Anda di halaman 1dari 33

Asuahan Keperawatan pada pasien jiwa

dengan waham
Senin, 10 Februari 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Krisis multidimensi telah mengakibatkan tekanan berat pada sebagian masyarakat dunia
umumnya dan Indonesia khususnya. Masyarakat yang mengalami krisis ekonomi tidak saja
mengalami gangguan kesehatan fisik tapi mengalami gangguan kesehatan mental psikiatri yang
dapat menurunkan produktivitas kerja dan kualitas hidup.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakan pembangunan
nasional, pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang
diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi semua
penduduk (Depkes RI 1992).
Skizofrenia adalah salah satu jenis gangguan jiwa psikosa fungsional dengan gejala
pecahnya unsur-unsur kepribadian yang timbul pada usia kurang dari 45 tahun.
Dengan menerapkan asuhan keperawatan pada perubahan proses pikir diintegrasikan
secara komprehensip pada program asuhan klien diharapkan klien dan keluarganya secara
mungkin dapat berperan serta dalam “Self Care” dan “Family Support”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis merasa tertantang untuk mengambil kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Tn M Dengan Perubahan Proses Pikir
Waham Kebesaran Di Ruang Elang RSJP Cimahi”.

B.     Tujuan
Adapun tujuan dari laporan pelaksanaan asuhan keperawatan ini adalah :
1.      Tujuan Umum
a.       Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam upaya asuhan keperawatan.
b.      Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensip meliputi aspek
biopsikososial.

2.      Tujuan Khusus


a.       Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan prose pikir waham kebesaran
akibat skizofrenia residual.
b.      Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan pada klien dengan perubahan proses
pikir waham kebesaran akibat skizofrenia residual.
c.       Mampu melakukan rencana keperawatan sampai dengan evaluasi.

C.    Metode Penulisan

Dalam laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi kasus.
Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan data sebagai berikut:
1.     Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab yang ditujukan kepada klien, keluarga
dan tenaga yang terkait.
2.     Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan melihat secara langsung pada klien yang dikaji dan untuk
mengetahui perkembangan klien.
3.     Studi Dokumentasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan semua dokumentasi
serta data yang ada kaitannya dengan diri klien, status dan kesehatan medis.
4.     Studi literatur
Yaitu penulis mempelajari semua buku yang membahas permesalahan yang akan dibahas dalam
memperkuat teori.
D.     Sistematika Penulisan
 Laporan ini disusun secara sistematik yang terdiri dari empat bab yaitu:
Bab I        :    Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
Bab II      :    Tinjauan teotitis yang mencakup pengertian, rentang respon, psikodinamika dampak, pengkajian,
rencana dan tindakan keperawatan serta evaluasi.
Bab III     :    Tinjauan kasus yang mencakup pengkajian rencana keperawatan, catatan tindakan dan evaluasi
Pada Klien Tn M Dengan Perubahan Proses Pikir Waham Kebesaran di Ruang Elang RSJP
Cimahi.
Bab IV     :    Kesimpulan dan saran yang merupakan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan dari
formulasi saran yang bersifat membangun terhadap kesenjangan pada pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Klien Tn M Dengan Perubahan Proses Pikir Waham Kebesaran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    PROSES TERJADINYA MASALAH


Orientasi realitas adalah ketidakmampuan individu membedakan rangsangan internal :
fikiran, perasaan, sensasi, somatic, dan rangsangan eksternal seperti bunyi situasi alam sekitar
(tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan) (Stuart and Sunden, 1995).
Gangguan orientasi realitas dibagi menjadi dua yaitu waham dan halusinasi. Waham
adalah kepercayaan yang benar-benar salah dan berfikir yang sesuai dengan orang lain dan
kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart and Sunden, tahun 1995 hal 146).
Waham adalah suatu kepercayaan yang salah atau bertentangan dengan kenyataan dan
tetap pada pemikiran seseorang dan latar belakang sosial budaya (Rowlis, tahun 1991, hal 167).
Waham adalah bentuk lain dari proses kemunduran pemikiran seseorang yaitu dengan
mencampuri kemampuan pikiran untuk diuji dan dievaluasi secara nyata (Judith Herber).
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan dan
tidak cocok dengan intelegensia latar belakang biarpun dibuktikan kemustahialn hal itu (WF
Maramis, tahun 1991, hal 147).
Waham somatic dalah keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak benar,
contohnya ususnya sudah busuk, otak sudah cair dan ada seekor kua dalam perutnya
Tipe-tipe waham yaitu :
a.      Menurut Haber (tahun 1997 hal 723) :
1.      Ideas of referens seseorang merasa bahwa kejadian situasi atau interaksi secara langsung
berhubungan dengan dirinya.
2.      Delusion of percution : keyakinan sesorang bahwa orang lain merusak berbuat kerusakan pada
dirinya.
3.      Delusion of grandeus : keyakinan seseorang bahwa dia maha kuasa dan mempunyai kekuatan
super.
4.      Somatik delusion.

b.      Menurut Doengus (tahun 2000 hal 205) :


1.      Eromati : waham tentang seseorang yang mencintai orang lain yang statusnya lebih tinggi.
2.      Grandues : waham tentang kekuatan pengetahuan diidentifikasikan khusus atau hubungan
khusus dengan orang yang terkenal.
3.      Jealous : seseorang merasa bahwa partner sexnya tidak setia.
4.      Persecutori: keyakinan seseorang bahwa orang lain merusak atau berbuat jahat pada dirinya.
5.      Somatik : waham karena adanya beberapa penyakit fisik atau munculnya keabnormalitas
fisiknya.

c.       Menurut Raulins (tahun 1993, hal 107) :


1.      delusion of persicution : keyakinan seseorang bahwa orang lain akan berbuat jahat pada dirinya.
2.      Delusion of gerndeoues : keyakinan seseorang bahwa dirinya mempunyai kekuatan luar biasa.
3.      Delusion of control : keyakinan seseorang bahwa dirinya tindakan dan pikirannya di kontrol oleh
orang lain dan kekuatan eksternal.
4.      Delusion of referens : keyakinan seseorang bahwa kejadian atau situasi secara langsung yang
berhubungan dengan diri dalam berinteraksi.
5.      Somatik delusion : keyakinan seseorang bahwa tubuhnya berubah dan berespon dengan cara
yang tidak disadari dengan realita.
6.      Thought brood costing : keyakinan seseorang bahwa pikirannya dapat di dengar orang lain
walau ia tidak membicarakannya.
d.      Menurut W.F Maramis (tahun 1991, hal 117)
1.      Waham kejar : pasien yakin bahwa ada komplotan yang sedang menggangu bahwa ia ditipu,
dimata-matai atau kejelekannya dibicarakan banyak orang.
2.      Waham somatic: keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak benar, contohnya usunya
sudah membusuk, otak sudah cair, ada seekor kuda dalam perutnya.
3.      Waham kesabaran : yakin ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau keyakinan yang
luar biasa misalnya bahwa dialah ratu adil, dapat membaca fikiran orang lain, mempunyai
puluhan rumah dan mobil.
4.      Waham keagamaan: waham dengan tema keagamaan.
5.      Waham dosa : keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar yang tidak
dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab dalam suatu kejadian yan tidak baik misalnya
kecelakaan keluarga, karena fikiran yang tidak baik.
6.      Waham pengaruh : yakni bahwa fikiran emosi perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang
lain suatu kekuatan yang aneh.
7.      Waham nilistic : yakni bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia sendiri dan orang lain sudah
mati.
8.      Tingkah laku yang dipengaruhi oleh waham, karena waham maka ia berbuat tingkah laku yang
demikian.

RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS


 

Respon adaptif                                                                   Respon maladaptive


- Pikiran logis           - pikiran kadang menyimpang       - kelainan pikiran/delusi
- persepsi akurat       - ilusi                                              - waham
- emosi konsisten      - reaksi emosional berlebihan        - halusinasi
  dengan berlebihan 
- perilaku sesuai        - perilaku ganjil/tidak lazim           - ketidakmampuan untuk
                                                                                          mengalami emosi
- hubungan sosial     - menarik diri                                 - ketidakteraturan
                                                                                          perilaku

B.     MEKANISME TERJADINYA WAHAM


Waham terbentuk atas dasar faktor emosi, maka waham takkan dapat diubah oleh alasan-alasan
akal fikiran untuk memenuhi kebutuhan jiwa tersebut. Gambaran waham terlihat menurut
kesulitan-kesulitan menurut individu sebelum sakit berupa harapan-harapan yang mengecewakan
perasaan inadekuat, perasaan dibenci orang lain dan sebagainya.

C.    FAKTOR PREDISPOSISI


a.       Faktor perkembangan
Hal ini tidak terjadi ketidakmampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan.
b.      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang therapeutik sering mengancam dan menimbulkan cemas berkepanjangan
sehingga individu mengisolasi diri dari lingkungan eksternal.
c.       Interaksi
Individu dalam berinteraksi dengan orang lain mengalami gangguan.
D.    FAKTOR PRESIPITASI
Merupakan serangkaian kejadian yang menimpa manusia di dalam menjalani hidupnya dapat
menjadi faktor pencetus timbulnya waham.
Adapun faktor pencetus meliputi :
a.       faktor internal.
Karena merasa gagal kehilangan sesuatu yang bermakna.
b.      Faktor eksternal
Ada trauma atau serangan fisik, kehilangan hubungan dengan orang lain yang berarti.

E.     PENGKAJIAN / KARAKTERISTIK PERILAKU


-          Menolak makan.
-          Tidak ada perhatian terhadap perawatan diri.
-          Ekspresi muka sedih / gembira, ketakutan.
-          Gerakan tidak terkontrol.
-          Mudah tersinggung.
-          Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
-          Tidak membedakan antara yang nyata dengan yang tidak nyata.
-          Menghindar dari orang lain.
-          Mendominasi pembicaraan.
-          Berbicara kasar.
-          Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan atau sama sekali tidak melaksanakan.

F.     DIAGNOSA KEPARAWATAN


1.      Potensial menarik diri dari orang lain atau lingkungan.
2.      Gangguan hubungan sosial : bermusuhan, manipulasi, ketakutan.
3.      Potensial gangguan nutrisi: pemasukan tidak sesuai kebutuhan.
4.      Gangguan perawatan diri.

