dengan waham
Senin, 10 Februari 2014
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan pelaksanaan asuhan keperawatan ini adalah :
1. Tujuan Umum
a. Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam upaya asuhan keperawatan.
b. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensip meliputi aspek
biopsikososial.
Dalam laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi kasus.
Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab yang ditujukan kepada klien, keluarga
dan tenaga yang terkait.
2. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan melihat secara langsung pada klien yang dikaji dan untuk
mengetahui perkembangan klien.
3. Studi Dokumentasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan semua dokumentasi
serta data yang ada kaitannya dengan diri klien, status dan kesehatan medis.
4. Studi literatur
Yaitu penulis mempelajari semua buku yang membahas permesalahan yang akan dibahas dalam
memperkuat teori.
D. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun secara sistematik yang terdiri dari empat bab yaitu:
Bab I : Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teotitis yang mencakup pengertian, rentang respon, psikodinamika dampak, pengkajian,
rencana dan tindakan keperawatan serta evaluasi.
Bab III : Tinjauan kasus yang mencakup pengkajian rencana keperawatan, catatan tindakan dan evaluasi
Pada Klien Tn M Dengan Perubahan Proses Pikir Waham Kebesaran di Ruang Elang RSJP
Cimahi.
Bab IV : Kesimpulan dan saran yang merupakan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan dari
formulasi saran yang bersifat membangun terhadap kesenjangan pada pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Klien Tn M Dengan Perubahan Proses Pikir Waham Kebesaran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
G. TUJUAN
1. Pasien tidak melukai diri sendiri, orang lain atau lingkungan.
2. Pasien mampu membina dan mempertahankan hubungan akrab dengan orang lain tanpa
perasaan tertekan atau terancam.
3. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan nutrisi, cairan dan eliminasi.
4. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
H. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Psikoterapeutik
a. Bina hubungan saling percaya
- Perhatikan pasien saat bicara tanpa meremehkan.
- Dengar pernyataan pasien tentang wahamnya, tanpa menyetujui atau menentangnya.
- Bicara saat terbuka dan tidak berbisik-bisik, tidak menggunakan kata-kata sindiran.
b. Bantu pasien meningkatkan harga dirinya.
- Libatkan pasien dalam kegiatan individu dan kelompok.
- Beri pasien kegiatan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
- Beri reinforcement atas keberhasilan yang dicapai klien.
c. Bantu pasien menemukan koping konstruktif dalam penyelesaian masalah.
- Bersama klien mengidentifikasikan masalah yang dihadapi.
- Tanyakan cara yang dilakukan untuk mengatasi masalahnya.
- Bicarakan manfaat dari cara tersebut.
- Bersama pasien mencari alternatif cara penyelesaian masalah.
- Beri dorongan kepada pasien untuk memilih cara yang tepat.
2. Lingkungan terapeutik
a. Ciptakan lingkungan fisik yang dapat menguatkan realita.
b. Ciptakan lingkungan sosial
c. Beri pujian atas keberhasilan klien.
3. Kegiatan hidup sehari-hari.
a. Bimbing pasien memenuhi mempertahankan kebutuhan nutrisi.
b. Bimbing pasien mempertahankan keseimbangan aktivitas istirahat tidur.
c. Bimbing pasien melakukan perawatan diri.
4. Somatik
Beri obat sesuai ketentuan.
a. Memberikan obat dengan mempertahankan lima benar dalam prinsip pemberian obat.
b. Bujuk pasien bila menolak minum obat.
c. Ajak pasien berbicara menyakinkan bahwa obatnya sudah dimakan.
d. Beri pujian atas kerjasama klien.
5. Pendidikan kesehatan.
a. Bantu pasien mengenali wahamnya.
b. Ikutsertakan keluarga mengatasi masalah klien.
I. EVALUASI
1. a. Ekspresi wajah klien tampak tenang
b. Perilaku dan emosi pasien terkontrol.
c. Pasien berespon sesuai stimulus eksternal.
2. a. Pasien dapat berespon secara non verbal.
b. Pasien dapat berinteraksi dengan perawat.
c. Pasien dapat berinteraksi dengan pasien lain.
d. Pasien dapat berinteraksi dengan perawat.
3. a. Pasien dapat menghabiskan porsi makan / minum yang diberikan.
b. Berat badan pasien meningkat sesuai kriteria.
4. a. Pasien dapat mandi sendiri dua kali sehari.
b. Gigi, rambut, mulut.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn. M DENGAN PERUBAHAN PROSES PIKIR :
WAHAM KEBESARAN DI RUANG ELANG
CIMAHI
I. Identitas.
a. Identitas klien.
Nama : Tn. M
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SPMA
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Alamat : Sukajadi Bandung
Status perkawinan : Belum kawin
Tgl masuk : 01 – 01 – 2003
Tgl pindahan : 07 – 03 – 2003
Tgl pengkajian : 4 Maret 2003
No. CM : 011803
Dx. Medis : Schizoprenia
V Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
: Meninggal
: Klien
Klien merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Orang yang terdekat dengan klien selain
orang tua adalah kekasihnya. Didalam keluarga tidak ada yang mengalami sakit jiwa selain klien.
Hubungan klien dengan tetangganya terjalin dengan baik.
2. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa minderengan keadaan tubuhnya, klien menyukai
seluruh bagian tubuhnya
2) Identitas diri
Pada saat klien dikaji klien mengatakan bahwa status dan posisi klien sebelum dirawat klien
bekerja sebagai buruh di penggilingan padi. Klien puas dengan kedudukannya sebagai anak
karena dapat membantu ayahnya bekerja.
3) Peran
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa diri klien sebagai anak kedua dari empat bersaudara
sehari-hari bekerja sebagai buruh dan klien merasa senang terhadap apa yang telah dikerjakan.
4) Ideal Diri
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya mempunyai keinginan untuk menjadi
seorang ustad dan klien sering menganggap dirinya hebat, mampu menyembuhkan segala macam
penyakit tanpa obat. Klien berharap cepat sembuh dari sakitnya dan diterima di masyarakat.
Klien ingin menolong orang dengan menyembuhkan sakit setelah dia sembuh.
5) Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa malu dengan kondisinya saat ini. Klien yakin
cita-citanya akan berhasil
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri, ideal diri yang tidak realistis.
3. Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa orang yang berarti dalam hidupnya adalah ayah, ibu,
adik dan kekasihnya. Jika ada masalah klien mengadu dan meminta bantuan pada kedua orang
tuanya.
Sebelum sakit klien tidak pernah aktif dalam kegiatan dalam masyarakat, karena ada hambatan
yaitu klien terlalu meninggikan dirinya dan berbicara kacau.
Masalah keperawatan :
Kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan interaksi sosial.
4. Spritual.
a. Nihil dan keyakinan
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya beragama islam dan mempunyai keyakinan
bahwa penyakitnya akan sembuh.
b. Kegiatan /ibadah sebelum sakit
Pada saat dikaji klien mengatakan jarang sholat. Sebelum sakit klien jarang iktu keagamaan di
mesjid
Masalah keperawatan :
Distress spiritual.
VI Status Mental
1. Penampilan
Pada saat dikaji klien tampak rapi, klien selalu menyisir rambutnya. Klien ganti baju 2 hari sekali
dan penggunaannya sesuai.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Pada saat dikaji klien berbicara agak cepat dan mampu memulai percakapan dengan perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
Pada saat dikaji klien suka berbicara ngawu. Klien sering mendominasi pembicaraan.
Pembicaraan klien tidak realistis.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik.
Pada saat dikaji klien tidak tampak lesu dan kadang-kadang gelisah. Klien tidak tampak adanya :
agitas, tiki grimasen, tremor, kompulsif. Klien sering melakukan aktivitas yang berlebihan/
hiperaktivitas.
Klien sering mengikuti kegiatan direhabilitasi psikomotor seperti : olahraga bulu tangkis. Selain
itu klien sering mengikuti kegiatan yang ada di ruangnya seperti membereskan sehabis makan.
Masalah keperawatan : resiko tinggi cedera.
4. Alam perasaan
Pada saat dikaji klien tidak tampak : sedih, putus asa dan gembira yang berlebihan. Klien juga
tidak menunjukkan adanya ketakukan dan kekhawatiran
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
5. Afek
Pada saat dikaji, sesuai hasil observasi terlihat emosi yang sesuai dengan stimulus yang ada.
Seperti contoh: bila klien diberi stimulus yang menyenangkan. Seperti bercanda klien
memperlihatkan roman muka yang gembira.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
6. Interaksi selama diwawancarai
Pada saat dikaji klien dapat diajak bekerja sama oleh perawat. Kontak mata mau menatapa alwan
berbicara, tidak menunjukkan rasa curiga dan bermusuhan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
7. Persepsi
Pada saa dirumah klien sering mendengarkan suara bisikan almarhum kakeknya.
Pada saat dikaji suara-suara itu tidak muncul lagi
Masalah keperawatan : resiko tinggi perubahan sensori persepsi halusinasi dengar.
8. Proses pikir
Pada saat dikaji pembicaraan klien berbelit-belit tapi akhirnya sampai tujuan
pembicaraan/sirkumtansial.
Klien sering berbicara ngawaur dan jawaban yang diberikan sering tidak sesuai dengan
kenyataan dan pertanyaan. Klien selalu mengulang-ngulang pembicaraan dan pembicaraan selalu
meloncat dari suatu topik ke topik lain.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
DS
DO
DS
DO
DS
DO
X Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal. Effect
Core Problem
Perubahan proses pikir :Waham Kebesaran
Gangguan Konsep Diri : Ideal diri yang tidak realistis Etiologi
-
Mengalihkan
Tuk III perhatian
Tanggal 6 klien dari
Maret 2003 wahamnya
3. Klien dapat 7 Maret 2003
mengidentifik 1 – Observasi 7 Maret 2003
asi kebutuhan kebutuhan klien Mengobservasi
yang tidak sehari-hari kebutuhan klien
terpenuhi. sehari-hari
Mengikutsertaka
n klien dalam
kegiatan
aktivitas
- Dengan direhabilitasi
Tuk IV aktivitas Menayakan Tanggal 7
Tanggal 6 klien dapat kegiatan yang Maret 2003
Maret 2003 mengalihkan disukai sesuai S : Klien
4. Klien dapat wahamnya hoby :hoby mengatakan
berhubungan 1. Berbicara dengan dengan bapak apa ? “ bahwa itulah
dengan klien dalam kegiatan realitas.
realitas konteks realitas yang - Klien
Dalam 5 x (jati diri klien) bermanfaat mengatakan
pertemuan sesuai mau diajak
klien dapat kemampuan. bulutangkis.
melakukan Tanggal 7 Maret O :
hubungan 2003 Pembicaraan
dengan realitas 2. Libatkan klien 1. Menanyakan klien masih
dalam terapi jati diri klien belum sesuai
aktivitas Berbicara “Bapak realita.
kelompok dalam alamatnya - Klien belum
konteks dimana ?” ikut serta
realitas dapat “apa pekerjaan dalam t.a.k
mengendalik bapak ? “ - Klien bersedia
an harga diri “ Bapak kerja bulu tangkis
3. Berikan pujian yang positif dimana ?” A : Masalah
pada setiap pada klien. 2. Terapi aktivitas belum teratasi
kegiatan yang kelompok tidak P : Intervensi
dilakukan klien dapat dilanjutkan
dilaksanakan - Pertahankan
karena tujuan khusus
keterbatasan 4, lanjutkan
waktu. tjuan 5
3. Memberikan - Buat catatan
pujian positif perkembangan.
setiap klien
dapat
melakukan
kegiatan positif :
Tuk V olah raga, bantu S : Klien
Tanggal 7 cuci piring. mengatakan
maret 2003 “Bagus bapak penjelasan
5. Klien dapat dapat perawat.
menggunakan 1. Jelaskan melakukan” - Klien
obat dengan pentingnya Mengajak klien mengatakan
benar. minum obat berolah raga tidak ada efek
Dalam 2 x dengan benar. direhabilitasi. samping
pertemuan :Bagaimana setelah minum
dapat mengerti kalau main bulu obat.
manfaat obat2. Berikan obat tangkis? - Klien
dan mematuhi sesuai dengan mengatakan
pemberian advis dokter selalu minum
obat. obat setiap
Minum obat habis makan
dengan 1. Menjelasakan pagi siang sore.
benar dapat tentang O : Klien
membantu pentingnya minum obat
proses minum obat. dengan benar
penyembuha 2. Memberikan dan teratur.
n obat sesuai advis A : Masalah
Obat yang dokter. teratasi
sesuai dapat - Pagi jam 07.00 P : Pertahankan
memperkecil Obat : Tuk 5.
efek Naloperidoi 5 -
samping mg
yang timbul. Triheryphenical
2 mg
Persidal
Chlorproma 21
nekomg
3. Periksa apakah - Siang 12.00
obat yang Halloperidal 5
diberikan mg
diminum/ tidak Trihexyphenidil
3 mg
- Sore 17.00
Hallopheridol 5
4. Perhatikan efek
mg
samping dari obat
Trihexyphenidil
yang diberikan .
2 mg
3. Memastikan
obat yang
diberikan
diminum/ tidak.
“Memperhatikan
klien saat
minum obat”
4. Memperhatikan
efek samping
obat yang
diberikan.
“Bapak bila
merasa tidak
enak setelah
minum obat,
bapak segera
lapor perawat”.
No. Catatan Perkembangan
Diagnosa
No Tgl Paraf
Keperawat
an
1 6-3-03 DP I S : - Klien mengatakan tidak apa-apa
Tuk II - Klien mengatakan bersedia kontak setiap
hari
- Klien mengatakan bisa mengatsi
O masalahnya aendiri
:-
P Masalah belum teratasi
:
- Bersama klien memecahkan masalah yang
dihadapi
- Bertanya kepada klien cara yang telah
dilakukan untuk mengatasi masalah
- Bersama klien memecahkan msalah unutk
mencari alternatif cara lain untuk
mengatasi masalah
- Menganjurkan klien mengikuti t.a.k.
- Tidak memberikan dukungan dan tidak
I membantah wahamnya.
:
Berdiskudi dengan klien mengenai cara
E pemecahan masalah yang dihadapi klien ke
: alam realita.
BAB IV
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn. M dengan perubahan proses
pikir : waham kebesaran di ruang Elang RSJP Cimahi, maka penulis menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Dalam pengkajian perlu kemampuan mengumpulkan data dan penganalisaan yang tepat didasari
teori yang ada sehingga dapat merumuskan masalah dan diagnosa keperawatan yang tepat. Dari
pengkajian didapatkan masalah utama perubahan proses pikir waham kebesaran.
2. Diagnosa keperawatan yang terkait dengan masalah klien Tn M adalah :
a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir : waham kebesaran.
b. Perubahan proses pikir : waham kebesaran berhubungan dengan ideal diri yang tidak realistis.
3. Pada tahap perencanaan, peran perawat sangat penting dalam menentukan rencana tindakan
sesuai dignosa keperawatan yang sesuai. Adapun perencanaan yang dilakukan pada klien Tn. M
meliputi : psikoterapeutik, lingkungan terapeutik, kegiatan hidup sehari-hari, somatik,
pendidikan kesehatan.
4. Pada pelaksanaan perawat dapat melaksanakan rencana yang disusun bila memiliki kemampuan
profesional dan interpersonal. Agar kebutuhan klien dapat terpenuhi diperlukan dukungan
fasilitas, partisipasi aktif klien dan keluarga.
5. Pada evaluasi, perawat dapat melakukan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan perawat pada klien. Evaluasi ini dilakukan secara terus menerus dalam bentuk SOAP.
B. Saran
Saran yang diajukan penulis berupa saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi
pengembangan pelayanan keperawatan psikiatri di RSJP Cimahi sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan data yang akurat, dalam pengkajian perlu kerjasama yang baik antara
perawat, klien, keluarga, antara lain membina hubungan saling percaya.
2. Dalam merumuskan diagnosa keperawatan perlu diperhatikan masalah keperawatan yang
muncul.
3. Dalam menyusun rencana keperawatan, sebaiknya rencana dibuat sesuai kebutuhan dan masalah
yang sedang dihadapi dengan memprioritaskan diagnosa keperawatan yang muncul.
4. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, sebaiknya perawat berpedoman pada standar asuhan
keperawatan jiwa yang dibakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Maramis W.F, 1990, Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University, Press Surabaya
Maslim Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, Jakarta.
Mengenai Saya
Andri Widodo
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2014 (3)
o ▼ Februari (3)
BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A. <...
BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A. <...
BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A. <...