. Insiden
Masih merupakan penyakit yang sering terjadi pada banyak bagian dunia,
insiden berhubungan langsung dengan promiskuitas dari populasi
b. Etiologi
Infeksi hamper selalu didapat selama hubungan seksual. Gonokokus
membelah diri pada mukosa yang utuh dari uretra anterior dan setelah itu
menginvasi kelenjar peri uretral, dengan akibat terjadinya bakteremia dan
keterlibatan limfatik.
c. Makroskopik
Peradangan akut dari mukosa uretra, dengan eksudat yang purulenta pada
permukaan; dapat terjadi ulserasi dari mukosa.
d. Rabas

9
Timbul 3-8 hari setelah infeksi dan kental, kuning serta banyak. Apusan
memperlihatkan sejumlah besar sel – sel pus (100%), banyak mengandung
diplokokus gram negative intraseluler yang difagositosis.
e. Perjalanan Penyakit
1. Dapat mengalami resolusi dalam 2-4 minggu, sebagai akibat
pengobatan atau kadang – kadang spontan.
2. Menjadi kronik.
f. Penyulit
1. Uretritis posterior, prostatitis, vesikulitis, epididimitis dan sistitis.
2. Abses peri uretral.
3. Penyebaran sistemik – arthritis supuratif atau teno – sinovitis tidak
jarang ditemukan pada kasus yang terabaikan sementara endokarditis
jarang sekali terjadi. (A.D Thomson,1997)
E. Uretritis Abakterial Penyakit Reiter
a. Klinik
Uretritis yang berkaitan dengan konjunktivitis dan artritis
b. Etiologi
Kemungkinan terdapat organisme dari kelompok chlamydia
c. Hasil
Kemungkinan terdapat pemulihan spontan, tetapi sering kali terdapat
riwayat yang lama, dengan banyak eksaserbasi klinik. Pada kasus yang
berat terdapat ulserasi dari mukosa bukal, kulit kaki, glans penis,
uretra dan kandung kemih. Iritis dan keraitis dapat menjadi penyulit
konjunktivitis.
2.1.3 Anatomi Fisiologi

10
Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya
membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan
dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria)
yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar
kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih.
Setiap hari ginjal menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta
nefron, yaitu suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu
ginjal pun sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 %
dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit.
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm
pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan
kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang
abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi
kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus
renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf dan ureter.
Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar
dan dalam dan menembus dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik).
Cara masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang

11
terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan mencegah
kembalinya kemih ke dalam ureter.
Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian, kandung kemih ini
terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih ini
mungkin teraba di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan atas kandung kemih.
Periteneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung kemih dengan organ-
organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria, atau kantong vesiko-
uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat kavum douglasi.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem reproduksi
maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan bertindak hanya
sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra internal dari kandung
kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke dinding anterior
vagina. Terdapat sfinter internal dan external pada uretra, sfingter internal adalah
involunter dan external dibawah kontrol volunter kecuali pada bayi dan pada cedera
atau penyakit saraf.
2.1.4 Etiologi
Pada orang dewasa khususnya wanita muda dan aktif dapat ditularkan
organisme penyebab urethritis melalui hubungan seksual seperti Chlamydia
trachomatis, neisseria gonorrhoaeae, dan virus herpes simpleks merupakan kuman-
kuman penyebab utama urethritis. Pada wanita dapat juga terjadi karena perubahan
pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi. Ada juga organisme lain seperti
ureaplasma urealyticum, mycoplasma hominis, tricomonal vaginalis, neisseria
meningitides, dan androvirus yang juga merupakan organisme penyebab peradangan
urethra. Tidak hanya pada perempuan tapi pada laki-laki dan anak bayi dan remaja
bias terjangkit oleh kuman-kuman ini.
Kuman gonore atau kuman lain, kadang – kadang uretritis terjadi tanpa
adanya bakteri. Penyebab klasik dari uretritis adalah infeksi yang dikarenakan oleh
Neisseria Gonorhoed. Akan tetapi saat ini uretritis disebabkan oleh infeksi dari
spesies Chlamydia, E.Coli atau Mycoplasma.
Penyebab uretritis:

12
 Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe)
 Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik / Urea Plasma Urelytikum)
 Tindakan invasif
 Iritasi batu ginjal
 Trihomonas vaginalis
 Organisme gram negatif :
 Escherichia coli
 Entero bakteri
 Pseudomonas
 Klebsiella dan Proteus

2.1.5 Manifestasi Klinik


 Terdapat cairan eksudat yang purulent
 Mukosa memerah dan edema
 Ada ulserasi pada uretra, iritasi, vesikal iritasi, prostatitis
 Adanya rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G.O yaitu
morning sickness
 Adanya pus awal miksi
 Nyeri pada saat miksi
 Kesulitan untuk memulai miksi
 Nyeri pada abdomen bagian bawah
 Pada pria pembuluhdarah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh pus

2.1.6 Patofisiologi
Invasi kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis. Iritasi
(iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak dan permukaan
mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih
melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja / dapat
merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal
atau melalui darah / getah bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung
kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada
sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibakan
penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat

13
menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal / hidronefrosis. Disamping itu
obstruksi yan6g terjadi di bawah kandung kemih sering disertai refluk vesiko ureter
dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan
uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada
leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.

2.1.8 Komplikasi
Penyulit yang terjadi dapat bersifat lokal, ekstra genital dan disseminated.
 Penyulit lokal :
# Pada laki-laki : tysonitis, cystitis, vesiculitis, parauretritis,
cowperitis,deferenitis, littritis, prostatitis, epidydimitis, infertile.

14
# Pada wanita : skenitis, bartholinitis, cystitis, salpingitis, proctitis,
PID,infertilitas.
 Penyulit ekstra genital : orofaringitis, konjungtivitis
 Penyulit disseminated : arthritis, myocarditis, endocarditis,
pericarditis,meningitis.

2.1.9 Pemeiksaan Diagnostik


 Kultur urine : Mengidentifikasi organisme penyebab
 Urine analisis/urinalisa : Memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan
endapan sel darah merah dengan keterlibatan ginjal
 Darah lengkap
 Sinar-X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomali struktur
nyata.
 Pielogram intravena (IVP) : Mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas
struktur

2.1.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terapi berdasarkan panduan The Center for Disease
Control and Prevention.

Antibiotika yang direkomendasikan untuk N. gonnorrheae

– Cefixime 400 mg oral

– Ceftriaxone 250 mg IM

– Ciprofloxacine 500 mg oral

– Ofloxacin 400 mg oral

Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal.Infeksi gonorrheae


sering diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena itu perluditambahkan
antibiotika anti-chlamydial :

– Azithromycin, 1 gr oral (dosis tunggal)

15
– Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari

– Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari

– Ofloxacin 200 mg oral 2 kali sehati slama 7 hari

BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Uretritis gonore ( gonorrheae ) merupakan penyakit hubungan seksual
yangdisebabkan oleh kuman Neiserria gonorrheae yang menyerang uretra pada laki-
lakidan endocervix pada wanita, paling sering ditemukan dan mempunyai insiden
yangcukup tinggi.
WHO memperkirakan bahwa tidak kurang dari 25 juta kasus baruditemukan
setiap tahun di seluruh dunia. Di Amerika Serikat diperkirakan dijumpai600.000
kasus baru setiap tahunnya. Neiserria gonorrheae merupakan kuman kokus gram
negatif, berukuran 0,6-1,5 μm, berbentuk diplokokus seperti biji kopi dengan sisi
yang datar berhadaphadapan. Kuman ini tidak motil dan tidak membentuk spora
Masa tunas gonore sangat singkat, pada waktu masa tunas sulit
untuk ditentukan karena pada umumnya bersifat asimtomatis. Umumnya penyulit
akantimbul jika uretritis tidak cepat diobati atau mendapat pengobatan yang
kurangadekuat. Di samping penyulit, uretritis gonore pada umumnya bersifat
lokalsehingga penjalarannya sangat erat dengan susunan anatomi dan faal alat
kelamin.

16
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaanlaboratorium.
Diagnosis pada laki-laki jauh lebih mudah daripada wanita, baik secara klinis maupun
laboratorium, karena pada wanita seringkali asimtomatis.Pada dasarnya pengobatan
uretritis baru diberikan setelah diagnosisditegakkan.
Antibiotik canggih dan mahal tanpa didasari diagnosis, dosis dan
cara pemakaian yang tepat tidak akan menjamin kesembuhan dan bahkan dapat
memberidampak berbahaya dalam penggunaannya, misalnya resistensi kuman
penyebab.
Pengobatan yang benar meliputi : pemilihan obat yang tepat serta dosis yang
adekuat untuk menghindari resistensikuman. Melakukan tindak lanjut secara teratur
sampai penyakitnya dinyatakansembuh. Sebelum penyakitnya benar-benar sembuh
dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual. Pasangan seksual harus
diperiksa dan diobati agar tidak terjadi fenomena ping pong.

17

Anda mungkin juga menyukai