Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPERAWATAN HOLISTIK
GUIDED IMAGERY THERAPY (Tehnik Imajinasi Terbimbing)

Disusun Oleh:

Ahmad Jauhari Musthafa 21102185 Aliya Fatimah D. 21102188


Chesa Tri Wahyuni 21102199 Ellen Rizkia C. D. 21102201
Khoibin Mahmud 21102209 Lailatul Faizah 21102210
Mega Marita Putri 21102213 Muh. Anwar Noris 21102218
Riko Gunawan 21102226 Siti Khumairoh 21102230
Umi Muniro 21102237 Qurrutul Mutmainah 21102241

Dosen Pengampu :
Roby Aji Permana, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
dr. SOEBANDI JEMBER 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan manusia
meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta bidang-
bidang lain membawa pengaruh tersendiri bagi perkembangan manusia.
Kehidupan yang semakin sulit dan komplek serta semakin bertambah
stresor psikososial akibat budaya masyarakat yang semakin modern,
menyebabkan manusia tidak dapat menghindari tekanan-tekanan
kehidupan yang mereka alami(Saseno, 2001).
Pikiran-pikiran negatif akan adanya kemungkinan-kemungkinan
buruk yang mungkin terjadi karena tingginya stresor dari dalam diri
seseorang akan memicu timbulnya kecemasan dan depresi pada seseorang.
Menurut Ellis (dalam Correy,1995) karena manusia sendiri yang
menciptakan pikiran serta perasaan yang terganggu maka manusia juga
memiliki kekuatan untuk mengontrol masa depan emosinya. Dengan
demikian, penggantian khayalan negatif memungkinkan pikiran dalam
keadaan positif, tubuh rileks, dan keadaan emosi yang tenang. Keadaan
tersebut akan membantu untuk menurunkan kejadian depresi pada
seseorang.
Salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mengubah bayang-
bayang negatif pada pikiran ialah dengan teknik guided imagery. Imagery
sendiri merupakan kemampuan manusia untuk mengolah dunia internal
dan eksternaltanpa menggunakan bahasa, imagery sering pula
dipertukarkan dengan istilahvisualisasi. Greenberg (2002) menggunakan
istilah imagery dan visualisasi secara bergantian. Gawain (2000)
menggunakan istilah visualisasi kreatif untuk menyebut teknik imagery
yang digabungkan dengan afirmasi dan meditasi. Setiap orang tanpa
mereka sadari banyak yang telah mempraktekkan imagery.
Jika imajinasi yang dilakukan individu sepertinya bekerja secara
tidak disadari, maka guided imagery berusaha mengarahkan imajinasi
secara sengaja untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Carter (2006)
menerapkan guided imagery untuk mengurangi tingkat stress, penyebab
dan gejala – gejala yang menyertai stres. Van tilburg, dkk (2009)
menerapkan guided imagery music untuk menggali pengalaman pasien
depresi. Kombinasi metode Alterd State of Consciousness, afirmasi dan
visualisasi digunakan untuk mengatasi obesitas (Midasari dan Prabowo,
2007). Dengan demikian, bisa dipahami bahwa guided imagery
melibatkan imajinasi dengan panduan yang ditampilkan dalam bentuk
audio – visual, dan bisa pula panduan audio dipadukan dengan musik
relaksasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Guided Imagery?
2. Apa Tujuan dari Guided Imagery?
3. Apa saja Manfaat dari Guided Imagery?
4. Apakah Indikasi dari Guided Imagery ?
5. Apa saja Teknik dari Guided Imagery?
6. Apa saja Penatalaksanaan dari Guided Imagery?
7. Apakah Prosedur dari Guided Imagery?

