Fraktur zigomaticmaxillaris
bilaterall
SKDI : 2
ICD X : SO2.4 dan S02.6
Keluhan utama
Nyeri pada wajah setelah tertimpa buah durian sejak 1 hari
SMRS
Primary Survey
Airway and Cervical Control
• Objective : pasien dapat menjawab
pertanyaan dengan baik, tidak ada suara nafas
tambahan (gurgling, snoring, stridor), menilai
kecurigaan trauma servikal.
• Assessment : airway clear + suspek trauma
maxillaris.
• Action : pemberian oksigen nasal kanul
3L/menit dan pemasangan neck collar.
Breathing
• Objective : tidak ada jejas pada dada,
distensi vena jugular (-), deviasi trakea (-),
pergerakan dinding dada simetris , suara
napas (+/+), RR 24x/menit.
• Assesment : ventilasi dan pengembangan
paru baik
• Action : Lanjutkan pemberian Oksigen
Circulation
Objective : Nadi 96 x/menit, TD 110/70 mmHg,
CRT < 2 detik, akral hangat
Assessment : Sirkulasi baik, syok (-)
Action : pasang IV line RL 15-20 tpm
maintenance
Disability
Objective : GCS 15 (E4 M5 V6)
Pupil isokor diameter 2mm/2mm
Refleks cahaya langsung dan tidak langsung
(+/-)
Kelemahan otot motorik (-)
Tanda-tanda vital
Nadi : 80 kali/menit
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5˚C
Pernafasan : 24 x/menit
Kepala & Leher : status lokalis
Toraks : DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas : DBN
KGB : DBN
Status lokalis
Kepala dan Leher
•Inspeksi
Wajah asimetris
Hematome periorbita (-)
Edema periorbita dekstra (+)
Luka : vulnus ekskoriasi di supraorbital ( ukuran : diameter ±
7cm, tepi luka : rata , dasar luka : bersih).
Perdarahan aktif dari hidung, telinga dan mulut (-)
Depresi malar imminens : sulit dinilai
Palpasi
Diskontuinitas tulang : mandibula dan maxilla
TMJ : berkurang ( tidak dapat membuka mulut)
Nyeri tekan (+) : mandibula, maxilla zigomatic
Fungsi motorik : dalam batas normal
Fungsi mata :
edem periorbita (+)
perdarahan subkonjungtiva (+/-)
refleks pupil (+/-)
visus : 1/6 sinistra
dystopia (+)
diplopia (-)
gerakan bola mata : DBN
Intra oral
vulnus pada bibir (+) diameter ± 1 cm, tepi luka
rata, dasar luka bersih.
avulsi gigi (+)
fraktur dentoalveolar (+)
step off deformity (+)
floating maxilla : tidak dapat dinilai
maloklusi (+)
haematome sublingual : tidak dapat dinilai
vulnus lidah : tidak dapat dinilai
haematom/fraktum pada palatum : tidak dapat
dinilai
Diagnosis Kerja
• Trauma maksilofacialis ec susp fraktur
maxilla dan fraktur zigomatic bilateral
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin
• CT-Scan 3D
• Head CT-scan
Darah Rutin (07-07-2017)
Hemoglobin: 14,4 g/dL
Hematokrit : 38,4 %
Leukosit : 10,950/uL
Trombosit : 287.000/uL
CT-Scan 3D
Terdapat
gambaran fraktur
pada os maxilla
dan os zigomatic
CT-Scan Kepala
Diagnosis Akhir
• Fraktur tertutup os zigomatic maxillaris
bilateral
Penatalaksanaan
• Non Farmakologi:
IVFD RL 8 jam/menit
Immobilisasi dan istirahatkan daerah fraktur
• Farmakologi:
Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 amp IV
Injeksi Ketolorac 3 x 1 amp IV
Pemberian ATS.
Konsul spesialis bedah plastik.
Fraktur Maksilofasial
• Nyeri
• Bengkak terutama pada jaringan periorbita
• Hematom periorbita
• Maloklusi
• Laserasi intraoral
• Nyeri ketika mengunyah
• Krepitasi
• Deformitas
• Floating maxilla*
• Epistaksis
• Rinore
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN
S: mata kanan bengkak, nyeri pada mata S:mata kanan ben,gkak nyeri pada mata
kiri dan nyeri pada pipi kanan, pandangan kiri, nyeri pada mata kanan, pandangan
kabur pada mata kiri belum berkurang kabur pada mata kiri belum berkurang
O : kesadaran CM O : kesadaran CM
GCS : 15 GCS : 15
TD: 110/70 mmhg TD: 120/70 mmhg
Hr : 96 dpm Hr : 92 dpm
RR : 20x menit RR : 20x menit
T: 36,7 C T: 36,7 C
A: fraktur zigomatic bilaterar A: fraktur zigomatic bilaterar
P: inj ketorolac 3x1 P: inj ketorolac 3x1
Ceftriaxone 2x1
Ceftriaxone 2x1
TGL 22/06/2010