Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN

KHUSUSNYA Tn. S DAN Ny. N DI RT 07 KELURAHAN


PENYENGAT RENDAH KOTA JAMBI TAHUN 2021

DOSEN PEMBIMBING :
Imelda, S.SiT, M.Bmd

Oleh :

DESMAYETTY
PO.71242200026

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


PRODI PROFESI JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS MATA KULIAH PRAKTIK ASUHAN


KEBIDANAN BERBASIS KOMUNITAS DALAM KONTEK
CONTINUITY OF CARE PADA KELUARGA
Tn. S DAN Ny. N

Laporan Individu Mata kuliah Praktik Asuhan Kebidanan berbasis Komunitas Dalam
kontek Continuity Of Care Pada Keluarga An. M dan Ny. S Ini Telah disetujui Tanggal
Februari 2021

Jambi, Februari 2021


Pembimbing Akademik

(Imelda, S.SiT.M.Bmd)
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan
laporan kelomok asuhan kebidanan Komunitas di RT 07 kelurahan penyengat rendah
Kecamatan Telanai Pura Kota jambi. Sholawat serta Salam tak lupa penulis panjatkan
kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW yang telah membawa safa’at dan
ridhonya.
Dalam penyusunan laporan kelompok ini Penulis banyak mengalami hambatan
dan kesulitan akan tetapi atas bimbingan serta arahan dari para pembimbing dan
dukungan semua sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan kelompok ini. Untuk
itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rusmimpong, S. Pd, M. Kes Selaku Di Rektur Poltekkes Kemenkes Jambi.
2. Ibu Hj. Suryani, S.Pd, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kemenkes Jambi.
3. Ibu Lia Artika Sari, M.Keb selaku Kaprodi Profesi Kebidanan Politeknik
Kemenkes Jambi.
4. Ibu Imelda, S.SiT, M.Bmd selaku pembimbing lapangan Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas.
5. Dosen TIM Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.
6. Ibu Nur Basmeli, SP selaku Lurah di Kelurahan Penyengat Rendah Kota Jambi.
7. Bapak Hafli selaku Ketua Rt. 07 Kelurahan Penyengat Rendah Kota Jambi.
8. Teman-teman mahasiswa angkatan kedua Program Studi Profesi Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes jambi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan
pemberdayaan perempuan di komunitas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Jambi, Februari 2021


Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup..............................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................................4
2.1 Konsep Dasar Kebidanan Komunitas.............................................................4
2.2 Perawatan Kesehatan Masyarakat.........................................................5
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas............................8
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................................24
3.1 Pengkajian Data..........................................................................................24
3.2 Analisa Data.................................................................................................34
3.3 Perencanaan.................................................................................................37
3.4 Pelaksanaan..................................................................................................39
3.5 Evaluasi........................................................................................................40
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................42
5.1 Kesimpulan......................................................................................................42
5.2 Saran.................................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing – masing
yang merupakan bagian dari keluarga ( Elly Dwi W, bahan ajar kebidanan
komunitas,2018 ).
Wanita dan Ibu adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan
kita. Tanpa sosok Ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Bahkan banyak
orang-orang hebat yang tidak akan pernah bisa menjadi hebat tanpa didukung
dengan sosok wanita hebat di belakangnya. Ada begitu banyak definisi dan arti
dari wanita namun semua arti dan definisi itu bersumber pada satu kesimpulan,
bahwa wanita adalah sosok yang sangat hebat terlepas dari segala kekurangan
yang dimilikinya ( Elly Dwi W, bahan ajar kebidanan komunitas,2018 ).
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas
dimana pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan bidan
untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan lansia di dalam keluarga dan
masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu berada dalam kondisi
kesehatan yang optimal. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas termasuk di
dalamnya adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan
kesehatan lansia, pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi
keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan serta pelayanan KB
( Elly Dwi W, bahan ajar kebidanan komunitas,2018 ).
Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu (prahamil, hamil,
bersalin, nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja), keluarga
(wanita dengan gangguan sistem reproduksi), masyarakat. Yang menjadi sasaran
utama adalah ibu dan anak dalam keluarga.
Keluarga Tn. S merupakan salah satu keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan. Keluarga Tn. S merupakan keluarga kecil yang sederhana. Dalam satu
rumah Keluarga Tn. S hanya ada satu KK, yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak.
Permasalahan kesehatan keluarga Tn. S yang paling menonjol adalah Ny. N
kurangnya pengetahuan tentang masa menopause.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik kebidanan komunitas mahasiswa dapat :
a. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. S khususnya tentang
menopause
b. Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga Tn. S
c. Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan
d. Menentukan antisipasi masalah
e. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi
f. Melaksanaan perencanaan yang telah dibuat
g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan

C. Manfaat
1. Keluarga
Diharapkan dapat menambah ilmu dan pemberdayaan keluarga dalam
menghadapi anggota keluarga dalam masa menopause.
2. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan antara teori yang diperoleh
di akademik dengan praktek – praktek yang dihadapkan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    Konsep Keluarga
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti
"anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah(Wikipedia, 2009).
Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2009 ), keluarga merupakan unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Sedangkan menurut Salvicion dan Ara Celis (2005), keluarga adalah dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.

a.      Struktur Keluarga


Menurut Elly dalam Asuhan Kebidanan Komunitas tahun 2018 struktur
keluarga ada beberapa macam, diantaranya :
1)      Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
dipihak ayah.
2)      Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga adalah
dipihak ibu.
3)      Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
4)      Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5)      Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suatu atau istri.

b.      Ciri-Ciri Keluarga


Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter :
1)      Terorganisasi
Adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2)      Ada keterbatasan
Adalah setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3)      Ada perbedaan dan kekhususan
Adalah setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.

c.       Bentuk-Bentuk Keluarga


1)   Nuclear Family (keluarga inti)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
2)   Extendet Family (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara misalnya: nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3)   Serial Family (Keluarga Berantai)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
2x dan merupakan satu keluarga inti.
4)   Single Family (Keluarga Duda atau Janda)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5)   Composite Family (Keluarga Berkomposisi)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
6)   Cahibitation Family (Keluarga habitas)
Adalah dua orang yang menjadi satu keluarga.

d.      Peran Keluarga


Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut :
1)      Peran Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan mencari
nafkah, pendidikan, perlindungan dan member rasa aman sebagai kepala
keluarga, sebagai kelompok masyarakat.
2)      Peran Ibu
Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai satu kelompok
dari peran sentral darianggota masyarakat dan pencari nafkah
3)      Peran Anak
Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat perkembangan
baik,fisik, mental, social , dan spiritual.

e.       Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
1)     Fungsi pengaturan seksual.
Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama maupun
maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan seksual.
2)     Fungsi Reproduksi
Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai penerus
keturunan.
3)     Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan
Yaitu memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.
4)     Fungsi Pendidikan
Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama
karena anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.
5)     Fungsi Sosialisasi
Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari kebiasaan ide-ide nilai dan
tingkah laku dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.
6)     Fungsi Toleran dan Efektif
Yaitu apabila rasa cinta kasih saying dalam keluarga dapat dirasakan oleh
semua anggota maka anggota keluarga akan merasakan kesenangan
kegembiraan dan ketentraman sehingga mereka akan kerasan tinggal dirumah
maka keluarga merupakan tempat rekreasi bagi anggota keluarga.
7)     Fungsi Ekonomi.
Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi terutama orang tua
sedangkan anggota keluarga yang lain atau anak berfungsi sebagai konsumen.
8)     Fungsi Status Sosial
Yaitu suatu dasar yang menunjukan kedudukan atau status bagi anggota nya

f.       Tugas Keluarga


Pada dasarnya ada 8 tugas pokok dalam keluarga, yaitu :
1)        Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2)        Pemeliharaan sumber-sumbr daya yang ada pada keluarga.
3)        Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4)         Sosialisasi antar anggota keluarga.
5)         Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6)         Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7)         Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8)         Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

g.      Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga


Tahap tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
1)      Tahap pembentukan kelurga
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah
tangga.
2)      Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi
penerus, melahirkan ank merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan
saat-saat yang dinantikan.
3)      Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang
kepada anak karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung pada
kedua orang tuanya dan kondisinya masih sangat lemah.
4)      Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai
bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan,
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase
ini anak sangat stress terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah
mulai menanamkan norma-norma kehidupan,norma-norma agama, norma-
norma social budaya dan sebagainya.
5)    Tahap menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari
anak untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan anak belajar secara
teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan
umum anak.
6)  Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri
tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian
antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7)   Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,
maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan
berumah tangga.
8)  Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempu kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah
suami istri berdua saja.dalam tahap ini kelurga akan merasa sepi,dan bila tidak
dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9)   Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

h.      Gambaran Keluarga Sehat


Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat
dan sejahtera. Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian upaya kesehatan
keluarga. Keluarga sehat adalah kondisi yang mendorong terwujudnya keluarga
sejahtera (Syahlan, 1996).
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukaan sebagai berikut :
1.   Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental, maupun sosial.
2.   Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan
bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
3.   Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
4.   Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
5.   Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komunitas harus mengetahui data wilayah kerjanya,
data tersebut mencakup komposisis keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat
kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan, serta masalah ibu dan anak balita.
Keberhasilan bidan yang bekerja di bidang komunitas tergantung pada peningkatan
kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.
Sasaran umum pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak dalam keluarga.
Menurut Undang-Undang No. 12 tentang Kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Didalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra
kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa diluar masa kehamilan (masa
interval) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui
peningkatan kesehatan anak di kandungan, masa bayi, masa balita, dan masa pra
sekolah (Syahlan, J.H., 1996).

B.     Manajemen / asuhan kebidanan pada keluarga


Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian
tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Simatupang
E.J, 2012, hal.7).
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab
bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki kebutuhan atau
masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana,
kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat). ( Blogspot.2011).
Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan (Varney, 2010)
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan
kebidanan dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi asuhan
kebidanan.
Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam
segala situasi. Langkah tersebut sebagai berikut :
1.   Langkah I. Identifikasi Data Dasar
Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, langkah yang
merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi masalah klien, kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data
dan pengolahan.
a.    Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi baik dari
klien, keluarganya maupun tim kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang dilakukan dalam
pengumpulan data meliputi :
1)      Wawancara
Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang dilakukan antara bidan dan klien,
keluarga maupun tim medis lain dan data yang dikumpulkan mencakup semua
keluhan klien tentang masalah yang dimiliki.
2)      Observasi dan pemeriksaan fisik
Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan
fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).
b.   Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya dikelompokkan
dalam :
1)   Data subyektif
Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat menstruasi, riwayat
persalinan, riwayat nifas dan laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan KB, latar
belakang budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan psikososial.
2)   Data obyektif
Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan keadaan
fisik obstetri.
3)   Data penunjang
Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.

2.   Langkah II. Merumuskan diagnosa/masalah actual


Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan berdasarkan
identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan diagnosa
bidan menggunakan pengetahuan profesional sebagai data dasar untuk mengambil
tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus berlandaskan ancaman
keselamatan hidup klien.

3.   Langkah III. Merumuskan diagnose/masalah potensial


Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien jika
tidak mendapatkan penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui pengamatan,
observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila tidak segera
ditangani  dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam
kehidupan klien.
4.   Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter kebidanan.
Hal ini terjadi pada penderita  gawat darurat yang membutuhkan kolaborasi dan
konsultasi dengan tenaga kesehatan yang lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap
ini, bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai kewenangannya,kolaborasi
maupun konsultasi untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Pada bagian ini pula,bidan
mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan tindakan selanjutnya yang
diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Bila klien dalam
keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap kelima.
5.   Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya,
juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang
didasari atas rasional  tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi
dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau
tidak oleh bidan.
6.   Langkah VI. Impelementasi
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim
kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,konsultasi
maupun kolaborasi,implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya
perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.

7.   Langkah VII. Evaluasi


Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.

C.     Teori yang bersangkutan dengan masalah


1.   Pengertian Menopause
Merupakan pengertian dari berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi wanita
yang ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus bulanan seiring
bertambahnya usia dan penurunan hormone. Menopause dalam bahasa biologis
merupakan akhir dari siklus kehidupan menstruasi seorang wanita yang terjadi di
pertengahan usia empat puluh tahun keatas. Selama masa transisi ini, ovarium mulai
melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara alami dari
hormon esterogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi sebagai pengawas
siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur ke dalam tuba falopi dan
mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki pengaruh
yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis
(emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi menstruasi dan
mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi.
2.   Tahap-tahap Menopause
a.    Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala yang
timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, perdarahan
haid yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid.
b.   Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause. Gejala-gejala yang
timbul pada fase peri menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan siklus
haid yang panjang. MenopauseØ Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi
estrogen dalam tubuh. Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada
menopause antara lain keringat malam hi, mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak
teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina, perubahan pada indera perasa,
gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan
kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.
3.     Gejala Menopause
      Ketidak teraturan siklus haid
      Gejolak rasa panas
      Keluar keringat dimalam hari
      Kekeringan vagina
      Sulit tidur
      Kerapuhan tulang
      Badan menjadi gemuk
      Linu dan nyeri otot sendi
      Ingatan menurun
      Kecemasan dan mudah tersinggung
      Steress
      Depresi
4.      Perubahan Yang Terjadi Saat Menopause
      Perubahan organ reproduksi
      Perubahan hormone
      Perubahan fisik
      Perubahan emosi
      Perubahan kulit
      Perubahan pada mulut
      Perubahan pada indera perasa
5.      Cara Mengatasi Menopause
  Konsumsi susu, namun jika anda tidak menyukai susu dapat diganti dengan
mengkonsumsi tahu, tempe atau sayur, tentunya dengan dosis yang lebih rendah.
Misalnya, 50 gram tempe atau 120 gram tahu yang mengandung fitoestrogen,
cukup untuk sehari.
  Dalam memasak jenis sayuran apapun jangan terlalu lama karena vitamin yang
terdapat dalam sayuran akan larut dalam air bila dimasak terlalu lama.
  Cobalah mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun atau mentega rendah
kalori untuk memasak makanan anda baik dalam menumis atau hanya
menggoreng biasa, agar tidak terlalu banyak minyak yang masuk ke dalam tubuh.
  Mengkonsumsi vitamin dengan dosis yang tepat, terutama vitamin A dan D.
Karena vitamin A dan D tidak dengan mudah dikeluarkan oleh tubuh, jika
berlebihan dapat menimbulkan racun dalam tubuh. Jangan sembarangan
mengkonsumsi vitamin A dan D. Dosisnya harus tepat, karena kedua vitamin itu
tak bisa dikeluarkan begitu saja dari dalam tubuh. Selain itu, jika terus
dikonsumsi, bisa-bisa malah menimbulkan racun di dalam tubuh.
  Minuman dan makanan yang harus dihindari untuk memperlambat datangnya
menopause antara lain kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah
dan makanan berlemak.
  Bersikap sabar dan berusaha menerima kenyataan, karena bagaimana pun,
menopause pasti akan datang. Tentu saja, anggota keluarga yang lain harus lebih
bijaksana menghadapi sikap wanita yang menopause.

6. Pengertian Rokok

Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus


dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar  kelingking dengan panjang 8-10 cm,
biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan
kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat
diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40
diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker
https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-DAN-
AKIBATNYA.html.
Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan)
dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain,
rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat
Adiktif).

7. Perokok aktif

Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap lintingan


atau gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas, daun, dan kulit
jagung. Secara langsung mereka juga menghirup asap rokok yang mereka hembuskan
dari mulut mereka. Tujuan mereka merokok pada umumnya adalah untuk
menghangatkan badan mereka dari suhu yang dingin. Tapi seiring perjalanan waktu
pemanfaatan rokok disalah artikan, sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana
untuk pembuktian jati diri bahwa mereka yang merokok adalah ”keren”.

Ciri-ciri fisik seorang perokok :

1. Gigi kuning karena nikotin.

2. Kuku kotor karena nikotin.

3. Mata pedih.

4. Sering batuk – batuk.

5. Mulut dan nafas bau rokok.

8. Perokok Pasif

Perokok Pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang menghirup asap
rokok orang lain. Telah terbukti bahwa perokok pasif mengalami risiko gangguan
kesehatan yang sama seperti perokok aktif, yaitu orang yang menghirup asap
rokoknya sendiri.
Adapun gejala awal yang dapat timbul pada perokok pasif :

a. Mata pedih

b. Hidung beringus

c. Tekak yang serak

d. Pening / pusing kepala

Apabila perokok pasif terus-menerus ”menekuni” kebiasaanya, maka akan


mempertinggi risiko gangguan kesehatan, seperti :

a. Kanker paru-paru,

b. Serangan jantung dan mati mendadak,

c. Bronchitis akut maupun kronis,

d. Emfisema,

e. Flu dan alergi, serta berbagai penyakit pada organ tubuh seperti yang disebutkan
di atas.

9. Bahan-Bahan Rokok yang Berbahaya Bagi Kesehatan

Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia berbahaya
bagi tubuh. Empat ratus diantaranya bisa berefek racun, sedangkan 40 diantaranya
bisa mengakibatkan kanker. Ini adalah sebagaian dari contoh-contohnya :

a. Nikotin

Nikotin merupakan zat yang menyebabkan adiksi (ketagihan) dengan toleransi tinggi,
yaitu semakin lama dikonsumsi semakin bertambah. Gejala-gejala ketagihan juga
terjadi pada seseorang yang mulai berhenti merokok. Memang pada awalnya nikotin
dapat merangsang kerja otak, sehingga si perokok menjadi cerdas. Namun, apabila hal
ini terjadi secara terus-menerus, maka justru akan melemahkan kecerdasan otak itu
sendiri. Hal ini diakibatkan oleh nikotin yang memacu produksi hormon adrenalin.
Terpacunya produksi hormon ini akan menyebabkan denyut jantung lebih cepat dan
jantung bekerja lebih kuat. Jantung akan memerlukan lebih banyak oksigen dari
biasanya. Otomatis, risiko terjadinya serangan jantung koroner akan lebih tinggi.  

b. Karbon monoksida (CO)

Gas berbahaya ini seharusnya hanya ada dalam pembuangan asap kendaraan. Namun,
dengan adanya sumbangan dari para perokok, gas yang juga dapat berikatan kuat
dengan haemoglobin darah ini menjadi lebih banyak di udara dan di dalam tubuh
manusia. Dengan adanya karbon monoksida (CO) yang berikatan
dengan haemoglobin darah, maka jantung seorang perokok yang memerlukan lebih
banyak oksigen ternyata mendapat oksigen lebih sedikit. Ini akan menyebabkan
bertambahnya risiko penyakit jantung dan paru-paru, serta penyakit saluran nafas.
Selain sesak nafas, batuk terus-menerus, stamina serta daya tahan tubuh si perokok
juga berangsur-angsur akan menurun. Terganggunya sistem peredaran darah normal,
yaitu dengan adanya gas karbon monoksida pada darah, juga akan mengakibatkan
rusaknya pembuluh darah sebagai distributor aliran darah. Akan terdapat endapan-
endapan lemak sehingga pembuluh darah akan tersumbat. Hal ini meningkatkan lagi
risiko terkena serangan jantung ataupun mati mendadak.

c. Tar

Tar biasanya digunakan untuk mengaspal jalan raya. Apabila terdapat pada tubuh
melalui menghisap rokok, maka secara berangsur-angsur dan pasti, akan
menyebabkan kanker. Beberapa contohnya adalah benzoa pyrene, nitrosamine, B-
naphthylamine, dan nikel.

d. DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana)

DDT merupakan racun serangga, yang biasanya digunakan untuk membunuh


nyamuk, semut, atau kecoa.

e. Aseton

Aseton adalah zat yang digunakan untuk melunturkan cat. Bisa dibayangkan
bahayanya, apabila zat ini berada dalam tubuh kita.
f. Formaldehid

Formaldehid atau lebih sering kita kenal sebagai zat formalin, digunakan untuk
mengawetkan mayat.

g. Kadmium

Kadmium adalah bahan kimia yang biasanya terdapat pada accu atau aki


kendaraan bermotor.

h. Arsenik

Seperti DDT, arsenik merupakan bahan kimia yang sering digunakan untuk
membasmi seranga-serangga pengganggu. Biasanya kutu atau serangga
sekelasnya akan mempan bila diberantas dengan arsenik ini

i. Ammonia

Ammonia merupakan bahan aktif yang terdapat dalam pembersih lantai.

j. Polonium-210

Bahan ini merupakan salah satu zat radioaktif, yaitu zat yang mampu
mengeluarkan radiasi aktif, yang bisa menyebabkan perubahan struktur dan fungsi
sel normal. Bahan -bahan radioaktif juga bisa menyebabkan kanker.

k. Hidrogen sianida

Hidrogen sianida merupakan bahan yang digunakan sebagai racun dalam bentuk
gas.

l. Vinil klorida

Zat ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.

m. Naftalena

Seperti DDT dan arsenik, bahan ini terdapat pada obat-obat pembasmi serangga.
10.    Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Rokok

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit dan bahkan bisa


menyebabkan kematian. Berikut beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh rokok,
yaitu :

a.Rambut rontok

Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan terhadap


penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut ,dll.

b. Katarak

Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu memutihnya lensa mata
yang menghalangi masuknya cahaya dan menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi
pada perokok. Rokok dapat menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara
mengiritasi mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran
darah dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan dengan degrasi
muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit mata yang tak
tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina yang disebut
Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat penglihatan di dalam mata
dan mengontrol kemampuan membaca, mengendarai mobil, mengenal wajah dan
warna dan melihat objek secara detail.

c. Kulit keriput

Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya protein yang
berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran
darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.

d. Hilangnya pendengaran

Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada dinding pembuluh


darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam. Perokok
dapat kehilangan pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau
lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau suara yang keras.
Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian tengah yang dapat mengarah kepada
kompliksi yang lebih jauh disebut Meningitis dan Paralysis wajah bagi perokok 3 kali
lebih besar dari pada orang yang tidak merokok.

e. Kanker kulit

            Merokok tidak menyebabkan melanoma (sejenis kanker kulit yang kadang-
kadang menyebabkan kematian) tetapi merokok mengakibatkan meningkatnya
kemungkinan kematian akibat penyakit tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko
menderita Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang meninggalkan bercak
merah pada kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok.

f. Caries

Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut membentuk plak yang


berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya caries, perokok berisiko
kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.

g. Enfisema

Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu pelebaran dan
rusaknya kantong udara pada paru-paru yang menurunkan kapasitas paru untuk
menghisap oksigen dan melepaskan karbondioksida. Pada kasus yang parah
digunakan Tracheotomy untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu sayatan
untuk lubang ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-
paru. Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus sehingga
mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan kesulitan bernafas.

h. Kerusakan paru

Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk. Dikarenakan
rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru dan oksigen
untuk melepas oksigen. Bila keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lendir
sehingga mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.

i. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung

Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Pemakaian
tembakau adalah salah satu faktor resiko terbesar untuk penyakit ini. Telah ditetapkan
bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam zat racun. Kemungkinan
timbulnya kanker paru dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar daripada yang
tidak merokok.

j. Osteoporosis

Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada gas
buangan mobil dan asap rokok lebih mudah terikat pada darah dari pada oksigen
sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok.
Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah
atau retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok juga menjadi lebih rentan
terhadap masalah tulang punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik
yang merokok 5 kali lebih banyak mengalami nyeri punggung setelah terjadi trauma.

k. Penyakit jantung

Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler.


Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Di
Negara yang sedang berkembang penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap
tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-
negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok menyebabkan
jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah dan meningkatkan resiko
terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya menyebabkan serangan
jantung dan stroke.

l. Tukak lambung

Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang menyebabkan tukak


lambung juga meminimalisasi kemampuan lambung untuk menetralkan asam
lambung setelah makan sehingga sisa asam akan mengerogoti dinding lambung.
Tukak lambung yang diderita para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.

m. Diskolori jari-jari

Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku yang
meninggalkan warna coklat kekuningan.
n. Kanker uterus

Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok meneyebabkan


timbulnya masalah kesuburan pada wanita dan berbagai komplikasi selama masa
kehamilan dan kelahiran bayi. Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko
kelahiran bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan masalah kesehatan
sesudahnya. Kegagalan hamil atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita
perokok. Angka yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau kematian karena
kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi abnormal karena tercemar
oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap rokok. Sindrom kematian bayi
mendadak (Sudden Infant Death) juga dihubungkan dengan pemakaian tembakau.
Tambahan pula, rokok dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan
terjadinya menopause dini.

o. Kerusakan sperma

Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada DNA-nya
sehingga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan bahwa pria yang
merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok
juga memperkecil jumlah sperma dan infertilitas (ketidaksuburan) banyak terjadi pada
perokok.

p. Penyakit Buerger

Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang
mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa perawatan akan
mengarah ke gangrene (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.

10. Cara Menghentikan Merokok dan Cara Menghindarinya

Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita menanamkan keyakinan
yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah menguntungkan diri sendiri
dan orang lain. Kita harus terbiasa untuk bersikap asertif, untuk tetap mengatakan
tidak pada rokok. Apabila telah mampu kita terapkan, maka teman sebaya atau
kelompok kita bisa dijadikan kader pendidik sebaya.
      Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan merokok
bukanlah suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan kebiasaan merokok
hari ini, maka badan akan terbebas dari nikotin dalam masa 8 jam. Setelah satu
minggu efek dari kebiasaan merokok tersebut akan hilang. Lama-kelamaan, tubuh
akan memperbaiki kerusakannya akibat tembakau dan bahan kimia lain yang pada
rokok. Menghentikan kebiasaan merokok, bisa tetap dilakukan, antara lain dengan
cara sebagai berikut.

a. Berhenti secara mendadak

b. Cara menunda secara perlahan

c. Cara mengurangi

d. Tidak mengikuti kebiasaan perokok

e. Terapi penggantian nikotin

f. Pengalihan  aktivitas

g. Menanamkan sikap asertif pada diri serta pemahaman akan dampak negatif rokok
terhadap kesehatan

h. Konsumsi makanan dengan menu seimbang

i. Membentuk kelompok sebaya

j. Senantiasa berdoa
BAB III
PROSES PEMBINAAN

A. Tinjauan Tentang Keluarga


1. Identitas Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. Samsuri

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 50 Tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Melayu

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Penghasilan Perbulan :  < 500.000  500.000-1 juta √ > 1 juta

Status Pernikahan : (M/BM/J/D), usia menikah suami: 24 th, istri: 18 th

Alamat : Rt. 07 Kelurahan Penyengat Rendah Kota Jambi

2. Anggota Keluarga
No Nama Tgl L/P Hub. Pendidikan Pekerjaan
Lahir Keluarga

1 Nurbaiti 10-06-75 P Istri SD IRT

2 Minarni 13-07-97 P Anak SMA Blm bekerja

3 Nur indah sari 25-09-02 P Anak SMA Mahasiswa

4 Wendi saputra 18-06-05 L Anak SMP Pelajar

5. Halimah 22-11-46 P Ortu SD -


3. Status Kesehatan Keluarga 1 Tahun Terakhir
No Nama Tgl L/P Penyakit yang Pekerjaan
Lahir sedang/ pernah
diderita

t.a.a

4. Kematian anggota keluarga (dalam 1 tahun terakhir)


No Nama Tgl L/P Penyebab kematian Pekerjaan
Lahir

t.a.a

5. Kesehatan akseptor KB
1. Apakah ibu menjadi akseptor KB?
√ Ya, jenis alat kontrasepsi yang digunakan : pil sejak : 15 Tahun..

 Tidak, alasan : …………….

2. Efek samping selama menggunakan alat kontrasepsi :


√ Ada, sebutkan : Haid tidak teratur Pengobatan : taa

 Tidak ada

3. Dimana mendapatkan pelayanan KB


 Dokter  RB  Polindes  Pustu

 BPM  Puskemas √  Dan lain-lain, sebutkan ..Apotek..

6. Remaja Putri (umur 10-19 tahun)


1. Apakah remaja putri pernah memeriksakan diri untuk kesehatannya
√ Pernah, dimana : puskesmas Dan apa jenis
pemeriksaannya : Hb
 Tidak pernah, alasan : …………..
2. Apakah remaja putri pernah cek HB
√ Pernah, kapan : 1 Tahun yang lalu HB: 11 gr%

 Tidak pernah

3. Kapan mendapat haid pertama


 Belum  < 10 thn √ 10-18 thn  > 18 thn

4. Jika sedang haid memakai pembalut apa : carm, softex


 Berapa kali ganti pembalut : 2-3 x/hari

 Siklus : Teratur/Tidak teratur Lamanya berapa hari : 5-7 hari

5. Adakah keluhan organ reproduksi eksterna dan interna :


 Ada, sebutkan : √ Tidak ada

6. Pemanfaatan waktu luang :


√ Membaca  Olah raga  Pengajian  Lain-lain

7. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita remaja putri


 Keputihan  Dismenore  Lain-lain

8. Pernahkan mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi


√ Pernah, tentang : dismenor, KTD  Tidak pernah

9. Sebagai remaja putri apakah anda pernah merasa tertekan dengan norma
yang berlaku
 Ada, sebutkan ……. √ Tidak ada

10. Pernahkah anda melakukan hubungan seksual sebelum menikah?


 Pernah √ Tidak pernah

11. Pernahkah anda mendengar tentang HIV/AIDS atau penyakit kelamin


lainnya?
√ Pernah, dari mana : penyuluhan, media  Tidak pernah

12. Bagaimana pendapat anda tentang pernikahan dini


 Setuju √ Tidak setuju  Tidak tahu
13. Kegiatan sosial yang pernah diikuti : remaja mesjid, PMR

7. Pra Menopause
1. Apakah ibu sudah berhenti haid :
 Ya, pada usia …. tahun √ belum

2. Keluhan yang dirasakan saat ini…


√ Ada, sebutkan sudah 2 bulan haid tidak teratur  Tidak ada

3. Apakah ibu mempunyai kegiatan/pekerjaan saat ini :


√ Ada, sebutkan : ketring  Tidak

4. Kegiatan sosial yang diikuti, sebutkan : majelis taklim, PKK, Kampung


KB

8. Kepemilikan
1. Jaminan sosial kesehatan : ada/tidak
Jenis BPJS

2. Kegiatan, jaringan sosial yang diikuti : majelis taklim, PKK, Kampung


KB
(khusus tanyakan, arisan, ambulan desa, tabungan ibu bersalin, kumpulan
donor darah, dan sebagainya yang berkaitan)

3. Informasi kesehatan pernah diperoleh dari :


√ Tahu sendiri

√ Petugas kesehatan

√ Media massa, jenis TV, internet

4. Kendaraan yang dimiliki dan dapat digunakan sewaktu-waktu :


√ Sepeda/kendaraan bermotor  Lain-lain : (sebutkan) : …………..

 Sepeda motor
 mobil
9. Kebiasaan kesehatan keluarga (tanyakan perilaku kesehatan yang sering
dilakukan oleh keluarga)
1. Gizi
a. Frekuensi makan 3 kali sehari

b. Waktu makan :

√  Teratur  Tidak teratur

c. Porsi makan :

√ 1 piring penuh  ½ piring

d. Jenis makanan :

o Makanan pokok: Nasi


o Lauk pauk : daging, ikan
o Sayuran : bayam, kangkung, dll
o Buah-buahan/selingan : √ ada  Tidak ada
Jika ada sebutkan : jeruk,
semangka, dll

e. Cara mengolah makanan :

√ sayur di potong dulu baru dicuci √ Sayur dicuci


dulu baru dipotong

Alasannya : tergantung jenis sayuran

f. Variasi menu dalam seminggu :

√ Ada  Tidak ada, alasan : ……….

g. Cara penyajian makanan :

√ Saji langsung, setelah masak

√ Sisa kelebihan makanan (dibuang, dipanaskan, langsung makan)


h. Makanan pantangan keluarga :
 Ada √ Tidak ada

Jika ada sebutkan : ………..


Alasan : ……………

i. Makanan kesukaan keluarga :

√ Ada  Tidak ada

Jika ada sebutkan : tempoyak

Alasannya : enak

j. Kebiasaan minum, keluarga :

 Ada √ Tidak ada

Bila ada sebutkan jenisnya : …………..

2. Pola kebiasaan keluarga


a. Pola istirahat : Waktu istirahat : 8 jam/hari

b. Rekreasi :

o Kesempatan untuk rekreasi : √ Ada  Tidak


o Kapan : libur sekolah
o Berapa kali dalam seminggu/sebulan/setahun : 2-3 x
c. Hygiene keluarga :

o Kebiasaan mandi : 2 kali sehari


o Menggunakan sabun mandi : √ Ya  Tidak,
alasan :
o Menggosok gigi : √ Ya, frekuensi :
2 x/hari
 Tidak, alasan : ……….
o Ganti pakaian : √  Ya, frekuensi : 2 x/hari
 Tidak, alasan : …….
o Cuci tangan sebelum makan : √ Ya  Tidak,
alasan :

3. Tanaman obat keluarga (Toga)


√ Ada, letaknya : depan rumah

 Tidak, alasannya : ………..

10. Fasilitas kesehatan/sosial yang ada di desa


 Praktek dokter swasta  Kader kesehatan
 BPM  Tabulin
 Rumah/Klinik Bersalin  Dukun urut
 PUSTU  Dasa wisma
 Puskesmas  Koperasi
 Polindes  BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim)
 Posyandu  Karang taruna
 POD  Dana sehat
 Dukun beranak (Paraji)  Ambulan desa

11. Kegiatan yang ada didesa


 Posyandu  Pengajian
 GSI  Arisan
 Karang Taruna  LKMD
 Remaja Masjid √Lain-lain : kampung KB
12. Sarana
1. Pendidikan
√ PAUD  TK  SD  SMP  SLTA
 Madrasah  Pesantren  Akademi/PT
2. Sarana Ibadah :  Mesjid/Mushola  Pura
 Gereja  Wihara
3. Sarana olah raga :  Lapangan bulu
tangkis
 Lapangan sepak bola
 Lapangan volley
 lain-lain sebutkan
Nama KK : Tn. Samsuri
Nama Istri : Ny. Minarni
Alamat : Rt. 07 Kelurahan Penyengat Rendah

A. ASPEK KESEJAHTERAAN
1. Berapa kali rata-rata dalam satu hari Ibu makan ?
a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. Tidak tentu, jelaskan .....

2. Apakah ada perbedaan menu makanan yang disediakan untuk:


Ayah : ya/tidak, jelaskan,.tidak membedakan

Ibu : ya/tidak, jelaskan, tidak membedakan

Anak laki-laki: ya/tidak, jelaskan,tidak membedakan

Anak perempuan: ya/tidak, jelaskan, tidak membedakan

3. Dalam 1 hari berapa kali ibu berganti pakaian............?


a. 1 kali, b. 2 kali c. 3 kali d. Tidak tentu,jelaskan...

4. Apakah ibu memiliki waktu istirahat yang cukup setiap harinya ?


a. Ya, kapan waktu istirahatnya : siang hari

b. Tidak, jelaskan kenapa ………………………………..

5. Apakah ibu memiliki penghasilan sendiri ?,

 Ya, Jika ya, berapa penghasilan ibu sebulannya?

a. < 500,000.- b. 500,000 – 1.000,000. c. 1 juta – 2.000,000. d.> 2 juta

 Tidak

6. Jika tidak memiliki penghasilan sendiri, Apakah penghasilan suami diserahkan

sepenuhnya kepada Ibu untuk mengelolanya?

a. Ya, berapa rata-rata sebulan Rp. 3.000.000,-


b. Tidak, jelaskan ….........................................

7. Dari penghasilan keluarga, apakah ibu sudah mengalokasikan dana untuk


kepentingan pemeliharaan kesehatan Ibu ?
a. √Sudah, berapa rata-rata per bulannya Rp. 50.000
b. Belum, mengapa ......................................
8. Apakah Ibu memiliki persiapan dana untuk pemeriksaan kehamilan dan
persalinan ?
a. Sudah, berapa dana yang telah dipersiapkan ....................................
b. √Belum, mengapa tidak sedang hamil
9. Apakah pada saat ibu menyusui bayi ada alokasi dana khusus untuk keperluan
ibu?

a. Ada, untuk keperluan apa saja, jelaskan................................

a. Tidak, alasan:
4. Apakah ibu memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendidikan oleh suami
atau keluarga ?
a. Ya, dalam bentuk apa ...............................................................
b. √Tidak, mengapa : tidak bekerja
5. Apakah ibu pernah mengalami tindakan kekerasan dalam bentuk fisik,
seperti; ditampar, dipukul, ditendang, dianiaya oleh suami ?
a. Ya, apa alasannya suami.............................................................................
b. √Tidak.
6. Apakah ibu pernah mengalami tindakan kekerasan psikis, seperti; dihina,
disudutkan atau dilecehkan oleh suami ?
a. Ya, apa alasan suami.............................................................................
b. √Tidak.
7. Apakah ibu pernah mengalami tindakan kekerasan sosial, seperti; dilarang
bergaul dengan tetangga, dilarang mengikuti kegiatan di masyarakat oleh
suami ?
a. Ya, apa alasan suami.............................................................................
b. √Tidak
B. AKSES
1. Apakah ibu mengetahui dimana saja tempat pelayanan kesehatan yang dapat
dikunjungi setiap saat ?
a. √Ya, jelaskan ...............................................................
b. Tidak, jelaskan ...........................................................
2. Dimanakah ibu memeriksakan kesehatan jika sakit ?
a. √Bidan b. Puskesmas c. Rumah Sakit d. Lainnya,
sebutkan ........Dokter Praktek...............
1. Berapa jauh tempat pelayanan kesehatan dengan tempat tinggal ibu ?
a. < 1 km b. √1 – 5 km c. 5 – 10 km d. > 10 km
2. Apakah tenaga kesehatan, misalnya Bidan desa selalu ada ditempat dan dapat
dengan mudah ditemui oleh Ibu ?
a. √Ya, jelaskan bidan tinggal di tempat
b. Tidak, jelaskan ...........................................
5. Apakah saat mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dilayani dengan baik dan
ramah oleh petugas kesehatan ?
a. √Ya, jelaskan selalu mendengarkan keluhan dengan baik
b. Tidak, jelaskan ..........................................
6. Apakah biaya pelayanan kesehatan yang ada di tempat ibu terjangku dengan
kondisi keuangan keluarga ?
a. √Ya, jelaskan : pakai BPJS
b. Tidak, jelaskan .................................................
7. Apakah pelayanan KB yang ada cukup lengkap sesuai dengan pilihan Ibu ?
a. √Ya, jelaskan ........................................................
b. Tidak, jelaskan ........................
8. Apakah harga kontransepsi yang ada terjangkau oleh kondisi keuangan Ibu ?
a. √Ya, jelaskan pakai BPJS
b. Tidak, jelaskan .......................
9. Apakah ibu memiliki jamban keluarga sendiri ?
a. √Ya, jelaskan, dibelakang rumah
b. Tidak, mengapa ...................
10. Apakah ibu dan keluarga telah memiliki tempat tinggal/rumah sendiri ?
a. √Ya, jelaskan sejak kapan : 15 tahun
b. Tidak, jelaskan .............................................
11. Apakah ibu memiliki ruang/kamar tempat istirahat sendiri bersama suami ?
a. √Ya, jelaskan : terpisah dengan anak
b. Tidak, jelaskan ............................
12. Apakah ibu memiliki tabungan sendiri ?
a. √Ya, jelaskan untuk apa jaga-jaga jika ada keperluan mendadak
b. Tidak, jelaskan mengapa ...............................
13. Apakah ibu dapat dengan mudah memperoleh pinjaman kredit untuk
peningkatan ekonomi dari pemerintah ?
a. √Ya, jelaskan untuk keperluan usaha ketring
b. Tidak, jelaskan ..............................................
14. Apakah ibu memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang
disediakan oleh pemerintah ?
a. √Ya, jelaskan : meningkatkan keterampilan
b. Tidak, jelaskan ......................................
15. Apakah ditempat ibu ada fasilitas sosial yang dapat digunakan untuk tempat
berkumpul kaum perempuan ?
a. Ya, jelaskan .......................................
b. √Tidak jelaskan,..................................

C. KESADARAN KRITIS

1. Apakah ibu mengetahui tentang adanya hak-hak perempuan atau isteri ?


a. √Ya, sebutkan contohnya mendapatkan nafkah
b. Tidak, jelaskan mengapa .............................................................
2. Apakah ibu tahu tentang hak-hak kesehatan reproduksi ?
a. √Ya, sebutkan contohnya hak ingin hamil atau tidak
b. Tidak, jelaskan mengapa .............................................................
3. Apakah ibu masih percaya bahwa kodrat perempuan adalah disekitar sumur,
kasur dan dapur ?
a. Ya, jelaskan alasannya ..........................................................
b. √Tidak, mengapa kesetaraan gender
4. Apakah ibu percaya bahwa perempuan terbuat dari tulang rusuk laki- laki?

a. √Ya, jelaskan alasannya ada dalam al-qur’an


b. Tidak, mengapa ......................................................................
5. Apakah ibu percaya jika tidak mau melayani suami dalam berhubungan intim
akan dikutuk oleh malaikat sampai subuh ?

a. √Ya, alasan ada dalam agama

b. Tidak, alasan,...........................................................................

6. Apakah ibu percaya untuk menghentikan kehamilan dapat dilakukan dengan


minum air tape, minum sprit, atau melompat-lompat setelah berhubungan
suami-isteri ?

a. √Ya, alasannya tape membuat perut panas


b. Tidak, alasannya ......................................................................
7. Apakah ibu mengetahui bahwa setiap jenis alat KB punya efek samping?

a. √Ya, jelaskan salah satu contohnya KB suntik membuat gemuk

b. Tidak, mengapa ..............................................................................

8. Apakah ibu mengetahui kapan waktunya melakukan kontrol terhadap


kehamilan ?

a. Ya, jelaskan kapan saatnya .............................................................

b. √Tidak, mengapa sudah lama jadi tidak ingat

9. Apakah ibu masih percaya terhadap mitos-mitos atau pantangan- pantangan


yang harus dihindari saat sedang hamil ?

a. √Ya, jelaskan contohnya tidak boleh duduk di depan pintu

b. Tidak, mengapa ..........................................

10. Apakah ibu masih percaya, jika seorang ibu meninggal karena melahirkan
disebut mati sahid ?
a. √Ya, jelas mengapa ada dalam agama

b. Tidak, mengapa ........................................

D. PARTISIPASI

1. Apakah ibu selalu diajak berdiskusi oleh suami dalam pengambilan


keputusan di keluarga ?
a. √Ya, sebutkan contohnya menentukan tempat sekolah
b. Tidak, mengapa .................................................................
2. Apakah ibu diberikan kesempatan oleh suami untuk mengikuti kegiatan
diluar rumah?
a. √Ya, alasannya agar dapat bersosialisasi

b. Tidak, alasannya ..........................................................

3. Apakah pendapat atau saran ibu selalu diterima atau didengar oleh suami ?

a. √Ya, sebutkan contohnya menentukan tempat anak sekolah

b. Tidak, alasannya ........................................................

4. Apakah ibu memiliki kesempatan untuk memutuskan hamil atau tidak hamil
dan jumlah anak dalam keluarga ?

a. √Ya, alasannya selalu berdiskusi

b. Tidak, alasannya ..............................................................

5. Apakah ibu selalu dilibatkan dalam kegiatan sosial di masyarakat, seperti PKK,
Posyandu ?

a. √Ya, alasannya ibu adalah kader kesehatan

b. Tidak, alasannya ...........................................................

6. Apakah ibu selalu diberikan kesempatan untuk mengajukan pendapat atau


saran-saran pada setiap kegiatan di masyarakat ?

a. √Ya, contohnya menentukan jadwal posyandu

b. Tidak, alasannya ................................................................


7. Apakah ibu mendapatkan kesempatan untuk bertanya pada bidan atau
dokter/nakes lainnya saat memperoleh pelayanan kesehatan ?

a. √Ya, contohnya menanyakan keadaan kesehatan

b. Tidak, alasannya................................................................

8. Apakah bidan atau dokter/nakes lainnya menyediakan waktu untuk


mendengarkan keluhan-keluhan yang ibu sampaikan ?

a. √Ya, contohnya mendengarkan keluhan haid tidak lancar

b. Tidak, alasannya ....................................................................

9. Pernahkah ibu diundang untuk ikut serta membahas kebijakan pembangunan di


desa Ibu ?

a. √Ya, kapan : musrembang

b. Tidak, alasannya ...........................................

10. Apakah ibu mendapatkan kesempatan untuk berpendapat ?

a. √Ya, contohnya kebutuhan di posyandu

b. Tidak, alasan ..........................................................

E. KONTROL
1. Apakah ibu memiliki kuasa untuk menentukan keputusan hamil, tidak hamil
dan menentukan berapa jumlah anak yang diinginkan di keluarga ?
a. Ya, alasannya : .............................
b. √Tidak, alasannya. berembuk
2. Apakah ibu memiliki kuasa untuk menentukan pilihan ber KB atau tidak?
b. √Ya, alasannya .........................................................
c. Tidak, alasannya ....................................................
3. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengatur hak-hak kesehatan reproduksi
ibu sendiri ?
a. √Ya, alasannya selalu berdiskusi
b. Tidak, alasannya .........................................................
4. Apakah ibu memiliki kuasa menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan
intim ketika ibu tidak siap ?
a. √Ya, alasannya dengan alasan yang tepat
b. Tidak, alasanya..........................................................
5. Apakah ibu memiliki kuasa untuk memilih sendiri pemeriksaan kehamilan dan
pertolongan persalinan ke bidan atau ke dokter ?
a. √Ya, alasannya sesuai dengan kenyamanan ibu
b. Tidak, alasannya ..................................................
6. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengatur pengelolaan penghasilan keluarga ?
a. √Ya, alasannya istri yangpintar mengatur keuangan
b. Tidak, alasannya ........................................................
7. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengatur penghasilan ibu sendiri ?
a. √Ya, alasannya uang yang ibu peroleh untuk menambah kebutuhan keluarga
b. Tidak, alasannya ...................................................................................
8. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengontrol kebijakan pembangunan di desa
ibu yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan ?
a. Ya, dalam bentuk ................................................
b. √Tidak, alasannya dilakukan bersama-sama secara musyawarah
9. Apakah ibu memiliki kuasa untuk menolak kebijakan pembangunan yang akan
merugikan kaum perempuan ?
a. Ya, alasannya ......................................................
b. √Tidak, alasannya selalu bermusyawarah

Jambi, 2021
Pewawancara

Desmayetty
B. Identifikasi, Analisis, Prioritas Masalah
1. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
a. Ancaman Kesehatan
1) Kurangnya Kesadaran tentang bahaya merokok
2) Kurangnya Pengetahuan tentang menopause

b. Situasi Krisis
Tidak ada

2. Analisa Masalah Kesehatan


No. Data Masalah kesehatan
1. Ibu tidak mengetahui Ibu tidak mengetahui tentang menopause,
tentang gejala masa tanda – tanda pre menopause, dan
menopause perubahan fisik dan psikis wanita
menopause
2. Kurangnya pengetahuan Kekurangtahuan keluarga Tn.S tentang
tentang bahaya merokok bahaya merokok terhadap masalah
kesehatan karena kebiasaan merokok dapat
menggangu kesehatan anggota keluarga.
3. Penentuan Prioritas masalah
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terhadap beberapa masalah –
masalah kesehatan yaitu :
S
U G
Masalah (Seriusness Total
(Urgency) (Growth)
)
Kurangnya Kesadaran
5 5 4 14
tentang bahaya merokok
Kurangnya Pengetahuan 5 4 4 13
tentang menopause
Penentuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah berdasarkan score tertinggi adalah :
a. Ibu tidak emngetahui tentang menopause 14
b. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok 13
4. Masalah Kesehatan Keluarga
a. Ibu tidak emngetahui tentang gejala masa menopause
b. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok
5. Perencanaan
Nama : Ny. N N0. RM : Rt 07 Penyengat rendah
Umur : 45 Tahun Tanggal : 15-02-2021
PERENCANAAN RASIONALISASI PARAF
1. Melakukan penyuluhan 1. Dengan tahunya Ny. N tentang
tentang menopouse kepada menopouse, maka ibu tidak
Ny. N khawatir dengan masalah yang
ibu hadapi saat ini seperti
kelemahan dan masalah masalah
menopause lainnya sehingga ibu
bisa siap menghadapi masa
menopouse

2. Melakukan penyuluhan
2. Dengan tahunya Tn. S dan
tentang bahaya merokok
keluarga tentang bahaya
merokok maka Tn. S akan
menyadari perilakunya yang
kurang baik, dan keluarga bisa
mengingatkan Tn. S agar dapat
mengurangi bahkan dapat
berhenti secara total.
6. Pelaksaanaan
Nama : Ny. N N0. RM : Rt 07 Penyengat rendah
Umur : 45 Tahun Tanggal : 22-02-2021
Masalah : Haid tidak teratur, suami perokok, lingkungan kurang bersih
TANGGAL NAMA
/ CATATAN PELAKSANAAN &
Pkl PARAF
:22-02-2021 1. Melakukan penyuluhan dan konseling tentang tentang
menopouse kepada Ny. N
a. Pengetian menopouse
b. Tahap-tahap menopouse
c. Gejala menopouse
d. Perubahan yang terjadi pada menopouse
e. Cara mengatasi menopouse
2. Melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok
a. Pengertian rokok
b. Alasan orang merokok
c. Pengertian rokok aktif
d. Pengertian rokok pasif
e. Bahan-bahan rokok yang berbahaya bagi
kesehatan
f. Penyakit yang ditimbulkan akibat merokok
7. Evaluasi
Nama : Ny. N N0. RM : Rt 07 Penyengat rendah
Umur : 45 Tahun Tanggal : 01-03-2021
Masalah : Haid tidak teratur, suami perokok, lingkungan kurang bersih
TANGGAL NAMA
/ EVALUASI &
Pkl PARAF
01-03-2021 1. Ibu mengetahui dan memahami tentang tentang
menopouse
g. Pengetian menopouse
h. Tahap-tahap menopouse
i. Gejala menopouse
j. Perubahan yang terjadi pada menopouse
k. Cara mengatasi menopouse
2. Ibu dan keluarga mengetahui tentang bahaya merokok
a. Pengertian rokok
b. Alasan orang merokok
c. Pengertian rokok aktif
d. Pengertian rokok pasif
e. Bahan-bahan rokok yang berbahaya bagi kesehatan
f. Penyakit yang ditimbulkan akibat merokok

A.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa tingkat pengetahuan keluarga


mengenai menopause dan kesehatan lingkungan di keluarga Tn.S RT 017/RW 007
dusun Pagedangan, Desa Wonokampir, Kecamatan Watumalang, Kabupaten
Wonosobo kurang. Setelah dilakukan scoring diketahui prioritas masalah Keluarga
Tn. S adalah kurangnya pengetahuan tentang menopause khususnya pada Ny. N.
Keluarga Tn.S diberi penyuluhan tepada tanggal 22 Februari 2021 tentang
menopause. Setelah diberi penyuluhan tentang menopause keluarga Tn.S dapat
mengerti dan memahami mengenai menopause, sehingga siap menghadapi masa
menopause.
Menopause merupakan pengertian dari berhentinya masa kesuburan dan masa
reproduksi wanita yang ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus
bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormone. Menopause dalam
bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan menstruasi seorang wanita
yang terjadi di pertengahan usia empat puluh tahun keatas. Selama masa transisi ini,
ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara
alami dari hormon esterogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi sebagai
pengawas siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur ke dalam tuba
falopi dan mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun
psikologis (emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi menstruasi dan
mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi (Maya,Fitri.2007).
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori dengan prakti
di lahan. Pengetahuan pada dasarnya datang dari pengalaman dan merupakan hasil
dari tahu seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu sehingga
pengetahuan berperan penting dalam membentuk tindakan seseorang. (Notoatmodjo,
2003). Tindakan yang dimaksud merupakan suatu tindakan dalam memberikan
rangsangan kepada keluarga yang berupa penyuluhan, agar dapat mengerti tentang
menopause, sehingga dalam hal ini pengetahuan merupakan hasil dari tahu dari
pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang didapat seseorang untuk
meningkatkan pengetahuan tentang menopause.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas secara komprehensif meliputi :
1. Pengkajian terhadap keluarga Tn.S khususnya masalah menopause
2. Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga Tn. S
3. Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan
4. Menentukan antisipasi masalah
5. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi
6. Melaksanaan perencanaan yang telah dibuat
7. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan

B. SARAN
1. Bagi keluarga
a. Sebaiknya Ny. N mengerti dan iklas dalam menghadapi masa
menopause
b. Sebaiknya keluarga Tn.S lebih memperhatikan tentang bagaimana
menghadapi masa menopause dan berniat untuk memberhentikan
merokoknya yang tidak berguna dan merusak kesehatan..
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola asuhan
kebidanan komunitas sehingga dapat mengaplikasi teori - teori yang ada
dengan keadaan yang ada di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Menopause dan cara menghadapinya.


http://id.wikipedia.org/wiki/menopause . Diakses pada: 10 Mei 2013.

Maya,Fitri, 2007.Asuhan Kebidanan Patologi.Jakarta : Pustaka Nusa Medika.

Meilani, Niken.2009.Kebidanan Komunitas.Fitrimaya:Yogyakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Retna,Eny Ambarwati.2009.Kebidanan Komunitas.ECG : Jakarta

https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-DAN-
AKIBATNYA.html

Anda mungkin juga menyukai