Anda di halaman 1dari 25

BAB III

METODA PENELITIAN

3.1 Strategi Penelitian

Penelitian kualitatif dipilih sebagai jenis penelitan yang digunakan dalam


penelitian ini. Pemilihan penelitian kualitatif disebabkan karena ada beberapa
faktor yang lebih diutamakan dalam hal penjabaran dan penjelasan suatu
fenomena yang akan diteliti. Penelitian kualitatif merupakan suatu jenis penelitian
yang hasil temuannya tidak didapat dengan proses statistik atau perhitungan
dengan rumus melainkan sebagai bentuk jenis penelitian yang memiliki tujuan
untuk menjelaskan gejala secara kontekstual dengan menggunakan peneliti
sebagai bagian alami dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif lebih
banyak menjelaskan, mendeskripsikan dan lebih banyak menganalisis dengan
menggunakan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan
proses dan makna yang didasari sudut pandang atau penilaian dari sisi subjek.
Metode penelitian kualitatif biasa disebut juga metode etnografi karena lebih
banyak bermanfaat di bidang antropologi budaya. Keadaan latar yang alami dan
sesuai dengan kondisi aslinya atau disebut sebagai metode penelitian naturalistik
juga merupakan sebutan lain dari penelitian kualitatif. Oleh karena itu, keadaan
pada saat peneliti datang ke lapangan atau objek yang akan diteliti, saat
melakukan penelitian dan berada di lapangan, dan setelah keluar dari lapangan
penelitian, keadaan objek yang diteliti akan tetap dan tidak berubah (Eko
Sugianto, 2015:8).

Metode penelitian kualitatif disebut juga sebagai penelitian naturalistik karena


penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah dengan memperhatikan
keadaan sebenarnya lokasi penelitian dengan data kualitatif, tidak menggunakan
model matematik (metode perhitungan) dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Moleong (2014) juga menjelaskan bahwa setelah melakukan analisis pada
beberapa definisi dan arti dari penelitian kualitatif kemudian dibuatlah suatu
kesimpulan yang berasal dari pokok- pokok pengertian penelitian kualitatif.
53 STIE Indonesia
54

Penelitian kualitatif dilakukan dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian


fenomenologi yaitu jenis penelitian kualitatif yang melihat dan mendengar lebih
dekat dan terperinci penjelasan dan pemahaman individual tentang pengalaman-
pengalamannya. Penelitian fenomenologi memiliki tujuan yaitu guna
menginterpretasikan serta menjelaskan pengalaman-pengalaman yang dialami
seseorang dalam kehidupan ini, termasuk pengalaman saat interaksi dengan orang
lain dan lingkungan sekitar. Dalam konteks penelitian kualitatif, kehadiran suatu
fenomena dapat dimaknai sebagai sesuatu yang ada dan muncul dalam kesadaran
peneliti dengan menggunakan cara serta penjelasan tertentu bagaimana proses
sesuatu menjadi terlihat jelas dan nyata. Pada penelitian fenomenologi lebih
mengutamakan pada mencari, mempelajari dan menyampaikan arti fenomena,
peristiwa yang terjadi dan hubungannya dengan orang-orang biasa dalam situasi
tertentu. Penelitian kualitatif termasuk dalam penelitian kualitatif murni karena
dalam pelaksanaannya didasari pada usaha memahami serta menggambarkan ciri-
ciri intrinsik dari fenomena-fenomena yang terjadi pada diri sendiri (Eko
Sugianto, 2015:13).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penjabaran metode dan


langkah-langkah yang dilakukan dengan merincikan secara eksploratif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih menggunakan metode ini
dengan bahan perimbangan bahwa fenomena yang diteliti termasuk fenomena
yang membutuhkan penggunaan pengamatan serta observasi lebih dalam dan
bukan menggunakan model angka atau statistik. Selain itu, dengan penelitian
kualitatif akan lebih mudah apabila berhadapan dengan kondisi yang nyata atau
data yang sebenarnya. Penelitian kualitatif dipilih dengan alasan karena adanya
kedekatan dan kemudahan informasi yang bisa diakses terkait penelitian. Selain
itu, alasan lainnya karena kedekatan antara peneliti dan responden maka dalam hal
penyampaian informasi akan lebih terbuka dan transparan sehingga data yang
dikumpulkan akan lebih mendalam.

STIE Indonesia
55

Penelitian kualitatif dengen pendekatan fenomenologi dipilih karena belum


banyak yang menggunakan pendeketan ini terlebih dengan tema atau masalah
yang diteliti. Selain hal itu, fenomenologi juga menjelaskan sifat fenomena,
sehingga mampu memberikan gambaran mengenai sesuatu yang apa adanya dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Fenomenologi berfokus pada bagaimana
orang mengalami fenomena tertentu, artinya orang mengalami sesuatu bukan
karena pengalaman tetapi karena fenomena yang terjadi di kehidupannya. Peneliti
ingin menggambarkan secara jelas tentang objek penelitian melalui fenomena
yang dialami para informan terkait. Fenomena yang digambarkan berdasarkan
keadaan nyata dan sebenarnya sehingga akan mampu memberikan kesan
naturalistik sesuai definisi fenomenologi. Selain itu, dengan menerapkan metode
kualitatif, data yang diperoleh akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, lebih
luas informasinya dan akan lebih bermakna. Seluruh bidang atau aspek dalam
kehidupan manusia disebut sebagai objek penelitian kualitatif. Manusia dan segala
sesuatu yang dipengaruhi oleh manusia juga dikatakan sebagai objek penelitian.
Objek ini dijelaskan sebagaimana adanya atau dalam keadaan sebenarnya,
mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi
kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya. Menekankan pada
lingkungan yang alami dan sesuai keadaan sebenarnya merupakan ciri utama
penelitan kualitatif. Alamiah dapat diartikan bahwa data yang diperoleh dengan
melakukan observasi dan analisis mendalam di tempat penelitian tersebut dibuat
(Marguerite. 2010).

Dalam metode kualitatif perlakuan terhadap orang yang berpartisipasi


diberlakukan sebagai subjek dan bukan objek penelitian. Pada tahap ini partisipan
menemukan bahwa keberadaan dirinya sangat berharga dan informasi yang
diberikan sangat bermanfaat. Pada metode kualitatif ini lebh memberikan ruang
yang besar pada partisipan. Mereka terhindar dari objektivitas peneliti yang pada
umunya hanya menjawab pertanyaan yang telah disiapkan dan memilih jawaban
yang telah disediakan. Melalu pendekatan kualitatif diharapkan mampu
memberikan penjelasan yang mendalam tentang ucapan, tulisan, atau sikapyang
dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi tertentu

STIE Indonesia
56

dalam suatu aturan konteks tertentu yang dipelajari dari sudut pandang yang utuh,
komprehensif, dan holistik. Dengan mengutamakan penjabaran secara menyelurh
baik dalam hal ucapan maupun tulisan maka akan lebih menggambarkan sisi
alami dan natural dari penelitian tersebut.

Dari penjabaran diatas, maka pendekatan kualitatif dianggap yang paling tepat
dapat menjawab permasalahan penelitian ini. Dimana metode penelitian kualitatif
dengan jenis fenomenologi ini berusaha untuk memahami peran religiusitas dalam
peningkatan akuntabilitas dan transparansi di lembaga pengelola zakat, dalam
penelitian ini di Rumah Zakat, Cabang Jakarta. Adanya pendekatan fenomenologi
juga dapat membanta dalam menggambarkan secara mendalam dan lebih rinci
tentang fenomena yang dialami oleh informan kunci sehingga masalah yang
diteliti akan menemukan hasil dan penyelesaian.

3.2 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah metode


kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yang merupakan penelitian yang
didasari dari pengalaman subjektif atau fenomenologikal yang dialami pada diri
individu. Melalui pendekatan fenomenologi dapat memungkinkan untuk
mengungkapkan konsep religiusitas yang seharusnya ada dalam diri setiap amil
pengelola lembaga zakat. Fenomenologi diartikan pula sebagai pandangan
berfikir yang menegaskan pada fokus pengalaman-pengalaman dan cerita
subjektif manusia dan interpretasi ata pelaksanaan di dunia (Moleong, 2007 :
14-15).

Metode kualitatif merupakan suatu penelitian yang memiliki tujuan untuk


memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya dilihat
dari dudut pandang perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistik. Metode kualitatif umumnya dilakukan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata - kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, L. J, 2004 :6)

STIE Indonesia
57

Menurut Saryono (2010), Penelitian kualitatif bermakna jenis penelitian yang


diperuntukkn dengan tujuan untuk menyelidiki, menemukan, mendeskripsikan,
dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat
dijelaskan, diukur atau dideskripsikan menggunakan perhitungan angka
pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
penelitian ini banyak digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti bertugas sebagai perangkat utama,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna atau temuan
dari fenomen tersebut daripada generalisasi secara umum.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai penjabaran peneliti


dalam mengkaji tentang peran religiusitas dalam peningkatan akuntabilitas dan
transparansi lembaga pengelola lembaga zakat di Rumah Zakat Jakarta Timur.
Metode kualitatif ini menghasilkan data deskriptif yang dapat dijelaskan lebih
rinci bahwa salah satu penggunaan penelitian kualitatif dimanfaatkan oleh
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian segala sesuatu dari segi prosesnya
karena dalam penelitian ini, penggunaan metode penelitian kualitatif dilakukan
dengan tujuan untuk memahami bagaimana peran religiusitas dalam
meningkatkan akuntabilitas dan transparansi lembaga pengelola zakat dengan
mengutamakan persepsinya sendiri terhadap realita atau keadaan yang
sebenarnya terjadi pada dirinya baik melalui pengalaman masa lalu, sekarang
maupun pengalaan masa depan.

Studi fenomenologi digunakan dalam melakukan penelitian ini. hal tersebut


didasari dari adanya ketertarikan peneliti utnuk mengkaji lebih mendalam
mengenai fenomena yang dialami oleh informan kunci. Metode penelitian
kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip
angka atau metode statistik. Penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk
mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan melakukan analisis pada

STIE Indonesia
58

kualitas-kualitasnya, bahkan beberapa ahli mengubah menjadi entitas-entitas


kualitatif (Mulyana, 2003 : 150).

Sedangkan menurut Miles dan Huberman seperti yang dikutip oleh Baswori
Sukidin (2002:6), penelitian kualitatif adalah conducted through an intense and
or proglonged contact with a “field” or life situation. These situation are
typically “banal” or normal ones, refrective of the everyay life individuals,
groups, societies and orgamization. Melakukan hubungan denagn intensitas
yang sering atau prolog kontak dengan cara “lapangan” atau situasi hidup,
situasi hidup “normal” mencerminkan kehidupan sehari-hari individu,
kelompok, masyarakat, organisasi. Pada penelitian kualitas seolah-olah dibuat
adanya suatu kegiatan proses berpikir induktif untuk memahami suatu
kenyataan yang ada, peneliti yang terlibat langsung dalam keadaan dan latar
belakang fenomena yang diteliti serta memfokuskan perhatian pada suatu
peristiwa kehidupan sesuai dengan konteks atau masalah yang diteliti. Thomas
Lindlof dengan bukunya “Qualitative communication research methods”
dalam kuswarno (2004) menjelaskan bahwa metode kualitatif dalam penelitian
komunikasi dengan pola fenomenologi, etnometodologi, interaksi simbolik,
etnografi dan studi budaya sering disebut sebagai paradigma interpretif.

Pada proses pengumpulan data digunakan metode penelitian kualitatif


dengan pendekatan fenomenologi. Data yang dikumpulkan dari informan kunci
lebih akurat dan valid karena sesuai dnegan fenomena yang dialami secara
langsung. Fenomenologi memiliki tujuan untuk mengetahui permasalahan atau
fenomena yang terjadi dari sudut pandang seseorang yang mengalaminya
secara langsung atau byang berhubungan dengan sifat-sifat alami pengalaman
manusia, dan makna yang melekat padanya. Fenomenologi adalah pendekatan
penelitian yang tidak menggunakan hipotesis atau dugaan sementara dalam
proses analisisnya, meskipun fenomenologi bisa pula menghasilkan sebuah
hipotesis untuk diuji lebih lanjut. Selain itu, fenomenologi tidak diawali dan
tidak memiliki tujuan untuk menguji teori melalui suatu hipotesis.

STIE Indonesia
59

3.2.1 Fenomenologi

Fenomenologi merupakan studi interpretative yang bersifat apa adanya


tentang pengalaman manusia, yang bertujuan untuk memahami dan
mennggambarkan situasi manusia, peristiwa dan pengalaman, “sebagai sesuatu
yang muncul dan hadir sehari-hari" (Von Eckartsberg, 1998: 3). Pendekatan
fenomenologi sebagai salah satu cara pembaruan untuk memandang hubungan
manusia dan lingkungan serta memepelajari kaitan hubungannya. Tantangan
besar dalam pendekatan fenomenologi yaitu penggambaran hubungan yang
erat antara manusia dengan dunia yang saling terkait dengan subjek-objek
formal. Untuk memahami hubungan antar manusia dengan dunianya. Ada
beberapa ciri-ciri pokok fenomenologis yang dilakukan oleh peneliti
fenomenologis menurut Moleong (2007:8) yaitu: (a) memperhatikan pada
kenyataan yang ada, dalam hal ini kesadaran tentang sesuatu benda secara
jelas (b) memahami arti peristiwa atau kejadian ayng terjadi dan berkaitan
dengan orang-orang yang berada dalam situasi – situasi tertentu. (c) memulai
dengan diam kemudian dilanjutkan dengan pendeskripsian secara jelas
fenomena yang dialami secara langsung.

Secara disiplin keilmuan, fenomenologi mempelajari tatanan atau struktur


pengalaman dan kesadaran seseorang. Secara harfiah, fenomenologi diartikan
sebagai sebuah studi yang mempelajari fenomena, seperti penampakan, segala
hal yang muncul dalam pengalaman kita, cara kita mengalami sesuatu, dan
makna yang kita bisa ambil dalam pengalaman kita. Fokus perhatian
fenomenologi tidak hanya sekedar fenomena yang dialami, akan tetapi
terfokus pada pengalaman sadar dari sudut pandang orang pertama atau yang
mengalaminya secara langsung (Kuswarno, 2009:22).

Kuswarno (2009:36), lebih lanjut menjelaskan mengenai penggambaran


sifat dasar penelitian kualitatif yang relevan dan akurat sehingga
menggambarkan posisi metodologis fenomenologi dan yang membedakannya
dari penelitian kuantitatif :

STIE Indonesia
60

1. Mencari lebih dalam nilai-nilai dalam pengalaman kehidupan manusia


2. Penelitian terfokus pada satu tujuan dan keseluruhan
3. Tujuan penelitian adalah menemukan makna dan hakikat dari
pengalaman yang dialami informan, bukan sekedar mencari penjelasan
atau mencari ukuran-ukuran dari realitas
4. Memperoleh gambaran kehidupan dari sudut pandang orang pertama
5. Data yang diperoleh berbentuk deskriptif dan penjabaran adalah dasar
bagi pengetahuan ilmiah untuk memahami perilaku manusia.
6. Pertanyaan yang dibuat mencerminkan kepentingan dalam keterlibatan
dan komitmen dari peneliti
7. Adanya pengalaman dan perilaku sebagai suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan, baik itu kesatuan antara subjek dan objek, maupun
antara bagian dari keseluruh

Fenomenologi dalam pelaksanaannya berusaha untuk mengungkapkan,


mempelajari serta memahami suatu fenomena yang sesuai konteksnya yang khas
dan unik yang dialami oleh individu hingga tatanan “keyakinan” individu yang
bersangkutan. Oleh karena itu, dalam memahami dam mempelajari harus didasari
oleh sudut pandang, paradigma dan keyakinan langsung dari individu yang
bersangkutan sebagai subjek yang mengalami fenomena tersebut secara langsung
(first hand experience). Dapat dikatakan pula, penelitian fenomenologi berusaha
untuk mengungkapkan dan menjabarkan makna secara psikologis dari suatu
pengalaman hidup individu terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang
mendalam dengan cara wawancara dan observasi dalam hal pengalaman
kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti (Herdiansyah, 2012).

Pada penelitian ini dilakukan pendekatan fenomenologi dengan paradigma


konstruktivis. Paradigma konstruktivis bermaksud melihat darri sudut pandang
Ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaning full action
melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial dalam
kehidupan sehari-hari yang wajar atau alamiah, dengan tujuan agar mampu

STIE Indonesia
61

memahami dan menjabarkan mengenai proses pelaku sosial yang bersangkutan


menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka.

Penelitian ini didasari dengan tujuan untuk menggambarkan secara jelas dan
lebih terperinci berdasarkan fenomena yang dialami informan mengenai
bagaimana peran religiusitas dalam peningkatan akuntabilitas dan transparansi
lembaga pengelola zakat. Seberapa pentingkah faktor religiusitas dalam
peningkatan akuntabilitas dan transparansi serta bagaimana pengaruh religiusitas
dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mengenal lembaga
pengelola zakat. Sehingga diharapkan untuk ke depannya masyarakat mampu
mempertimbangkan faktor religiusitas sebagai bentuk penilaian untuk menilai
suatu lembaga pengelola zakat yang terpercaya.

Peneliti melakukan penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian,


mendeskripsikan dan menggambarkan kenyataan yang ada serta melakukan
pendekatan terhadap sumber informasi, sehingga diharapkan data yang diperoleh
akan lebih maksimal dan sesuai dengan fenomena yang dialami oleh informan.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian diartikan sebagai suatu tempat atau wilayah dimana


penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis
mengambil lokasi di Rumah Zakat, Rukan Mitra Matraman Jl. Matraman Raya
No. 148 Blok A1 No. 5A, Jakarta Timur. Lokasi tersebut dipilih sebagai lokasi
penelitian oleh penulis dengan alasan bahwa di tempat tersebut penulis
menemukan beberapa subjek penelitian yang sesuai dengan karakteristik atau
fokus penelitian yang ingin penulis teliti serta penulis juga mendapatkan
kemudahan akses untuk mencari narasumber kunci di Rumah Zakat.

Waktu penelitian merupakan waktu yang digunakan untuk memperoleh


pemecahan masalah penelitian. Dalam hal ini peneliti menargetkan waktu 4 bulan
untuk menyelesaikan seluruh proses penelitian. Penelitian ini dilakukan pada
bulan April sampai dengan Juli 2020.

STIE Indonesia
62

3.4 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian berdasarkan Suharsimi Arikunto tahun (2016: 26)


memberikan sekat atau pembatas subjek penelitian sebagai benda, hal atau
orang yang merupakan tempat data untuk variabel penelitian ada dan yang di
permasalahkan. Dalam penelitian, data subjek penelitian sangat penting untuk
dijelaskan karena menggambarkan mengenai penelitian yang akan diteliti.

Pada istilah penelitian kualitatif subjek penelitian dikatakan dengan


sebutan informan atau narasumber, yang merupakan pihak yang memberi
informasi mengenai data-data dan informsi lain yang dibutuhkan peneliti an
terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini
informan yang dimaksud meliputi : direktur dan staf karyawan Rumah Zakat
cabang Jakarta Timur, para muzakki ataupun masyarakat. Namun, karena
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan informan
kunci maka yang dibutuhkan hanya satu informan yaitu ketua pelaksana
Rumah Zakat cabang Jakarta.

Objek penelitian yaitu sesuatu yang menjadi fokus dan pusat perhatian
pada suatu penelitian, objek penelitian biasanya menjadi tujuan utama untuk
memperoleh jawaban atau penyelesaian dari masalah yang terjadi di dalam
penelitian. Objek penelitian biasanya tertuju pada suatu pokok permasalahan
yang akan diteliti sehingga perlu untuk dicarikan solusi sebagai hasil dari
penelitain tersbeu. Sugiyono (2017:41) mengungkapkan defini dari objek
penelitian adalah “sasaran ilmiah dengan tujuan untuk memperoeleh data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan
reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu)”.

Hal lain yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah tertuju pada
fokus penelitian. Fokus penelitian sebagai acuan dalam target untuk
membatasi adanya penelitian ke variabel atau pembahasan yang lebih luas dan
mendalam karena akan mengalami hambatan. Apabila fokus dalam penelitian
maka pengamatan dan penggamabaran mengenai fenomena yang terjadi dari
STIE Indonesia
63

pengalaman seseorang akan mudah dalam memperoleh solusi dan hasil


penelitiannya. Pada penelitian ini yang menjadi fokus untuk diteliti adalah :
poin-poin penting pelaksanaan pengelolaan zakat di Rumah Zakat, mengenai
penerapan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaporan keuangan di Rumah
Zakat, serta peran religiusitas dalam meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi lembaga pengeloa zakat. Pada penelitian ini juga lebih difokuskan
tentang pengukuran serta penilaian bagaimana seseorang memandang diri
mereka sendiri kedalam beberapa aspek religiusitas yaitu, religiusitas dalam
hal pemahaman dan pengetahuan islam, religiusitas dalam hal pelaksanaan
ibadah serta religiusitas dalam literasi zakat, dan bagaimana konsep
religiusitas mereka terbentuk melalui pengalaman-pengalaman mereka
terdahulu. Sehingga mampu memberikan pengaruh yang konkret dalam
meningkatkan akuntabiilitas dan transparansi lembaga pengelola zakat.

3.5 Tahapan Penelitian

Proses penelitian kualitatif terbagai menjadi tiga tahap yaitu tahap orientasi
atau deskripsi. tahap reduksi atau fokus, dan tahap seleksi. Sugiyono juga
menjelaskan bahwa proses penelitian kualitatif bisa digambarkan sebagai
orang asing yang akan melihat pertunjukkan suatu pentas seni, orang asing itu
belum tahu apa, mengapa, dan bagaimana kesenian itu. Lalu setelah melihat,
mengamati dan menganalisis dengan seksma barulah akan tahu dan paham
(Sugiyono, 2013).

STIE Indonesia
64

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Fenomenologi

Tahapan penelitian yang dilakukan peneliti diawali dari pengamatan


terhadap fenomena yang terjadi sekitar dan terjadi dalam kehidupan peneliti.
Untuk lebih mendekatkan pada fenomena yang sering terjadi maka diambil
keutusan untuk melakukan penelitian dengan tema zakat. Karena zakat sudah
umum di masyarakat maka penulis mencoba menambahkan fenomena dan
pengalaman yang sering dialami para pengelola lembaga zakat. Penelitian
dilakuakn di lemga zakat karena bertujuan untuk lebih mengembangkan
lembaga pengelola zakat sehinggadapat memberikan pembelajaran kepada
masyarakat tentang kelebihan dari lembaga pengelola zakat.

Kemudian tahapan dilanjutkan dengan mencari telaah pustaka dari berbagai


referensi baik media cetak, elektronik serta sosial media apapun. Pencarian
telaah pustaka juga harus berdasarkan referensi yang terkait dengan penelitian
yang akan diteliti. Mencari sumber dan referensi sebanyak mungkin untuk
memberikan opsi dan masukan mengenai apa yang akan ditambahkan dalam
penelitian tersebut. Referensi buku atau media informasi lain yang tercantum
dalam penulisan penelitian kita harus dicantumkan sumber dan namanya. Hal

STIE Indonesia
65

tersebut dilakukan uuntuk menghindari adanya persepsi plagiarisme atau


mengambil karya orang lain tanpa izin.

Melalui referensi yang diperoleh sebaiknya fokus pada permasalahan yang


akan diteliti, dalam hal ini peneliti akan membahas mengenai peran religiusitas
dengan kaitannya dalam peningkatan akuntabilitas dan transparansi lembaga
pengelola zakat. Masalah yang menjadi fokus adalah seberapa besar kaitan
religiusitas dalam pengelolaan zakat. Oleh sebab itu, fokus permasalahan hanya
pada peran religiusitas tanpa perlu diperlebar ke aspek yang lain. Karena akan
mengurangi gambaran nyata fenomena dari aspek religiusitas tersebut.

Setelah fokus pada permasalahan, tahapan selanjutnya adalah


mengumpulkan data-data yang valid dan akurat dari objek yang diteliti.
Pengumpulan data-data yang dimaksud dapat berupa dokumentasi, arsip atau
dokumen manajemen serta keterangan lain yang didapat melalui media sosial
dan akun resmi lembaga pengelola zakat. Dalam penelitian ini karena
mengutamakan pada metode fenomenologi maka kegiatan wawancara
mendalam lebih difokuskan untuk memperoleh informasi yang akurat dan
sesuai dengan pengalaman fenomena yang terjadi pada informan.

Tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data sebelum analisis,


dengan cara mengelompokkan, mengklasifikan data, dan mereduksi data
sehingga menjadi satu kesatuan yang saling terhubung dan dapat dicari
pengaruhnya dengan masalah yang diteliti. Dalam analisis perlu adanya
pendalaman fenomena yang terjadi dengan cara mereview hasil wawancara
mendalam dan menemukan fenomena yang terjadi sesuai masalah tersbebut.
Kemudian, semua penjabaran dituangkan dalam pembahasan dan ditulis
sedetail mungkin untuk menemukan fenomena tersebut.

Dalam penulisan pembahasan perlu adanya temuan dari penelitian tersebut


dan harus dicantumkan berdasarkan teori atau dasar yang ada. Pembahasan
mengenai informasi fenomena yang dialami oleh informan sebaiknya

STIE Indonesia
66

dijabarkan secara merinci dan sesuai dengan data yang valid agar pada saat
menyampaikan hasil akhir akan lebih akurat.

Tahapan selanjutnya dalam menjabarkan pembahasan perlu dialkukan uji


keabsahan data. Uji keabsahan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
uji data sehingga menghindari penggunaan data yang tidak valid dalam
penelitian tersebut. Tujuan dari uji keabsahan data ini untuk memastikan
kredibilitas data yang yang diuji serta memastikan bahwa data yang peroleh
terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tahapan terakhir dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan


fenomenologi adalah menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.
Kesimpulan diambil berdasarkan kumpulan data yang diperoleh baik secara
dokumen, arsip maupun melalui keterangan langsung hasil wwancara dengan
informan kunci. Dalam penulisan kesimpulan perlu diperhatikan agar tidak
rumit dan terlalu banyak deskripsi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar
hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut dapat dipahami oleh masyarakat
luas serta menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya. Sertakan pula saran
yang disampaikan untuk pihak terkait termasuk peneliti selanjutnya agar kelak
dalam melakukan penelitian yang memiliki tema serupa akan lebih lengkap dan
lebih baik lagi.

3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian fenomenologi metode pengumpulan data yang digunakan


berfokus pada interview mendalam (in-depth interviews) dan narasi (narratives)
sebagai langkah-langkah utama dalam membuat penjelasan dan penggambaran
dari pengalaman yang pernah dialami dalam hidup. Selain menggambarkan
pengalaman hidup seseorang, perlu untuk memperoleh data melalui metode
dokumentasi (documentary methods) atau metode visual (visual methods).
Dokumentasi data dilakukan untuk memberikan bukti pada penelitian yang
dilakukan bahwa penelitian tersebut valid karena dilengkapi dengan dokumentasi
terbaru sedangkan visual methods perlu dilakukan untuk tujuan agar penelitian

STIE Indonesia
67

yang dilakukan dapat divisualisasikan dan diberikan gambaran nyata tentang


keadaan yang sebenarnya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menerapkan
metode apapun, hal tersebut tidak akan mengurasi esensi dari pengalaman serta
fenomena yang dialami, peneliti fenomenologi juga sebagai media penghubung
diantara pendapat melalui cerita dan pengalaman informan serta masyarakat luas
yang terlibat dalam fenomena tersebut (Muhammad Farid, 2018:46).

Dalam mendapatkan seumber data yang valid, akurat, terpercaya, lengkap,


detail dan terjarmin keasliannya maka peneliti harus turun langsung ke lokasi
penelitian dengan dibantu orang lain ataupun instrument serta alat utama alam
penelitian ini. Suhiyono (2013) memberikan penjelasan bahwa penelitian
kualitatif disebut sebagai bagian dari human instrumen, yang memeiliki fungsi
untuk memastikan fokus utama, mencari informan yang dijadikan sebagai sumber
perolehan data, melakukan pengumpulan data melalui dokumentasi maupun
observasi, mengecek kualitas data, menganalisis data yang diperoleh, menjelaskan
hasil analisis data, serta membuat kesimpulan atau ringkasan atas temuan yang
diperoleh dari penelitian tersebut. Peneliti sebagai salah satu alat utama yang
mempunyai tanggung jawab penting dalam proses penelitian sehingga dalam
pengambilan keputusan peneliti sangat berpengaruh terhadap penelitian yang
sedang berlangsung (Sugiyono, 2010:306).

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini dibuat menggunakan jenis data
yang diperlukan dalam pengumpulan informasi, data yang dibutuhkan berupa data
primer dan data sekunder. Kedua jenis data tersebut diperoleh dengan teknik
pengumpulan informasi yang berbeda-beda. Berikut dijelaskan metode yang
digunakan dalam pengumpulan jenis data sebagai berikut :

1. Data Primer
a. Observasi (observation)
Dalam memperoleh data primer yang menjadi data pokok dalam sebuah
penelitian untuk mengetahui permasalahn yang ada, penelitian akan dibantau
dengan menggunakan teknik pengamatan dari hasil kerja panca indra mata dan

STIE Indonesia
68

kinerja panca indra lainnya. Observasi dijelaskan sebagai salah satu teknik
dalam memeperoleh data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
ke lokasi penelitian agar melihat secara langsung realitas yang ada di
lapangan. Melalui penerapan teknik observasi, peneliti akan melakukan
kunjungan secara langsung ke lokasi penelitian di sekitar wilayah Rumah
Zakat Indonesia, Cabang Jakarta. Hal tersebut dilakukan guna memperoleh
data yang valid dan akurat sesuai realitas yang diamati oleh peneliti.

b. Wawancara Mendalam (in depth interview)


Interview atau dikenal dengan istilah wawancara merupakan suatu teknik
dalam pencarian data yang dilakukan dengan cara menjalin komunikasi secara
langsung dengan subjek, responden atau informan (Riyanto, 2010:82)
Afifuddin (2009:131) juga menjelaskan bahwa wawancara diartikan pula
sebagai metode pengambilan data dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan kepada seseorang yang menjadi informan atau responden untuk
memperoleh informasi dari jawaban atas pertanyaan tersebut. dengan
demikian itu, maka interview atau wawancara merupakan metode
pengambilan data dengan cara bertukar informasi dan pemikiran melalui tanya
jawab antara penanya dengan subyek atau responden yang akan ditanya dalam
suatu topik pembahasan tertentu.

Metode wawancara mendalam diartikan pula sebagai suatu pembicaraan


yang berbentuk pola tanya jawab yang dilakukan untuk tujuan mendapatkan
gagasan, ide, tanggapan, persepsi, perasaan, pemahaman, dan pengalaman
yang diperoleh dari informan mengenai topic atau masalah yang diteliti. Oleh
karena itu, wawancara menjadi salah satu unsur penting dalam mengumpulkan
data yang penting danvalid keasliannya. Wawancara mendalam ini merupakan
pembicaraan yang terjadi antara pihak yang bertanya dengan pihak pemberi
informasi dengan tujuan untuk memperoleh gambaran dan struktur yang
terjadi sekarang tentang orang, peristiwa, keseharian, organisasi, perasaan,
motivasi (tekad yang kuat), pengakuan dan kegelisahan.

STIE Indonesia
69

Teknik pengumpulan data dalam penelitian fenomenologi dilakukan


dengan wawancara mendalam dengan informan untuk mengungkapkan alur
kesadaran serta mengajukan pertanyaan secara lisan dan langsung (bertatap
muka) dengan informan yang telah ditetapkan. Hal tersebut dilakukan dengan
tujuan memperoleh informasi secara lengkap, mendalam, dan komprehensif
sesuai dengan tujuan penelitian, serta mencari tahu tentang topik
permasalahan yang dapat diangkat berkaitan dengan orang-orang sekitar
tempat penelitian. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang tidak
tersusun dengan rapi sesuai klasifikasi, namun lebih mencairkan suasana
wawancara yang ada dengan mengajukan pertanyaan yang ringan, saling
terikat dan sesuai dengan tema masalah. Sehingga dalam menjawab pun akan
lebih natural dan tidak dibuat-buat sehingga akan mengalir ke pertanyaan
selanjutnya yang saling terkait. Pertanyaan yang diajukan merujuk pedoman
wawancara yang ada, dan jawaban informan dijawab secara lisan dengan
diikuti makna dari ekspresi dalam setiap sesi pertanyaan. Wawancara
mendalam dilakukan oleh peneliti kepada informan kunci yang terpilih sesuai
kriteria tertentu sebagai sebuah metode dalam mengumpulkan data primer.
Pemilihan informan kunci yang terkait dengan penelitian, dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan deskripsi lengkap terkait dengan topic masalah
yang diteliti agar peneliti dapat memperoleh data yang mendukung validitas
hasil penelitian yang dilaksanakan. Sehingga akan mempermudah dalam uji
keabsahan data dan pembahasan mengenai analisis data.

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan oleh


peneliti adalah teknok wwancara mendalam. Dalam hal ini fokus dalam
wawancara mendalam adalah adanya informan kunci yang telah sebelumnya
diberikan akses untuk memberikan pertanyaan mendalam terkait topic
masalah yang diteliti. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik
wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan yakni ketua
pelaksana sekaligus staff Rumah Zakat cabang Jakarta.

STIE Indonesia
70

2. Data Sekunder
a. Dokumentasi
dalam memperoleh data sekunder yang berguna untuk melengkapi
perolehan data dalam penelitian perlu dilakukan teknik dokumentasi. Teknik
dokumentasi dilakukan untuk memberikan kelangkapan data dari hasil
wawancara dan observasi atau pengamatan langsung ke objek yang diteliti.
Dokumentasi pada umumnya berbentuk arsip, surat menyurat, gambar atau
foto, data pelengkap lainnya serta ada pula catatan lain yang berkaitan dengan
topik utama dalam penelitian. Teknik dokumentasi biasanya diperlukan untuk
memberikan gambaran penegasan bahwa penelitian yang dilakukan terjamin
keasliannya dengan mencantumkan bukti berupa gambar, video ataupun foto.
Teknik dokumentasi biasanya membutuhkan alat pendukung lainnya seperti
rekaman dan dokumentasi.

Data sekunder dijadikan sebagai data tambahan yang telah dikumpulkan


dengan tujuan selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data
sekunder biasanya dapat ditemukan dengan cepat karena bukan merupakan
data pokok. Data sekunder sebagai pelengkap dalam perluasan pembahasan di
penelitian agar yang dikaji lebih kompleks dan meluas. Data sekunder karena
merupakan data pendukung yang berfungsi sebagai pelengkap diperoleh
melalui dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
dengan cara dokumentasi, yaitu memahami dokumen yang berhubungan
dengan keseluruhan data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data-data dari
Rumah Zakat cabang Jakarta Timur, data peroleh bisa melalui website resmi,
sosial media yang ada, maupun brosur atau edaran yang secara rutin diperbarui
oleh Rumah Zakat untuk mengetahui secara detail mengenai gambaran
kegiatan, program, kinerja pengelolaan, anggota pengelola, laporan kinerja
serta laporan keuangan. Pada zaman modern saat ini dengan adanya publisitas
website yang dengan mudah bisa diakses oleh maysrakat umum maka untuk
memperoleh dokumentasi penelitian tidak menjadi hal yang sulit.

STIE Indonesia
71

b. Penelusuran Internet (Internet Searching)


Penelusuran internet merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi
atau data yang dibutuhkan dengan melakukan penelusuran data melalui media
online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas
online. Melalui internet dan jaringan online membantu peneliti dalam
memanfaatkan informasi online berupa data penelitian maupun informasi
teori, secara cepat, tepat dan dengan mudah dengan dipertanggung jawabkan
secara akademik. Penelusuran internet lebih efektif dilakukan melalui website
resmi objek yang diteliti sehingga informasi yang didapat akan lebih akurat,
valid dan terpercaya. Selain itu, melalui website resmi akan lebih jelas
mengenai penjabaran sejarah, visi dan misi serta kebutuhan data internal yang
diperoleh untuk keperluan penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti banyak mencari referensi guna mencari materi
tambahan terkait permasalahn yang akan dibahas dalam penelitian. Penelitian
dengan mengutamakn internet searching sebagai salah satu langkah dalam
pengumpulan data yaitu dengan mencari artikel, tulisan ataupun materi-materi
yang berkaitan dengan topic masalah yang sedang diteliti dengan
menggunakan media internet. Teknik ini secara umum dilakukan peneliti
terutama untuk membantu peneliti dalam menambah refernsi dan memperkaya
khazanah teoritis yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikin,
beberapa teori yang dicantumkan oleh peneliti sebagai landasan dalam
penguatan teori masalah yang diteliti dapat dipahami dengan melakukan
analisi terhadap artikel yang didapatkan dari sumber internet tersebut.
memperkaya kajian teoritis dapat dilakukan dengan mengunjungi berbagai
situs resmi ataupun website dan link yang berkaitan dengan topic
permasalahan yang dikaji dalam penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

Tujuan dari adanya penelitian fenomenologi untuk mengamati, memahami,


mennggali lebih dalam serta memberikan gambaran atas kejadian yang dialami
oleh orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu. Penelitian fenomenologi

STIE Indonesia
72

menjadi bagian dari penelitain kualitatif karena mencoba untuk mengamati


fenomena atau kejadian social yang secara natural terjadi berdasarkan kejadian
nyata sesuai yang terjadi di lapangan. Pada pendekatan fenomenologi mencoba
untuk mengerti atas makna dari kejadian atau fenomena yang saling berkaitan
antara manusia dengan keadaan yang tak menentu. Fenomenologi juga dijelaskan
sebagai fenomena yang dialami individu untuk kemudian diceritakan kembali dan
dilakukan analisis untuk menemukan suatu pembahasan yang menarik untuk
dijelaskan kembali (Moeloeng, 2011;13).

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan


metode fenomenologi data analysis atau dikenal dengan istilah FDA. Analisis data
digunakan untuk tujuan memperkecil dan membatasi penemuan-penemuan
sehingga menjadi suatu data yang teratur, terstruktur, lebih tersusun dan lebih
memiliki makna. Dengan kata lain analisis data dapat diartikan sebagai proses
penyederhanaan data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk
dipahami dan diterjemahkan agar mampu diimplementasikan.

Analisis data dapat diartikan sebagai suatu proses dalam pencarain dan
penyusunan secara berurut dan sesuai klasifikasi data yang diperoleh melalui
metode wawancara mendalam, catatan dan temuan hasil observasi di lapangan,
dokumentasi sebagai gambaran pelengkap data yang valid serta ada catatan-catatan
pengkap lainnya. Melalui analisis data tersebut data yang diperoleh dapat lebih
mudah untuk dipahami dan dalam hal analisis data akan semakin mudah untuk
menyampaikan hasil dari temuan untuk diinformasikan ke masyarakat luas. Miles
and Hubermen (Iskandar, 2008: 222-224) menjelaskan bahwa tahapan analisis terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data
Pada tahapan reduksi data peneliti akan mengumpulkan data penelitian
sebanyak mungkin melalui metode observasi, wawancara mendalam atau dari
berbagai dokumen yang berkaitan dengan subjek yang diteliti. Pada tahapan ini,
peneliti menyimpan arsip atau merekam data yang ditemukan ke dalam bentuk

STIE Indonesia
73

catatan-catatan penting yang tidak terlalu jelas deskripsinya, sehingga kemudian


catatan tersebut akan diterjemahkan untukkemudian dipisahkan dan diklasifikan
pada masing-masing data yang relevan sesuai dengan fokus masalah penelitian.
Bagi data yang tidak valid atau tidak sesuai topik permasalahan ada baiknya
dipisahkan di file terpisah agar tidak tercampur saat melakukan analisis data.
Proses reduksi data ini penting dilakukan oleh peneliti untuk memudahkan dalam
tahapan selanjutnya untuk menganalisis dari hasil data-data yang diperoleh
sehingga akan lebih mudah menjelaskan mengenai temuan dalam penelitian
tersebut.

Proses reduksi data dilakukan dengan cara meringkas, memisahkan secara


kode, menemukan tema penelitian yang difokuskan dan reduksi ata akan berjalan
selama prosespenelitian berlangsung mulai dari penelitian di lapangan sampai
pada saat laporan penelitian selesai dibuat. Reduksi data merupakan bagian dari
analisi data yang dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan hasil analisis dari
data yang tidak perlu sehingga hasil analisis akan lebih terpercaya. Reduksi data
merupakan proses menganalisis untuk yang menajamkan, mengorganisasikan
data, membuang data yang tidak dibutuhkan sehingga akan memudahkan dalam
menemukan kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan permasalahan
dalam penelitian.

2. Display Data atau Penyajian Data


Data yang telah diperoleh melalui pematan dan observasi langsung dapat
dibuat dalam bentuk matriks atau table yang berisi daftar dari klasifikasi setiap
data yang dalam penyajiannya bisa dalam bentuk bagan maupun narasi yang berisi
penjelasan deskripsi tentang data yang diperoleh. Pada penelitian kualitatif
biasanya data yang diperoleh berbentuk narasi dan terdiri dari beberapa data.
Untuk memudahkan dalam mengelompokkan data tersebut perlu dilakukan
penyajian data secara efektif dan benar. Data yang diperoleh begitu banyak dan
kompleks sehingga tidak memungkinkan untuk dijabarkan secara menyeluruh
maka dari itu perlu adanya penyajian data, yang harus dilakukan peneliti dalam
penyajian data adalah harus menguraikan dan menjabarkan secara terstruktur dan

STIE Indonesia
74

secara bersama-sama sehingga data yang diperoleh akan sistematis sesuai urutan
dan dapat menjelaskan atau menjawab topik dari permasalahan yang diteliti.

3. Mengambil Kesimpulan
Setelah penyajian data hal yang dilakukan selanjutnya menarik kesimpulan
dari analisis data-data penelitian yang dilakukan. Mengambil kesimpulan adalah
analisis lanjutan dan merupakan satu bagian dari reduksi data, dan display data
sehingga peneliti dapat menyimpulkan sesuai dengan data-data atau fakta yang
ditemukan dalam proses penelitian. Adanya kesimpulan menjadi suatu acuan
bahwa analisis yang dilakukan sudah terverifikasi karena sudah mendapatkan
temuan dan menghasilkan kesimpulan dari penelitain tersebut. Dalam mengambil
kesimpulan tidak hanya dilakukan secara cepat dan akan menyebabkan tidak
akurat melainkan perlu adanya uji kembali mnegnai keabsahan data yang analisis,
dengan cara mempertimbangkan kembali melalui pertukaran pikiran dan diskusi
dengan pihak lain, dengan menerapkan proses triangulasi sehingga kebenaran
ilmiah akan tercapai. Setelah proses tersebut dijalani maka peneliti akan
menemukan simpulan dari hasil analisis yang dilakukan dengan beberapa tahapan.
Penarikan kesimpulan tersebut dalam bentuk narasi deskriptif sebagai gambaran
dan laporan penelitian.

STIE Indonesia
75

Gambar 3.2 Skema model analisis Interaktif oleh Miles dan Huberman

Sumber: Muri Yusuf (2016: 408)

Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan fenomenologi data
analysis yang lebih mengutamakan analisis data melalui fenomena yang dialami
informan kunci. Dalam menganalisis data perlu dilakukan pengamatan yang
mendalam untuk mengkaji data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan
mengamati fenomena yang terjadi pada informan dan responden dengan
menerapkan beberapa teknik pengumpulan data yang telah dikemukakan
sebelumnya, proses analisis data diawali dari reduksi data dengan cara memilah
dan mengelompokkan data yang valid atau data yang harus dipisahkan karena
tidak dibutuhkan dengan masalah yang diteliti. Setelah reduksi data selanjutnya
data disajikan dengan menyusun data yang diperoleh kemudian dijelaskan secara
rinci dan dianalisis sehingga memberikan informasi dan jawaban atas
permasalahan yang menjadi sebab dilakukannya penelitian.

3.8 Teknik Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Zuldafrial (2012:89) “keabsahan data adalah bagian dari


persamaan konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas)
berdasarkan varian penelitian kuantitatif dan disesuaikan dengan ketentuan

STIE Indonesia
76

pengetahuan, klasifikasi, dan gambaran polanya sendiri”. Keabsahan data bisa


diperoleh dengan cara melakukan proses pengumpulan data yang tepat, cara
yang paling sering digunakan dalam keabsahan data dengan proses triangulasi.
Proses triangulasi diartikan sebagai proses untuk mengkaji data yang diperoleh
dari berbagai sumber dan referensi dengan berbagai teknik dan metode.
Teknik pemeriksaan kebenaran suatu data dengan menggunakan instrument
lain di luar dari data tersebut untuk kebutuhan membandingkan dengan data
yang diperoleh merupakan makna dari teknik triangulasi menurut Afifuddin
(2009:143). Sedangkan Patton dalam Afifuddin (2009:143) juga menyatakan
bahwa ada empat macam triangulasi sebagai teknik untuk memeriksa
keabsahan data yang diteliti, yang terdiri dari :
a) Triangulasi data
Teknik keabsahan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber
perolehan data, seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi
atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang memiliki
fenomena yang berbeda sehingga menemukan data dari sudut pandang
subjek yang berbeda. Pada teknik ini lebih ditekankan untuk menganalisis
apakah data yang diperoleh sudah valid, akurat dan terpercaya. Perlu
adanya bukti melalui dokumentasi atau laporan hasil wawancara agar data
penelitian yang diperoleh terjamin keabsahannya.

b) Triangulasi pengamat
Proses keabsahan data dilakukan dengan mengutamakan hasil
pemeriksaan dari pengamat diluar peneliti. Adaya pengamat diluar
peneliti yang ikut andil dalam membantu memeriksa kebenaran data yang
diperoleh. Sebaiknya pihak yang menjadi pengamat dalam hal ini adalah
pembimbing yang memberikan masukan dan saran mengenai keabsahan
data yang dikumpulkan. Pembimbing juga sebagai penilai dalam
memberikan pendapat jika ada data yang perlu diperbaiki atau dilengkapi
agar analisis data dilakukan secara valid.

STIE Indonesia
77

c) Triangulasi teori
Teknik keabsahan data yang berdasarkan pada perkiraan bahwa fakta
yang ditemukan dalam penelitian tidak dapat diukur tingkat
kepercayaannya hanya dengan satu teori atau lebih banyak teori lainnya.
Fakta yang ditemukan biasanya dapat dijelaskan dengan penjelasan yang
diikuti dengan perbandingan sehingga dari perbandingan tersebut dapat
diperkuat dengan triangulasi teori.

d) Triangulasi metode pengumpulan data


Menggunakan beberapa metode untuk menlakukan penelitian dan
menemukan hasil temuan dari masalah yang diteliti. Metode yang
digunakan pada umumnya berupa wawancara mendalam kepada
responden, melakukan pengamatan atau observasi serta perlu dilakukan
dokumentasi dalam mengumpulkan data.

Gambar 3.3 Metode Triangulasi

Wawancara Observasi

Dokumentasi

STIE Indonesia

Anda mungkin juga menyukai