Anda di halaman 1dari 39

Definisi

Ankilostomiasis (infeksi cacing tambang pada manusia)


adalah infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah yang
disebabkan oleh nematoda parasit Necator americanus
dan Ancylostoma duodenale.
Epidemiologi
N.americanus maupun A.duodenale ditemukan di daerah
tropis dan subtropics seperti Asia dan Afrika. Infeksi pada
manusia umumnya dapat terjadi oleh pengaruh beberapa
faktor, yaitu

1.Adanya sumber infeksi yang adekuat di dalam populasi


2.Kebiasaan buang air besar yang jelek, yang mana tinja yang
mengandung telur cacing tambang ikut mencemari tanah.
3.Kondisi setempat yang menguntungkan untuk dapat terjadinya
perkembangan telur menjadi larva
4.Kesempatan larva berkontak dengan manusia
Etiology

Penyakit cacing tambang pada manusia


(ancylostomiasis) disebabkan oleh Necator americanus
dan Ancylostoma duodenale.
• Telur cacing tambang
terdiri dari satu lapis
dinding yang tipis dan
adanya ruangan yang
jelas antara dinding dan
sel didalamnya. Telur
cacing tambang
dikeluarkan bersama tinja Telur Cacing Tambang dalam tinja
dan berkembang di tanah
a) Necator americanus, Ancylostoma duodenale
Gambar 3 : Siklus Hidup Cacing Tambang
Manifestasi Klinis

1. gatal pada kulit (ground


itch). Creeping eruption
(cutaneous larva migrans),
umumnya disebabkan larva
cacing tambang yang
berasal dari hewan seperti
kucing ataupun anjing,
tetapi kadang dapat
disebabkan oleh larva
Necator americanus Gambar 4 : Creeping eruption
ataupun Ancylostoma
duodenale
• 2. Sewaktu larva
melewati paru, dapat
terjadi pneumonitis, tetapi
tidak sesering oleh
Ascaris lumbricoides.
Manifestasi klinis
• 1.Gangguan gastro-intestinal yaitu • Bila penyakit berlangsung kronis,
anoreksia, mual, muntah, diare, akan timbul gejala anemia,
penurunan berat badan, nyeri pada hipoalbuminemia, dan edema.
daerah sekitar duodenum, jejunum Hemoglobin kurang dari 5g/dL
dan ileum. dihubungkan dengan gagal
jantung dan kematian yang tiba-
• 2.Pada pemeriksaan laboratorium, tiba.
umumnya dijumpai anemia
hipokrom mikrositik.

• 3.Pada anak, dijumpai adanya


korelasi positif antara infeksi
sedang dan berat dengan tingkat
kecerdasan anak.
Patogenesis
• Ketiga faktor ini bervariasi di negara
3 faktor yaitu tropis. Di Nigeria, dimana masukan
besi tinggi (21-30 mg per hari),
perdarahan yang disebabkan oleh
• 1.Kandungan besi dalam infeksi cacing tambang tidak
makanan menunjukan berkurangnya besi
meskipun di dalam tubuhnya terdapat
• 2.Status cadangan besi dalam sampai 800 cacing tambang dewasa
tubuh pasien
• Pada infeksi cacing tambang,
kehilangan darah yang terjadi adalah
• 3.Intensitas dan lamanya 0,03-0,05 ml darah/cacing/hari pada
infeksi Necator americanus dan 0.16-0.34 ml
darah/cacing/hari pada Ancylostoma
duodenale.
Diagnosis Penatalaksanaan
ditemukannya telur cacing• Perawatan umum dilakukan
dengan memberikan nutrisi yang
tambang ataupun cacing baik; suplemen preparat besi
dewasa di dalam tinja diperlukan oleh pasien dengan
pasien. Pada kultur tinja, gejala klinis yang berat, terutama
bila ditemukan bersama-sama
dijumpai larva cacing dengan anemia.
tambang
• Obat untuk infeksi cacing
tambang adalah Pyrantel pamoate
(Combantrin, Pyrantin),
Mebendazole (Vermox, Vermona,
Vircid), Albendazole
Pengobatan
• Creeping Eruption : Krioterapi • 1.Pirantel-Pamoat, dosis
dengan liquid nitrogen atau tunggal 10 mg/kgBB
kloretilen spray, tiabendazol
topical selama 1 minggu. • 2. Mebendazol 100 mg dua kali
Couland dkk (1982) mengobati sehari selama 3 hari berturut-
18 cutaneous laeva migrans turut
dengan albendazol 400 mg
selama 5 hari berturut-turut,
mendapatkan hasil yang • 3 .Albendazol, pada anak usia
sangat memuaskan diatas 2 tahun dapat diberikan
400 mg (2 tablet) atau setara
dengan 20 ml suspense,
sedangkan pada anak yang
kecil lebih diberikan dengan
dosis separuhnya, dilaporkan
hasil cukup memuaskan
Pencegahan • Komplikasi
• Komplikasi yang tersering dari
• 1.Pemeberantasan
Ankilostomiasis adalah :
sumber infeksi pada
• 1.Anemia berat2
populasi
• Anemia berat bisa terjadi
• 2.Perbaikan sanitasi dan karena darah kita di ambil oleh
kebersihan cacing sebagai sumber nutrisi.
pribadi/lingkungan Dan pada cacing ankilostoma
terdapat zat antikoagulan pada
• 3.Mencegah terjadinya mulutnya sehingga darah akan
kontak dengan larva. terus mengalir.
• 2.Dermatitis • 3.Defisiensi besi

• Hal ini akan mengakibatkan


• Salah satu komplikasi tanda berupa
yang terjadi karena choilinicia,cheilosis yang
inervasi cacing kedalam merupakan manifestasi klinis
tubuh melalui kulit di kaki, defisiensi besi karena
kurangnya asupan oksigen
ataupun pada bagian
dan nutrisi.
tubuh yang lain yang
• 4.Gagal jantung
menyebabkan rasa gatal
• Anemia yang lama dan kronis
dab bisa timbul fistula. bisa menyebabkan gagal
jantung
• 5.Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan mental
Komplikasi

• Prognosis dari penyakit ankilostomiasis


adalah baik, walaupun pasien datang
dengan komplikasi ankilostoma dapat
disembuhkan asalkan dengan pengobatan
yang adekuat.
ILUSTRASI KASUS

• Identitas Pasien
• Nama : Ny. AS
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 29 tahun
• Alamat : komplek pondok pesantren imam ibnu
katsir muara fajar rumbai pekanbaru
• MR : 01028090
• Tanggal masuk : 03-11-2019
Anamnesis
Keluhan Utama
batuk berdarah sejak 1 hari SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang


1 hari SMRS pasien mengeluhkan Batuk darah, batuk dirasakan hilang
timbul berwarna merah segar, dengan volume 1 sendok makan per 24
jam. pasien juga mengeluhan lemas dirasakan terus menerus, nafsu
makan berkurang. Demam (+) hilang timbul, naik turun, dan disertai
keringat pada malam hari.
Pasien juga merasakan berat badan menurun tetapi pasien tidak
menimbangnya. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Mual muntah (+)
berisi makanan sebanyak seperempat aqua gelas per hari.nyeri sekitar
perut (+).
8 bulan SMRS pasien mengeluhkan batuk berdahak
berwarna putih kekuningan sebanyak seperempat aqua
gelas perharinya. Batuk tidak disertai dengan darah.
Kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD Arifin Achmad.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat TBC, batuk darah ataupun minum obat selama
6 bulan disangkal.
• Riwayat asma disangkal.
• Riwayat penyakit ginjal disangkal.
• Riwayat penyakit jantung disangkal.
• Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat diabetes melitus disangkal.
• Riwayat alergi disangkal
Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada keluarga yang mengeluhkan


keluhan yang sama.
Riwayat TBC, batuk darah ataupun minum obat
selama 6 bulan disangkal.
Riwayat asma disangkal.
Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat diabetes melitus disangkal.
Riwayat penyakit jantung disangkal.
Riwayat Pekerjaan, Sosial
Ekonomi dan Kebiasaan
Pasien seorang pegawai swasta dipondok pesantren
Pasien tinggal dipondok pesantren yang padat dengan siswi-
siswi dan lingkungan sanitasi yg kurang kebersihanya serta
ventilasi kurang bagus..

