Nama Kelompok :
IlhaIdy Ilyas A. (201701177)
AlfiyahAtika N. (201701192)
Nadya Wina W. (201701194)
Halimatus Sakdiyah (201701197)
Eka WindasarI (201701199)
Risma Pigawati (201701203)
Analiza (201701209)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Jiwa dengan judul
“ASKEP KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN MASALAH
WAHAM”.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfa
at untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua dan para pembaca dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang
lebih baik, sehingga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi
dalam keperawatan.
Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
II.1 Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
atau terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna dkk, 2007).
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen,
1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI,
1994).
Jenis – jeniswaham :
I.1.1 Etiologi:
Salah satu penyebab dari perubahan proses fikir :waham yaitu
gangguan konsep diri: harga diri rendah. Harga diri rendah adalah individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
ideal diri.
Waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu
atau kebutuhan – kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang).
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Adanya beberapa
orang yang mempercayai klien dalam lingkungan menyebabkan klien
merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang
dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena diulang – ulang. Isi
waham dapat menimbulkan ancaman dirinya dan orang lain. Penting sekali
untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
mempercayai keyakinan religiusnya bahwa apa – apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konseuensi sosial.
1) FaktorPredisposisi
FaktorPerkembangan : hambatan perkembangan akan
mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini
dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak
efektif.
Faktor Sosial Budaya: seseorang yang merasa diasingkan
dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham.
Faktor Psikologis :hubungan yang tidak harmonis, peran
anda atau bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan
berakhir dengan peningkatan terhadap kenyataan.
Faktor Biologis: waham diyakini terjadi karena adanya
atrofiotak, pembesaran ventrikel di otak, atau perubahan
sell kortikal dan limbik.
Faktor Genetik
2) FaktorPresipitasi
Faktor Sosial Budaya: waham dapat dipicu karena adanya
perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan oleh
kelompok.
Faktor Biokoimia: dopamin, nerepineprin, dan zat
halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab
waham ada pada seseorang.
Faktor Psikologis: kecemasan yang memanjang dan
terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah klien.
II.2.1 RentangRespon
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (harapan dan kenyataan) serta kehidupan yang dibawah
standart lingkungan sekitar.
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia kerjakan atau katakan adalah
kebohongan, menutupi kekurangan dan tidaksesuai kenyataan. Pada fase ini jiwa
klien berkecamuk antara menerima dan tidak menerima perbuatan atau perkataan
yang dilakukannnya. Diterima dan diakui serta dianggap penting dalam
lingkungan adalah prioritas dalam hidupnya.
4. Fase environment support
5. Fase comfronting
6. Fase improving
Apabila tidak ada konvrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah kepadabsalah satu klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan teraumatik masalalu atau kebutuhan-kebutuhan yang
tidak terpenuhi(rantaiyang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman dirinya dan orang lain. Penting
sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan konfrontatif serta memperkaya
keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar
serta ada konsekuensinya.
II.2.3 patofisiologi
Rentang respon:
Ada suport lingkungan
1. Kadang proses pikir terganggu
2. Ilusi
3. Emosi berlebihan
Nyaman berbohong
4. Berperilaku yang tidak biasa
5. Menarik diri
Tanda dan Gejala yang lain yang bias terjadi pada wahamyaitu :
Menolak makan
Tidak ada perhatian pada perawatan diri.
Mudah tersinggung.
Isi pembicaraan tidak sesuai kenyataan.
Menghindardari orang lain.
Mendominasi pembicaraan.
II.3 Proses keperawatan
II.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian
terdiri dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data
yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. (keliat,
budi Ana, 1993: 3).
Berikut ini contoh beberapa pertanyaan yang dapat kita gunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien waham:
1) Identitas Klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang nama mahasiswa,
nama panggilan, nama klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang
akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No. RM, tanggal
pengkajian dan sumber data yang didapat.
2) Alasan Masuk
Apa yanng menyebabkan klien atau keluarga datang atau dirawat di rumah
sakit, biasanya berupa menyendiri(menghindar dari orang lain),
komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri di kamar,
menolakinteraksi denganorang lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari,
dependen, perasaan kesepian, merasa tidak aman berada dengan orang
lain, ,merasa bosan, dan lambat menghabiskan waktu, tidak mampu
berkonsentrasi, merasa tidak berguna dan merasa tidak yakin dapat
melangsungkan hidup. Apakah sudah tau penyakit sebelumnya, apa yang
sudah dilakukan keluarga untuk mengetasi masalah ini. Umumnya klien
yang mengalami waham di bawa ke rumah sakit karena keluarga merasa
tidak mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan hal lain, gejala
yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan.
3) Faktor Predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil
pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami
kehilangan, perpisahan, penolakan orang tuanya, harapan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan atau frustasi berulang, tekanan dari kelompok
sebaya, perubahan struktur sosial, terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya
harus dioperasi, kecelakaan, perceraian, putus sekolah, PHK, perasaan
malu karena sesuatu yang terjadi (korban pemerkosaan, dituduh
KKn,dipenjara tiba-tiba), mengalami kegagalan dalam pendidikan maupun
karier, perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien atau perasaan
negative terhadap diri sendir yang berlangsung lama.
4) Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi umumnya mencakup kejadian kehiodupan yang penuh
stres seperti kehilangan, didikan yang keras dari keluarga yang
mempengaruhi kemampuan individu untuk memiliki perasaan egois serta
menyebabkan ansietas. Pada pasien Waham tingkat emosional yang tinggi
akan kepercayaan bahwa dirinya adalah sesuatu yang pantas untuk
dititukan dan siyakini akan menimbulkan berbagai masalah dalam
kehidupan.
5) Pemeriksaan Fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan
apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
6) Psikososial
a. Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
b. Konsep diri
a) Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya,bagian tubuh
yang disukai,reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak
disukai dan bagian yang disukai.
b) Identitas diri
Klien dengan Waham mengalami ketidakpastian
memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan.
c) Fungsi peran
Pada klien dengan Waham bisa berubah atau berhenti
fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua,
putus sekolah, PHK, perubahan yang terjadi saat klien sakit
dan dirawat.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputusan karena penyakitnya:
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Adanya harga diri rendah karena perasaan negative
terhadap diri sendiri, hilangnya rasa percaya diri dan
merasa gagal mencapai tujuan.
c. Hubungan sosial
Pasien dengan Waham memiliki hubungan sosial sesuai dengan
jenis Waham yang dialami. Misalnya Waham curiga, klien
menghindari orang lain.
d. Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan,
kepuasan dalam menjalankan keyakinan.
7) Status mental
a. Penampilan
Pada pasien waham penampilannya sesuai dengan waham yang
dialami. Misalnya pada waham agama berpakaian seperti seorang
ustadz.
b. Pembicaraan
Pada pasien waham cenderung pembicaraannya selalu mengarah ke
wahamnya, bicara cepat, jelas tp berpindah-pindah, isi
pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Aktivitas motorik
Klien waham cenderung bersikap aneh.
d. Afek dan Emosi
Euforia: rasa senang, riang gembira, bahagia yang berlebihan tidak
sesuai dengan keadaan.
Kesepian: merasa dirinya ditinggalkan/dipisahkan dari atau yang
lainnya.
e. Interaksi selama wawancara
Definisisf: selalu berusaha mempertahankan pendapat.
f. Persepsi-Sensori
a) Tidak ada halusinasi
b) Tidak ada ilusi
c) Tidak ada depersonalisasi
d) Tidak ada realisasi
e) Tidak ada gangguan somatusensorik
g. Proses pikir
a) Arus pikir dan bentuk pikir
Derreistik: bentuk pemikiran yang tidak sesuai kenyataan
yang ada atau tidakmengikuti logika secara umum.
b) Isi pikir
Pada pasien dengan waham isi pikinya sesuai wahamnya.
i. Waham agama yaitu kyakinan bertema tenang
agama/kepercayaan yaang berlebihan.
ii. Waham somatic/hipokondrik yaitu keyakinan klien
terhadap tubuhnya ada sesuatu yang tidak beres,
seperti ususnya busuk, otaknya mencair, perutnya
ada kuda.
iii. Waham kebesaran yaitu keyakinan klien terhadap
suatu kemampuan, kekuatan, pendidikan, kekayaan
atau kekuasaan secara luar biasa,seperti “saya ini
ratu adil, nabi, superman dan alin-lain”.
iv. Waham curiga/kejaran yaitu keyakinan klien
terhadaap seseorang/kelompok secara berlebihan
yang berusaha merugiksn, mencederai,
mengganggu, memata-matai, membicarakan
kejelekan dirinya.
v. Waham nihilistik yaitu keyakinan klioen terhadap
dirinya/orang lain sudah meninggal/dunia sudah
hancur dan sesuatu tidak ada apa-apanya lagi.
vi. Waham dosa yaitu keyakinan klien terhadap dirinya
telah/selalu salah/berbuat dosa/perbuatannya tidak
dapat diampuni lagi.
vii. Waham bizar terdiri dari:
1. Sisip pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu
pikiran orang lain disisipkan kedalam pikiran
dirinya.
2. Siar pikir/broadcasting yaitu keyakinan klien
bahwa ide dirinya dipakai oleh/disampaikan
kepada orang lain mengetahui apa yang ia
pikirkan meskipun ia tidak pernah secara nyata
mengatakan pada orang tersebut.
3. Kontrol pikiran/waham pengaruh yaitu
keyakinan klien bahwa pikiran, emosi dan
perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi oleh
kekuatan dari luar dirinya yang aneh.
h. Tingkat kesadaran
Kesadaran berubah: kesadaran yang tidak menurun, tidak
meninggi, tidak normal, bukan disosiasi, hal ini karena
kemampuan untuk mengadakan (relasi) dan pembatasan (limitasi)
terhadap dunia luar (di luar dirinya) sudah terganggu dan secara
kualitas pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan.
i. Memori
Konfabulasi: ingatan yang keliru ditandai dengan pembicaraan
yang tidak sesuai kenyataan, memasukkan cerita tidak benar untuk
menutupi gangguan daya ingatnya.
j. Kemampuan penilaian
a. Gangguan ringan
b. Gangguan bermakna
k. Daya tilik
Hal-hal di luar dirinya, bilaman ia cenderung menyalahkan orang
lain/lingkungan dan ia merasa orang lain/lingkungan di luar dirinya
yang menyebabkan ia seperti ini.
Perencanaan
Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria hasil
Tujuan umum:
klien dapat
berkomunikasi
dengan baik dan
terarah
BAB III
TINJAUAN KASUS WAHAM
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
atau terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna dkk, 2007).
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen,
1998).Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI,
1994).
4.2 Saran