Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN WAHAM DI RUANG ELANG


DI RUMAH SAKIT JIWA BANGKONG
PRAKTIK KLINIK STASE KEPERAWATAN JIWA

DOSEN PENANGGUNG JAWAB:


Triyana Harlia Putri, S.Kep., Ns., M.Kep

DOSEN PEMBIMBING : PEMBIMBING KLINIK :


Faisal Khalid Fahdi, S.Kep., Ns., M.Kep Ns. Rita Yuliana Sari, S.Kep

DISUSUN OLEH :

URAY NURUL SYIFA YUNI.Z.A


NIM. I4051201032

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021

LAPORAN PENDAHULUAN
PERUBAHAN PROSES PIKIR : WAHAM

1. Kasus (Masalah Keperawatan Jiwa Utama)


Perubahan Proses Pikir: Waham.

2. Definisi
Waham adalah keyakinan yang keliru tentang isi pikiran yang
dipertahankan secara kuat atau terus menerus namun tidak sesuai dengan
kenyataan. Waham juga diartikan sebagai keyakinan klien yang tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah
secara logis oleh orang lain yang berasal dari pemikiran klien yang sudah
kehilangan kontrol (Depkes dalam Fitria, 2014). Waham adalah keyakinan
salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang salah tentang realita eksternal
dan dipertahankan dengan kuat, waham dapat berupa waham kebesaran
waham curiga, waham persekusi, waham somatik dan waham kendali pikir
(Keliat dkk, 2019).

3. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Faktor Prespitasi


Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga
diri dan keutuhan keluarga merupakan penyebab terjadinya waham. Selain
itu, kecemasan dan kemampuan untuk memisahkan atau mengatur
persepsi mengenai perbedaan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan
sendiri menurun sehingga segala sesuatu sukar lagi dibedakan, yang mana
rangsangan dari pikiran dan rangsangan dari lingkungan (Keliat, dalam
Fitria, 2014).
Penyebab waham antara lain:
a. Faktor biologis : kelainan genetik/ keturunan, kelainan neurologis
(gangguan sistem limbik, gangguan ganglia basalis, tumor otak),
ketidakseimbangan neurotransmitter.
b. Genetik
c. Faktor psikodinamik (isolasi oleh lingkungan, hipersensitifitas).
d. Mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa, dan menutup diri,
stres berlebihan.
e. Konsep diri yang negatif
f. Maladaptasi
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya waham, yakni:
1) Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan
interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stres dan
ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan
perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi
tidak efektif.
b. Faktor Sosial Budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham.
c. Faktor Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
d. Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran
ventrikel di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.
e. Faktor Genetik
2) Faktor Presipitasi
a. Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang
yang berarti atau diasingkan dari kelompok.
b. Faktor Biokimia
Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
c. Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.

4. Pohon Masalah

Effect Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Core Problem Perubahan Sensori Waham

Causa Isolasi Sosial: Menarik Diri

Harga Diri Rendah Kronis

5. Macam- macam waham


 Waham Agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
 Waham Kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan
khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
 Waham Curiga
Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
 Waham Somatik
Keyakinan seseorang bahwa anggota tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
 Waham Nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia,
diucapkan berulang ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataannya.

6. Tanda dan Gejala


Menurut Fitria (2014) menjabarkan tanda dan gejala pada klien
dengan perubahan proses pikir waham adalah sebagai berikut:
a. Menolak makan
b. Tidak ada penelitian pada perawatan diri.
c. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan.
d. Gerakan tidak terkontrol.
e. Mudah tersinggung.
f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
g. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan yang bukan
kenyataan.
h. Menghindar dari orang lain.
i. Mendominasi pembicaraan.
j. Berbicara kasar.
k. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
Menurut Keliat dkk (2019), tanda dan gejala yang dialami klien yang
mengalami waham antara lain:
a. Gejala Mayor
a) Subjektif
- Mengatakan bahwa ia adalah artis, nabi, presiden, wali, dan
lainnya yang tidak sesuai dengan kenyataan.
- Curiga dan waspada berlebih pada orang tertentu.
- Merasa diintai dan akan membahayakan dirinya.
- Merasa yakin menderita penyakit fisik.

b) Objektif
- Mudah tersinggung.
- Marah.
- Waspada.
- Menarik diri.
- Inkoheren.
- Perilaku seperti orang wahamnya.
b. Gejala Minor
a) Subjektif
- Tidak mampu mengambil keputusan.
- Merasa khawatir sampai panik.
b) Objektif
- Bingung.
- Perubahan pola tidur.
- Kehilangan selera makan.