G.    TUJUAN
1.      Pasien tidak melukai diri sendiri, orang lain atau lingkungan.
2.      Pasien mampu membina dan mempertahankan hubungan akrab dengan orang lain tanpa
perasaan tertekan atau terancam.
3.      Pasien dapat mempertahankan keseimbangan nutrisi, cairan dan eliminasi.
4.      Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
H.    TINDAKAN KEPERAWATAN
1.      Psikoterapeutik
a.       Bina hubungan saling percaya
-              Perhatikan pasien saat bicara tanpa meremehkan.
-              Dengar pernyataan pasien tentang wahamnya, tanpa menyetujui atau menentangnya.
-              Bicara saat terbuka dan tidak berbisik-bisik, tidak menggunakan kata-kata sindiran.
b.      Bantu pasien meningkatkan harga dirinya.
-          Libatkan pasien dalam kegiatan individu dan kelompok.
-          Beri pasien kegiatan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
-          Beri reinforcement atas keberhasilan yang dicapai klien.
c.       Bantu pasien menemukan koping konstruktif  dalam penyelesaian masalah.
-          Bersama klien mengidentifikasikan masalah yang dihadapi.
-          Tanyakan cara yang dilakukan untuk mengatasi masalahnya.
-          Bicarakan manfaat dari cara tersebut.
-          Bersama pasien mencari alternatif cara penyelesaian masalah.
-          Beri dorongan kepada pasien untuk memilih cara yang tepat.
2.      Lingkungan terapeutik
a.       Ciptakan lingkungan fisik yang dapat menguatkan realita.
b.      Ciptakan lingkungan sosial
c.       Beri pujian atas keberhasilan klien.
3.      Kegiatan hidup sehari-hari.
a.       Bimbing pasien memenuhi mempertahankan kebutuhan nutrisi.
b.      Bimbing pasien mempertahankan keseimbangan aktivitas istirahat tidur.
c.       Bimbing pasien melakukan perawatan diri.
4.      Somatik
Beri obat sesuai ketentuan.
a.       Memberikan obat dengan mempertahankan lima benar dalam prinsip pemberian obat.
b.      Bujuk pasien bila menolak minum obat.
c.       Ajak pasien berbicara menyakinkan bahwa obatnya sudah dimakan.
d.      Beri pujian atas kerjasama klien.
5.      Pendidikan kesehatan.
a.       Bantu pasien mengenali wahamnya.
b.      Ikutsertakan keluarga mengatasi masalah klien.

I.       EVALUASI
1.      a.    Ekspresi wajah klien tampak tenang
b.        Perilaku dan  emosi pasien terkontrol.
c.        Pasien berespon sesuai stimulus eksternal.
2.      a.    Pasien dapat berespon secara  non verbal.
b.         Pasien dapat berinteraksi dengan perawat.
c.         Pasien dapat berinteraksi dengan pasien lain.
d.        Pasien dapat berinteraksi dengan perawat.
3.      a.    Pasien dapat menghabiskan porsi makan / minum yang diberikan.
b.    Berat badan pasien meningkat sesuai kriteria.
4.      a.    Pasien dapat mandi sendiri dua kali sehari.
b.    Gigi, rambut, mulut.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn. M DENGAN PERUBAHAN PROSES PIKIR :
WAHAM KEBESARAN DI RUANG ELANG

RUMAH SAKIT JIWA PUSAT

CIMAHI

I.   Identitas.
a.        Identitas klien.
Nama                           : Tn. M
Umur                           : 40 Tahun
Jenis kelamin               : Laki-laki
Pendidikan                  : SPMA
Pekerjaan                     : -
Agama                         : Islam
Alamat                        : Sukajadi Bandung
Status perkawinan       : Belum kawin
Tgl masuk                    : 01 – 01 – 2003
Tgl pindahan               : 07 – 03 – 2003
Tgl pengkajian             : 4 Maret 2003
No. CM                       : 011803
Dx. Medis                   : Schizoprenia

b.       Identitas Penanggung Jawab.


                         : Tn. H.D. Rojak
elamin               : Laki-laki
                         : Islam
aan                     : Purnawirawan TNI-AD
                        : Sukajadi Bandung
engan klien       : Kakak klien
II                  Alasan Masuk Rumah Sakit.
Klien dibawa ke RSJP Cimahi dengan alasan klien berbicara kacau, bingung, mudah
lupa, keluyuran klien juga pernah membanting radio 1 kali, klien gelisah. Sulit tidur dan
berbicara sendiri. Pada saat dikaji : klien dapat diajak berbicara kooperatif.
Bila diajak bicara klien suka ngawur, mudah lupa pada hal-hal yang baru saja
dibicarakan. Pembicaraan ngawur dan tidak rasional. Klien selalu mengatakan  bahwa dirinya
bisa melakukan apa saja, klien mampu menyembuhkan segala penyakit, hiperaktivitas.
Masalah keperawatan :
     Waham kebesaran
     Gangguan komunitas verbal.

III   Faktor Predisposisi.

1.                   Klien mengalami sakit jiwa sejak tahun


1999 dan dirawat di RSJP Cimahi
sebanyak 3 kali.
Masalah keperawatan : respon pasca trauma.
2.                  Pengobatan sebelumnya telah berhasil
3.                  Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4.                  Klien tidak pernah mengalami riwayat aniaya fisik, seksual maupun kekerasan dalam keluarga.
5.                  Klien pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan. Yaitu pada usia 17 tahun pernah
diberi narkoba oleh teman-temannya di Jakarta.
Masalah keperawatan  : respon pasca trauma.

IV   Pemeriksaan Fisik.


1.      Tanda Vital
TD  = 120/90 mmHg               R  = 22 x/mnt
N    = 88 x/mnt                        S  = 370 C
2.      Ukuran
TB : 165 cm
BB : 50 Kg
3.      Keluhan Fisik
Klien tidak pernah mempunyai keluhan dalam hal fisik

V       Psikososial
1.      Genogram
 

Keterangan :
            : perempuan

            : laki-laki

            : Meninggal

            : Klien

            : Tinggal serumah

           
Klien merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Orang yang terdekat dengan klien selain
orang tua adalah kekasihnya. Didalam keluarga tidak ada yang mengalami sakit jiwa selain klien.
Hubungan klien dengan tetangganya terjalin dengan baik.
2.      Konsep Diri
1)       Citra tubuh
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa minderengan keadaan tubuhnya, klien menyukai
seluruh bagian tubuhnya
2)     Identitas diri
Pada saat klien dikaji klien mengatakan bahwa status dan posisi klien sebelum dirawat klien
bekerja sebagai buruh di penggilingan padi. Klien puas dengan kedudukannya sebagai anak
karena dapat membantu ayahnya bekerja.
3)    Peran
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa diri klien sebagai anak kedua dari empat bersaudara
sehari-hari bekerja sebagai buruh dan klien merasa senang terhadap apa yang telah dikerjakan.
     4) Ideal Diri
          Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya mempunyai keinginan untuk menjadi
seorang ustad dan klien sering menganggap dirinya hebat, mampu menyembuhkan segala macam
penyakit tanpa obat. Klien berharap cepat sembuh dari sakitnya dan diterima di masyarakat.
Klien ingin menolong orang dengan menyembuhkan sakit setelah dia sembuh.
5) Harga diri
          Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa malu dengan kondisinya saat ini. Klien yakin
cita-citanya akan berhasil
          Masalah keperawatan : gangguan konsep diri, ideal diri yang tidak realistis.
3.      Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa orang yang berarti dalam hidupnya adalah ayah, ibu,
adik dan kekasihnya. Jika ada masalah klien mengadu dan meminta bantuan pada kedua orang
tuanya.
Sebelum sakit klien tidak pernah aktif dalam kegiatan  dalam masyarakat, karena ada hambatan
yaitu klien terlalu meninggikan dirinya dan berbicara kacau.
Masalah keperawatan :
         Kerusakan komunikasi verbal
         Kerusakan interaksi sosial.

4.      Spritual.
a.         Nihil dan keyakinan
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya beragama islam dan mempunyai keyakinan
bahwa penyakitnya akan sembuh.
b.         Kegiatan /ibadah sebelum sakit
Pada saat dikaji klien mengatakan jarang sholat. Sebelum sakit klien jarang iktu keagamaan di
mesjid
Masalah keperawatan :
         Distress spiritual.
VI Status Mental
1.      Penampilan
Pada saat dikaji klien tampak rapi, klien selalu menyisir rambutnya. Klien ganti baju 2 hari sekali
dan penggunaannya sesuai.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2.      Pembicaraan
Pada saat dikaji klien berbicara agak cepat dan mampu memulai percakapan dengan perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
Pada saat dikaji klien suka berbicara ngawu. Klien sering mendominasi pembicaraan.
Pembicaraan klien tidak realistis.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
3.      Aktivitas motorik.
Pada saat dikaji klien tidak tampak lesu dan kadang-kadang gelisah. Klien tidak tampak adanya :
agitas, tiki grimasen, tremor, kompulsif. Klien sering melakukan aktivitas yang berlebihan/
hiperaktivitas.
Klien sering mengikuti kegiatan direhabilitasi psikomotor seperti : olahraga bulu tangkis. Selain
itu klien sering mengikuti kegiatan yang ada di ruangnya seperti membereskan sehabis makan.
Masalah keperawatan : resiko tinggi cedera.
4.      Alam perasaan
Pada saat dikaji klien tidak tampak : sedih, putus asa dan gembira yang berlebihan. Klien juga
tidak menunjukkan adanya ketakukan dan kekhawatiran
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
5.      Afek
Pada saat dikaji, sesuai hasil observasi terlihat emosi yang sesuai dengan stimulus yang ada.
Seperti contoh: bila klien diberi stimulus yang menyenangkan. Seperti bercanda klien
memperlihatkan roman muka yang gembira.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
6.      Interaksi selama diwawancarai
Pada saat dikaji klien dapat diajak bekerja sama oleh perawat. Kontak mata mau menatapa alwan
berbicara, tidak menunjukkan rasa curiga dan bermusuhan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
7.      Persepsi
Pada saa dirumah klien sering mendengarkan suara bisikan almarhum kakeknya.
Pada saat dikaji suara-suara itu tidak muncul lagi
Masalah keperawatan : resiko tinggi perubahan sensori persepsi halusinasi dengar.
8.      Proses pikir
Pada saat dikaji pembicaraan klien berbelit-belit tapi akhirnya sampai tujuan
pembicaraan/sirkumtansial.
Klien sering berbicara ngawaur dan jawaban yang diberikan sering tidak sesuai dengan
kenyataan dan pertanyaan. Klien selalu mengulang-ngulang pembicaraan dan pembicaraan selalu
meloncat dari suatu topik ke topik lain.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.

9.      Isi pikir


Pada saat dikaji klien tampak gejala obsesi. Klien selalu ingin pulang dan ingin bertemu dengan
keluarganya. Klien ingin dijenguk keluarganya. Dalam pikiran klien selalu bisa menyembuhkan
penyakit tanpa obat.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
Waham :
Pada saat dikaji klien selalu mendominasi pembicaraan. Klien mempunyai keyakinan bahwa ia
orang hebat. Mampu melakukan apa saja diantaranya menyembuhkan segala penyakit tanpa obat
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir waham kebesaran.
10.  Tingkat kesadaran
Pada saat dikaji klien tampak bingung dan kacau. Klien tidak mengalami stupporr. Klien tidak
mengalami disorientasi waktu dan tempat. Tetapi klien mengalami disorientasi orang.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
11.  Memori
Pada saat dikaji klien dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi/daya ingat saat ini. Dari
hasil observasi klien tidak mampu mengingat kejadian yang lebih dari seminggu/daya ingat
jangka pendek dan klien juga tidak mengingat kejadian yang lebih dari sebulan/daya ingat jangka
panjang.
12.  Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung saat wawancara dan kegiatan dilakukan.
Contohnya : saat diwawancara perhatian klien tidak mudah dialihkan. Saat diberi pertanyaan [(5
x 5)+25]: 5 = berapa ? jawabannya 10.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
13.  Kemampuan penilaian
Pada saat dikaji klien mampu mengambil keputusan sederhana.
Contohnya : bapak mau mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi ? setelah
diberi penjelasan klien mampu mengambil keputusan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
14.  Daya tarik diri
Pada saat dikaji klien selalu mengingkari penyakit yang diderita. Klien tidak menyadari gejala
penyakit pada dirinya dan selalu berkeinginan untuk pulang.

VII.Kebutuhan Persiapan Pulang


1.Makan
a.      Pada saat pengkajian frekuensi makan 3x/hari, jumlah 1 porsi.
Variasi : sayur +  nasi + buah + lauk + snack
b.      Klien mampu makan secara mandiri tanpa bantuan petugas, makan disiapkan petugas dan alat
makan dibersihkan petugas
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
2.BAB/ BAK
Pada saat pengkajian klien mampu untuk BAK/BAB secara mandiri tanpa bantuan perawat.
Klien mampu mengguankan WC dan membersihkan diri dan merapikan pakaian. Setelah
BAB/BAK.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
3.Mandi
Pada saat pengkajian, frekuensi 2x/hari, cara mandi memakai gayung, gosok gigi 2x/hari. Cuci
rambut 1hari sekali.
Klien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
4.Berpakaian
Klien mampu berpakaian secara mandiri, tanpa bantuan perawat.
Penampilan dan dandanan rapi dan sesuai.
Frekuensi ganti : 2 hari sekali
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
5.Istrahat tidur
         Tidur malam : 21.00 s/d 05.00 WIB
         Tidur siang    : 14.00 s/d 16.00 WIB
         Kegiatan sebelum dan sesudah tidur.
05.00 WIB    : klien bangun pagi
07.00 WIB    : klien makan pagi
07.30 WIB    : klien kerehabilitasi
11.00 WIB    : mandi siang
12.00 WIB    : makan siang
14.00 WIB    : tidur siang
17.0 WIB      : makan sore
21.00 WIB    : tidur malam
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
6.Penggunaan obat
         Halloperidol                   5 mg                  3 x 1 tab
         Trihexyphenidil              2 mg                  3 x 1 tab
         Persidal                                                    1 x 1tab
         Chlorpromazine             100 mg             1 x 1 tab
7.Pemeliharaan kesehatan
Dalam memelihara kesehatannya klien harus selalu minum obat secara teratur.
8.Aktivitas di rumah
Klien mampu mengolah dan menyajikan makanan, merapikan rumah (menyapu, mengepel)
9.Aktivitas di luar rumah
         Klien mampu berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
         Klien mampu mengendarai kenderaan bermotor

VIII.  Masalah Keperawatan           

1.    Respon pasca trauma


2.    Kerusakan komunikasi verbal
3.    Gangguan konsep diri : ideal diri yang tidak realistis
4.    Kerusakan interaksi sosial
5.    Distress spritual
6.    Perubahan proses pikir
7.    Waham kebesaran
8.    Resiko tinggi cedera
9.    Resiko tinggi perubahan sensori persepsi halusinasi dengar.

IX.        Analisa Data

No Data Senjang Masalah


1 DS : Klien mengatakan pernah diberi narkoba Respon pasca
oleh teman-temannya di Jakarta pada usia 17 trauma
tahun.
: Klien tampak berbicara kacau, linglung,
pelupa, bingung.
DO
2 : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah Kerusakan
orang hebat. komunikasi verbal
Klien mengatakan bahwa dirinya mampu
melakukan apa saja termasuk
DS menyembuhkan segala macam penyakit
tanpa obat.
: -   Pembicaraan klien ngawur
-   Kalau berbicara mendominasi pembicaraan
-   Ungkapan klien tidak sesuai dengan realita

-   Klien mengatakan bahwa dirinya adalah


3 : orang hebat Gangguan konsep
DO -   Klien melakukan apa saja diri ideal diri tidak
Isi pembicaraan klien terlalu tinggi realistis
: Ungkapan klien tidak realistis

Klien mengatakan bahwa dirinya tidak


4 : pernah aktif dalam kegiatan di masyarakat Kerusakan
Klien tampak kurang berinteraksi dengan unteraksi sosial
DS orang-orang di sekitarnya selama dirawat
Klien tampak kurang berinteraksi dengan
: orang-orang di sekitarnya selama dirawat

Klien mengatakan bahwa dirinya jarang


5 DO : dalam menjalankan sholat 5 waktu Distress spiritual
Klien jarang sholat
:
-   Klien mengatakan “saya sudah sembuh,
6 : saya sudah boleh pulang” Perubahan proses
DS -   Klien mengatakan bahwa dirinya orang pikir
hebat, mampu menyembuhkan segala
penyakit
-   Sirkumtansial
: -   Klien berbicara ngawur
-   Jawaban klien tidak sesuai kenyataan dan
DO apa yang ditanyakan.
-   Pembicaraan meloncat dari satu topk ke satu
topik lain.
-   Obsesi
-   Klien tampak bingung, mengalami
DS disorientasi orang.
-   Klien tidak mengingat kejdian yang terjadi
minggu  terakhir dan lebih dari 1 bulan.
-   Klien sering mengingatkan penyakit yang
DO dideritanya.

Klien mengatakan bahwa dirinya orang


7 : hebat, mampu menyenbuhkan semua Waham kebesaran
DS penyakit tanpa obat.
-   Klien mendominasi pembicaraan
: -   Klien berbicara ngawur
-   Berbicara hal-hal yang tinggi

-   Klien mengatakan selalu ingin melakukans


8 : semua aktivitas Resiko tinggi
DO -   Kegiatan yang dilakukan klien berlebihan cedera
: -   Hiperaktivitas

Klien mengatakan dulu pernah mendengar


9 : bisikan dari almarhum koleganya Resiko tinggi
Klien tidak tampak melamun dan tidak perubahan sensori
: bicara sendiri persepsi halusinasi
dengar

DS

DO

DS

DO

DS

DO
X    Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal. Effect

Core Problem


Perubahan proses pikir :Waham Kebesaran


Gangguan Konsep Diri : Ideal diri yang tidak realistis Etiologi

XI   Diagnosa Keperawatan

1.    Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham kebesaran


2.    Perubahan proses pikir : Waham kebesaran berhubungan dengan ideal diri yang tidak realistis
Kerusakan TUM : Klien
kemunikasi dapat melakukan
komunikasi
verbal b/d. verbal dengan
Wham kebesaran baik.
yang ditandai TUK I 
dengan : tanggal 4
DS : Maret 2003.
  Klien1.   Klien dapat Dalam 2 x 1. Bina hubungan Kejelasan 5 Maret 2003 5 Maret 2003
mengatakan membina pertemuan saling percaya. tujuan dan1.   Membina S :  Klien
bahwa dirinya hubungan klien dapat a.  Salam terapeutik. kontak hubungan saling mengatakan
adalah orang saling membina b.  Perkenalkan diri menentukan percaya dengan sangat senang
yang hebat. percaya. hubungan c.  Buat kontrak rasa percaya cara : sekali
  Klien saling percaya yang pertama. dan a.    Salam berkenalan
mengatakan dengan d.  Bicara dengan merupakan terapeutik, dengan
bahwa dirinya perawat seperti klien secara jujur, dasar “Selamat pagi perawat.
mampu membalas singkat, mudah hubungan bapak, namaCO : Klien
melakukan apa salam, berjabat dimengerti, jelas. selanjutnya. bapak siapa ?” menjawab
saja diantaranya tangan e.  Perhatikan klien b.    Perkenalkan pertanyaan
mampu menyebutkan saat bicara tanpa diri, “nama saya perawat.
menyembuhkan namanya. meremehkan. Agnes, biasa -    Represi wajah
penyakit tanpa f.   Dengar perhatian dipanggil Ines”. gembira
obat. klien tentang c.     Membuat -    Klien
DO : wahamnya tanpa kontak yang berbicara
  Pembicaraan menentangnya. jelas, “Saya di terbuka
klien ngawur. g.  Ciptakan sini samapi jam terhadap
  Kalau diajak lingkungan yang 2 siang, perawat
bicara klien tenang. kebetulan saya -    Klien merasa
sering bertugas tenang
mendominasi merawat bapak. A : Masalah
pembicaraan. Hari ini saya teratasi
  Ungkapan klien menemani P : Tujuan
tidak sesuai bapak selama 10 khusus  1
dengan realita. menit”. pertahankan
d.    Mendengarkan lanjutankan ke
ungkapan klien. tujuan khusus
2.
2.   Melakukan
kontak sering
dan singkat,
“Bertemu klien
2.   Lakukan kontak setiap hari 2
secara singkat dan kali”
sering.
Dengan
kontak yang
singkat
dansering
akan
memberikan
stimulus dan 6 Maret 2003
klien merasa1.  
TUK  II diperhatikan Mengidentifikas
Tanggal 5 sehingga i masalah klien
Maret 2003 1. Bersama klien klien dengan
2.   Klien dapat memecahkan percaya. bertanya: 6 Maret 2003
mengenali/ masalah yang “ Apa yangS : Klien
mengidentifik dihadapinya. terjadi sehingga mengatakan
asi waham Dalam 3 x bapak dibawa tidak apa-apa
kebesarannya. pertemuan kemari” -    Klien
klien dapat -    “masih ingat mengatakan
mengenali Memecahka siapa yang bersedia kontak
waham n masalah membawa bapak tiap hari.
kebesarannya. secara kemari ?” -    Klien
bersama- menanyakan mengatakan
sama cara klien bisa mengatasi
merupakan mengatasi masalahnya
cara untuk masalah. sendiri.
2. Tanyakan kepada menemukan “Apa telah
klien cara  yang koping bapak lakukan O : Kalau ditanya
telah dilakukan konstruktif untuk mengatasi klien defensif.
untuk mengatasi dalam cara tersebut ? -    Klien belum
masalah tersebut. menyelesaik “Kalau menurut dapat
an masalah saya sebaiknya mengenali
yangdihadap bapak .... wahamnya.
3. Bersama klien i Bagaimana A : Masalah
memecahkan -    Untuk apakah bapak belum teratasi.
masalah untuk menggali setuju ? P : Lanjutkan
mencari alternatif sejauh mana intervensi.
cara lain untuk klien dapat -    Pertahankan
mengatasi memecahkan tuk. 2,
masalah yang masalahnya. lanjutkan tuk 3
dihadapi. -    Buat catatan
-    Pemecahan perkembangan
masalah
dapat
dilakukan
4. Anjurkan klien dengan
sering mengikuti kesepakatan Menganjurkan
TAK. dan klien untuk
kerjasama sering mengikuti
agar mudah t.a.k.
5. Tidak dilaksanakan “Berapa kali
memberikan . bapak pernah
dukungan dan mengikuti t.a.k.”
tidak membantah -    “Bagaimana
akan wahamnya. Mengalihkan kalau mulai
perhatian sekarang bapak
klien dari sering mengikuti
wahamnya. kegiatan t.a.k.

-   
Mengalihkan
Tuk III perhatian
Tanggal 6 klien dari
Maret 2003 wahamnya
3. Klien dapat 7 Maret 2003
mengidentifik 1 – Observasi 7 Maret 2003
asi kebutuhan kebutuhan klien Mengobservasi
yang tidak sehari-hari kebutuhan klien
terpenuhi. sehari-hari

-   Diskusikan -    Dengan S :  Klien


kebutuhan klien mengobserva Berdiskusi menyebutkan
yang tidak si kebutuhan dengan klien beberapa
terpenuhi baik di klien sehari- dengan kebutuhan yang
rumah maupun hari dapat menanyakan belum
rumah sakit. diketahui “Bapak terpenuhi.
-   Membungkam perkembang kebutuhan apa O : Kebutuhan
kebutuhan yang an kesehatan saja yang belum fisik klien
belum terpenuhi klien. terpenuhi sudah terpenuhi
dengan timbulnya -    Dengan selama dirawat kebutuhan
waham. mendiskusik di sini” spiritual belum
an menayakan terpenuhi.
kebutuhan kepada klien A : Masalah
klien pikiran yang teratasi
diharapkan sering muncul sebagian
klien mampu jika P :  Pertahankan
memenuhi kebutuhannya tuk 2 lanjutkan
kebutuhan tidak terpenuhi. tuk 3
yang belum “pikiran apa -   Buat catatan
terpenuhi. yang muncul perkembangan
jika kebutuhan
bapak tidak
2.   Tingkatkan   terpenuhi.
aktivitas yang
dapat memenuhi
kebutuhan klien

Mengikutsertaka
n klien dalam
kegiatan
aktivitas
-    Dengan direhabilitasi
Tuk IV aktivitas Menayakan Tanggal 7
Tanggal 6 klien dapat kegiatan yang Maret 2003
Maret 2003 mengalihkan disukai sesuai S : Klien
4. Klien dapat wahamnya hoby :hoby mengatakan
berhubungan 1. Berbicara dengan dengan bapak apa ? “ bahwa itulah
dengan klien dalam kegiatan realitas.
realitas konteks realitas yang -    Klien
Dalam 5 x (jati diri klien) bermanfaat mengatakan
pertemuan sesuai mau diajak
klien dapat kemampuan. bulutangkis.
melakukan Tanggal 7 Maret O :
hubungan 2003 Pembicaraan
dengan realitas 2. Libatkan klien 1. Menanyakan klien masih
dalam terapi jati diri klien belum sesuai
aktivitas Berbicara “Bapak realita.
kelompok dalam alamatnya -    Klien belum
konteks dimana ?” ikut serta
realitas dapat “apa pekerjaan dalam t.a.k
mengendalik bapak ? “ -    Klien bersedia
an harga diri “ Bapak kerja bulu tangkis
3. Berikan pujian yang positif dimana ?” A : Masalah
pada setiap pada klien. 2. Terapi aktivitas belum teratasi
kegiatan yang kelompok tidak P :  Intervensi
dilakukan klien dapat dilanjutkan
dilaksanakan -    Pertahankan
karena tujuan khusus
keterbatasan 4, lanjutkan
waktu. tjuan 5
3. Memberikan -    Buat catatan
pujian positif perkembangan.
setiap klien
dapat
melakukan
kegiatan positif :
Tuk V olah raga, bantu S :     Klien
Tanggal 7 cuci piring. mengatakan
maret 2003 “Bagus bapak penjelasan
5.  Klien dapat dapat perawat.
menggunakan 1.      Jelaskan melakukan” -    Klien
obat dengan pentingnya Mengajak klien mengatakan
benar. minum obat berolah raga tidak ada efek
Dalam 2 x dengan benar. direhabilitasi. samping
pertemuan :Bagaimana setelah minum
dapat mengerti kalau main bulu obat.
manfaat obat2.      Berikan obat tangkis? -    Klien
dan mematuhi sesuai dengan mengatakan
pemberian advis dokter selalu minum
obat. obat setiap
Minum obat habis makan
dengan 1.   Menjelasakan pagi siang sore.
benar dapat tentang O : Klien
membantu pentingnya minum obat
proses minum obat. dengan benar
penyembuha 2. Memberikan dan teratur.
n obat sesuai advis A : Masalah
Obat yang dokter. teratasi
sesuai dapat -    Pagi jam 07.00 P : Pertahankan
memperkecil Obat : Tuk 5.
efek   Naloperidoi 5 -
samping mg
yang timbul.   Triheryphenical
2 mg
  Persidal
  Chlorproma 21
nekomg
3.      Periksa apakah -    Siang 12.00
obat yang   Halloperidal 5
diberikan mg
diminum/ tidak   Trihexyphenidil
3 mg
-    Sore 17.00
  Hallopheridol 5
4.      Perhatikan efek
mg
samping dari obat
  Trihexyphenidil
yang diberikan .
2 mg

3. Memastikan
obat yang
diberikan
diminum/ tidak.
“Memperhatikan
klien saat
minum obat”

4. Memperhatikan
efek samping
obat yang
diberikan.
“Bapak bila
merasa tidak
enak setelah
minum obat,
bapak segera
lapor perawat”.
No. Catatan Perkembangan
Diagnosa
No Tgl Paraf
Keperawat
an
1 6-3-03 DP I S : -    Klien mengatakan tidak apa-apa
Tuk II -    Klien mengatakan bersedia kontak setiap
hari
-    Klien mengatakan bisa mengatsi 
O masalahnya aendiri
:-
P Masalah belum teratasi
:
-    Bersama klien memecahkan masalah yang
dihadapi
-    Bertanya kepada klien cara yang telah
dilakukan untuk mengatasi masalah
-    Bersama klien memecahkan msalah unutk
mencari alternatif cara lain untuk
mengatasi masalah
-    Menganjurkan klien mengikuti t.a.k.
-    Tidak memberikan dukungan dan tidak
I membantah wahamnya.
:
Berdiskudi dengan klien mengenai cara
E pemecahan masalah yang dihadapi klien ke
: alam realita.

