Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada program Studi DIII Keperawatan
Di STIKes BHAMADA Slawi
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BRONKOPNEUMONIA
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
DI RUANG ANGGREK II RSUD dr. SOESELO
KABUPATEN TEGAL
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada program Studi DIII Keperawatan
Di STIKes BHAMADA Slawi
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : A0015112
Menyatakan dengan sebenarnya Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis adalah benar-
benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan/pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Zulfa Dika Safera NIM A0015112 dengan judul
Pembimbing I Pembimbing II
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Zulfa Dika Safera NIM A0015112 dengan judul
Dewan penguji
Mengetahui,
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat
dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah yang
Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan pada program studi DIII Keperawatan di STIKes Bhakti
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan, namun berkat bimbingan dan bantuan dari Ibu Ani Ratnaningsih,
Tulis Ilmiah dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis
Keperawatan.
4. Ibu Anisa Oktiawati, M.Kep.,Ns, selaku dosen penguji satu Karya Tulis
Ilmiah,.
vi
5. Seluruh Dosen Prodi DIII Keperawatan STIKes Bhakti Mandala Husada
kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah memberikan kasih sayang do’a restu,
7. Adikku, Winda Novi Safitri dan Mutiara Cahaya Pamungkas yang telah
3 tahun, dimana kita menjalani persahabatan ini seperti saudara. Suka duka
kita lalui bersama tanpa meninggalkan salah satu, semoga seperti ini
10. Sahabat rumahku Merlin Nisa Utami, Toni dan Ponco Wicaksono,
11. Bripda Eko Budi Setiawan, terimakasih telah menemani dan tidak pergi
dengan alasan apapun disaat saya menyelesaikan tugas akhir. Selalu punya
cara sendiri untuk menghibur. Semoga rencana baik kita berjalan dengan
vii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, maka penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah
Penulis
viii
ABSTRAK
Asuhan Keperawatan Pada Anak Diagnosa Medis Bronkopneumonia dengan
Gangguan Kebutuhan Oksigenasi di Ruang Anggrek II Rsud dr. Soeselo
Kabupaten Tegal
Zulfa Dika Safera (2018)
ix
ABSTRACT
Introduction : Acute respiratory tract infections are still a major problem in the
health sector, both in developing and developed countries. The incidence of this
disease in developing countries is almost 30% in children under 5 years of age
with a high risk of death. WHO report (2015) states that the cause of death due to
infectious diseases in the world are acute respiratory infections including
bronkopneumonia. The method in the case taking is the observation of the client
in an integrative and comprehensive to know the client's development.
Effect : Management of nursing care in An.A medical diagnosis
Bronchopneumonia with disturbance of oxygenation requirement in room Orchid
II RSUD dr.Soeselo Slawi done for 3 days, with diagnosis of ineffective airway
clearance b / d airway obstruction (secret in bronki). The results of the client's
mother's evaluation say An.A cough is rare and reduced asphyxia. Data found
pulse 120x / min, RR: 35x / minute, when the secret sucked secret sucked.
Closing : Based on the data of nursing care, the actions performed by the
writer are partially resolved. Families are able to avoid alergan such as checking
the house for the presence of wall fungus at home, do not use carpet floor. If the
child is still breastfeeding give good and correct or effective breastfeeding
techniques and the setting of a smoke free environment.
x
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xii
LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang
sudah maju. Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada
anak anak dibawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi. Laporan
tahun 2015 pada anak balita mencapai 2214 balita dari jumlah penduduk usia
tinggi cenderung tidak turun sehinga perlu dilakukan upaya pencegahan atau
penekanan agar tidak terjadi kenaikan pada angka kejadian dan kematian yang
peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai
dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, nafas cepat dan dangkal, serta batuk
pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau
lebih area terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang
1
2
gejala yang diawali dengan demam yang tidak begitu tinggi, batuk dengan
sputum produktif berwarna hijau kekuningan, pilek, suara yang serak dan nyeri
batuk anak semakin bertambah hebat, dahak semakin kental dan berwarna
kekuningan, anak tampak bernafas cepat dan sesak dengan tarikan pada otot
didaerah rusuk. Pada kondisi yang sangat berat anak tampak pucat berwarna
dimulai dari batuk dan pilek kemudian berkembang sehingga terjadi sesak
pertukaran udara di paru paru sehingga darah yang dialirkan ke seluruh tubuh
menjadi miskin oksigen. Hal ini dapat menyebabkan gangguan berbagai organ
pemberian terapi cairan agar mencukupi kebutuhan dasar tubuh dan pada gejala
batuk, demam, dahak produktif dan obstruksi saluran nafas. Selain itu dapat
Secara normal elemen ini dapat diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan
diperlukan kerja sama yang baik dengan tim kesehatan yang lainnya, serta
Oleh karena itu berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, penulis ingin
pernafasan.