7. Manifestasi Klinis

Adapun gejala dari risiko perilaku kekerasan yang dialami klien


(Keliat, 2019) antara lain:
a. Tanda dan Gejala Minor
a) Subyektif
- Sulit tidur.
- Khawatir.
- Takut.
b) Obyektif
- Konsentrasi buruk.
- Disorientasi waktu, tempat, orang, atau situasi.
- Afek datar.
- Curiga.
- Menyendiri dan melamun.
- Mondar-mandir.
- Kurang mampu merawat diri.
b. Tanda dan Gejala Mayor
a) Subyektif
- Mendengar duara orang bicara tanpa ada orangnya.
- Melihat benda, orang, atau sinar tanpa ada obyeknya.
- Menghidu bau-bauan yang tidak sedap. seperti bau badan padahal
tidak ada.
- Merasakan pengecapan yang tidak enak.
- Merasakan rabaan atau gerakan badan.
b) Obyektif
- Bicara sendiri.
- Tertawa sendiri.
- Melihat ke satu arah.
- Mengarahkan telinga ke arah tertentu.
- Tidak dapat memfokuskan pikiran.
- Diam sambil menikmati halusinasinya.

8. Diagnosa Keperawatan Utama


Perubahan proses pikir: Waham.

9. Tujuan Asuhan Keperawatan

a. Kognitif, klien mampu:

a) Menyebutkan orientasi terhadap realitas (orang, tempat, dan


waktu)

b) Menyebutkan kebutuhan yang belum terpenuhi

c) Menyebutkan aspek positif yang dimiliki

b. Psikomotor, klien mampu: 

a) Berorientasi terhadap realitas (orang, tempat, dan waktu)

b) Memenuhi kebutuhan
c) Melatih aspek protif yang dimiliki

d) Minum obat dengan prinsip 8 benar, yaitu benar nama, benar obat,
benar manfaat, benar dosis, benar frekuensi, benar cara, benar
tanggal kadaluarsa, dan benar dokumentasi

c. Afektif 

a) Merasakan manfaat dari latihan yang dilakukan

b) Merasa nyaman dan tenang

10. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang Dikaji


Masalah Keperawatan Data yang Perlu Dikaji
Perubahan proses pikir: Subjektif:
Waham somatik  Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang
yang paling hebat.
 Klien mengatakan bahwa ia memiliki
kebesaran atau kekuatan khusus.

Objektif:
 Klien terus bicara tentang kemampuan yang
dimilikinya.
 Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang.
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan.

11. Tindakan Keperawatan

a. Pengkajian: Kaji tanda dan gejala, penyebab waham dan kemampuan


klien mengatasinya. Jika ada waham, katakan: Anda percaya, tetapi
Anda tidak mengetahuinya
b. Diagnosis: Jelaskan proses terjadinya waham.
c. Tindakan keperawatan
a) Sikap perawat: kalem, lembut, netral, jujur, hindari pertentangan,
bicara jelas, dan simpel
b) Tidak mendukung dan tidak membantah waham klien
c) Yakinkan klien berada di lingkungan yang aman
d) Bantu klien untuk orientasi realitas (orang, tempat, dan waktu)
e) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
f) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan yang realistis
g) Diskusikan kemampuan atau aspek positif yang dimiliki klien
h) Latih klien dalam melakukan atau aspek positif yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. (2014). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan


Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP
dan SP). Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, B. A., Hamid, A. Y. S., Putri, Y. S. E., Daulima, N. H. C., dkk.
(2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi da
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta :DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai