Pendahuluan
Cacing ini dikenal sejak Zaman Mesir Kuno dan mengenai penyakitnya telah ditulis di Italia,
Arab, dan Brazilia, jauh sebelum cacing tambang, Ancylstoma duodenale ditemukan oleh
Dubini pada tahun 1838. Penyakit yang ditimbulkannya dinamakan ankilostomiasis,
penyakit ini merupakan penyakit cacing yang paling lama.
Nama lain : nekatoriasis, unseriasis.
Cacing tambang pada manusia dikenal 2 jenis yang tersering, yakni sebagai berikut:
1. Ancylostoma duodenale yang disebut jenis dunia lama
2. Necator Americanus yang dikenal sebagai jenis dunia baru. Jenis penyakit yang kedua
inilah yang dibawa dari Afrika.
Etiologi
Epidemiologi
Telur cacing ini untuk pertumbuhannya memerlukan temperature terendah sekitar 18°C dan
tanah yang lembab. Dengan demikia suatu kenyataan bahwa daerah-daerah panas merupakan
tempat penyebarannya.
Penyebaran disebabkan oleh factor-faktor berikut.
1. Pembuangan kotoran orang-orang yang terinfeksi di tempat-tempat yang dilewati orang
lain
2. Tanah atau pasir tempat pembuangan kotoran yang merupakan medium baik bagi larva
3. Suhu panas dan lembab
4. Populasi yang miskin dengan orang-orang tanpa sepatu.
Di Cina perpindahan terjadi karena pemakaian pupuk dari kotoran manusia. Di Indonesia
ankilostomasis banyak terjangkit oleh karyawan perkebunan karet. Orang negro lebih resisten
dari orang kulit putih terhadap Necator americanus.
Larva yang menembus kulit menyebabkan rasa gatal. Apabila sejumlah larva menembus
paru-paru, bagi orang-orang yang peka maka suatu waktu dapat menyebabkan bronchitis atau
pneumonitis.
Penyakit cacing tambang sebenarnya merupakan suatu infeksi kronis. Orang-orang yang
terinfeksi kadang-kadang tidak melibatkan symptom akut, karena serangan cacing dewasa
dapat menyebabkan anemia yang disebabkan kehilangan darah secara terus-menerus. Satu
ekor cacing dapat menghisap darah setiap hari 0,1 – 1,4 cm³, berarti penderita yang
mengandung 500 ekor cacing akan kehilangan darah 50 – 500 cm³ setiap harinya.
Cacing dewasa
• Sifatnya mengisap darah,dan suka berpindah2,serta luka bekas isapannya terus
mengeluarkan darah.
• OK. cacing ini mengeluarkan sejenis anticoagulansia pada mukosa usus tempat mulutnya
melekat,maka akan menimbulkan Anaemia Hypochrom Micrositer
• Hb nya bisa turun sampai 2 gram%,dan RBC lebih < dari kurang normal.
• Keluhannya pasien merasa lemah, masih bisa bekerja, lesu, jantung berdebar–debar.
• Anaemi terjadi oleh karena :
Defesiensi Fe,darah yg diisap,rata2 0,03ml darah/hari/ekor.
Berat ringannya anaemi,tergantung pada jumlah, jenis species cacing, serta gizi, umur dan
daya tahan pasien,serta reinfeksi.
Ringan jumlah cacing < 100 – 500, Berat 100, Sedang >500
Gejala Klinis
1. Penetrasi kulit
a. Satu atau dua hari setelah larva menembus kulit terjadi eritema dan gatal (ground itch
atau dew itch) dengan bintik-bintik merah. Dalam 10 hari keadaan ini hilang.
b. Gambaran yang kedua terjadi urtikaria segera larva berada di atas kulit. Kondisi ini
terjadi dalam beberapa jam, setelah itu bintik merah hilang.
Pengobatan masal dapat dilakukan bila frekuensinya melebihi 50 persen, jumlah cacing rata-
rata melebihi 150 ekor dan bila fasilitas untuk memeriksa seluruh penduduk setempat tidak
ada. Di pedesaan, bila system pengaliran air selokan tidak baik untuk sanitasi, defekasi di
sembarang tempat dapat dihindari dengan pembuatan lubang-lubang kakus.