Sebagai suatu referensi dan sumber pengetahuan bagi rumah sakit untuk
1.4.3. Pendidikan
TINJAUAN PUSTAKA
a. Identitas Klien
c. Keluhan Utama
dilaksanakan pengkajian.
ada keluhan utama yaitu suhu badan meningkat, batuk dan kejang
karena demam tinggi. Selain itu pasien juga mengalami muntah dan
Penulis akan mengkaji adanya penyakit apa saja yang pernah diderita
6
7
g. Riwayat Imunisasi
Perkembangan
disentuh.
pikiran.
nyaman.
9
kepuasan pada fase ini yaitu pada pengeluaran tinja, anak akan
3) Tahap oedipal atau phalik terjadi pada umur 3-5 tahun dengan
sebaliknya.
jenis.
1) Tahap percaya dan tidak percaya terjadi pada umur 0-1 tahun
2) Tahap kemandirian rasa malu, dan ragu terjadi pada umur 3 tahun
aktivitasnya.
4) Tahap rajin dan rendah diri terjadi pada umur 6-12 tahun (sekolah)
yang diinginkan sehingga anak pada usia ini adalah rajin dalam
melakukan sesuatu.
mengakhiri kehidupan.
j. Pola Fungsional
3) Pola eliminasi
beraktivitas.
k. Pemeriksaan Fisik
meliputi :
4 : spontan
b) Verbal (bicara)
5 : mengoceh
4 : menangis lemah
14
c) Motorik (gerakan)
6 : spontan
3 : fleksi abnormal
2 : ekstensi abnormal
(Budiman, 2006).
37ºc.
130x/menit.
wajah.
menambahkan 0,7cm.
mengurangkan 0,7cm.
Rumus :
pendengaran.
penciuman.
menelan.
9) Dada
a) Paru paru
sakit
Perkusi : Sonor
b) Jantung
tidak.
tidak
c) Abdomen
tidak.
sensasi klien.
1) Pemeriksaan Laboratorium
2) Pemeriksaan Radiologi
haemofilus.
di bronkus).
masalah pasien.
21
1. Diagnosa keperawatan
2. Kriteria Hasil
hasil. Kriteria hasil dapat diukur dengan tujuan yang diharapkan yang
adalah hasil yang diharapkan. Masing masing masalah klien dan hasil
(secret di bronki)
NOC
NIC
nafas).
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
f) Fisioterapi Dada
Rasional :
Rasional :
NOC
hasil :
NIC
Rasional :
Rasional :
3) Monitor pernafasan.
Rasional :
Rasional :
yang kental.
5) Bantuan ventilasi.
Rasional :
NOC
NIC
Terapi oksigen
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
2.1.4 Pelaksanaan
2.1.5 Evaluasi
dan planning.
hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen yang diperlukan untuk
4ml/kg/menit. Oleh karena itu apneu atau ventilasi alveolar yang kurang
2005)
dan mengurangi stres. Adapun cara latihan nafas dalam yaitu atur
terlebih dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup dan tahan nafas
efektif untuk membersihkan jalan nafas dari secret atau benda asing.
Adapun cara latihan batuk efektif hampir sama dengan latihan nafas
dalam, di awali dengan posisi duduk dan latihan nafas dalam selama 2
kali dan ketiga kalinya adalah menarik nafas melalui hidung dan
batukkan.
28
4) Inhalasi
5) Pemberian oksigen
6) Fisoterapi dada
oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada dinding dada klien
29
perkusi.
kasus adalah metode penelitian yang memiliki tujuan penting dalam meneliti
informasi dan analisis mendalam mengenai segala hal yang berkaitan dengan
kasus, baik sifat, kegiatan, sejarah, kondisi lingkungan dan fisik, fungsi, dan
Subjek dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah pasien (individu)
3.2.1 Inklusi
30
31
3.2.2 Eksklusi
diare.
Fokus studi merupakan kajian utama dan masalah yang akan dijadikan
titik acuan studi kasus. Fokus studi dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
3.5 Instrumen
No Penilaian Hasil
1 Tanda tanda vital
a. Respirasi
b. Nadi
2 Clinical
a. Nyeri dada
b. Sesak nafas
c. Batuk
d. Takikardi
32
ini direncanakan dan dilakukan pada 22-25 Mei 2018 selama 3 hari.
Pada studi kasus ini, penulis mengumpulkan data dari klien. Pada studi
kasus ini dimulai dari pra penelitian. Untuk mengetahui masalah pada penderita
jenis instrument :
3.7.1 Observasi
3.7.2 Wawancara
(Format Terlampir)
auskultasi.
(Format Terlampir)
33
3.7.4 Dokumentasi
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penyajian data disusun secara
narasi dan dapat disertai cuplikan verbal dari subjek studi kasus sesuai dengan
kebutuhan dasar manusia dan kasus penyakitnya. Data diambil dari data
subjektif dan data objektif, data subjektif diambil langsung dari klien dan
keluarga klien, data objektif diambil dari data yang dilihat. Data objektif yang
ethical clearance sebagai penguat untuk studi kasus di rumah sakit. Asuhan
etika.
Karena pada dasarnya setiap orang berhak dan bebas memeluk agama
informed concent.
disisi lain perawat juga wajib menghormati hak-hak klien sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku. Menjaga privasi klien dengan cara
4.1.1 PENGKAJIAN
Ruang : Anggrek II
4.1.1.1 IDENTITAS
1. Pasien
Nama : An.A
Umur : 13 bulan
Agama : Islam
No.Register : 496173
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn.H
35
36
a. Prenatal
hal yang biasa yang dialami ibu hamil atau usia kehamilan.
kandungannya di Puskesmas.
b. Intranatal
c. Post natal
5. Riwayat Imunisasi
spesifik.
7. Kondisi Lingkungan
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka akan
dibawa ke Puskesmas.
2. Pola Nutrisi
3. Pola Eliminasi
terbangun.
Keterangan :
0 : Mandiri
4 : Tergantung total
menghindar.
9. Pola Seksualitas
1. Kesadaran
Composmentis
2. Vital Sign
Suhu : 37°c
Nadi : 110x/menit
RR : 45x/menit
TB : 65 cm
BB : 7 kg
Lingkar Lengan : 12 cm
Lingkar Dada : 50 cm
Lingkar Kepala : 40 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
b) Rambut
c) Wajah
d) Dada
Jantung
P : Redup
43
Paru paru
I : Pernafasan dangkal
P : Sonor
e) Abdomen
P : Hipertimpani
f) Genetalia
g) Integumen
menangis).
h) Extremitas
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil laboratorium
b. Hasil Rontgen
Nama : An.A
Umur : 13 bulan
Tanggal : 9-4-2018
KESAN :
2) Gambaran Bronkopneumonia
45
5. Therapi
Tabel 4.5 analisa data An.A tanggal 22 Mei 2018 jam 10.00wib.
Hari/tangal/
No. Data Problem Etiologi
Jam
1. Selasa, DS : Ketidakefektifan Obstruksi
22 Mei 2018 Ibu klien mengatakan An.A bersihan jalan jalan nafas
10.00 WIB batuk, ada lendir yang tersumbat nafas (secret di
dan sesak sudah berkurang. bronki)
DO :
- An.A batuk
- RR : 45x/menit
- Pernafasan dangkal
- Bunyi nafas terdengar ronkhi
(depan atas kanan)
- Ibu klien menyusui dengan
tidur bersama klien tanpa
melihat keadaan klien.
- Terdapat retraksi dinding dada.
KESAN :
- Jantung tak tampak membesar
- Gambaran Bronkopneumonia
bronki).
jalan nafas b/d obstruksi jalan nafas (secret di bronki). Tujuan yang ingin
frekuensi nafas normal (20-40x/menit), irama nafas teratur dan tidak ada
yaitu : (1) Atur posisi klien memaksimalkan potensi ventilasi (jalan nafas),
informasi kepada ibu pasien tentang teknik menyusui yang baik dan benar
terjadi takipnea. (5) berikan terapi nebulizer dan isap lendir advis dokter
kesembuhan pasien.
mulai berkurang, data objektif dilakukan fisioterapi dada. Pada jam 10.42
respon objektif suara nafas ronkhi dan pernafasan dangkal. Pada jam
11.00 WIB penulis mengkaji tanda tanda vital klien, respon subjektif
tidak ada respon, respon objektif suhu : 37°c, nadi : 110x/menit, respirasi
vital.
subjektif tidak ada respon, respon objektif dilakukan terapi nebulizer dan
An.A menangis. Pada jam 14.35 WIB penulis memonitor status respirasi
objektif terapi injeksi masuk melalui bolus (iv). Pada jam 18.00 WIB
axilla, respon subjektif tidak ada respon, respon objektif suhu : 36,7°c.
Bisolvon 1,3mg), respon subjektif tidak ada respon, respon objektif terapi
injeksi masuk melalui bolus (iv). Pada jam 06.00 WIB melakukan
axilla, respon subjektif ibu klien mengatakan An.A tidak demam, respon
telah diberikan pada shift siang malam dan injeksi masuk melalui bolus
(iv) serta mengganti cairan infus yang telah habis, memberikan tindakan
intervensi adalah: (1) Ajarkan posisi (semi fowler) atau setengah duduk
tentang teknik menyusui yang baik dan benar atau efektif dengan
respirasi dan ttv. (4) Berikan terapi nebulizer dan isap lendir sesuai advis
dokter. (5) Berikan tindakan fisioterapi dada sesuai dengan advis dokter.
subjektif tidak ada respon, data objektif klien menangis saat dihitung
data objektif ibu klien mencoba memposisikan An.A semi fowler. Pada
18mg), data subjektif tidak ada respon, data objektif terapi injeksi masuk
melalui bolus (iv). Pada jam 10.15 WIB penulis memberikan penkes
51
tentang teknik menyusui yang baik dan benar atau efektif menggunakan
leaflet dan lembar balik serta mengatur lingkungan yang tepat untuk
dan benar atau efektif menggunakan leaflet dan lembar balik serta cara
teknik menyusui yang baik dan benar atau efektif serta cara mengatur
posisi yeng tepat ibu klien menjawab dengan baik dan benar. Pada jam
11.20 WIB penulis mengkaji tanda tanda vital klien, respon subjektif
menangis dari awal dilakukan tindakan nebulizer. Pada jam 14.35 WIB
klien selama 1menit, data subjektif tidak ada respon, data objektif An.A
dilanjutkan melakukan isap lender pada daerah hidung dan mulut, data
subjektif tidak ada respon, data objektif lender yang keluar sangat sedikit.
data objektif terapi injeksi masuk melalui bolus (iv). Pada jam 18.20
selama 5menit di axilla, data subjektif tidak ada respon, data objektif
suhu : 36,5°c.
22.30 WIB selain mengganti cairan infus juga diberikan injeksi malam
data objektif terapi injeksi masuk melalui bolus (iv). Pada jam 23.30
di axilla, data subjektif tidak ada respon, data objektif suhu badan 36,2°c.
sudah mulai berkurang dan sesak nafas berkurang, ibu klien mengatakan
setelah diberikan penkes tentang teknik menyusui yang baik dan benar
ibu klien lebih memahami dan mau melaksanakan apa yang sudah
53
diberikan ibu klien menjawab dengan baik dan benar, ibu klien juga
An.A, terapi injeksi sesuai advis dokter masuk pada pagi siang melalui
(Combiven 0,25mg dan Pulmicort 0,25mg) dan lendir sangat sedikit saat
terhadap penkes teknik menyusui yang baik dan benar atau efektif dan
tanda vital. (4) Berikan terapi nebulizer sesuai advis dokter. (5) Berikan
tindakan fisioterapi dada sesuai advis dokter. (6) Terapi injeksi sesuai
advis dokter.