-    Klien mau diajak diskudi


-    Klien mau menerima wahamnya
-    Klien menyadari bahwa dia sakit dan mau
R dibantu dalam mengatasi masalah.
: -    Masalah telah teratasi

S Pertahankan t.u.k 2, lanjutkan t.u.k 3


2 7-3-03 DP II :
Tuk III
Klien menyebutkan beberapa kebutuhan
O yang belum terpenuhi, klien dapat
: mengidentifikasi kebutuhannya.

A Kebutuhan fisik klien belum terpenuhi,


: kebutuhan spiritual belum terpenuhi
P
: Masalah teratasi sebagian
-    Diskusikan dengan klien mengenai :
kebutuhan yang belum terpenuhi.
I -    Tingkatkan akivitas yang dapat memenuhi
: kebutuhan klien.

-    Berdiskusi dengan klien mengenai cara-


cara agar kebutuhan klien terpenuhi.
-    Mendampingi klien selama klien
mengikuti kegiatan di rehabilitasi.
  -    Menjelaskan kepada klien mengenai
E pentingnya sholat.
:

-    Klien mau diajak diskusi


-    Klien mengikuti kegiatan di rehabilitasi
R olah raga
: -    Klien sudah mulai menjalankan sholat
-    Masalah teratasi
S
3 8-3-03 DP I : -    Lanjutkan Tuk 4
Tuk Iv -    Pertahankan Tuk 3
O
: -    Klien mengatakan bahwa itulah realitas
-    Klien mengatakan mau diajak bulu tangkis

P -    Pembicaraan klien masih belum sesuai


: realita
-    Klien belum ikut dalam t.a.k
-    Klien bersedia diajak realita

-    Berbicara dengan kien dalam konteks


realita/ jati diri klien
I -    Libatkan klien dalam t.a.k
: -    Bawa klien ke alam realita
-    Beri pujian pada setiap kegiatan positif
yang dilakukan
E
: -    Mendiskusikan tentang jati diri klien
-    Memberikan pujian positif setiap klien
dapat menjawab pertanyaan dengan benar
R
: -    Klien mulai menyadari realita
-    Klien mengungkapkan jati diri yang
sebenanya
-    Masalah teratasi sebagian
-    Pertahankan t.u.k IV
-    Lanjutkan tuk 5

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn. M dengan perubahan proses
pikir : waham kebesaran di ruang Elang RSJP Cimahi, maka penulis menyimpulkan sebagai
berikut:
1.          Dalam pengkajian perlu kemampuan mengumpulkan data dan penganalisaan yang tepat didasari
teori yang ada sehingga dapat merumuskan masalah dan diagnosa keperawatan yang tepat. Dari
pengkajian didapatkan masalah utama perubahan proses pikir waham kebesaran.
2.          Diagnosa keperawatan yang terkait dengan masalah klien Tn M adalah :
a.         Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir : waham kebesaran.
b.        Perubahan proses pikir : waham kebesaran berhubungan dengan ideal diri yang tidak realistis.
3.          Pada tahap perencanaan, peran perawat sangat penting dalam menentukan rencana tindakan
sesuai dignosa keperawatan yang sesuai. Adapun perencanaan yang dilakukan pada klien Tn. M
meliputi : psikoterapeutik, lingkungan terapeutik, kegiatan hidup sehari-hari, somatik,
pendidikan kesehatan.
4.          Pada pelaksanaan perawat dapat melaksanakan rencana yang disusun bila memiliki kemampuan
profesional dan interpersonal. Agar kebutuhan klien dapat terpenuhi diperlukan dukungan
fasilitas, partisipasi aktif klien dan keluarga.
5.          Pada evaluasi, perawat dapat melakukan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan perawat pada klien. Evaluasi ini dilakukan secara terus menerus dalam bentuk SOAP.

B.     Saran
Saran yang diajukan penulis berupa saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi
pengembangan pelayanan keperawatan psikiatri di RSJP Cimahi sebagai berikut :
1.      Untuk mendapatkan data yang akurat, dalam pengkajian perlu kerjasama yang baik antara
perawat, klien, keluarga, antara lain membina hubungan saling percaya.
2.      Dalam merumuskan diagnosa keperawatan perlu diperhatikan masalah keperawatan yang
muncul.
3.      Dalam menyusun rencana keperawatan, sebaiknya rencana dibuat sesuai kebutuhan dan masalah
yang sedang dihadapi dengan memprioritaskan diagnosa keperawatan yang muncul.
4.      Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, sebaiknya perawat berpedoman pada standar asuhan
keperawatan jiwa yang dibakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, BA, 1998, Proses keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta.

Maramis W.F, 1990, Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University, Press Surabaya

Maslim Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, Jakarta.

Tim Keperawatan Jiwa, 1999


Diposting oleh Andri Widodo di 17.33 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Mengenai Saya

Andri Widodo
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼  2014 (3)
o ▼  Februari (3)
 BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A.    <...
 BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A.    <...
 BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A.    <...

Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai