Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK PROFESI KEPERWATAN MEDIKAL BEDAH


KEPERAWATAN PERIOPERATIF (INTRAOPERATIF)
Oleh: Opie Dwi Agustina, 1406544721

1. Fase Intraoperatif
Perawatan dimulai ketika pasien masuk atau dipindah kebagian bedah dan berakhir
saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Lingkup aktivitas perawat adalah
memasang IV-line (infus), memberikan medikasi intravena, melakukan pemantauan
fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan
klien (menggenggam tangan klien, mengatur posisi klien). Contoh tindakan:
memberikan dukungan psikologis selama induksi anstesi, bertindak sebagai perawat
scrub, atau membantu mengatur posisi pasien di atas meja operasi dengan
menggunakan prinsip-prinsip dasar kesimetrisan tubuh. Saat pasien tiba di ruang
operasi, secara prinsip ada 3 grup tenaga yang berbeda yang mempersiapkan
perawatannya: (1) ahli anestesi atau perawat anestesia yang memberikan agens
anestetik dan membaringkan pasien dalam posisi yang tepat di ruang operasi; (2) ahli
bedah dan asisten yang melakukan scrub dan pembedahan; dan (3) perawatan
intraoperatif yang mengatur ruang operasi.
Fungsi keperawatan operatif RN First Assistent (RNFA) yaitu penanganan jaringan,
memberikan pemajanan pada daerah operasi, penggunaan instrumen, jahitan bedah
dan pemberian hemostatis. Perawat sirkulasi mengatur operasi dan melindungi
keselamatan dan kebutuhan pasien dengan memantau aktivitas anggota tim bedah dan
memeriksa kondisi di dalam ruang operasi. Perawat sirkulasi memiliki tanggung
jawab memastikan kebersihan, suhu, kelembaban dan pencahayaan, menjaga
peralatan tetap berfungsi, dan ketersediaan pembekalan materi serta keselamatan dan
kesejahteraan pasien. Aktivitas perawat scrub termasuk scrubbing untuk
pembedahan, mengatur meja steril, menyiapkan alat jahitan, ligatur dan peralatan
khusus, bantu dokter bedah drainase, spons, awasi pasien dibawah pengaruh anestesi
dan mencek alat kembali setelah operasi selesai.
A. Prinsip Umum
a. Prinsip asepsis ruangan (alat-alat bedah, seluruh sarana kamar operasi, semua
alat-alat yang dipakai, personal operasi, sandal, baju, masker dan topi)
b. Prinsip asepsis personal, sebelum operasi meliputi 3 tahap, yaitu:
- Scrubbing (cuci tangan steril)
- Gowning (teknik pemakaian gaun operasi)
- Gloving (teknik pemakaian sarung tangan steril)
c. Prinsip asepsis pasien
- Kebersihan pasien
- Desinfeksi lapangan operasi
- Tindakan drapping
d. Prinsip asepsis instrumen
Tindakan yang dapat dilakukan diantaranya yaitu perawatan dari sterilisasi
alat, mempertahankan kesterilan alat pada scat pembedahan yang digunakan
teknik-teknik tertentu tanpa singgung dan menjaga agar tidak bersinggungan
dengan benda-benda nonsteril.
B. Diagnosa Keperawatan Intraoperatif , yang mungkin terjadi :
 Risiko cedera berhubungan dengan efek anastesi, positioning, lingkungan
intraoperatif.
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka pembedahan.
 Powerlessness berhubungan dengan efek anastesi.
C. Intervensi keperawatan selama tahap intraoperatif meliputi empat (4) hal yaitu:
1. Safety management
- Pengaturan posisi pasien
- Memasang alat grounding ke pasien
- Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada klien.
- Memastikan bahwa semua peralatan telah siap
2. Monitoring fisiologis
3. Melakukan balance cairan
4. Memantau kondisi kardiopulmonal
5. Pemantauan terhadap tanda-tanda vital (vital sign)
6. Memonitoring psikologis
7. Memberikan dukungan emosional pada pasien
8. Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur indikasi
9. Mengkaji status emosional klien
10. Mengkomunikasikan status emosional klien jika ada perubahan
11. Pengaturan dan koordinasi nursing care
12. Memanage keamanan fisik pasien
13. Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis
D. Perawatan Intraoperatif, meliputi:
 Pengkajian pre-anastesi
 Positioning
 Drapping pada area pembedahan
 Monitoring hemodinamik
 Perawatan post anestesi di recovery room (RR)

REFERENSI

Barbara C L. 1989. Praktek Perawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


Carbini Monash University-Depatment of Sugery. (2012). Laparotomy. Januari 18, 2014.
www.betterhealth.vic.gov.au
Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien edisi III. Jakarta: EGC.
____________. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care
Across the Life Span. 8th Ed. USA: F.A. Davis Company.
Heisler, J. (2013). Laparotomy surgery. Januari, 19, 2014.
www.surgery.about.com/od/proceduresaz/ss/LaparotomySurge.htm
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarrth Volume 2 Edisi ke-8 .Jakarta: EGC.
Queen Elizabeth Hospital Birmingham. (2013). Laparotomy for large retroperitoneal mass:
Procedure-specific information. Januari 18, 2014. www.uhb.nhs.uk

Anda mungkin juga menyukai