Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN DENGAN MASALAH WAHAM


DosenPembimbing :
Dr. LilikMarifatul. A, S.Kep.Ns., M.Kes

Nama Kelompok :
IlhaIdy Ilyas A. (201701177)
AlfiyahAtika N. (201701192)
Nadya Wina W. (201701194)
Halimatus Sakdiyah (201701197)
Eka WindasarI (201701199)
Risma Pigawati (201701203)
Analiza (201701209)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Jiwa dengan judul
“ASKEP KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN MASALAH
WAHAM”.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfa
at untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua dan para pembaca dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang
lebih baik, sehingga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi
dalam keperawatan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,


untuk itu kami selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik 
demi perbaikan di masa mendatang

Mojokerto, 24 Februari 2019

Penyusun

Kelompok 4

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Keperawatan kesehatan jiwa adalah bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, menerapkan perilaku
manusia sebagai ilmunya dan pengguanaan diri sendiri sebagai kiatnya. Kesehatan
pada manusia mencakup aspek jiwa dan fisik karena manusia bukan hanya fisik
yang tak berjiwa sehingga tak dapat melakukan apapun (mayat), juga bukan jiwa
saja tanpa fisik. Sehingga kesehatan pada manusia pun ada dua sehat jiwa dan
sehat fisik. Banyak yang masih belom mengetahui bagaimana jiwa sehat dan sakit
ringan, karena dalam kesehatan jiwa seseorang dikatakan jiwanya sehat itu apabila
memang dia memenuhi kriteria jiwa sehat secara komperenesif, kurang sedikit
saja itu sudah merupakan gangguan kejiwaan/psikologi manusia.
Jiwa memiliki penyakit atau gangguan, yang mana memiliki karakteristik
tersendiri beserta tanda dan gejalanya.salah satunya adalah waham, yang mana
kerap sekali terjadi pada manusia sebanding jika dibandingkan dengan halusinasi.
Berikut penjelasan waham secara teori.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian waham ?, jelaskan!
2. Bagaiamana prosesterjadinya waham?, jelaskan!
3. Bagaimana proses keperawatan waham?

I.3 Tujuan Dan Manfaat


1. Mengetahui pengertian waham secara teori
2. Mengetahui dan dapat menjadi pedoman dalam mengkaji pasien dengan
waham atau gangguan jiwa
3. Mengetahui bagaimana proses keperawatanpada pasien dengan gangguan
jiwa waham.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

II.1 Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
atau terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna dkk, 2007).
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen,
1998).

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI,
1994).

Jenis – jeniswaham :

 Waham Agama (Keyakinan klien terhadap suatu agama


secara berlebihan, diungkapakan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan).
 Waham Kebesaran (klien yakin bahwa ia memiliki kebesaran dan
kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan).
 Waham Somatik (klien yakin bahwa tubuh atau tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai kenyataan).
 Waham Curiga (klien yakin bahwa seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya).
 Waham Kontrol Pikir (klien yakin bahwa pikirannya dikontrol oleh
kekuatan dariluar, diucapkan beberapa kali tapi tidak sesuai dengan
kenyataannya).
 Waham Somatic atau hipokondrik (klien yakin terhadap tubuhnya /
penampilan / fungsi tubuhnya yang sudah berubah atau adasesuatu
yang tidak beres).
 Waham Nihilistic (klien yakin bahwa dirinya atau orang lain sudah
tidakada di dunia / meninggal dunia, diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai kenyataan).
 Waham Dosa (klien yakin terhadap dirinya telah atau selalu salah /
berbuatdosa / perbuatannya tidak dapat diampuni lagi).
 Waham Bizar, terdiri dari :
a) Sisip piker yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran
orang lain disisipkan ke dalam pikiran dirinya.
b) Kontrol pikiran atau waham pengaruh yaitu keyakinan
klien bahwa pikiran, emosi, dan perbuatannya selalu
dikontrol atau dipengaruhi oleh kekuatan di luar dirinya
yang aneh.
c) Siar piker atau broad casting: yaitu keyakinan klien bahwa
ide dirinya dipakai oleh atau disampaikan kepada orang lain
mengetahui apa yang ia pikirkan meskipun ia tidak pernah
secara nyata mengatakan pada orang tersebut.

