Anda di halaman 1dari 7

IDE PROMOSI KESEHATAN GIGI DI SEKOLAH DASAR

Dosen Pengampu

Salikun, SPd.M.Kes

Oleh : Kelompok 3

1. Ulliana P1337425319001
2. Khasiah Saadah P1337425319002
3. Wiangke Fajjrin P1337425319005
4. Luci Fitriyanti P1337425319006

PRODI MAGISTER TERAPIS GIGI DAN MULUT


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut adalah kesehatan yang sangat penting untuk diperhatikan selain
kesehatan tubuh umum lainnya. Kesehatan mulut dan gigi seringkali dapat tidak menjadi
prioritas bagi sebagian orang karena mengganggap sakit gigi bukanlah penyakit yang
mematikan, sedangkan gigi dan mulut adalah gerbang masuknya kuman bakteri sehingga dapat
mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Nurdianti,2018). Hal ini dikarenakan gigi dan
mulut merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan tubuh secara
umum (Widati,2019)
Karies merupakan prevalensi penyakit lazim di seluruh dunia, mempengaruhi seluruh
wilayah tanpa melihat segi umur dan status social ekonomi. Karies gigi adalah penyakit gigi
yang berhubungan dengan etiologi multi – factorial meliputi mikroorganisme kariogenik,
kebersihan rongga mulut, kebiasaan makan, fregmentasi karbohidrat, kondisi sosioekonomi serta
faktor lainnya (Muin, 2011) Pada umumnya hal ini disebakan akibat suatu proses biologis
reversibel yang diawali dengan proses demineralisasi dari jaringan keras gigi dibawah pengaruh
asam yang erat kaitannya dengan sisa makanan atau gula (G. Barrington, S. Khan, K. Kent, D. S.
Brennan, L. A. Crocombe, and S. Bettiol, 2019)
Anak pada usia sekolah rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti karies gigi,
kecacingan, kelainan ketajaman pengelihatan, gizi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, masa mulai
masuk sekolah merupakan tahapan penting untuk mengembangkan kebiasaan anak untuk selalu
menjaga kesehatan sejak dini melalui program pendidikan kesehatan (MacNab A dan Kasangaki
A, 2012) Pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya untuk mempengaruhi seseorang
agar berperilaku baik dan memotivasi untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut dan memberikan
pengertian cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut (Khan MHA dan Zaman, 2013)
Sekolah menempati posisi strategis dalam upaya promosi kesehatan, karena, mayoritas
anak berusia 5-19 tahun terpapar ke lembaga pendidikan untuk jangka waktu yang cukup lama
(TK hingga SMA), sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alami anak, karena di
sekolah anak dapat belajar berbagai pengetahuan, termasuk kesehatan, sebagai bekal untuk
kehidupan masa depan mereka. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan
kesehatan siswa, guru dan karyawan, orang tua dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah,
sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif. Promosi kesehatan di sekolah
adalah upaya untuk membuat sekolah menjadi komunitas yang mampu meningkatkan status
kesehatan mereka melalui menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, layanan pemeliharaan
dan kesehatan di sekolah, dan upaya pendidikan kesehatan berkelanjutan (Dinkes,2012) Selain
itu, komponen guru merupakan promotor terbaik dalam kegiatan pendidikan sebab mereka akrab
dengan metode mendidik dan memotivasi siswa sekolah (Ana Riolina,2017).
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang
ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di
sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi
individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut (Pokok program
UKS/UKGS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat, sehingga dapat dicapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal
bagi anak sekolah. Tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan gigi dan
mulut peserta didik di sekolah ((Kemenkes,2012)
Berdasarkan latar belakang di atas dan mendukung program pemerintah. maka kami akan
dikembangkan kami suatu karya untuk menurunkan tingginya angka karies yang terjadi pada
anak yaitu “popoman sebagai waskat media pintar promosi gigi dan mulut”. dengan adanya
karya popoman maka akan membantu untuk menurunkan angka karies gigi pada anak, dimana
popoman terdapat media pengingat yang berfungsi sebagai set alarm untuk mengingatkan orang
tua dan anak dalam waktu menyikat gigi yang efektif, media penyuluhan yang berisi nyanyian
cara menyikat gigi yang benar, serta wadah sikat gigi dan pasta gigi yang diletakkan dipopoman
tersebut. Dengan adanya ketiga inovasi tersebut dapat membantu anak dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulutnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menurunkan tingginya angka karies yang terjadi pada anak.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengingatkan orang tua dan anak dalam waktu menyikat gigi yang efektif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tahap Pelaksanaan
Observasi yang kami lakukan adalah observasi alat dan bahan yang diperlukan. Media
promosi kesehatan berupa wadah sikat gigi yang multifungsi yaitu terdapat pengingat dan audio
penyuluhan didalamnya, maka kami perlu membuat dua perangkat yaitu perangkat keras dan
perangkat lunak. Perangkat keras berupa wadah sikat gigi serta pasta gigi terbuat dari tanah liat
dan perangkat lunak berupa rangkaian listrik untuk pengingat dan audionya, maka kami
melakukan observasi di pengrajin gerabah sedangkan untuk perangkat lunak kami melakukan
observasi di beberapa toko elektronik di kawasan Semarang.

B. Cara Pembuatan
Pembuatan karya “popoman sebagai waskat media pintar promosi kesehatan gigi dan
mulut” memerlukan dua perangkat yaitu boneka panda yang dibuat dari tanah liat dan rangkaian
peralatan elektronik. Kami menyadari bahwa pembuatan kerajinan dan rangkaian tersebut bukan
kompetensi kami, maka dalam proses pembuatan boneka panda kami bekerja sama dengan
pengrajin gerabah di wilayah Kasongan, pembuatan boneka panda didesain sedemikian rupa
sesuai dengan ide kami. Sedangkan pembuatan rangkaian elektronik kami bekerja sama dengan
seorang Ahli Elektronika dan Instrumentasi (ELINS).

C. Metode Memperoleh Data


1). Teknik Memperoleh Data
Alat pengukuran data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah alat ukur yang
berbentuk daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis dan dipakai sebagai pedoman
atau panduan data sesuai tujuan penelitian (Budiharto,2008). Bentuk kuesioner
menggunakan close ended (kuesioner tertutup) yaitu dengan jawaban yang sudah
ditentukan dan tidak diberi kesempatan memberi jawaban lain. Kuesioner yang digunakan
berisi pengetahuan tentang menyikat gigi, dan kesehatan gigi dan mulut sebanyak 10
pertanyaan.
2). Cara melaksanakan penelitian
 Tahap Persiapan
1) Surat permohonan izin orangtua telah disiapkan.
2) Pendekatan langsung ke lokasi penelitian.
3) Jadwal penelitian sudah dibuat
4) Instrumen penelitian, meliputi kuesioner sebanyak 2 buah sudah tersedia dan
media penelitian.
 Tahap Pelaksanaan
1.) Responden berada di kediaman masing-masing.
2.) Diketahuinya tujuan diadakanya pertemuan pada responden.
3.) Responden mengetahui tentang cara pengisian kuesioner yaitu harus sesuai
dengan kenyataan.
4.) Kuesioner pengetahuan dibagikan dan diisi lalu dikembalikan pada saat itu
juga.
5.) Pengolahan dan analisis data.
 Cara Pengolahan Data dan Analisis
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner tentang pengetahuan menyikat
gigi dan kesehatan gigi dan mulut pada anak oleh orang tua kemudian data
dianalisis.

D. Waktu dan Tempat


1. Waktu : Maret 2020
2. Tempat : SDN Semarang

E. Alat dan Bahan


Produk yang akan dibuat adalah Popoman Waskat Media Pintar mempunyai :

NO KEGIATAN URAIAN
1. Peralatan Penunjang
arduino uno 1 buah
MP3 Module WTV020 1 paket
SDCard 1 buah
Jam Digital 1 buah
Speaker 5watt 8ohm 1 buah
Push Button 1 buah
RTC Module 1 buah
komponen dan rangkaian 1 pack
Kabel data dan adaptor 1 buah
2. Bahan Habis Pakai
Sikat Gigi 2 buah
Pasta Gigi 2 buah
Pembuatan Wadah (Tanah 1 buah
Liat)

F. Prosedur Kerja
1. Setting Waktu/Alarm
a. Sambung kabel data melalui adabtor ke sumber listrik
b. ketuk tombol ke satu disamping jam untuk setting time/alarm.
Tip : setelah menekan tombol muncul tulisan TIME untuk mengatur waktu dan

ALARM untuk mengatur alarm.

c. Atur alarm sesuai waktu yang diinginkan.

Tip : menambah angka tekan tombol ke dua dan mengurangi angka tekan tombol ke

tiga

2. Mematikan Nada Alarm

Tekan tombol ke dua untuk mematikan nada alarm.

Tip : setelah menekan tombol muncul tulisan PLAY pada jam kemudian tekan tombol ke

dua lagi untuk memainkan lagu


DAFTAR PUSTAKA

1. Dzikri Amalia Nurdianti, Iwan Muhamad Ramdan, and Malpaleni Satriana, 'Tooth Brushing
Big Book as Health Promotion Media in Improving Knowledge and Practice to Brush Teeth
on 2th Grade Elementary School', in Educational Sciences International Conference (ESIC
2018)Atlantis Press, 2019).
2. Sri Widati, 'Perbedaan Efektifitas Film Animasi Dan Film Cerita Terhadap
Peningkatanpengetahuan Dan Sikap Anak Tentang Kesehatan Gigi', The Indonesian Journal
of Public Health, 14 (2019), 62-70.
3. Muhajir Muin, 'Pengaruh Dental Health Education (Dhe) Terhadap Penurunan Plak Gigi',
Makasar: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makasara dalam
http://repository. unhas. ac. id diakses tangal, 10 (2011).
4. G. Barrington, S. Khan, K. Kent, D. S. Brennan, L. A. Crocombe, and S. Bettiol, 'Obesity,
Dietary Sugar and Dental Caries in Australian Adults', Int Dent J (2019).
5. MacNab A, Kasangaki A. “Many voices, one song”: A model for an oral health programme as
a first step in establishing a health promoting school. Health Promot Int. 2012;27(1):63–73.
6. Khan MHA, Zaman K IS. Evaluation of School oral health education program - a review.
Bangladesh J Dent Res Educ. 2013;3(2):1–13.
7. Departemen Kesehatan RI, Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan,
2012.
8. Ana Riolina. Peran Guru dalam Meningkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa di Sekolah
Dasar. J Ilmu Kedokt Gigi. 2017;1(2):51–4.
9. KEMENKES RI. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). 2012. 2012.

Anda mungkin juga menyukai