C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi dari Guided Imagery
2. Mengetahui Tujuan dari Guided Imagery
3. Mengetahui Manfaat dari Guided Imagery
4. Mengetahui Indikasi dari Guided Imagery
5. Mengetahui Teknik dari Guided Imagery
6. Mengetahui Penatalaksaan Guided Imagery
7. Mengetahui Prosedur dari Guided Imagery
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Guided Imagery

Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek,


tempat, peristiwa, atau situasi yang dirasakan melalui indra. Saat berimajinasi
individu dapat membayangkan melihat sesuatu, mendengar, merasakan,
mencium, dan atau menyentuh sesuatu (Snyder, 2006). Guided imagery adalah
metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan kejadian berhubungan
dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan tersebut memungkinkan
klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi (Kaplan &Sadock, 2010).
Istilah guide imagery merujuk pada berbagai teknik termasuk visualisasi
sederhana, saran yang menggunakan imaginasi langsung, metafora dan
bercerita, eksplorasi fantasi dan bermain “game”, penafsiran mimpi, gambar,
dan imajinasi yang aktif dimana unsur-unsur ketidaksadaran dihadirkan untuk
ditampilkan sebagai gambaran yang dapat berkomunikasi dengan pikiran
sadar (Academic for Guide Imagery, 2010).
Guided imagery mempunyai elemen yang secara umum sama dengan
relaksasi, yaitu sama - sama membawa klien kearah relaksasi. Guided imagery
menekankan bahwa klien membayangkan hal-hal yang nyaman dan
menenangkan. Penggunaan guided imagery tidak dapat memusatkan perhatian
pada banyak hal dalam satu waktu oleh karena itu klien harus membayangkan
satu imajinasi yang sangat kuat dan menyenangkan (Brannon & Feist, 2000).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa guided imagery
merupakan teknik untuk menuntun individu dalam membayangkan sensasi apa
yang dilihat, dirasakan, didengar, dicium, dan disentuh tentang kondisi yang
santai atau pengalaman yang menyenangkan untuk membawa respon fisik
yang diinginkan (sebagai pengurang stres, kecemasan, dan nyeri).
2.2 Macam Teknik Guided Imagery
Berdasarkan pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik
imajinasi terbimbing (holistic-online.2006) :
1. Guided Walking Imagery
Teknik ini ditemukan oleh psikoleuner. Pada teknik ini pasien dianjurkan
untuk mengimajinasikan pemandangan standar seperti padang rumput,
pegunungan, pantai dll. kemudian imajinasi pasien dikaji untuk
mengetahui sumber konflik.
2. Autogenic Abeaction
Dalam teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku
negatifyang ada dalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan
secaraverbal tanpa batasan. Bila berhasil akan tampak perubahan dalam
halemosional dan raut muka pasien.
3. Covert sensitization
Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement yang menyimpulkan
bahwa proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang
sama dalam modifikasi perilaku.
4. Covert Behaviour Rehearsal
Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping
yang dia inginkan. Teknik ini lebih banyak digunakan.

2.3 Tujuan Guided Imagery

Guided Imagery atau imajinasi terbimbing merupakan penciptaankesan


dalam pikiran klien, dan dapat berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga
secara bertahap dapat menurunkan persepsi terhadap nyeri. Sehingga memiliki
tujuan, yaitu:
1. Untuk memelihara kesehatan atau relaks melalui komunikasi dalam
tubuhmelibatkan semua indra (visual, sentuhan, penciuman, penglihatan,
dan pendengaran) sehingga terbentuklah keseimbangan antara pikiran,
tubuh, dan jiwa.
2. Dapat mempercepat penyembuhan yang efektif dan membantu
tubuhmengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan
asma.
3. Untuk mengurangi tingkat stres, penyebab, dan gejala-gejala
yangmenyertai stress
4. Guided imagery music dapat untuk menggali pengalaman pasien depresi.

2.4 Manfaat Guided Imagery

Guided imagery merupakan salah satu jenis teknik relaksasi sehingga


manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik
relaksasi yang lain. Para ahli dalam bidang teknik guided imagery berpendapat
bahwa imajinasi merupakan penyembuh yang efektif yang dapat mengurangi
nyeri, kecemasan, mempercepat penyembuhan dan membantu tubuh
mengurangi berbagai macam penyakit. Guided imagery telah menjadi terapi
standar untuk mengurangi kecemasan dan memberikan relaksasi pada orang
dewasa atau anak-anak, dapat juga untuk mengurangi nyeri kronis, tindakan
prosedural yang menimbulkan nyeri, susah tidur, mencegah reaksi alergi, dan
menurunkan tekanan darah (Snyder, 2006).
Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari menerapkan prosedur guided
imagery, berikut ini manfaat dari guided imagery menurut Townsend (1977):
1. Mengurangi stress dan kecemasan
2. Mengurangi nyeri
3. Mengurangi efek samping
4. Mengurangi tekanan darah tinggi
5. Mengurangi level gula darah (diabetes)
6. Mengurangi alergi dan gejala gangguan pernapasan
7. Mengurangi sakit kepala
8. Mengurangi biaya rumah sakit
9. Meningkatkan penyembuhan luka dan tulang
2.5 Indikasi Guided Imagery

Dossey, et al (dalam Potter & Perry, 2009) menjelaskan aplikasi klinis


guided imagery yaitu sebagai penghancur sel kanker, untuk mengontrol dan
mengurangi rasa nyeri, serta untuk mencapai ketenangan dan ketentraman.
Guided imagery juga membantu dalam pengobatan: seperti asma, hipertensi,
gangguan fungsi kandung kemih, sindrom pre menstruasi, dan menstruasi.
selain itu guided imagery juga digunakan untuk mereduksi nyeri luka bakar,
sakit kepala migraine dan nyeri pasca operasi (Brannon & Feist, 2000).
Indikasi dari guided imagery adalah semua pasien yang memiliki pikiran
negatif atau pikiran menyimpang dan mengganggu perilaku (maladaptif).
Misalnya: over generalization, filter mental, stress, cemas, depresi, nyeri,
hipokondria, loncatan kesimpulan dan lain-lain.

2.6 Pelaksanaan guided imagery

Guided imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayal tempat dan


kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan
tersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi
(Kaplan & Sadock, 2010 dalam Novar enta, 2013). Guided imagery
mempunyai elemen yang secara umum sama dengan relaksasi, yaitu sama -
sama membawa klien ke arah relaksasi namun guided imagery menekankan
bahwa klien membayangkan hal-hal nyaman dan menenangkan dan tidak
dapat memusatkan perhatian pada banyak hal dalam satu waktu oleh karena
itu klien harus membayangkan satu imajinasi yang sangat kuat dan
menyenangkan(Brannon & Feist, 2000 dalam Novarenta 2013).
Menurut Snyder (2006) teknik guided imagery secara umum antara lain:
1. Membuat individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara :
a. Mengatur posisi yang nyaman (duduk atau berbaring).
b. Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu
benda di dalam ruangan.
c. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan,
napas berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap
fokus pada pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin
santai dan lebih santai.
d. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala
sampai ujung kaki.
e. Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan
pelan
2. Sugesti khusus untuk imajinasi yaitu :
a. Pikirkan bahwa seolah - olah pergi ke suatu tempat yang
menyenangkan dan merasa senang ditempat tersebut
b. Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang
dirasakan
c. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada di tempat
tersebut
d. Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan
sesuai tujuan yang akan dicapai / diinginkan).
3. Beri kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu :
a. Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini,
cara ini kapan saja anda menginginkan
b. Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda,
santai, dan membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda
senangi
4. Kembali ke keadaan semula yaitu :
a. Ketika anda telah siap kembali ke ruang dimana anda berada
b. Anda merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan anda
c. Sebelumnya anda dapat menceritakan pengalaman anda ketika
anda telah siap (Snyder, 2006).
BAB III
ANALISI JURNAL
Jurnal 1
EFEKTIFITAS GUIDED IMAGERY DAN SLOW DEEP BREATHING
TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI
Kriteria Critical Thinking
P (Patient/problem)  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas
guided imagery dan slow deep breathing terhadap
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik
pada penderita hipertensi
 Pada penelitian ini menggunakan populasi
penderita hipertensi di Desa Barat Lambongan
Kab.Kep.Selayar sebanyak 36 orang dengan
jumlah sampel dalam penelitian ini 30 responden.
I (Intervention)  Kelompok guided imagery 15 responden dan
kelompok slow deep breathing 15 responden.
Setiap kelompok mendapatkanperlakuan 15 menit
sehari sekali selama tiga hari dan dilakukan
pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah
perlakuan menggunakan spygmomanometer
aneroid.
 Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif dengan desain quasi ekperimental
menggunakan rancangan two grouppretest-postest
design.
C (Comparison)  Tujuan rancangan ini untuk membandingkan
efektifitas guided imagery dan slow deep
breathing terhadap penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi
O (Outcome)  Hasil penelitian dengan uji beda antara kelompok
perlakuan guided imagery dan slow deep
breathing menggunakan uji two sampel
independent t-test didapatkan nilai P = 0,297
(sistolik) dan P = 0,597 (diastolik), P > 0,05 yang
berarti tidak ada perbedaan yang signifikan dari
tekanan darah sistolik dan diastolik antara
kelompok perlakuan guided imagery dan slow
deep breathing. Guided imagery dan slow deep
breathing terbukti sama-sama efektif menurunkan
tekanan darah penderita hipertensi.
 Hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara guided
imagery dan slow deep breathing, hal ini
dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi
diantaranya pada kelompok perlakuan guided
imagery beberapa responden sulit untuk fokus
pada imajinasi sehingga yang berpengaruh hanya
pada saat relaksasi nafas dalam dan fakor
lingkungan yang kurang mendukung. Pada
kelompok perlakuan slow deep brathing beberapa
responden mengeluhkan rasa tidak nyaman pada
perut saat menahan nafas.
T (Time)  Bulan Juni Tahun 2022
Jurnal 2

TERAPI GUIDE IMAGERY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN


PASIEN PREOPRASI SECTIO CAESAREA

Kriteria Critical Thinking


P (Patient/problem)  Tujuan penelitian untuk mengetahui dampak
terapib guide imagery terhadap penurunan
kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea
 Populasinya adalah pasien yang akan
dilakukan tindakan sectio caesarea, jumlah

26 sampel dengan teknik insidental sampling


I (Intervention)  Analisis data menggunakan uji paired samples
t test dan didapatkan nilai hitung 3,820, SD
1,625 dan range antara 2,736-8,802. Rerata
tingkat kecemasan pre-test sebesar 20,22,
rerata post test sebesar 14,55 dengan nilai beda
-5,67 dan p value 0,000 artinya ada pengaruh
terapi relaksasi guide imagery terhadap
penurunan kecemasan
 Jenis penelitian adalah quasi eksperimen
dengan rancangan one group pre and post
test design
C (Comparison)  tingkat kecemasan pretest sebesar 20,22, rerata
posttest sebesar 14,55 dengan nilai beda -5,67,
thitung 3,820, SD 1,625 dan range antara
2,736-8,802 dengan p value 0,000 artinya ada
pengaruh terapi relaksasi guide imagery
terhadap penurunan kecemasan pasien
preoperasi.

O (Outcome)  Hasil penelitian menunjukkan sebelum


 diberikan terapi relaksasi guide imagery
 responden terbanyak memiliki tingkat
kecemasan
 yang tergolong ringan, yaitu sebanyak 13
responden (50%).
 Berdasarkan data penelitian, pasien yang
kecemasan yang tergolong ringan, yaitu
sebanyak
14 responden (53,8%) dan setelah dilakukan
 intervensi teknik relaksasi guide imagery,
mayoritas responden menunjukkan tidak ada
gejala kecemasan yaitu sebanyak 13 responden
(50%.
T (Time)  Pada bulan November 2017
Jurnal 3

EFEKTIVITAS PENERAPAN GUIDED IMAGERY TERHADAP


PENURUNAN RASA NYERI PASIEN GASTRITIS

Kriteria Critical Thinking


P (Patient/problem)  Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi
pengaruh guide imagery terhadap penurunan
rasa nyeri pada pasien gastritis.
 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien gastritis yang di rawat inap di RSU
Royal Prima Medan . Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 85 responden.
I (Intervention)  Skala nyeri pasien gastritis di RSU Royal
Prima Sebelum intervensi guide imagery
mayorritas merasakan nyeri sedang sekitar
55,29 %, nyeri ringan 37,65 % dan nyeri berat
7,06%. Sedangkan sesudah intervensi
mayoritas pasien merasakan penurunan nyeri
mayoritas menjadi nyeri ringan 89,41 % dan
nyeri sedang 10,59 %
 Desain penelitian kuantitatif dengan survey
analitik yang melalui pendekatan cross
sectional.
C (Comparison)  Bahwa guided imagery memiliki pengaruh
terhadap penurunan rasa nyeri pada pasien
gastritis yang dilihat dari uji bivariate dengan
paired t test dengan nilai sig. (2- tailed) 0,000
<0,05 yang menyatakan bahawa terdapat
perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah
intervensi

O (Outcome)  Hasil penelitian di dapatkan pasien dengan


gastritis relatif mayoritas mengalami nyeri
yang sedang dengan persentase 55,29%, yang
mengalami nyeri ringan 37,65%, dan nyeri
berat sebanyak 7,09%.
 Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan
terdapat perbedaan skala nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi berupa guide
imagery
T (Time)  2019
Jurnal 4

STUDI LITERATUR PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON


TERHADAP TINGKAT STRES PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI

Kriteria Critical Thinking


P (Patient/problem)  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat
stres responden mengalami penurunan setelah
dilakukan intervensi relaksasi benson
dibandingkan sebelum sebelum diberi
intervensi terapi relaksasi benson.
 Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh klien
lansia yang menjalani rawat inap di RSU
Bhayangkara tebing-Tinggi pada bulan Maret
2017 sebanyak 43 orang. Jumlah sampel
sebanyak 28 lansia yang menjalani rawat inap
di RSU Bhayangkara Tebing-tinggi. Tingkat
stres lansia yang menjalani rawat inap di
Rumah Sakit
I (Intervention)  relaksasi benson dengan pengukuran stres
secara langsung yaitu dengan menggunakan
lembar observasi pengukuran tingkat stres
yang terdiri dari 14 pertanyaan yang sudah
dimodifikasi oleh peneliti.
 Jenis penelitian ini menggunakan pengukuran
stres secara langsung dengan menggunakan
lembar observasi pengukuran tingkat stres
yang diperoleh dari hasil Depression Anxiety
Stres`Scale (DASS).
C (Comparison)  Tujuan rancangan ini untuk mengetahui
pengaruh Relaksasi Benson terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Tidur pada Lansia.
O (Outcome)  Hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa
terdapat pengaruh teknik relaksasi benson
terhadap tingkat stres pada lansia yang
menjalani rawat inap di RSU Bhayangkara
Tebing Tinggi tahun 2017.
 Hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa
didapatkan hasil dari teknik relaksasi Benson
terhadap tingkat stres yang terjadi pada lansia
yang telah menjalani perawatan rawat inap.
T (Time)  Bulan Maret Tahun 2017
Jurnal 5

PENGARUH TEKHNIK GUIDE IMAGERY TERHADAP PERUBAHAN


INTENSITAS NYERI KEPALA PADA PASIEN DENGAN CEDERA KEPALA
RINGAN DI RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI

Kriteria Critical Thinking

P (Patient/problem)  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui


bagaimana pengaruh Teknik Guide
Imagery terhadap perubahan intensitas
nyeri kepala pada pasien dengan cedera
kepala ringan.

I (Intervention)  Jenis penelitian ini adalah penelitian


eksperimen dengan menggunakan
desain pre eksperimen One Group
Pretest- Posttest without control.
Populasi penelitian ini diambil
berdasarkan data yang didapat dari
survei pendahuluan angka kejadian
cedera kepala ringan di RS Dustira kota
Cimahi tahun 2019 dengan ratarata
perbulan 17 orang. Sample yan
digunakaan sebanyak 15. Instrument
penelitian adalah dengan menggunakan
Numerical Rating Scale.

C (Comparison)  tujuan dari teknik guide imagery sendiri


bukan untuk menghilangkan nyeri
sekaligus tetapi bagaiman pasien dapat
mengontrol nyerinya karena nyeri
sendiri timbul sebagai akibat kerusakan
jaringan maka sebelum jaringan itu
sembuh maka nyeri itu akan masih tetap
ada.

O (Outcome)  hasil penelitian didapatkan hasil 37 %


pasien mengalami nyeri kepala tension,
27 % migraine dan 18 % cercicogenik
dan gejala nyeri akan terus dialami oleh
pasien sampai satu tahun.9

T (Time)  Juli 2020


BAB IV

PEMBAHASAAN

1. Apakah Pengertian dari Guided Imagery?


Guided imagery merupakan teknik untuk membimbing dan mengarahkan
orang kepada imajinasi menyenangkan menggunakan audio visual
kinestetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah guided
imagery efektif untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi

2. Apa Tujuan dari Guided Imagery?


Tujuan Guided Imagery Guided Imagery atau imajinasi terbimbing
merupakan penciptaan kesan dalam pikiran klien, dan dapat berkonsentrasi
pada kesan tersebut sehingga secara bertahap dapat menurunkan persepsi
terhadap nyeri. Sehingga memiliki tujuan, yaitu: 1. Untuk memelihara
kesehatan atau relaks melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua
indra (visual, sentuhan, penciuman, penglihatan, dan pendengaran)
sehingga terbentuklah keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa. 2.
Dapat mempercepat penyembuhan yang efektif dan membantu tubuh
mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma.
3. Apa saja Manfaat dari Guided Imagery?
Manfaat Guided Imagery Guided imagery merupakan salah satu jenis
teknik relaksasi sehingga manfaat dari teknik ini pada umumnya sama
dengan manfaat dari teknik relaksasi yang lain. Para ahli dalam bidang
teknik guided imagery berpendapat bahwa imajinasi merupakan
penyembuh yang efektif yang dapat mengurangi nyeri, kecemasan,
mempercepat penyembuhan dan membantu tubuh mengurangi berbagai
macam penyakit. Guided imagery telah menjadi terapi standar untuk
mengurangi kecemasan dan memberikan relaksasi pada orang dewasa atau
anakanak, dapat juga untuk mengurangi nyeri kronis, tindakan prosedural
yang menimbulkan nyeri, susah tidur, mencegah reaksi alergi, dan
menurunkan tekanan darah (Snyder, 2006). berikut ini manfaat dari guided
imagery menurut Townsend (1977):
1. Mengurangi stress dan kecemasan
2. Mengurangi nyeri
3. Mengurangi efek samping
4. Mengurangi tekanan darah tinggi
5. Mengurangi level gula darah (diabetes)
6. Mengurangi alergi dan gejala gangguan pernapasan
7. Mengurangi sakit kepala
8. Mengurangi biaya rumah sakit
9. Meningkatkan penyembuhan luka dan tulang
4. Apakah Indikasi dari Guided Imagery ?
Indikasi Guided Imagery Dossey, et al (dalam Potter & Perry, 2009)
menjelaskan aplikasi klinis guided imagery yaitu sebagai penghancur sel
kanker, untuk mengontrol dan mengurangi rasa nyeri, serta untuk
mencapai ketenangan dan ketentraman. guided imagery juga membantu
dalam pengobatan: seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi kandung
kemih, sindrom pre menstruasi, dan menstruasi. selain itu guided imagery
juga digunakan untuk mereduksi nyeri luka bakar, sakit kepala migrain
dan nyeri pasca operasi (Brannon & Feist, 2000).
Indikasi dari guided imagery adalah semua pasien yang memiliki pikiran
negatif atau pikiran menyimpang dan mengganggu perilaku (maladaptive)

5. Apa saja Teknik dari Guided Imagery?


1. Carilah tempat yang sepi dan tenang
2. Carilah Tempat duduk atau berbaring yang nyaman, bisa kasur,
sofa atau matras

6. Apa saja Penatalaksanaan dari Guided Imagery?

Guided imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat


dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan.
Khayalan tersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau
pengalaman relaksasi.
Pelaksanaan guided imagery Guided imagery adalah metode relaksasi
untuk mengkhayal tempat dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi
yang menyenangkan. Khayalan tersebut memungkinkan klien memasuki
keadaan atau pengalaman relaksasi (Kaplan & Sadock, 2010 dalam Novar
enta, 2013). Guided imagery mempunyai elemen yang secara umum sama
dengan relaksasi, yaitu sama-sama membawa klien ke arah relaksasi
namun guided imagery menekankan bahwa klien membayangkan hal-hal
nyaman dan menenangkan dan tidak dapat memusatkan perhatian pada
banyak hal dalam satu waktu oleh karena itu klien harus membayangkan
satu imajinasi yang sangat kuat dan menyenangkan (Brannon & Feist,
2000 dalam Novarenta 2013).
7. Apakah Prosedur dari Guided Imagery?
1. Bina hubungan saling percaya
2. Jelaskan prosedur, tujuan, posisi, waktu, dan peran perawat sebagai
pembimbing
3. Duduk atau berbaring di tempat yang tenang dan nyaman
4. Melonggarkan pakaian
5. Ketika klien rileks, klien berfokus pada bayangan dan saat itu perawat
tidak perlu bicara lagi. Klien diminta untuk menutup mata atau fokus
pada suatu titik atau suatu benda di dalam, jika pikiran tidak fokus,
ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan untuk bernafas kemudian
dihembuskan
6. Guided walking imagery
BAB V

PENUTUP

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa guided imagery merupakan


teknik untuk menuntun individu dalam membayangkan sensasi apa yang dilihat,
dirasakan, didengar, dicium, dan disentuh tentang kondisi yang santai atau
pengalaman yang menyenangkan untuk membawa respon fisik yang diinginkan
(sebagai pengurang stres, kecemasan, dan nyeri). Ada berbagai macam teknik
guided imagery diantaranya Guided Walking Imagery, autogenic abeaction,
covert sensitization, covert behaviour rehearsal

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa guided imagery dapat
memberikan hasil yang baik terhadap penderita nyeri dan dapat menurunkan
tingkat stres namun pada guided imagery dan slow deep breathing tidak terdapat
perbedaan yang signifikan dikarenakan responden sulit untuk fokus.

Saran bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat sebagai pedoman untuk menambah
ilmu dan wawasan tentang kesehatan khususnya guided imagery

Bagi responden pengetahuan guided imagery perlu ditingkatkan agar dapat


meningkatkan kesejahteraan tubuh

Bagi pembaca hasil penelitian ini diharapkan pembaca dapat mengerti dan
memahami tentang guided imagery serta dapat meningkatkan pengetahuan dan
dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari hari
DAFTAR PUSTAKA

(2023) . retrieved 8 juni 2023, from

https://id.scribd.com/document/428076969/guided-imagery-docx

(2023). retrieved 8 juni 2023, from

Nafi’ah D, P SB, Mustayah. Efektifitas Guided Imagery Dan Slow Deep


Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
Rsud Dr. R. Soedarsono Pasuruan. Keperawatan Terap. 2020;06(01):1–11.

(2023). retrieved 8 juni 2023, from

http://journal.urbangreen.co.id/index.php/omnicode/article/view/98

(2023) . retrieved 8 juni 2023, from

Jurnal Penelitian Perawat Profesional Volume 3 Nomor 1, Februari 2021 e-


ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757.
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

(2023). retrieved 8 juni 2023, from

TERAPI GUIDE IMAGERY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN


PASIEN PREOPERASI SECTIO CAESAREA

Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners


Universitas Kusuma Husada

Anda mungkin juga menyukai