Aminopilin 18mg), data subjektif tidak ada respon, data objektif terapi
injeksi masuk melalui bolus (iv). Pada jam 09.20 WIB dilakukan
dilakukan clapping dibagian dada dan punggung, data subjektif ibu klien
subjektif ibu klien mengatakan An.A batuknya sudah jarang dan sesak
menangis ketika dilakukan terapi nebulizer. Pada jam 09.50 WIB penulis
dalam 1menit, data subjektif tidak ada respon, data objektif (sebelum
tentang tekhnik menyusui yang baik dan benar atau efektif serta
mahasiswa yaitu teknik menyusui yang baik dan benar atau efektif,
pengaturan posisi dan lingkungan yang nyaman bagi klien. Pada jam
subjektif ibu klien mengatakan An.A sudah tidak pernah demam lagi,
55
data objektif suhu badan 36,5°c. Pada jam 13.37 WIB lalu penulis
150mg, data subjektif tidak ada respon, data objektif mengganti cairan
data objektif terapi injeksi masuk melalui bolus (iv). Pada jam 18.30
selama 5 menit di axilla, data subjektif tidak ada respon, data objektif
yang baik dan benar atau efektif dan cara pengaturan posisi (semi
fowler) bagi An.A. Data objektif An.A sedang menyusu dan teknik
56
baik dan benar atau efektif, dilakukan pengkajian tanda tanda vital, suhu
masuk pagi siang dan mengganti cairan infus ditambah cernevit 300mg,
penkes tentang teknik menyusui yang baik dan benar dan cara
vital. (4) Berikan terapi nebulizer sesuai advis dokter. (5) Berikan
fisioterapi dada sesuai advis dokter. (6) berikan terapi injeksi sesuai
advis dokter.
57
4.2 PEMBAHASAN
obstruksi jalan nafas (secret di bronki). Pengertian bersihan jalan nafas yaitu
irama dan frekuensi pernafasan, gelisah dan adanya sputum. (Wilkinson, 2012).
Data yang ditemukan penulis adalah ibu klien mengatakan An.A batuk dan
masih sesak nafas, terdapat suara seperti dahak yang tersumbat. Penulis melihat
An.A pernafasannya dangkal, respirasi rate belum normal, suara nafas ronkhi;
ludah, infasi ini dapat masuk ke saluran pernafasan atas dan menimbulkan
2007)
adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita
penyakit respirai, baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini
walaupun caranya kelihatan tidak istimewa tetapi sangat efektif dalam upaya
mengeluarkan secret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru
Kortikosteroid berguna sebagai anti radang dan efektif untuk pengobatan pada
klien pada tanggal 23 Mei 2018 jam 22.30 WIB. Neurosanbe berguna untuk
sel sel tubuh. Tambahan cernevit (150 mg) pada cairan infus klien pada tanggal
24 Mei 2018 jam 13.37 WIB. Cernevit berguna untuk anemia (kekurangan
darah), vitamin, nutrisi saraf dan membantu pembentukan sel sel tubuh.
stetoskop pada dinding dada thorax depan atas kanan. Disaat pasien tertidur
dengan sesak nafas. Terdapat suara ronchi, terdengar kumpulan cairan mucus.
Adapun cirri ronkhi yaitu pada rendah dan sangat kasar terdengar baik pada
inspirasi dan ekspirasi. Selain itu ronkhi akan hilang bila pasien disuruh batuk
atau sedang batuk, ronkhi terjadi akibat terkumpulnya cairan mucus dalam
mengukur tanda tanda vital suatu cara utuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Adapun yang diukur meliputi : nadi, respirasi rate dan suhu.
Penulis mengukur respirasi rate pasien dengan cara melihat dan meletakkan
tangan diatas dada pasien, hitung naik tururnnya nafas pasien dalam waktu
selama 1 menit, penulis juga menggunakan jam tangan dan alat tulis. Dispnea
merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan sesak nafas ( Potter
saat dilakukan tindakan keperawatan diukur respirasi rate klien selalu menangis.
pengukuran nadi pada nadi radialis (pergelangan tangan) selama 1 menit dan
bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-
40°c dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi (Rufaidah, 2008).
60
Penulis mengukur suhu setiap hari 3 kali selama 3 hari. (Suhu normal : 36°c-
37°c). Penulis mengukur tanda tanda vital setiap hari selama 3 hari.
albuterol atau salbutamol sulfat dan ipratropium. Combivent juga obat yang
dapat mengurangi keparahan gejala dan frekuensi eksasrbasi asma dengan efek
hormon/sistem kekebalan tubuh, reaksi alergi, masalah kulit dan mata tertentu,
asma, bronchitis dan menangani gangguan pernapasan pada bayi yang lahir
61
mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder. Terapi injeksi dilakukan setiap hari
3 kali (per shift) tetapi ketika siang dan malam hari hanya injeksi Dexametason
dan Bisolvon.
