Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN PSIKIATRI

“ASKEP KEPERAWATAN DENGAN MASALAH WAHAM”

Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1. Anugrah Deskatama P (23230P)
2. Beni Aldi (23230159P)
3. Dewi Saputri (23230P)
4. Ninda Putri Arishandi (23230P)
5. Putri.R Faroqa (232301P)
6. Revani Ramasuci (23230151P)
7. Sartika Vitaloka (23230148P)
8. Selvia Purnama Putri (23230145P)
9. Wienda Sekar Asri (23230149P)
10. Wiwik (23230153P)
11. Wulandari (23230152P)
12. Tini Maryani (23230135P)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN
TAHUN AJARAN 2023/2024
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan
bagi mahasiswa/i maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata
kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan judul “ASKEP KEPERAWATAN
DENGAN MASALAH WAHAM”. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Bengkulu ,28 Oktober 2023

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk


terjadinya perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara
optimal, sejauh perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal
individu-individu yang lain.

Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya


gejala klinis yang bermakna, serupa sindrom perilaku dan pola psikologik,
yang berkaitan dengan adanya distress (tidak nyaman , tidak tentram dan rasa
nyeri), distabilitas (tidak memapu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau
meningkatkan risiko kematian, kesahatan dan distabilitas.

Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah


waham atau delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran
yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak coco dengan
intelegensia dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang
dan berlebihan biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya
atau tidak benar secara umum.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Waham?
2. Apa saja jenis-jenis waham?
3. Apa penyebap waham?
4. Bagaimana tanda dan gejala waham?
5. Bagaiamana proses terjadinya waham?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Waham (Pengkajian,
Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi)?

3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mengenai Konsep
dan Asuhan keperawatan pada pasien dengan Waham pada blok Jiwa ini.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian waham
b. Menyebutkan jenis-jenis waham
c. Menyebutkan penyebap waham
d. Menyebutkan tanda gejala waham
e. Mengetahui proses terjadinya waham
f. Mengidentifikasi Asuhan keperawatan Waham (Pengkajian, Diagnosa,
Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi)

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Waham

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara


kuat/ terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat,
2011 : hal. 165).

Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan


walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
normal. (Stuart dan Sunden, 1998).

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan


yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang
lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai
dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal mata saya adalah
komputer yang dapat mengontrol dunia )atau bisa pula tidak aneh hanya
sangat tidak mungkin (misal FBI mengikuti saya) dan tetap dipertahankan
bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya .Waham sering ditemui pada
gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
ditemukan pada skizophrenia.Semakin akut psikosis semakin sering ditemui
waham disorganisasi dan waham tidak sistematis .

Waham (dellusi) adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi


atau dibuktikan dengan realitas. Haber (1982) keyakinan individu tersebut
tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya. Rawlin
(1993) dan tidak dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang
logis (Cook and Fontain 1987)serta keyakinan tersebut diucapkan berulang
-ulang.

5
B. Jenis-jenis Waham

Jenis-jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini :

1. Waham Kebesaran
Yaitu menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “Saya
ini adalah salah satu keturunan dari ratu Elizabeth di Inggris lho. “
atau.”saya pernah menjabat sebagai presiden Amerika Serikat sebelum
Barak Obama”
2. Waham curiga
Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contohnya “Saya tau anda ingin membunuh saya karena iri
dengan keberhasilan saya.”
3. Waham agama
Yaitu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “ Kalau
saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian serba putih setiap
hari.”
4. Waham somatik
Yaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contohnya “ Saya terkena penyakit Kanker.” Setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien
tetap mengatakan ia terserang kanker.
5. Waham nihilistik
Yaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh “ Ini kan
alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.”

C. Penyebap Waham

Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu


Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu

6
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal
mencapai keinginan.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah :

1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat


2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4. Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5. Kegagalan yang sering dialami
6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur

Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat,


misalnya menyalahkan orang lain

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan


mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan
waham menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan
dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan
agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan
ketergantungan ditransformasikan mejadi kemandirian yang kokoh.

Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan


kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari
mengenal impuls yang tidak dapat di terima dari dirinya sendiri.
Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas telah dihipotesiskan telah
menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia
yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka
yang terluka. (kalpan dan Sadock 1997)

D. Tanda dan gejala Waham

7
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan

2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul

3. Prilaku dan Hubungan Sosial


a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga

4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun

E. Proses terjadinya Waham


1. Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan – kebutuhan klien baik
secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi
pada orang –orang dengan status social dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya
klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga

8
klien yang secara social dan ekonomi tetapi kesenjangan antara reality dengan
self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan
dipandang sebagai seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat
berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi
karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat
dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span
history).

2. Fase lack of self esteem


Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan
antara self ideal dan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan
kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah
melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang
kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi
serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek
pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya
sangat rendah

3. Fase control internal – eksternal


Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa – apa
yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai
dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu
yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk
dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya,
karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.
Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang
dinyatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat
karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan, lingkungan hanya
menjadi pendengar fasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan
alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

4. Fase environment support

9
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya
diulang – ulang. Dari siniah mulai terjadilah kerusakan control diri dan tidak
berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan
dosa saat berbohong.

5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan memercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan
menghindari interaksi social (isolasi social).

6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya – upaya koreksi, setiap
waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang
muncul sering berkaitan dengan traumatic masa lalu atau kebutuhan –
kebuthan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap
dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan
orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara
konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang
dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi social.

7. Proses terjadinya waham menurut Ns. Ali Mustofa dijelaskan dalam pohon
masalah sebagai berikut :

Kerusakan komunikasi verbal risiko tinggi mencederai


diri sendiri, orang lan, lingkungan

GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

10
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN WAHAM

A. Pengkajian

Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan


semua informasi yang diberikan oleh pasien tengang wahamnya. Untuk
mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan
menyangkal, menolak atau menerima keyakinan pasien.

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai


panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :

1. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang-ulang


diungkapkan dan menetap
2. Pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas
secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh
dan tidak nyata
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya
5. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau dibicarakan oleh orang lain
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orag lain atau ketakutan dari luar
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain membaca pikirannya

B. Diagnosa keperawatan Jiwa

Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu :

1. Gangguan proses pikir : Waham

Sedangkan masalah keperawatan yang juga perlu dikaji antara lain :

11
1. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Kerusakan komunikasi verbal
3. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
C. Rencana tindakan

PERENCANAAN
N DIAGNO
KRITERIA
O SA TUJUAN INTERVENSI
EVALUASI
1 Gangguan TUM : 1.1 Setelah ... X 1.1 Bina
proses Klien dapat interaksi hubungan
pikir : mengontrol klien : saling
waham wahamnya a. Mau percaya
TUK : menerima dengan klien
1. Klien kehadiran a. Beri salam
dapat perawat b. Perkenalkan diri,
membi disampingnya Tanyakan nama,
na b. Mengatakan serta nama
hubun mau menerima panggilan yang
gan bantuan disukai
saling perawat c. Jelaskan tujuan
percay c. Tidak interaksi
a menunjukkan d. Yakinkan klien
denga tanda-tanda dalam keadaan
n curiga aman dan
peraw d. Mengijinkan perawat siap
at duduk menolong dan
disamping mendampinginya
e. Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien
akan tetap
terjaga
f. Tunjukkan sikap
terbuka dan jujur
g. Perhatikan
kebutuhan dasar

12
dan bantu pasien

13
memenuhinya
TUK : 1.2 Setelah ... X 1.2 Bantu klien
Klien dapat interaksi untuk
mengidentifik Klien : mengungkap
asi perasaan a. Klien kan perasaan
yang muncul menceritakan dan
secara ide-ide dan pikirannya
berulang perasaan yang a. Diskusikan
dalam pikiran muncul secara dengan klien
klien berulang dalam pengalaman yang
pikirannya dialami selama
ini termasuk
hubungan dengan
orang yang
berarti,
lingkungan kerja,
sekolah, dsb
b. Dengarkan
pernyataan klien
dengan empati
tanpa
mendukung atau
menentang
pernyataan
wahamnya
c. Katakan perawat
dapat memahami
apa yang
diceritakan klien
TUK : 1.3 Setelah ... X 1.3 Bantu klien
Klien dapat interaksi klien mengidentifi
mengidentifik a. Dapat kasi
asi stresor menyebutkan kebutuhan
atau pencetus kejadian sesuai yang tidak

14
wahamnya dengan urutan terpenuhi
waktu serta serta kejadian
harapan atau yang menjadi
kebutuhan faktor
dasar yang pencetus
tidak terpenuhi wahamnya
seperti harga a. Diskusikan
diri, rasa aman, dengan klien
dsb tentang kejadian-
b. Dapat kejadian
menyebutkan traumatik yang
hubungan menimbulkan
antara kejadian rasa takut,
traumatik ansietas maupun
kebutuhan perasaan tidak
tidak terpenuhi dihargai
dengan b. Diskusikan
wahamnya kebutuhan atau
harapan yang
belum terpenuhi
c. Diskusikan cara-
cara mengatasi
kebutuhan yang
tidak terpenuhi
dan kejadian
traumatik
d. Diskusikan
dengan klien
antara kejadian-
kejadian tersebut
dengan
wahamnya
TUK 1.4 Setelah ... X 1.4 Bantu klien
Klien dapat interaksi klien mengidentifi

15
mengidentifik menyebutkan kasi
asi wahamnya perbedaan keyakinan
pengalaman yang salam
nyata dengan tentan situasi
pengalaman yang nyata
wahamnya (bila klien
sudah siap)
a. Diskusikan
dengan klien
pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
b. Katakan kepada
klien akan
keraguan perawat
tehadap
pernyataan klien
c. Diskusikan
dengan klien
respon perasaan
terhadap
wahamnya
d. Diskusikan
frekuensi,
intensitas dan
durasi terjadinya
waham
e. Bantu klien
membedakan
situasi nyata
dengan situasi
yang
dipersepsikan
salah oleh klien

16
TUK 1.5 Setelah ... X 1.5 Diskusikan
Klien dapat interaksi klien tentang
mengidentifik menjelaskan pengalaman-
asi gangguan pengalaman
konsekuensi fungsi hidup yang tidak
dari sehari-hari menguntungk
wahamnya yang an sebagai
diakibatkan akibat dari
ide-ide atau wahamnya
pikirannya seperti
yang tidak :Hambatan
sesuai dengan dalam
kenyataan berinteraksi
seperti : dengan
a. Hubungan keluarga,
dengan Hambatan
keluarga dalam
b. Hubungan interaksi
dengan orang dengan orang
lain lain dalam
c. Aktivitas melakukan
sehari-hari aktivitas
d. Pekerjaan sehari-hari
e. Sekolah 1.6 Ajak klien
f. Prestasi, dsb melihat
bahwa
waham
tersebut
adalah
masalah yang
membutuhka
n bantuan
dari orang
lain

17
1.7 Diskusikan
dengan klien
tentang orang
atau tempat
ia dapat
meminta
bantuan
apabila
wahamnya
timbul atau
sulit di
kendalikan

TUK 1.6 Setelah ...X 1.8 Diskusikan


Klien dapat interaksi klien hobi atau
melakukan melakukan aktivitas yang
teknik aktivitas yang disukainya
distraksi konstruktif 1.9 Anjurkan
sebagai cara sesuai dengan klien memilih
menghentikan minatnya yang dan
pikiran yang dapat melakukan
terpusat pada menglihkan aktivitas yang
wahamnya fokus klien membutuhka
dari wahamnya n perhatian
dan
keterampilan
1.10 Ikut
sertakan klien
dalam
aktivitas fisik
yang
membutuhka
n perhatian
sebagai

18
pengisi waktu
luang
1.11 Libatkan
klien pada
topik-topik
yang nyata
1.12 Anjurkan
klien untuk
bertanggung
jawab secara
personal
dalam
mempertahan
kan atau
meningkatka
n kesehatan
dan
pemulihanny
a
1.13 Beri
penghargaan
bagi setiap
upaya klien
yang positif
TUK 1.7 Setelah ... X 1.14 Diskusika
Klien interaksi n pentingnya
mendapat keluarga dapat peran
dukungan menjelaskan keluarga
keluarga tentang cara sebagai
mempraktekka pendukung
n cara merawat untuk
klien waham mengatasi
waham
1.15 Diskusika

19
n potensi
keluarga
untuk
membantu
klien
mengatasi
waham
1.16 Jelaskan
pada keluarga
tentang
a. Pengertia
n waham
b. Tanda
gejala
waham
c. Penyebap
dan
akibat
waham
d. Cara
merawat
klien
waham
1.17 Latih
keluarga cara
merawat
waham
1.18 Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba cara
yang dilatih
1.19 Beri

20
pujian pada
keluarga atas
keterlibatann
ya merawat
klien di
rumah
TUK 1.8 Setelah ... X 1.20 Diskusika
Klien dapat interaksi n dengan
memanfaatka dengan klien, klien tentang
n obat dengan dapat manfaat dan
baik mendemonstra kerugian
sikan tidak minum
penggunaan obat
obat dengan 1.21 Pantau
baik klien saat
1.9 Setelah ... X penggunaan
interaksi klien obat, beri
menyebutkan pujian jika
akibat berhenti klien
minum obat menggunaka
tanpa n obat
konsultasi dengan benar
dengan dokter 1.22 Diskusika
n akibat klien
berhenti
minum obat
tanpa
konsultasi
dengan
dokter
1.23 Anjuraka
n klien untuk
konsultasi
kepada

21
perawat atau
dokter jika
terjadi hal-hal
yang tidak
diinginkan.

22
STRATEGI PELAKSANAAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PASIEN WAHAM


SP 1 PASIEN
1. Identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
2. Bicarakan konteks realita
3. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
4. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2 PASIEN
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp 1)
2. Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki
3. Pilih dan latih potensi/kemampuan yang dimiliki
4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

SP 3 PASIEN
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & Sp2)
2. Pilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
3. Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KELUARGA SP 1 KELUARGA


Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
Jelaskan proses terjadinya waham
Jelaskan tentang cara merawat pasien waham
Latih (simulasi) cara merawat
RTL keluarga/jadual untuk merawat pasien
SP 2 KELUARGA
Evaluasi kemampuan Sp 1
Latih keluarga cara merawat (langsung ke pasien)
Susun RTL keluarga

SP 3 KELUARGA
Evaluasi kemampuan keluarga
Evaluasi kemampuan pasien
RTL keluarga : follow up dan rujukan

23
D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan rencana


keperawatan dan strategi pelaksanaan yang telah disusun.

E. Evaluasi

Lakukan evaluasi setelah dilakukannya implementasi. Contoh lembar evaluasi


sebagai berikut :

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN


KELUARGA DENGAN MASALAH
WAHAM
NAMA PASIEN :
RUANGAN :
NAMA PERAWAT :
NO KEMAMPUAN TANGGAL
A Pasien
Berkomunikasi sesuai dengan
1
kemampuan
Menyebutkan cara memenuhi
2
kebutuhan yang tidak terpenuhi
Mempraktikkan cara memenuhi
3
kebutuhan yang tidak terpenuhi
Menyebutkan kemampuan
4
positif yang dimilik
Mempraktikkan kemampuan
5
positif yang dimiliki
Menyebutkan jenis jadwal dan
6
waktu minum obat
Melakukan jadwal aktivitas dan
7
minum obat sehari-hari
B Keluarga
Menyebutkan pengertian
1 waham dan proses terjadinya
waham
Menyebutkan cara merawat
2
pasien waham
Mempraktikkan cara merawat
3
pasien waham
Membuat jadwal aktivitas dan
4
minum obat untuk klien

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan


mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan
waham menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan
dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan
agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan
ketergantungan ditransformasikan mejadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan
kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari
mengenal impuls yang tidak dapat di terima dari dirinya sendiri.
Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas telah dihipotesiskan telah
menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia
yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka
yang terluka. (kalpan dan Sadock 1997).
Tindakan keperawatan jiwa yang diberikan antara lain BHSP, tidak
mendukung atapun menyangkal Waham pasien, mempertahankan pasien
untuk tetap pada realita, mengajarkan cara minum obat dan mempertahankan
pengobatan, serta dapat juga diberikan tindakan keperawatan untuk keluarga.

A. Saran

Sebagai tenaga kesehatan jiwa, kita hendaknya memperhatikan setiap


aspek yang mungkin dapat mempengaruhi Waham seseorang, seperti
lingkungan, keluarga dan faktor-faktor lain yang mungkin mendukung waham
yang dialami. Sehingga dengan mengidentifikasi setiap aspek yang mungkin
berpengaruh, diharapakan tindakan keperawatan yang diberikan sesuai dan
dapat menghasilakan hasil yang optimal.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://ppnikesdambrw.wordpress.com/askep-jiwa-waham/

http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-
pasien-dengan-waham.html

http://ahmadfirmanismail.blogspot.com/2012/06/askep-waham.html

26

Anda mungkin juga menyukai