Riwayat kebiasaan merokok (-)


Riwayat minum alkohol (-)
Riwayat pemakaian jarum suntik bergantian disangkal.
Riwayat konsumsi NAPZA disangkal.
Riwayat transfusi darah disangkal.
Riwayat tatto disangkal.
Pemeriksaan fisik

• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


• Kesadaran : Komposmentis
• TD : 120/70 mmHg
• Nadi : 83 denyut/menit
• Suhu : 37 °C
• Pernafasan : 25 kali/menit
• Keadaan gizi : Baik
• BB sebelum sakit : 80 kg
• BB saat sakit : 76 kg
• TB : 166 cm
• IMT : 27,58 kg/m2
• (overweight)
Pemeriksaan Fisik
• Kepala dan Leher : Normochepal
• Mata : konjungtiva anemis (+/+)
• sklera ikterik (-/-).
• Hidung : nafas cuping hidung (-),
• keluar cairan (-) epistaksis (-)
• Telinga : keluar cairan (-), darah (-),
• Mulut : kering (+), sianosis (-),
• lidah kotor (-), gusi
• berdarah (-), karies (-), kandidiasis oral (-)
• Leher : pembesaran KGB (-),
• : pembesaran tiroid (-), JVP 5+2 cmH2O
• Thoraks Paru
• Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris kiri dan kanan
• Palpasi : vocal fremitus msimetris kanan dan kiri
• Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
• Auskultasi: vesikuler (-/-), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

• Toraks Jantung:
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba positif pada 1 jari di linea midclavicula sinistra
SIK V
• Perkusi :
• Batas kanan jantung : linea parasternalis dextra SIK V
• batas kiri jantung : linea midclavicula sinistra SIK V
• Auskultasi: HR: 83 dpm, S1 S2 reguler, A1<A2, A2<P2, P1<P2,
• Abdomen:
• Inspeksi : perut datar, venektasi (-), striae (-)
• Auskultasi : bising usus (+) 15 kali/menit
• Palpasi : supel, nyeri tekan (+), hepatomegali (-), spleenomegali (-),
ballotement (-/-)
• Perkusi : timpani (+) seluruh lapangan abdomen, nyeri ketok CVA (-/-)

• Ekstremitas:
• Superior : kulit pucat (+), CRT < 2 detik, skuama halus (+/+), pitting udem (-/-),
sianosis (-), akral hangat, turgor kulit kembali cepat.

• Inferior : kulit pucat (+), CRT < 2 detik, skuama halus (+/+), pitting udem (-/-),
sianosis (-), akral hangat, turgor kulit kembali cepat.
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin Kimia Darah
Hb : 5,5 g/dL GDS : 122 mg/dl
Ht : 33,9 % Ureum :11,0 mg/dl
MCV : 56,9 fL Kreatinin : 0,80 mg/dl
MCH : 14,6 pg AST : 27 U/l
MCHC : 25,7 g/dL ALT : 41 U/l
Eritrosit : 3.76.000/uL Albumin : 4,3 g/dl
Trombosit : 305.000/uL Urin lengkap
Leukosit : 13,8 /uL Warna : kuning
Eosinofil : 0,2 % Kejernihan : jernih
Basofil : 6,4 %
Neutrofil : 66,1 % Kimia Urin
Limfosit : 19,1 % Protein : negatif
Monosit : 7,8 % Glukosa : negatif
Bilirubin : negatif
Urobilinogen : 4,0 (meningkat)
PH : 6,0
• Sedimen • Mikrobiologi
• Eritrosit : 0-1 • Pewarnaan BTA : negatif
• Leukosit : 2-3 • Feces Rutin
• Sel epitel : 3-5 • Warna : coklat
• Kristal :0 • Konsistensi : Lunak
• Silinder :0 • Lendir : Negatif
• Bakteri :0 • Feses rutin
• Jamur :0 • Mikroskopis
• Sperma :0 • Amuba : negatif
• Cysta : Negatif
• Ataelur cacing : Ancylostoma
duodenale (+)
• Eritrosit : 3-4 (meningkat)
• Leukosit : 2-3
• Interpretasi:
 Irama : Sinus ritme
 HR : 90 kali /menit
 Axis : Normo axis
I
 Gelombang P : Lebar 0,08s
 Tinggi 0,02 Mv
 PR interval : 0,12 s
 Durasi QRS : sesuai
sandapan
 S di V2 + R di V6 = 8 + 10
= 18
 Kesan : normal
• Daftar Masalah
• Hemoptisis ec suspec
pnemonia
• Anemia berat
mikrositik hipokrom
ec penyakit kronik
Diagnosis

• Hemoptisis ec suspec pnemonia


• Anemia berat mikrositik hipokrom
ec penyakit kronis
• Ankilostomiasis Duodenale
Diagnosis Banding
• TBC Paru

Pemeriksaan Anjuran
• Pewarnaan gram sputum
• Pewarnaan KOH sputum
• CT Scan Toraks
• Feses rutin
Tatalaksana
Non Farmakologi
• Pasien dirawat di kamar isolasi.
• Etika batuk yang benar.
• Penggunaan masker.
• Menjaga higienitas seperti cuci tangan
• Minum air matang.
• Diet
• KH : 40-55 %
• Lemak : 20-35 %
• Protein : 10-15 %
• Konsul Spesialis Paru
Farmakologi
• Oksigen nasal kanul 3 L/menit
• IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
• Transfusi PRC 4 labu
• Ceftriaxone 2x1 gr
• Asetil sistein 3x1 mg
• Paracetamol tab 500 mg 3 x 1
• Inj prosogan 1x1 amp
• Inj kalnex 1x1 mg
• Inj vit k 1x1
• Codein 3x1
• Pirantel pamoat 1x500 mg
• Mebendazole 2x100 g (selama 3 hari)
PEMBAHASAN

• Berdasarkan hasil anamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pasien didiagnosis dengan
Hemoptisis ec suspec pnemonia
• Anemia berat mikrositik hipokrom
ec penyakit kronis
• Ankilostomiasis Duodenale
• pasien ini termasuk pneumonia akibat hemoptisis dan dicurigai sanitasi
yang buruk sebagai sumber infeksi oppurtunistik. Dalam hal ini pasien
terduga mengidap penyakit ankilostomiasis duodenale pada hemoptisis
dengan anemia berat mikrositik hipokrom ec suspect TBC
• Hal tersebut yang menjadi alasan perlu dilakukannya pemeriksaan feses
rutin lanjutan dan pemeriksaan pewarnaan zeel nielshoon.

• Berdasarkan hasil anamnesis, 1 hari SMRS, pasien mengeluhkan Batuk


darah, batuk dirasakan hilang timbul berwarna merah segar, dengan
volume 1 sendok makan per 24 jam. pasien juga mengeluhan lemas
dirasakan terus menerus, nafsu makan berkurang. Demam (+) hilang
timbul, naik turun, dan disertai keringat pada malam hari.Pasien juga
merasakan berat badan menurun tetapi pasien tidak menimbangnya. BAB
dan BAK tidak ada
• keluhan. Mual muntah (+) berisi makanan sebanyak seperempat
aqua gelas per hari.nyeri sekitar perut (+).

• Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 37 ºC, frekuensi nafas 27


kali/menit dan IMT overweigh, konjungtiva anemis. Dari
pemeriksaan darah rutin didapatkan adanya Hb 5,5 g/dl dan
leukositosis. Dari pemeriksaan feses rutin Mikroskopis ditemukan
telur cacing Ancylostoma duodenale (+)

• Pasien memiliki gejala klinis yang spesifik dimana pada kasus


didapatkan batuk selama 8 bualan. Gangguan gastro-intestinal
yaitu anoreksia, mual, muntah, diare, penurunan berat badan.
• Pada pasien ini juga ditemukan adanya anemia berat
mikrositik hipokrom. Hal tersebut mungkin dikarenakan
penyakit berlangsung kronis, sehingga akan timbul
gejala anemia, hipoalbuminemia, dan edema.
• Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien yaitu
berupa pengobatan suportif dan kausatik atau
pemberian
• antibiotik.2 Pengobatan suportif berupa pemberian terapi
oksigen 3 liter/menit, pemasangan infuse untuk rehidrasi
dan koreksi kekurangan elektrolit yaitu berupa
pemberian IVFD NaCl 0,9 %,
• Transfusi PRC untuk mengatasi Anemia berat, serta
pemberian obat simptomatik lainnya seperti antipiretik
dan mukolitik
• Pengobatan kausatik atau pemberian antibiotik pada pasien
diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan.2 Pada pasien diberi
antibiotik mebendazole dan pirantel pamoat dengan alasan
menghambat pembentukan mikrotubulus cacing dengan selektif dan
irreversible, jenis tersebut memiliki daya penetrasi yang baik
dijaringan. Selain itu, antibiotik tersebut diketahui memiliki daya
perbaikan oksigenasi dan daya tahan tubuh. Namun pada pasien
perlu dilakukan follow up fungsi hati karena diketahui kotrimoksazol
dapat menyebabkan gangguan fungsi hati sebesar 20 %.

Anda mungkin juga menyukai