mengurangi sesak nafas, posisi semi fowler dengan derajat kemiringan 45° yaitu
(Supadi, 2008) posisi semi fowler dimana kepala dan tubuh dinaikkan 45°
membantu semi fowler kepada pasien. Posisi semi fowler dibantu ibu klien
yang baik dan benar atau efektif menggunakan leaflet dan lembar balik serta
Pemberian ASI secara baik dan benar atau efektif dapat mengurangi tingkat
kematian bayi yang disebabkan diare dan radang paru serta mempercepat
Penulis menjelaskan cara menyusui bayi dan posisi dan pelekatan menyusui
yang benar. Cara menyusui bayi yang benar yaitu : (1) Susui bayi sesering
mungkin, semau bayi, paling sediikit 8 kali sehari. (2) Bila bayi tidur lebih dari
62
3 jam, bangunkan lalu susui. (3) Susui sampai payudara terasa kosong, lalu
pindah ke payudara sisi yang lain. (4) Bila bayi sudah kenyang, tetapi payudara
masih terasa penuh atau kencang, perlu dikosongkan dengan diperah untuk
disimpan. Hal ini agar payudara tetap memproduksi ASI. Adapun posisi dan
pelekatan menyusui yang benar yaitu : (1) Kepala dan badan bayi dalam satu
garis lurus. Pastikan posisi ibu ada dalam posisi yang nyaman, kepala dan badan
bayi berada dalam garis lurus, wajah bayi menghadap payudara; hidung
berhadapan dengan putting dan ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan
badannya. (2) Wajah bayi menghadap payudara dan dagu bayi menempel pada
payudara ibu. Jika bayi baru lahir ibu harus menyangga seluruh badan bayi,
sebagian besar areola (bagian hitam disekitar puting) masuk ke dalam mulut
bayi,n mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah melengkung ke luar dan dagu
disebabkan oleh lendir yang tidak dapat dikeluarkan sehingga terjadi atelektasis
harus dilakukan isap lendir. Penulis juga menggunakan vacuum atau alat
suction, selang suction, selang penghubung dan air biasa untuk bilas.
menjumpai klien saat klien sudah dirawat di RS selama 7 hari. Ditemukan data
subjektif : ibu klien mengatakan An.A batuknya sudah jarang dan sesaknya
63
lendir secret yang didapat sedikit. Sesuai dengan Kriteria hasil yang diharapkan
pasien memiliki tanda tanda frekuensi nafas normal (20-40x/menit), irama nafas
penelitian, hanya saja keberhasilan mengatasi masalah yang ada pada kasus juga
didukung oleh sikap pasien dan keluarga yang kooperatif dan aktif dengan
tindakan keperawatan yang diberikan. Pada hal ini ibu pasien sudah kooperatif
dan aktif dengan tindakan keperawatan yang diberikan, hanya saja penulis
menangis.
menjumpai pasien sudah dirawat selama 7 hari. Oksigen terpasang selama 2 hari
pertama saat pasien awal kali masuk dan terapi oksigen 2liter. Penulis juga tidak
Berdasarkan dari pemeriksaan denver II, keterlambatan An.A pada main bola
spesifik.
baik dan benar atau efektif menggunakan leaflet dan lembar balik serta
4.3 Keterbatasan
adapun dalam hambatannya adalah mencari pasien yang berumur 1-12 tahun.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh, Ibu klien mengatakan An.A batuk, ada
lendir yang tersumbat dan sesak sudah berkurang. Penulis juga melakukan
intervensi dengan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis yaitu dengan status
selama 3x24jam dengan kriteria hasil pasien memiliki tanda tanda yang
dan tidak ada sputum dan bebas dari secret. Intervensi manajemen jalan nafas.
Tindakan yang dilakukan ada 7, yaitu : (1) Atur posisi klien memaksimalkan
potensi ventilasi (jalan nafas). (2) ajarkan cara teknik menyusui yang baik dan
benar atau efektif. (3) monitor status respirasi. (4) auskultasi suara nafas. (5)
65
66
berikan terapi nebulizer dan isap lendir advis dokter sesuai advis dokter. (6)
berikan tindakan fisioterapi dada sesuai advis dokter. (7) kolaborasi dengan
obstruksi jalan nafas (secret di bronki) teratasi sebagian, hal ini dikarenakan
frekuensi nafas klien masih belum stabil, masih ada sedikit secret dan bunyi
adalah frekuensi nafas normal (20-40x/menit), irama nafas teratur dan tidak
ada sputum dan bebas dari secret. Keberhasilan mengatasi masalah yang ada
pada kasus juga didukung oleh sikap pasien yang kooperatif dan aktif dengan
keluarga pasien.
5.2 Saran
menyusui yang baik dan benar atau efektif dan pengaturan lingkungan
yang rumah bebas asap. Agar klien tidak dibawa ke rumah sakit lagi
memberikan cara teknik relaksasi distraksi dan posisi semi fowler untuk
benar atau efektif bagi ibu klien apabila klien masih menyusu. Serta
sebagai suatu referensi dan sumber pengetahuan bagi rumah sakit untuk
posisi yang nyaman untuk klien. Untuk anak anak yang masih
membutuhkan ASI berikan tentang teknik menyusui yang baik dan benar
atau efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A. (2011). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC.
Kemenkes RI, (2011). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta.
Mubarak. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta : Media Aesculapius.
Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
Praktik. Jakarta: EGC.
Smeltzer. (2001). Buku Ajar Keperawatan Edisi 8(Alih Bahasa Agung Waluyo).
Jakarta : EGC.
Depkes RI. (2015). Jurnal Bronkopneumonia pada anak. diakses pada tanggal 10
februari 2018 jam 21:25WIB.
Disusun oleh :
Nim : A0015112
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TEKHNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR
PENDAHULUAN
Menyusui merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu sekaligus
memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak (Yuliarti,2009).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu
yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis
bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-
gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup
faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi,
praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen
bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode
pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Maribeth
Hasselquist, 2006).
Sehingga penulis menyusun makalah satuan acara penyuluhan dengan tema
Tekhnik Menyusui yang Baik dan benar, agar ibu menyusui mampu menerapkan
tekhnik menyusui yang baik dan benar pada bayi umur 0-2 tahun.
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan 1x15 menit, Ny.D mengerti tentang cara
menyusui yang baik dan benar
B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan pendidikan kesehatan 1x15 menit
diharapkan Ny.D mampu :
C. Materi
1. Tekhnik menyusui yang benar
2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3. Langkah-langkah menyusui yang benar
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
3. Lembar Balik
F. Kegiatan penyuluhan
No Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1. Pembukaan : 1. Memberi salam pembuka - Menjawab salam
2 menit 2. Memperkenalkan diri - Memperhatikan
3. Menjelaskan pokok bahasan dan - Memperhatikan
tujuan penyuluhan
2. Pelaksanaan : 1. Memahami tekhnik menyusui yang - Memperhatikan
6 menit benar
2. Mengetahui posisi dan perlekatan - Memperhatikan
menyusui yang benar
3. Mengetahui langkah-langkah - Memperhatikan
menyusui yang benar
4. Menjelaskan cara pengamatan - Memperhatikan
tekhnik menyusui yang benar.
3. Evaluasi : 1. Menanyakan kepada ibu klien Menjawab pertanyaan
5 menit tentang materi yang telah diberikan.
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih atas - Mendengarkan
2 menit peran serta dan pesert
Mengucapkan salam penutup - Menjawab salam
G. Evaluasi
1. Jelaskan cara menyusui yang baik dan benar?
2. Jelaskan posisi bagaimana cara menyusui bayi kembar yang baik dan
benar?
3. Sebutkan langkah-langkah menyusui yang baik dan benar?
H. Referensi
1. Dian Adiningsih, 2002. Mastitis: Penyebab dan Pelaksanaan. Widya
Medika: Jakarta
2. Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih, 2011. Asuhan kebidanan pada
ibu nifas. Salemba Medika; Jakarta.
Lampiran Materi
Materi Penyuluhan
“Tekhnik Menyusui yang Baik dan Benar”
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu
pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi
kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti
memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada
ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan
ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak
(Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011)
Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan
Disusun oleh:
ZULFA DIKA SAFERA
A0015112
5. Perlekatan salah.
Cara Pengamatan Teknik
Menyusui Yang Baik Dan Benar
A. IDENTITAS ANAK
Nama : An.A
Taanggal Lahir : 19 Maret 2017
Tanggal Pemeriksaan : 23 Mei 2018
B. USIA PEMERIKSAAN
An.A lahir melalui persalinan normal, dengan BBL 2000gram dan usia
An.A pada saat pemeriksaan adalah 13 bulan.
F. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan penilaian keseluruhan An.A SUSPEK karena terdapat
caution 3 atau lebih 1 delayed. Ibu klien diharapkan melakukan pengkajian
ulang 2 minggu.
Lampiran X
Lampiran XI