LAPORAN LENGKAP
Di Susun oleh :
A. Topik :Peran serta keluarga pada klien dengan isolasi social (Isos)
B. Sub topic : Isolasi Sosial
C. Hari / tanggal : Selasa /29 Oktober 2019-10-30
D. Waktu : 16:00 WIB/sd selesai
E. Sasaran : Keluarga dan klien
F. Pelaksana : Mahasiswa
G. Tempat : Di Rumah Klien
H. Tujuan
a. TIU : Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan
keluarga klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara
optimal.
b. TIK : Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit keluarga klien
dan keluarga diharapkan dapat mampu memahami :
1. Mengetahui pengertian isolasi sosial
2. Mengetahui penyebab menarik diri
3. Mengetahui tanda dan gejala isolasi social
4. Mengetahui sumberkoping dari isolasi social?
5. Mengetahui mekanisme koping isolasi social?
6. mengetahui Peran serta keluarga dalam merawat klien
Menarik Diri?
7. Mengetahui penatalaksanaan isolasi sosial?
I. Latar Belakang
Menarik diri (withdrawal) adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik
perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung ( isolasi
diri ). Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa
tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain.
Pada klien dengan menarik diri diperlukan rangsangan/ stimulus yang adequat
untuk memulihkan keadaan yang stabil. Stimulus yang positif dan terus menerus
dapat dilakukan oleh perawat. Apabila stimulus tidak dilakukan / diberikan kepada
klien tetap menarik diri yang akhirnya dapat mengalami halusinasi, kebersihan diri
kurang dan kegiatan hidup sehari –hari kurang adequat.
a Seleksi pasien dan keluarga
Proses seleksi yang dilakukan dengan cara :
- Hasil pengamatan sehari-hari
- Informasi dari perawat ruangan
- Status kesehatan pasien
- Pasien dan keluarga yang kooperatif
- Pasien dengan defisit perawatan diri
J. Jadwal Kegiatan
1. Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan: Di Rumah Klien
2. Lama pelaksanaan pendidikan kesehatan : 30 menit (16.00 – 17.00)
3. Waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan : Selasa, 29 oktober 2019
P P
F
F
O O
D
Keterangan :
P : Penyuluh K: Keluarga
F : Fasilitator O: Observer
D: dokumentasi
O. Strategi dan Pelaksanaan
NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Ttd
Q. Evaluasi
1. Apa pengertian dari isolasi sosial?
2. Apa saja penyebab dari menarik diri ?
3. Apa tanda dan gejala dari isolasi sosial ?
4. Apa saja sumberkoping dari isolasi social?
5. Apa mekanisme koping isolasi social ?
6. Peran serta keluarga dalam merawat klien isolasi social ?
7. Sebutkan penatalaksanaan isolasi sosial?
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
D. Sumber Koping
Menurut Stuart (2007, hlm. 280) sumber koping yang berhubungan dengan
respon sosial maladaptif adalah sebagai berikut :
1. Keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
2. Hubungan dengan hewan peliharaan yaitu dengan mencurahkan perhatian
pada hewa peliharaan.
3. Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal
(misalnya: kesenian, musik, atau tulisan)
Menurut Stuart & Laraia (2005, hlm. 432) terkadang ada beberapa orang
yang ketika ada masalah mereka mendapat dukungan dari keluarga dan teman
yang membantunya dalam mencari jalan keluar, tetapi ada juga sebagian orang
yang memiliki masalah, tetapi menghadapinya dengan menyendiri dan tidak mau
menceritakan kepada siapapun, termasuk keluarga dan temannya.
E. Mekanisme Koping
Menurut Stuart (2007, hlm. 281) individu yang mengalami respon sosial
maladaptif menggunakan berbagai mekanisme dalam upaya untuk menasarkan
bagan diatas respon sosial pada pasien dengan isolasi sosial dibagi menjadi respon
adaptif dan respon maladaptif :
1. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-
norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Menurut Fitria
(2009, hlm. 32) yang termasuk respon adaptif adalah sebagai berikut:
- Menyendiri, merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yang telah terjadi dilingkungan sosialnya.
- Otonomi, merupakan kemampuan individu untuk menentukan dab
menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
- Bekerja sama, merupakan kemampuan individu yang saling membutuhkan
orang lain.Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan
orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
2. Respon Maladaptif
Respon yang diberikan individu menyimpang dari norma sosial. Yang
termasuk kedalam rentang respon maladaptif adalah sebagai berikut:
- Menarik Diri
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara
terbuka dengan orang lain.
- Ketergantungan
Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung
dengan orang lain.
- Manipulasi
Seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu sehingga
tidak dapat menerima hubungan sosial secara mendalam
- Curiga
Seseorang gagal dalam mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.
H. Penatalaksanaan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Interaksi sering dan singkat
3. engarkan dengan sikap empat
4. Beri umpan balik yang positif
5. Jujur dan menepati semua janji
6. Bimbing klien untuk meningkatkan hubungan sosial secara bertahap
7. Berikan pujian saat klien mampu berinteraksi dengan orang lain
8. Diskusikan dengan keluarga untuk mengaktifkan support system yang ada
9. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat anti depresan
I. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis untuk pasien dengan gangguan jiwa dibagi
berdasarkan dua metode, yaitu sebagai berikut:
a Metode Biologik
Metode biologik yang digunakan pada pasien dengan isolasi sosial adalah
sebagai berikut:
1. Terapi Psikofarmaka
Terapi psikofarmaka yang akan diberikan ditujukan pada gangguan
fungsi neurotransmitter sehingga gejala-gejala klinis dapat dihilangkan
atau dengan kata lain skizofrenia dapat diobati (Hawari,2006, hlm. 96).
Obat antipsikotik terpilih untuk skizofrenia terbagi dalam dua golongan
(Hawari, 2006, hlm. 97-99) yaitu antipsikotik tipikal (Klorpromazim,
Trifluferazin, Haloperidol) dan antipsikotik atipikal (Klozapin,
Risperidon). Antipsikotik golongan tipikal tersebut bekerja dengan
memblokir reseptor dopamin terpilih, baik diarea striatal maupun limbik
di otak dan antipsikoti atipikal menghasilkan reseptor dopamin dan
serotonin selektif yang menghambat sistem limbik. Memberikan efek
antipsikotik (gejala positif) dan mengurangi gejala negatif.
2. Menurut Doenges (2007, hlm.253) prosedur diagnostik yang digunakan
untuk mendeteksi fungsi otak pada penderita gangguan jiwa adalah
sebagai berikut:
a Coputerized Tomografi (CT Scan)
Induvidu dengan gejala negatif seringkali menunjukkan abnormalitas
struktur otak dalam sebuah hasil CT scan. (Townsend, 2003, hlm. 318)
b Magnetik Resonance Imaging (MRI)
Mengukur anatomi dan status biokimia dari berbagai segmen otak.
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. “H”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
No. RM :-
Diagnosa Medis :-
Alamat : Villa Permai jln salak Block C no 12 RT 12
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
Tanggal kunjungan : 29 Oktober 2019
2. Memvalidasi data, melengkapi data yang telah diperoleh dari klien dan data
sekunder mengenai :
a. Alasan datang ke POLI Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
Keluarga mengatakan klien tidak bisa tidur. lalu pada malam hari karna
klien tidak bisa tidur klien melakuan aktivitas memasak didapur. Besok
harinya klien mengamuk, mondar mandir, marah-marah, gelisah, stress,
jerit-jerit, merasa kesal kalau ada masalah/ lagi stress. Dan memang rajin
setiap bulan klien dtng ke RS untuk cek Up.
b. Klien tinggal dirumahnya bersama keluarga kakaknya, yang mengambil
keputusan dalam keluarga adalah orang tuanya.
c. Faktor predisposisi dan prespitasi
Kakak klien mengatkan bahwa klien memang sudah dari dulu menarik
diri dari lingkungan dan tidak mempunyai teman.
d. Psikososial dan lingkungan
Psikososial :
Semenjak sakit klien tidak merasa menyela telah melakukan apa yang
terjadi, dan tak akan mengulanginya lagi.
Lingkungan :
Klien merasa baik- baik saja dilingkungannya karena klien juga jarang
keluar rumah tanpa didampingi oleh keluarga
Persepsi keluarga terhadap klien
Keluarga menganggap penyakit klien merupakan salah bentuk stress
karna klien iri dengan kakak- kakaknya yang kuliah semua sedangkan
dia tidak.
e. Pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien
Keluarga mengatakan kurang mengerti tentang cara merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Oleh karena itu klien sering
kambuh. Keluarga juga mengalami kesulitan mengingatkan klien jarang
berbicara dan mengeluh. Support sistem dalam keluarga Keluarga
mengatakan Tn H paling dekat dengan kakaknya.
f. Kapan terakhir keluarga menjenguk klien
g. Klien tinggal bersama keluarganya, tidak dirawat inap hanya rawat jalan.
h. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap klien dapat sembuh dan dapat kembali
menjalani kehidupannya seperti dahulu serta dapat kembali menjalani
perannya dan berharap memiliki keluarga.
i. Persiapan keluarga terhadap kepulangan klien
Keluarga siap menerima klien pulang kapanpun asalkan klien sudah
tenang dan stabil.
j. Pelayanan kesehatan disekitar rumah
Rumah klien berada di daerah tangga buntung yang letaknya tidak begitu
jauh dari pelayanan kesehatan lingkungan sana.
D. Implementasi Keperawatan
Diagnosa keperawatan : Halusinasi Pendengaran
TUK 6 :
Klien mendapatkan dukungan dari keluarga untuk mengatasi halusinasinya.
Tindakan Keperawatan :
1. Bantu keluarga mengindentifikasi kemampuan yang dimiliki :
a. Siapa yang dapat diterima klien.
b. Fasilitas yang dimiliki keluarga di rumah.
2. Jelaskan cara merawat klien pada keluarga seperti cara beri motivasi beri
pengarahan keuntungan dan kerugian pasien memiliki teman dan
berintraksi serta minum obat. Latihan keluarga cara merawat klien di
rumah dan terapi pengobatan.
E. Evaluasi Keperawatan
S:
Keluarga mengatakan senang setelah berbicara dan berdiskusi dengan
perawat
Keluarga menyebutkan peran serta keluarga dalam merawat klien
Keluarga menyebutkan tempat yang dapat dikunjungi jika klien kambuh
O:
Keluarga (Bunda) kontak mata ada
Keluarga bersikap ramah selama berdiskusi
Keluarga tampak menyebutkan peran serta keluarga dalam merawat klien
Keluarga tampak mendemonstrasikan cara merawat klien
A:
TUK tercapai, klien mendapat dukungan dari kelurga dalam mengatasi
Halusinasi Pendengaran
P:
Perawat
1. Memotivasi keluarga untuk menjenguk klien sekurangnya satu kali
dalam seminggu.
2. Melibatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan klien saat
keluarga datang menjenguk.
Klien
Memotivasi keluarga untuk mempertahankan suasana di lingkungan
rumah yang dapat meningkatkan harga diri klien, keluarga juga
bersepakat untuk terlibat dalam asuhan keperawatan baik dirumah
maupun dirumah sakit.
DOKUMENTASI