II.2 Proses Terjadi Masalah Waham

I.1.1 Etiologi:
Salah satu penyebab dari perubahan proses fikir :waham yaitu
gangguan konsep diri: harga diri rendah. Harga diri rendah adalah individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
ideal diri.
Waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu
atau kebutuhan – kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang).
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Adanya beberapa
orang yang mempercayai klien dalam lingkungan menyebabkan klien
merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang
dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena diulang – ulang. Isi
waham dapat menimbulkan ancaman dirinya dan orang lain. Penting sekali
untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
mempercayai keyakinan religiusnya bahwa apa – apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konseuensi sosial.
1) FaktorPredisposisi
 FaktorPerkembangan : hambatan perkembangan akan
mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini
dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak
efektif.
 Faktor Sosial Budaya: seseorang yang merasa diasingkan
dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham.
 Faktor Psikologis :hubungan yang tidak harmonis, peran
anda atau bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan
berakhir dengan peningkatan terhadap kenyataan.
 Faktor Biologis: waham diyakini terjadi karena adanya
atrofiotak, pembesaran ventrikel di otak, atau perubahan
sell kortikal dan limbik.
 Faktor Genetik
2) FaktorPresipitasi
 Faktor Sosial Budaya: waham dapat dipicu karena adanya
perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan oleh
kelompok.
 Faktor Biokoimia: dopamin, nerepineprin, dan zat
halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab
waham ada pada seseorang.
 Faktor Psikologis: kecemasan yang memanjang dan
terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah klien.
II.2.1 RentangRespon

II.2.2 Fase-Fase Waham


1. Fase lack of human need

Waham diawali dengan berbatasnya kebutuhan-kebutuhan klienbaiksecara fisik


atau psikis. Secara fisik pasien dengan waham dapat terjadi pada orang dengan
status sosial dan ekonomi terbatas. Ada juda klien dengan status sosial dan
ekonomi tercukupi namun kesenjangan antara reality dan self ideal sangat tinggi.

2. Fase lack of self esteem

Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (harapan dan kenyataan) serta kehidupan yang dibawah
standart lingkungan sekitar.

3. Fase control internal external

Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia kerjakan atau katakan adalah
kebohongan, menutupi kekurangan dan tidaksesuai kenyataan. Pada fase ini jiwa
klien berkecamuk antara menerima dan tidak menerima perbuatan atau perkataan
yang dilakukannnya. Diterima dan diakui serta dianggap penting dalam
lingkungan adalah prioritas dalam hidupnya.
4. Fase environment support

Adanya beberapa orang yang mensuport dan mempercayainya membuat ia merasa


didukung, lama kelamaan klien menganggap apa yang dilakukan dirasa benar
karena terjadi diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadi kerusakan kontrol diri dan
tidak berfungsi normal(super ego) yang di tandai denhgan tidak ada perasaan
berdosa saat berbohong.

5. Fase comfronting

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongan serta menganggap


bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering dan disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dan
menghindari interaksi sosial()Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan
kebohongan serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai
dan mendukungnya. Keyakinan sering dan disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dan menghindari interaksi sosial(isolasi diri).

6. Fase improving

Apabila tidak ada konvrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah kepadabsalah satu klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan teraumatik masalalu atau kebutuhan-kebutuhan yang
tidak terpenuhi(rantaiyang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman dirinya dan orang lain. Penting
sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan konfrontatif serta memperkaya
keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar
serta ada konsekuensinya.
II.2.3 patofisiologi

Fase-fase: Kebutuhan yang tak terpenuhi

1. Fase lack of human need


2. Fase lack of self esteem
Gangguan ideal yang tidak sama
3. Fase environment support
realitas dan tidak disetujui oleh
4. Fase comforting
pemikiran
5. Fase improving

Rentang respon:
Ada suport lingkungan
1. Kadang proses pikir terganggu
2. Ilusi
3. Emosi berlebihan
Nyaman berbohong
4. Berperilaku yang tidak biasa
5. Menarik diri

Perubahan isi pikir: waham Curiga berlebihan, dosa

Resiko tinggi mencederai Hygine kurang, muka pucat, BB


dirinya sendiri, orang lain, menurun Mengasiungkan diri
lingkungan

Defisit perawatan diri ISOS


II.2.4 Tanda dan Gejala
1) Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata.
b. Individu sangat percaya pada keyakinan.
c. Sulit berpikir realita.
d. Tidak mampu mengambil keputusan.
2) Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Afek tumpul.
3) Perilaku dan hubungan sosial
a. Hipersensitif.
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul.
c. Mengancam secara verbal.
d. Curiga.

Tanda dan Gejala yang lain yang bias terjadi pada wahamyaitu :

 Menolak makan
 Tidak ada perhatian pada perawatan diri.
 Mudah tersinggung.
 Isi pembicaraan tidak sesuai kenyataan.
 Menghindardari orang lain.
 Mendominasi pembicaraan.
II.3 Proses keperawatan

II.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian
terdiri dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data
yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. (keliat,
budi Ana, 1993: 3).

Berikut ini contoh beberapa pertanyaan yang dapat kita gunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien waham:

1) Apakah pasien memiliki pikiran/isi yang berulang-ulang diungkapkan dan


menetap?
2) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh
dan tidak nyata?
4) Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia pernah berada diluar
btubuhnya?
5) Apakah pasien pernah merasa diawasi dan dibicarakan oleh orang lain?
6) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
7) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

Selama pengkajian kita harus mendengarkan dan memperhatikan semua


informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Untuk mempertahankan
hubungan saling percaya yang telah terbina janganlah menyangkal, menolak, atau
menerima keykinan pasien.

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah:

1) Identitas Klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang nama mahasiswa,
nama panggilan, nama klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang
akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No. RM, tanggal
pengkajian dan sumber data yang didapat.
2) Alasan Masuk
Apa yanng menyebabkan klien atau keluarga datang atau dirawat di rumah
sakit, biasanya berupa menyendiri(menghindar dari orang lain),
komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri di kamar,
menolakinteraksi denganorang lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari,
dependen, perasaan kesepian, merasa tidak aman berada dengan orang
lain, ,merasa bosan, dan lambat menghabiskan waktu, tidak mampu
berkonsentrasi, merasa tidak berguna dan merasa tidak yakin dapat
melangsungkan hidup. Apakah sudah tau penyakit sebelumnya, apa yang
sudah dilakukan keluarga untuk mengetasi masalah ini. Umumnya klien
yang mengalami waham di bawa ke rumah sakit karena keluarga merasa
tidak mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan hal lain, gejala
yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan.
3) Faktor Predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil
pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami
kehilangan, perpisahan, penolakan orang tuanya, harapan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan atau frustasi berulang, tekanan dari kelompok
sebaya, perubahan struktur sosial, terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya
harus dioperasi, kecelakaan, perceraian, putus sekolah, PHK, perasaan
malu karena sesuatu yang terjadi (korban pemerkosaan, dituduh
KKn,dipenjara tiba-tiba), mengalami kegagalan dalam pendidikan maupun
karier, perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien atau perasaan
negative terhadap diri sendir yang berlangsung lama.
4) Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi umumnya mencakup kejadian kehiodupan yang penuh
stres seperti kehilangan, didikan yang keras dari keluarga yang
mempengaruhi kemampuan individu untuk memiliki perasaan egois serta
menyebabkan ansietas. Pada pasien Waham tingkat emosional yang tinggi
akan kepercayaan bahwa dirinya adalah sesuatu yang pantas untuk
dititukan dan siyakini akan menimbulkan berbagai masalah dalam
kehidupan.
5) Pemeriksaan Fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan
apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
6) Psikososial
a. Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
b. Konsep diri
a) Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya,bagian tubuh
yang disukai,reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak
disukai dan bagian yang disukai.
b) Identitas diri
Klien dengan Waham mengalami ketidakpastian
memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan.
c) Fungsi peran
Pada klien dengan Waham bisa berubah atau berhenti
fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua,
putus sekolah, PHK, perubahan yang terjadi saat klien sakit
dan dirawat.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputusan karena penyakitnya:
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Adanya harga diri rendah karena perasaan negative
terhadap diri sendiri, hilangnya rasa percaya diri dan
merasa gagal mencapai tujuan.
c. Hubungan sosial
Pasien dengan Waham memiliki hubungan sosial sesuai dengan
jenis Waham yang dialami. Misalnya Waham curiga, klien
menghindari orang lain.
d. Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan,
kepuasan dalam menjalankan keyakinan.
7) Status mental
a. Penampilan
Pada pasien waham penampilannya sesuai dengan waham yang
dialami. Misalnya pada waham agama berpakaian seperti seorang
ustadz.
b. Pembicaraan
Pada pasien waham cenderung pembicaraannya selalu mengarah ke
wahamnya, bicara cepat, jelas tp berpindah-pindah, isi
pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Aktivitas motorik
Klien waham cenderung bersikap aneh.
d. Afek dan Emosi
Euforia: rasa senang, riang gembira, bahagia yang berlebihan tidak
sesuai dengan keadaan.
Kesepian: merasa dirinya ditinggalkan/dipisahkan dari atau yang
lainnya.
e. Interaksi selama wawancara
Definisisf: selalu berusaha mempertahankan pendapat.
f. Persepsi-Sensori
a) Tidak ada halusinasi
b) Tidak ada ilusi
c) Tidak ada depersonalisasi
d) Tidak ada realisasi
e) Tidak ada gangguan somatusensorik
g. Proses pikir
a) Arus pikir dan bentuk pikir
Derreistik: bentuk pemikiran yang tidak sesuai kenyataan
yang ada atau tidakmengikuti logika secara umum.
b) Isi pikir
Pada pasien dengan waham isi pikinya sesuai wahamnya.
i. Waham agama yaitu kyakinan bertema tenang
agama/kepercayaan yaang berlebihan.
ii. Waham somatic/hipokondrik yaitu keyakinan klien
terhadap tubuhnya ada sesuatu yang tidak beres,
seperti ususnya busuk, otaknya mencair, perutnya
ada kuda.
iii. Waham kebesaran yaitu keyakinan klien terhadap
suatu kemampuan, kekuatan, pendidikan, kekayaan
atau kekuasaan secara luar biasa,seperti “saya ini
ratu adil, nabi, superman dan alin-lain”.
iv. Waham curiga/kejaran yaitu keyakinan klien
terhadaap seseorang/kelompok secara berlebihan
yang berusaha merugiksn, mencederai,
mengganggu, memata-matai, membicarakan
kejelekan dirinya.
v. Waham nihilistik yaitu keyakinan klioen terhadap
dirinya/orang lain sudah meninggal/dunia sudah
hancur dan sesuatu tidak ada apa-apanya lagi.
vi. Waham dosa yaitu keyakinan klien terhadap dirinya
telah/selalu salah/berbuat dosa/perbuatannya tidak
dapat diampuni lagi.
vii. Waham bizar terdiri dari:
1. Sisip pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu
pikiran orang lain disisipkan kedalam pikiran
dirinya.
2. Siar pikir/broadcasting yaitu keyakinan klien
bahwa ide dirinya dipakai oleh/disampaikan
kepada orang lain mengetahui apa yang ia
pikirkan meskipun ia tidak pernah secara nyata
mengatakan pada orang tersebut.
3. Kontrol pikiran/waham pengaruh yaitu
keyakinan klien bahwa pikiran, emosi dan
perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi oleh
kekuatan dari luar dirinya yang aneh.
h. Tingkat kesadaran
Kesadaran berubah: kesadaran yang tidak menurun, tidak
meninggi, tidak normal, bukan disosiasi, hal ini karena
kemampuan untuk mengadakan (relasi) dan pembatasan (limitasi)
terhadap dunia luar (di luar dirinya) sudah terganggu dan secara
kualitas pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan.
i. Memori
Konfabulasi: ingatan yang keliru ditandai dengan pembicaraan
yang tidak sesuai kenyataan, memasukkan cerita tidak benar untuk
menutupi gangguan daya ingatnya.
j. Kemampuan penilaian
a. Gangguan ringan
b. Gangguan bermakna
k. Daya tilik
Hal-hal di luar dirinya, bilaman ia cenderung menyalahkan orang
lain/lingkungan dan ia merasa orang lain/lingkungan di luar dirinya
yang menyebabkan ia seperti ini.

II.3.2 Pohon masalah

Effect resiko tinggi perilaku kekerasan

Corel problem perubahan proses pikir, waham

Causa harga diri rendah kronis

II.3.3 Diagnosa keperawatan


1. Perubahan proses pikir:waham
2. Resiko tinggi perilaku kekerasan: resiko mencederai diri, orang lain.
3. Harga diri rendah; kronis

II.3.4 Nursing Care Plan (NCP)


TABEL

Perencanaan keperawatan pada klien dengan waham

Perencanaan
Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria hasil
Tujuan umum:
klien dapat
berkomunikasi
dengan baik dan
terarah

TUK 1: klien 1. Ekspresi wajah 1.1 Bina hubungan Hubungan


dapat membina bersahabat saling percaya saling
hubungan 2. Ada kontak mata dengan poercaya
saling percaya 3. Mau berjabat menggunakan menjadi
tangan prinsip komunikasi dasar
4. Mau menjawab teraupetik. interaksi
salam 1. Sapa klien selanjutnya
5. Klien mau duduk dengan sehingga
berdampingan ramah baik dapat
6. Klien mau verbal terbina
mengutarakan maupun non hubungan
rasanya verbal. saling
2. Perkenalkan percaya
diri dengan dan klien
sopan. lebih
3. Tanyakan terbuka
nam lengkap merasa
dan nama aman dan
panggilan mau
yang disukai. berinteraks
4. Jelaskan i
tujuan
pertemuan.
5. Jujur dan
menepati
janji
6. Tunjukkan
sikap empati
dan
menerima
klien apa
adanya.
1.2 jangan membantah
dan mendukung
waham klien.
1. Katakan
perawat
menerima
keadaan
klien. “saya
menerima
keyakinan
anda”
2. Katakan
perawat tidak
mendukung.”
sukar bagi
saya untuk
dapat
mempercayai
nya”
1.3 Yakinkan klien
dalam keadaan aman
dan terlindung.
1. “anda berada
di tempat
yang aman
dan
terlindungi”
2. Gunakan
keterbukaan
dan
kejujuran,
jangan
tinggalkan
klien
sendirian.
TUK 2: klien 1. Klien mampu 2.1 beri pujian pada Meningkat
dapat mempertahankan penampilan dan kan
mengidentifika aktifitas sehari- kemampuan klien orientasi
sikan hari yang realistis klien pada
kemampuan 2. Klien dapat 2.2 diskusikan dengan realita dan
yang dimiliki mengkontrol klien kemampuan meningkat
wahamnya yang dimiliki pada kan rasa
waktu lalu dan saat percaya
ini yang realistis. kl;ien pada
(hari-hari terlibat perawat
diskusi dengan
waham)
2.3 tanyakan apa yang
bisa dilakukan
(kaitkan dengan
aktivitas sehari-hari
dan perawatan diri)
kemuadian anjurkan
untuk melakukan
saat ini.
2.4 Jika klien selalu
berbicara tentang
wahamnya
dengarkan sampai
kebutuhan
wahamnya tidak
ada. (perawat perlu
memperhatikan
klien penting).
TUK 3: klien 1. Kebutuhan klien 3.1 obserfasi kebutuhan Reinforce
dapat terpenuhi klien sehari-hari ment
mengidentifika 2. Klien dapat 3.2 diskusikan adalah
si kebutuhan melakukan kebutuhan klien penting
yang tidak aktivitas secara yang tidak untuk
terpenuhi terarah terpenuhi selama di meningkat
3. Klien tidak rumah maupun di kan
menggunakan/me rumah sakit kesabaran
mbicarakan 3.3 hubungkan diri klien.
wahamnya kebutuhan yang Mengetahu
tidak terpenuhi i penyebab
dengan timbulnya curiga dan
waham intervensi
3.4 tingkatkan aktivitas berikutnya.
yang dapat
memenuhi
kebutuhan klien dan
memerlukan waktu
dan tenaga
3.5 atur situasi agar
klien tidak memiliki
waktu untuk
menggunakan
wahamnya.

BAB III
TINJAUAN KASUS WAHAM

III.1 Triger case


Tn. J (35 tahun) dibawa ke RSJ K setelah dua hari menghilang dari
rumah dan ditemukan oleh keluarga di bawah jembatan layang dalam keadaan
tidak memakai baju. Saat dilakukan pengkajian, Tn. J mengatakan kalau dia
adalah orang bebas yang suci dari dosa. Tn. J banyak berbicara tetapi tidak bisa
dipahami isi pembicaraannya, sering berganti topik, dan menjawab tidak sesuai
dengan pertanyaan perawat. Menurut keluarga, hal itu terjadi setelah Tn. J
dipecat dari tempatnya bekerja satu tahun yang lalu karena dituduh
menggelapkan uang proyek di perusahaannya. Setelah itu, Tn. J tidak mau
bekerja lagi dan selalu di rumah.

III.2 Analisa kasus

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
atau terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna dkk, 2007).
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen,
1998).Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI,
1994).

Keperawatan kesehatan jiwa adalah bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, menerapkan perilaku
manusia sebagai ilmunya dan pengguanaan diri sendiri sebagai kiatnya. Kesehatan
pada manusia mencakup aspek jiwa dan fisik karena manusia bukan hanya fisik
yang tak berjiwa sehingga tak dapat melakukan apapun (mayat), juga bukan jiwa
saja tanpa fisik. Sehingga kesehatan pada manusia pun ada dua sehat jiwa dan
sehat fisik. Banyak yang masih belom mengetahui bagaimana jiwa sehat dan sakit
ringan, karena dalam kesehatan jiwa seseorang dikatakan jiwanya sehat itu apabila
memang dia memenuhi kriteria jiwa sehat secara komperenesif, kurang sedikit
saja itu sudah merupakan gangguan kejiwaan/psikologi manusia

4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai